Selasa, 24 April 2018

5 Hal yang embuat agama menjadi kacau dan hancur


Kompas, selasa, 30 mei 2017
OPINI
TRADISI KRITIS-PROFETIK BERAGAMA
Oleh :Syahrul Ramadhan 
waktu: 18: 03 WIB
Tempat: GPL
tanggal: selasa, 24 April 2018
Agama yang mempunyai nilai-nilai keluhuran , di tangan sebagian pemeluknya justru telah berubah menjadi malaikat yang selalu meniupkan terompet kematian bagi siapapun yang berbeda keyakinan. Perjuangan menegakkan agama berubah menjadi monster yang begitu menakutkan.
Konflik yang selalu berdalih dengan nama tuhan dan berlidung di balik jubah agama serta di bungkus dengan persoalan politik. Tengoklah konflik timur tengah yang tengah menghancurkan keluhuran bangsa-bangsa tersebut.
Kehendak yang mengatas namakan agama akhirnya memunculakn sebuah pertanyaan mendasar: mengapa kekerasan atas nama agama masih sangat sering terjadi? Apakah agama mengajarkan kekerasan? Dapatkah agama diandalkan untuk menyelesaikan problem2 kemanusian saat ini?
Pernyataan2 bernama gugatan seperti diatas tak sepenuhnya bisa bisa dislaahkan ditengah realitas yang menyodorkan fakta tak terbantahkan. Jawaban atas pertanyaan itu bisa iya bisa tidak.
BERGANTUNG PADA MANUSIA
 Charles kimball dlm karya “When Religion Becomes Evil ? (2003). -> menunjukan bahwa disatu pihak agama memang sering menjadi problem dalam sejarah. Namun di lain pihak bisa memeberikan nilai dan arti bagi hidup manusia. Problem tidaknya sebuah agama tidak tergantung pada agama itu sendiri tetapi pada soal agama kaitannya dengan hidup manusia. Artinya, manusialah patokan yang menentukan apakah agama itu menjadi problem atau tidak.
 Karena itu perlu di tegaskan betapapun luhur suatu ajaran agama, betapapun mulia institusinya, semua akan jadi pembusukan apabila nyata-nyata menyebabkan penderitaan. Sesungguhnya bukan agama itu penyebabnya melainkan manusia pemeluknya.
SEPERTI APAKAH TANDA-TANDA KERUSAKAN AGAMA SEHINGGA SEHINGGA BISA DICEGAH AGAR TIDAK MENJADI BENCANA ?
Ada 5 hal:
1.      1. Agama akan menjadi bencana bila pemeluk agama tersebut mengklaim kebenaran agamanya sebagai kebenaran yang mutlak dan satu-satunya. Jika ini terjadi maka pemeluknya akan berbuat apa saja untuk membenarkan dan mendukung klaim kebenarannya.
2.     2.  Ketaatan buta kepada pemimpin agama mereka. Karena itu dalam beragama pun penting mengembangkan sikap kritis dan pemahaman agama yang seimbang, tidak pincang dan melihatnya dari beberpa sudut.
3.      3.  Jika pemeluk agama mulai gandrung merindukan zaman ideal, kemudian dengan segenap cara bertekad merealisasikan cara bertekad merealisasikan zaman tersebut kedalam zaman sekarang. Ex: negara khilafah dan Gerakan Negara Islam di irak dan suriah (NIIS).
4.     4.  Apabila agama tersebut membenarkan dan membiarkan terjadinya “tujuan yang membenarkan cara”.
5.     5.  Agama akan jadi bencana jika perang suci kembali dipekikkan. Ex: tamsilnya perang salib yg begitu kejam atau serangkaian terorisme yg terjadi diindonesia.

KRISIS-PROFETIK

Ditengah persoalan yang sedemikian rumit yang membelit bangsa ini, mulai soal pengangguran, kesenjangan, kemiskinan, merebaknya gerakan2 fundamental, sudah saatnya agama mampu menyumbangkan apa yg pling dituntut utk mengatasi krisis ini. Smbangan yang paling minim yang bisa diberikan adalah tidak menuntut kebenarannya sendiri, tapi menyumbangkan kebenaran satu sama lain.
    Persoalan krusial yang sering terjadi dalam keberagaman kita adalah bahwa agama yang pada mulanya hadir sebagai roh peradaban serta tiang penyangga bagi tegaknya etika sosial, sekarang cenderung menjadi lembaga layanan ritual belakang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syarhil "NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM".

"PERSATUAN DAN KESATUAN DARI TEMA NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM” Sebagai hamba yang beriman, marilah kita tundukan kepala seraya...