Kamis, 26 Juli 2018

Nabi Sulaiman & Ratu Balqis


“NABI SULAIMAN & RATU BALQIS”
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ .  وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ.
            Sodara-sodara kaum muslimin seiman dan sekeyakinan yang berbahagia.
            Sebagai kelanjutan dari pembicaraan kita tentang serial para nabi, maka pada pertemuan kali ini kita akan membicarakan Riwayat tentang nabi sulaiman A.S. dan Ratu Balqis.
Nabi sulaiman adalah putra dari nabi daud A.S. yang nabi daud ini merupakan keturunan ke-12 dari nabi ya’qub A.S. pada diri nabi sulaiman bertemu kebesaran dunia dan kebesaran akhirat, ia beliau seorang raja, iya beliau seorang rasul, ya beliau seorang pemimpin agama, ya beliau seorang pemimpin Negara.
Alangkah idealnya memang jikalau ulama menjadi umaro dan jikalau umaro adalah seorang ulama. Dengan posisinya sebagai ulama, maka nilai kepemimpinannya terpelihara dari segala macam bentuk penyelewengan dan dengan kedudukannya sebagai umaro dia akan lebih efektif memberikan komando kepada rakyatnya untuk hidup melaksanakan perintah-perintah Allah.
Tetapi oleh karena orang yang sekaligus menjadi ulama dan umaro ini termasuk jenis mahluk langka, maka Agama hanya memberikan pesan agar yang bernama Ulama dan Umaro saling bekerja sama untuk kemaslahatan dan kemanfaatan rakyat. Ulama adalah ulama dan umaro adalah umaro.
Jikalau keduanya bisa berjalan dan berdampingan dengan baik rakyat akan jadi nikmat, tapi jikalau keduanya centang perenang tentu rakyat akan jadi kiamat adanya.
Kaum muslimin rahimakumullah.
Mengapa figur nabi sulaiman merupakan figur yang bertumpuk kekuasaan dunia dan akhirat? Kita lihat dari sejarah bahwa Allah memberikan mukjizat kepada para rasulnya biasanya sesuai dengan kecendrungan ummat yang di hadapinya pada waktu itu. Ummat yang di hadapi nabi musa A.S. adalah ummat yang senang kepada kegagahan, suka kepada bentuk badan yang kuat. Oleh karenanya mukjizat yang diberikan kepada nabi musa, berupa kekuatan baik tongkat maupun tenaganya. Sebaliknya ummat di zaman nabi isa A.S. cenderung berbangga dengan kemahirannya di bidang ilmu kedokteran dan ketabiban, maka mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada nabi isa adalah mukjizat yang bisa mengatasi semua itu sehingga nabi isa dengan izin Allah bisa menyembuhkan penyakit kusta, belang, bahkan bisa sampai menghidupkan orang mati dengan ijin Allah.
Di jaman nabi Muhammad saw. Kecendrungan ummat kepada kemampuan bersyair sehingga yang dihargai ketika itu adalah ujung tombak dan ujung pena. Ujung tombak dalam arti pahlawan perang dan ujung pena dalam arti seniman dan penyair, maka diantara mukjizat terbesar yang diberikan kepada nabi adalah Al-Quran nulkarim yang keindahan gaya bahasanya tidak seorang penyairpun sanggup menandinginya. Di jaman nabi sulaiman A.S. kebesaran  dan kemegahan dunia, kebesaran dan kekuatan menjadi ukuran kita tahu jalut yang di hadapi oleh nabi Daud adalah seorang yang bertubuh besar dan gagah perkasa yang dalam sejarah kita kenal dengan nama Goliat. Maka tidak heran kalau mukjizat yang diberikan Allah kepada nabi Sulaiman merupakan mukjizat yang bertumpu Antara kebesaran dunia dan kebesaran Akhirat. Sebagai raja dan juga sebagai nabi.
 Tetapi yang patut menjadi pelajaran bagi kita terhadap seluruh kebesaran itu nabi sulaiman berkata:
…… هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ……
Artinya: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya)”. (Qs. An-Naml: 40).
Semua ini kekuasaan dan kebesaranku kejayaan dan kekayaanku adalah anugrah tuhanku untuk menguji diriku adakah aku bersyukur karenanya atau menjadi ingkar karenanya. Alangkah baiknya jikalau ucapan nabi sulaiman ini bisa kita resapi dan kita terapkan dalam hidup dan kehidupan ini. Seorang pedagang yang berhasil berkatalah seperti perkataan nabi sulaiman, seorang pejabat dengan kedudukan tinggi berkatalah seperti perkataan nabi sulaiman, seorang ulama dengan posisinya sebagai pemimpin yang non formal berkata seperti perkataannya nabi sulaiman, seluruhnya berkata ٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي seluruhnya ini adalah karunia allah untuk mengujiku adakah aku bersyukur atau menjadi ingkar karenanya.
Inilah sekelumit tentang kebesaran nabi sulaiman A.S.  pada usia 13 tahun beliau telah mewarisi kerajaan ayahnya nabi daud. Dengan meninggalnya nabi daud A.S. dan dari sejka itu keistimewaan-keistimewaan nabi sulaiman A.S. sudah Nampak dalam kehidupan. Beberapa keistimewaan-keistimewaan bisa kita catat dari pribadi nabi sulaiman ini.
Pertama, beliau cerdik, cerdas dan bijaksana. Dan tentu saja harus begitu, kalau rasul Goblok mana ada ummat yang mau ikut. Tetapi kecerdikan serta kecerdasan dan sifat bijaksana ini Nampak dari beberapa kisah yang pernah di hadapinya. Pertama disa’at  beliau berumur 11 tahun ketika itu yang menjadi raja adalah ayahnya nabi daud. Datang mengadu seorang petani bahwa sawah ladangnya, tanaman-tanamannya yang di tanamnya habis dimakan oleh binatang ternak dari tetangga di sebelahnya. Maka ia mengajukan usul agar binatang ternak yang memakan tanaman-tanamannya itu diberikan saja kepadanya. Nabi daudpun menyetujui permintaan petani itu. Tapi nabi sulaiman berkata. “ayah maafkan saya kalo boleh saya mengajukan usul jangan seluruh binatang ternak si gembala itu diberikan kepada petani akan lebih baik kalo binatang ternak yang memakan tanaman-tanamannya itu diberikan kepada petani selama satu tahun dan apabila berkembang biak beranaka hasilnya, seluruhnya selama satu tahun itu boleh dimanfaatkan oleh petani tadi, dengan demikian saya rasa ini merupakan satu yang lebih adil ketimbang yang tadi itu”.
Keputusan nabi sulaiman ini diterima baik oleh ayahnya, oleh si petani dan oleh si gembala tadi. Pada usia sebelas tahun dia sudah menunjukan kecerdikan, kecerdasan dan sifat yang bijaksana. Contoh yang Kedua, ada dua orang ibu yang pada saat akan bekerja di lading masing-masing menaruh/meletakkan bayinya di satu tempat lalu keduannya asyik bekerja. Ketika kedua ibu itu bekerja dengan asyiknya datanglah seekor srigala menerkam salah seorang anak bayi tadi dan kemudian di bawa nya. Tinggallah anak bayi seorang.
Ketika kedua ibu tadi kembali ketempat dia meletakkan anaknya, lalu keduanya saling merebut anak yang satu itu. Jadi kasus merebut bayi rupanya memang sudah ada dari dulunya. Yang satu berkata itu anaknya yang lain mengaku itu juga anaknya. Akhirnya keduanya mengadu kepada nabi sulaiman, masing-masing ngotot tidak ada yang mau mengalah, akhirnya kata nabi sulaiman “kalo kamu berdua tidak ada yang mau mengalah, begini saja. Berikan bayi itu kepada saya akan saya belah dua supaya adil ,masing-masing kamu bedua bawa sarang sepotong. Ibu yang seorang berbinar matanya, kelihatannya gembira dengan keputusan itu, “saya setuju nabi sulaiman ini keputusan yang sangat adil, etul belah dua saja bayi itu”. Tapi, ibu yang seorang malah berurai air matanya membasahi pipinya, “ya sulaiman daripada tuan belah dua anak itu, biarlah berikan saja pada ibu yang mengaku tadi tidak sampai hati saya jika anak yang begini ini harus menjadi korban, biarlah dia di asuh oleh ibu yang mengaku tadi asal dia tetap hidup”. Nabi sulaiman tersenyum lalu berkata kepada ibu yang berurai air mata itu tadi, “ambillah anak ini buk dia benar anak ibu, sebab sekejam-kejamnya hati seorang ibu tidak akan sampai melihat anaknya di belah dua. Adapun engkau ibu yang gembira, engkau sesungguhnya ibu yang kurangajar, cuman sekedar ngaku-ngaku buktinya anak dibelah dua kamu setuju ibu macam apa kamu anak di belah dua setuju?”. Akhirnya ibu yang satu itu menerima hukuman yang setimpal Karena mengakui sesuatu yang bukan haknya.
Disini kita melihat kebijaksanaan yang dimiliki oleh nabi sulaiman A.S. bukti yang Ketiga, pada waktu beliau mengadakan jihad fisabilillah, beliau mengadakan mobilisasi dana, tidak Cuma manusia, binatang dan seluruhnya ikut memberikan sumbangan. Ketika datang gajah, gajah nyumbang kerbau. Datang kerbau nyumbang kambing. Datang kambing nyumbang ayam. Datang ayam nyumbang burung. Datang burung nyumbang balang. Datang balang nyumbang semut. Gajah yang nyumbang kerbau ketawa lihat balang nyumbang semut, “hay balang nabi sulaiman  mau kamu berikan semut untuk apa kayak gitu kecilnya, liatin dong saya nyumbang kebo” kata gajah. Nabi sulaiman tersenyum seraya bersabda:
اَلْهَدِىَّهُ بِاالْقَدْرِ الْمُقْدِ
Pemberian itu sesuai kemampuan yang memberi”.
Kalau gajah nyumbang kerbau itu wajar saja, gajah besar sumbangannyapun besar. Sebaliknya kalo balang nyumbang sembut itu juga pantas, baling kecil sumbangannyapun kecil. Yang tidak wajar kalau ada balang mau nyumbang kerbau ada gajah mau nyumbang semut. Disini kelihatan watak yang bijaksana dari nabi sulaiman A.S. ini merupakan ciri keistimewaannya.
Setiap rasul diberikan sifat fathanah, cerdik, cerdas dan bijaksana. Yang ini merupakan mukjizat, kecerdasan seorang rasul tidak merupakan hasil sekolahan, tapi merupakan bimbingan wahyu semata-mata dan ini yang tidak bisa di tandingi oleh manusia. Jadi, jangan lalu ngambil dalih, “Ah, rasul aja nggak sekolah pinter” lalu kita ikut nggak sekolah ya goblok terus. Itu khusyusiyah toh, sifat yang namanya fatonah merupakan bimbingan dari wahyu. Adapun manusia jikalau mau cerdik, jikalau mau cerdas, jikalau dia mau bijkasana dia harus belajar. Bisa lewat bangku sekolah, yaa denagn teman bergaul, ya dengan bertanya pada orang-orang pandai atau otodidak denagn hidup banyak emmbaca dari kehidupan ini. Dengan demikian nilai kecerdikan, kecerdasan dan kebijaksanaannya akan bisa meningkat adanya. Ini keistimewaan yang pertama. keistimewaan yang kedua.
Kedua, Nabi sulaiman diberi kekuasaan oleh Allah sehingga sehingga bisa menguasai angina, jin, juga bahkan mengerti segala macam Bahasa binatang. Menguasai angin, beliau bisa menundukan angin rebut dan memerintahkan angin itu. Dalam Quran surah Al-Anbiya ayat 81 kita temukan:
وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِي بِأَمْرِهِ إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا ۚ وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عَالِمِينَ
Artinya: “Dan (telah Kami tundkkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Dan bagi sulaiman dia mampu menundukan angin rebut yang bertiup menurut perintahnya ke permukaan bumi yang kami berkahi di dalamnya. Menguasai angin, kalo Bahasa kita sekarang memahami betul metreologi. Itu sebabnya mukjizat hanya diberikan kepada rasul, orang yang jiwanya sudah stabil. Coba potongan kayak kita diberikan keistimewaan bisa ngatur angin, saban hari main angin. Gak boleh ada orang yang kita kesalin, kesal sama orang undang angin, “hantam saja!”. Maka mukjizat semacam ini hanya diberikan kepada orang yang jiwanya sudah stabil.
Ada satu cerita, namanya juga cerita. Tapi kebenarannya mendekati. Seorang wali ditanah jawa sholat di masjidil haram (mekkah). Nah, yang namanya wali ditanah jawa kan pake blangkon dia sembahyang di masjidil harom. Ini ada orang arab usil, tumben ada blangkon, “ini apa ditengah masjid?”. Dia tepak blangkon itu, miring diatas kepala. Begitu blangkonnya miring tanah ikut miring, sehingga penduduk heran kenapa ini tanah miring. Lalu ada seorang wali juga yang alim dan mengerti lihat-lihat ditenga masjidil haram ada blangkon miring diatas kepala, “waduh, jangan-jangan ini penyebabnya nih”. Dia samperin dia dandanin lagi tuh blangkon sampe rata, itu tanah keliatan rata lagi.
Keistimewaan seperti inipun hanya diberikan kepada orang yang jiwanya sudah stabil. Coba kaya kita diberikan keistimewaan macam begitu yah main blangkon melulu.
Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah.
Nabi sulaiman juga bisa menguasai jin. Memerintahkan jin dan juga mengerti segala macam Bahasa binatang. Kita bisa lihat di surah as-saba ayat 12 misalnya. Demikian juga tentang mengerti Bahasa binatang. Pada satu hari nabi sulaiman dengan bala tentaranya lewat di satu lembah, lembah itu kebetulan lembah semut. Ketika mereka lewat dilembah itu, raja semut lihat dari kejauhan dia pidato kepada rakyatnya para semut itu, apa katanya? Dijelaskan dalam Al-Quran:
……يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Artinya: “……Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (Qs. An-Naml: 18).
Jadi raja semut ini pidato di hadapan teman-tremannya karena melihat dari kejauhan nabi sulaiman dan bala tentara. Sodara-sodaraku rakyat semut dimana saja suara saya bisa di dengar, perhatian-perhatian ini nabi sulaiman mau lewat dengan seluruh bala tentaranya kamu semua supaya masuk kedalam lubang kamu masing-masing, sebab kalo kamu tidak masuk kedalam lubangmu masing-masing akan diinjak oleh sulaiman dan bala tentaranya sedang mereka tidak tahu kalau kamu kena injak. Masuklah semut itu seluruhnya kedalam lubang masing-masing. Nabi sulaiman senyum:
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا…..
Artinya: “Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu….” (Qs. An-Naml: 19).
Mendengar ucapan raja semut ini nabi sulaiman tersyum lalu berkata apa katanya? 
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
Satu pengakuan yang tulus, yang jauh dari watak kesombongan. Mendengar raja senyut berkata seperti itu dia sentyum lalu berkata wahai Allah tetapkan kiranya hati saya ini untuk selalu bersykur terhadap nikmat yang engkau karuniakan kepada saya. Karena nikmatmutmu, nikmat yang engkau berikan kepadaku, saya bisa mengerti Bahasa binatang. Karena mengerti Bahasa binatang saya mengerti seruan raja semut itu. Tetapkan saya untuk selalu bersyukur ya Allah atas nikmat yang engkau berikan ini, atas nikmat yang engkau berikan kepada kedua orang tua saya, dan tetapkan saya akan amal sholeh yang engkau ridhoi dan masukan saya kedalam golongan hamba-hambamu yang sholeh. Satu pengakuan yang tulus yang jauh dari kesombongan.
Mungkin kalau sombong yang lahir, begitu dengar nabi sulaiman bahwa semut ngomong begitu dia akan berkata, “iyah masuk saja dah buruan!”. Tapikan tidak, malah beliau perintahkan bala tentaranta, “pasukan berenti”, kata pasukannya “ada apa nabi sulaiman?”, jawab nabi sulaiman “di depan kita ada kerajaan smeut mereka lagi kocar kacir masuk kesarangnya masing-masing. Tunggu sampai mereka masuk dan kita bisa lewat dengan aman tanpa harus menginjak-nginjak mereka”. Bal;a tentaranya di stop dan berenti. Ternyata kebesarannya tidak memandang remeh sampai kepada mahluk yang bernama semutpun seklaipun masih tetap dihargainya sebagai mahluk dari Allah SWT.
Sesuatu yang perlu menjadi contoh kita semua, sebab orang bilang Kadang kacang lupa akan kulitnya kadang posisi kita yang tinggi kadang membuat kita lupa darimana kita berasal. Kadang harta yang kita miliki menyebabkan kita lengah dari mana kita datang. Akhirnya yang timbul sifat sombong dan angkuh. Ibarat kata orang kacang lupa dengan lanjarannya.
Ini kebesaran dan keistimewaan yang diberikan Allah kepada nabi sulaiman A.S. apa yang perlu menjadi contoh dan tamsil dari kebesaran ini?
Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah.
Keadilan sebagai umaro yang berpadu dengan  kebijaksanaan sebagai ulama. Satu hari seorang sahabat bertanya kepada rasulullah saw. “ya rasul, jikalau pada suatu saat ajal menggerut tuan, tuan berlalu meninggalkan kami sekalian, kita berpisah untuk selamanya ya rasul. Dalam kondisi semacam itu اَظْهَرُ الأَرْضِ خَىْرُلَّكُمْ اَوْ بَطْنِهَا mana yang lebih baik bagi kami kalo sudah ditinggalkan tuan permukan bumi atau perut bumi? Ini pertanyaan dengan Bahasa kinayah. Permukaan bumi maksudnya hidup, perut bumi maksudnya mati. Orang kalau sudah masuk perut bumi ya mati toh. Ya rasul kalau engkau sudah tidak ada meninggalkan kami semua, mana yang lebih baik bagi kami hidup atau mati?. Di satu sisi menggambarkan cintanya sahabat kepada nabi sehingga kalau tidak bisa mati bersamaan biarlah mati beriring saja. dan dilain sisi mencerminkan kebingungan sahabat kalau ditinggalkan oleh rasul. Atas pertanyaan ini apa jawaban rasul? “kamu tidak usah khawatir walaupun aku sudah tidak ada dan kembali ke haddratullah ajja wajalla, meninggalkan kamu semua, kamu tidak usah bingung dengan syarat:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا كَانَ اُمَرَاؤُكُمْ خِيَارَكُمْ وَ اَغْنِيَاؤُكُمْ سُمَحَاءَكُمْ وَ اُمُوْرُكُمْ شُوْرَى بَيْنَكُمْ فَظَهْرُ اْلاَرْضِ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ بَطْنِهَا. وَ اِذَا كَانَتْ اُمَرَاؤُكُمْ شِرَارَكُمْ وَ اَغْنِيَاؤُكُمْ بُخَلاَءَكُمْ وَ اُمُوْرُكُمْ اِلَى نِسَائِكُمْ فَبَطْنُ اْلاَرْضِ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ ظَهْرِهَا. الترمذى و قال: حديث حسن غريب
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila pemimpin-pemimpin kalian itu orang baik diantara kalian, orang-orang kaya kalian itu orang-orang dermawan diantara kalian dan urusan-urusan kalian itu dimusyawarahkan diantara kalian, maka punggung bumi (hidup) itu lebih baik bagi kalian daripada perutnya (mati). Tetapi apabila pemimpin-pemimpin kalian itu orang-orang jahat diantara kalian, orang-orang kaya kalian itu orang-orang bakhil diantara kalian, dan urusan-urusan kalian diserahkan kepada wanita-wanita kalian, maka perut bumi itu lebih baik daripada punggungnya”. [HR. Tirmidzi, dan ia berkata : hadits hasan gharib]
Kalau saja para umaro, kalau saja para pemimpin-pemimpin kamu adalah orang-orang yang terbaik diantara kamu dan seluruh persoalan yang kamu hadapi dapat kamu musyawwarahkan dengan baik, lalu orang-orang kaya diantaramu adalah orang-orang yang dermawan, ketika itu walaupun aku sudah tidak ada hidup lebih baik daripada mati, permukaan bumi lebih baik daripada perut bumi. Dengan catatan tiga tadi: pemimpin orang-orang yang terbaik dianatara kamu, segala persoalan kamu musyawarahkan dan orang kayamu orang dermawan. Walaupun aku tiada hidup lebih baik daripada mati.
Tetapi sebaliknya kata nabi وَ اِذَا كَانَتْ اُمَرَاؤُكُمْ شِرَارَكُمْ kalo umaromu/pemimpin-pemimpinmu adalah orang-orang terjahat diantara kamu, وَ اُمُوْرُكُمْ اِلَى نِسَائِكُمْ dan segala persoalanmu/urusanmu sudah diatur oleh perempuan, walaupun dia tidak naik di bidang eksekutif, tidak memegang kekuasaan yang sesungguhnya tapi bayangannya jauh lebih menentukan pada kekuasaan yang sesungguhnya, kalau perempuan ikut campur mengaturmu. Kemudian وَ اَغْنِيَاؤُكُمْ بُخَلاَءَكُمْ  orang-orang kaya diantara kamu adalah orang yang bakhil dan pelit alias kikir, maka ketika itu kata nabi فَبَطْنُ اْلاَرْضِ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ ظَهْرِهَا  perut bumi lebih baik dari permukaan bumi. Apa yang bisa diharapkan dari pemimpin yang dzalim, perempuan yang sok kuasa dan orang-orang kaya yang bakhil dan pelit. Dalam kondisi semacam itu, bertemulah kita dengan yang bernama kiamat dan kalo sudah kiamat semacam itu kata nabi perut bumi lebih baik daripada permukaan bumi. Maka yang kita perlukan sekarang ini adalah kerjasama Antara ulama dan umaro. Ulama bukan umaro, umaropun bukan ulama, harus saling kerjasama dan jangan saling memperalat. Kerjasama menurut bidangnya masing-masing menjadi yang terbaik di bidangnya. Jangan sudah jadi kiyai karena ingin berpartisipasi aktif lalu pindah jadi pemborong jembatan, tidak sadar akan profesinya dan orang lalu tidak bisa berkata, “apa’an kiyai, muballig, kerjanya cuman ngomong saja, sekarangkan jaman pembangunan perlu karya nyata. Mana ada ustad, muballig bikin irigasi, cuman pidato saja, apa kemiskinan bisa diatasi dengan pidato?”. Ini juga orang tidak mengerti persoalan. Wong nabi saja ngajarin kok:
عن ابى هريرة قال قل رسول الله صلعم اذاضيعت الامانة فانتظرالساعة قاال كيف اضاعتها يارسول الله؟ قال اِذَا أُسَنِدَاْلأَمْرُ اِلَى غَيْرِ اَهْلِهِ فَانْتَظِرِاسَّاعَة.
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a., katanya: Rasulullah saw., bersabda: “Kalau amanah tidak lagi dipegang teguh, maka tunggulah saat kehancuran.” Ia bertanya: “Bagaimana orang tidak memegang teguh amanah itu , ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Kalau suatu urusan telah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancuran.” (HR. Bukhari)
Hadis ini kemudian diterjemahkan dalam Bahasa modern sekarang dengan istilah Description of job atau pembagian tugas. Atau bahwa persoalan harus diserahkan kepada orang yang memang ahlinya. Lah kalo kiyai ngurus irigasi, apa nanti lurah mau ngajar fiqh? Camatnya ngajar tafsir? Kacau jadinya. Makin ruwet jalur birokrasi, makin banyak orang menginggalkan profesi dan malah melaksanakan sesuatu yang bukan profesinya. Untuk memberesi keruwetan birokrasi termasuk diantaranya menanamkan kesadaran profesi yang menimbulkan kebanggaan dan kebangaan yang membuahkan tanggung jawab terhadap profesi itu. Sebab orang kalau sudah bekerja menurut profesinya walaupun tidak kaya tapi hidupnya tenang. Kenapa? Karena panggilan jiwanya. Seorang kiyai yang diajak ngobyek, maupun ngobyeknya gol puluhan juta dan kaya, belum tentu tenang. Karena saya yakin bukan kesana panggilan jiwanya.
Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah.
Itu sebabnya kerja sama umaro membangun lingkungannya dan ulama membangun manusianya. Sehingga terciptalah wujud dari pembangunan manusia seutuhnya, ya zohirnya ya bathinnya. Seluruh kita berpartisipasi hanya bidangnya saja yang berbeda-beda. Jangan yang satu merasa lebih berjasa dari yang lain, jangan yang satu merasa lebih penting dari yang lain. selur kita penting, seluruh kita berjasa cuman bidangnya kita saja yang berbeda-beda. Inilah Bahasa Al-Qur’an:
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَىٰ سَبِيلًا
Artinya: “Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.”. (Qs. Al-Isra: 84).
Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah.
Kita kembali kepada riwayat nabi sulaiman A.S. satu hari ketika beliau sedang menginfeksikan pasukan berkumpullah pasukan beliau itu ya tentaranya ya manusianya ya pasukan jinnya ya seluruh binatang-binatangnya berbaris. Beliau selaku inspfaktor upacara melakukan infeksi pasukan. Dari sekian pasukan-pasukannya yang diperiksanya waktu itu, nabi sulaiman melihat tidak terdapat burung hud-hud. Beliau bertanya:
مَا لِيَ لَا أَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِينَ……..
Artinya: "….Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir”. (Qs. An-Naml: 20).
Kemana burung hud-hud? Ini orang lain pada kumpul dia sendiri tidak ada. Awas kalo dia datang, kalau dia tidak bisa memberikan alasan yang tepat kemana dia, akan saya beri sanksi dan hukuman.  Ini namanya pemimpin yang bertanggung jawab toh, seorangpun dari yang dipimpinnya tidak ada, menjadi pertanyaan.
Tidak lama kemudian datang burung hud-hud. Begitu datang lalu memberikan laporan kepada nabi sulaiman, kalau istilah sekarang begitu dia sampai memberi hormat Lapor !. kata nabi sulaiman “bagaimana hud-hud?”, jawab hud-hud “lapor tuan raja saya terlambat”, kata nabi sulaiman “iya, kenapa terlambat?”, jawab hud-hud “patrol tuan raja” Tanya nabi sulaiman ”iya, kemana saja kamu patrol? Apa hasilnya?” jawab hud-hud:
إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ
Artinya: “Sesungguhnya aku menjumpai sorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar”. (Qs. An-Naml: 23).
Saya baru patrol ke satu Negara bernama saba tuan raja. sodara tau saba?, dimana itu? Dekat ibu kota yaman sekarang. Disana tuan raja وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ  yang jadi raja perempuan. Kalo tuan raja besar tuan orang laki, ayah tuan raja besar nabi daud laki, inimah model tuan raja. Rajanya raja besar tapi perempuan. Tumben saya lihat ada raja perempuan, kerajaannya begitu besar. Kata nabi sulaiman “em, begitu, lalu dia jadi raja bagaimana?”, jawab hud-hud “ diamewarisi kerajaan ayahnya sribaginda raja syarahil ketika ayahnya wafat dia naik. وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ singgasananya besar, bagus, antic tuan raja. Tanya nabi sulaiman “terus bagaimana lagi”, jawab hud-hud:
وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ……….
Artinya: “Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah……” (Qs. An-Naml: 24).
Yang jadi fikiran saya tuan raja di kekuasaanya yang besar dan bala tentaranya serta kaumnya يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ mereka menyembah matahari bukan menyembah Allah. Mendengar ini nabi sulaiman tergerak hatinya. Watu mendengar rajanya perempuan, kekuasaanya besar belum bergerak. Tetapi ketika sampai kepada يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ mereka sujud kepada matahari, disitu pribadi seorang rasulnya tergerak. “siapa nama rajanya?” kata nabi sulaiman, jawab hud-hud “namanya ratu balqis tuan raja”. Kata nabi sulaiman, “hmm, begini hud-hud, laporan kamu saya terima, alasan kamu datang terlambat bisa di pertanggung jawabkan kamu tidak kena hukuman. Cuma karena begini saja hud-hud karena kamu yang kasih laporan dan kamu yang tahu lokasi negaranya kamu yang harus melaksanakannya”, Tanya hud-hud, “apa tuan raja?”, jawab nabi sulaiman:
اذْهَبْ بِكِتَابِي هَٰذَا فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُونَ
Artinya: “Pergilah dengan membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan" (Qs. An-Naml: 28)
اذْهَبْ بِكِتَابِي هَٰذَا فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ kamu berangkat lagi ke negeri saba, bawa surat saya berikan kepada mereka, ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ kemudian kamu berpaling dari mereka tapi jangan pulang, فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُونَ lihat apa reaksi mereka setelah menerima surat ini. Jawab hud-hud, “baik tuan raja, baik”. Nabi sulaiman menulis sepucuk surat kepada ratu balqis dan surat itu di bawa oleh burung hud-hud itu tadi. Terbanglah burung hud-hud ini ke negeri saba, masuk ke istana ratu balqis dan surat itu jatuh ke dalam kamar ratu balqis. Dia ambil surat tadi kemudian di baca, apa isi suratnya?
إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ . أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ
Artinya: “Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". (Qs. An-Naml: 30).
Surat ini dari sulaiman, Bismillah hirrahmanirrahim jangan kamu merasa lebih tinggi dari aku, datanglah kepadaku dan masuk kedalam agama islam. Suratnya singkat, padat, ultimatum. Jadi nggak pake bahas kembang, nggak pake basa basi langsung kepada isi. Ini yang disebut dakwah langsung tanpa pake kembang.
Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah
Menerima surat ini ratu balqis mengumpulkan aparat kerajaannya, termasuk mentri-mentri di panggil, siding darurat di istana ratu balqis membahas datangnya surat dari nabi sulaiman A.S, “tuan-tuan perdana mentri”, jawab mentri “bagaimana sri ratu?” “saya dapat surah”, kata pejabatnya “dari mana?” kata sri ratu “dari sulaiman”, ditanya oleh para mentrinya “katanya apa tuan ratu?”, “jangan kamu merasa lebih hebat dariku, datanglah kemari dan masuklah kedalam Agama islam”. Menurut pendapat tuan-tuan mentri bagaimana? Apakah kita penuhi permintaannya? Kita datang rame-rame dan mausk islam?”, Kata mentri-mentrinya “oh, jangan dulu tuanku, gengsi dong! Kita inikan kerajaan besar, tentara kita gagah, masa mau menyerah tanpa syarat, soal nanti kita kalah atau menang itu soal lain tuan ratu, tapi bahwa kita punya harga diri itu harus kita perjuangkan dan tunjukan lebih dulu”. Sri ratu berkata “jadi menurut tuan-tuan mentri bagaimana?”, kata mentri “kamisih nunggu komando tuan putri saja, artinya kalau boleh perang saja. Jika tuan komando kami berangkat maka kami akan berangkat. Kami seluruhnya loyal dan setia menunggu titah dari sri paduka ratu”. Kata ratu “hmm terima kasih para mentriku soal kesetianmu saya tidak meragukan, tapi perang dimanapun selalu membawa kerugian. Kita menang rugi, tentara jatuh korban apalagi kalo kita kalah. Dan raja-raja yang mengalahkan negeri-negeri lain selalu membawa kehinaan terhadap negeri yang di kalahkannya.
Kata para mentri “jadi bagaimana tuan ratu?”, kata ratu “begini saja, kita ambil jalan tengah”, kata mentri “lalu?”, kata ratu “diplomasi dulu, kita kirim utusan kepada nabi sulaiman dari sana kita lihat nanti hasilnya. Saya memang selama ini sudah dengar siapa itu nabi sulaiman, katanya orangnya masih muda, bijaksana, bujangan dan kekuasaannya besar tentaranya hebat. Cumankan baru berita, kita cek. Jadi diplomasi macam apa tuan ratu?”. Ratu berkata “kita kirim utusan kepada nabi sulaiman, kita bawkan hadiah-hadiahnya yang mahal-mahal, mewah-mewah, menarik, pokoknya yang terbaik dinegeri kita berikan kepadanya. Lihat reaksinya kalo dia tergiur dengan hadiah itu dia raja bukan nabi tapi kalo dia menolak dia memang nabi dan apa reaksi kita nanti tergantung sikap nabi sulaiman”. Kata mentri “ah, kalo begitusih setuju tuan ratu itu memang bijaksana, diplomasi dulu”. iya, jangan datang-datang main perang aja lo!. Perang sih gampang, tapi inikan masih ada meja perundingan, semasa kita masih bisa menempuh jalan damai ya damai saja dulu. Kata mentri “baik!”
Maka diaturlah satu barisan diplomasi untuk menuju palestina kerajaan nabi sulaiman A.S. Rombongan terdiri dari 500 orang laki-laki dan 500 orang perempuan yang dimana laki-laki ganteng-ganteng dan perempuannya cantik-cantik. Yang laki-laki di kendarai kuda-kuda pilihan dan yang perempuan di kendarai dengan keledai-keledai pilihan. kuda dan keledai di hiasi sedemikian rupa, pelana nya yang terbagus dilapisi dengan sutera, sedangkan bawaan-bawaannya tidak lain dari intan, mutiara, kasturi, jakut yang dilapisi sutra dan kain tenun yang terpilih pendeknya sesuatu yang wah, hadiah yang seba wah dan diplomasi ini dipimpin oleh diplomat dari negeri saba bernama Munjir bin Amruh. Ini ahli diplomasi dari negeri saba. Dipesanlah oleh ratu balqis, “kalo datang kamu nanti ke negeri sulaiman sikpamu harus begini, begini dan segala macam”. Di tatar dulu, sebab ini mau diplomasi tingkat tinggi. Kata munjir, “baik tuan ratu”.
Begitu mendengar ini burung hud-hud pulang ke negeri nabi sulaiman apel lagi, “lapor tuan raja!”, kata nabi sulaiman, “bagaimana hud-hud?”, jawab hud-hud, “sikapnya mereka akan emmbawa utusan dan dengan berbagai macam hadiah untuk datang ke negeri kita”. Kata nabi sulaiman, “baik!”, lalu nabi sulaiman kumpulkan tentaranya terutama para jin, “hai tentaraku khususnya kalian para jin, akan datang rombongan tamu besar ke negeri kita, maka mulai saat ini saya komandokan kamu bangun satu istana yang megah yang belum pernah ada dalam waktu yang relative singkat. Dan lantai daripasda istana itu harus dilapisi dengan kaca-kaca tebal yang bening, bawahnya di isi dengan air, di isi dengan ikan hias yang indah-indah. Jawab bala tentara, “baik tuan raja”. Maka tentara nabi sulaiman dari binatang, manusia, sampe jin semuanya kerja bakti membangun istana yang megah. Sehingga sebelum rombongan kerajaan saba ini sampai, istana sudah selesai.
Mereka masuk kedalam istana  nabi sulaiman, begitu melihat lantainya gemerlapan air, masing-masing pada ngangkat kain, takut kainnya basah, “waduh ini istana kebanjiran begini ini”, kata nabi sulaiman “gak usah diangkat kainnya, gak usah. Ini dilapisi kaca cuman bawahnya memang kolam dan kolamnya berisi ikan”, mereka berkata “oh”, bengong, bengong aja. Pada melongok mulutnya.
Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah.
Jadi persis orang yang tinggal di puncak gunung datang ketengah-tengah kota, kan noraknya minta ampun apa’an aja ditunjuk. Ini yah, itu yah, wah!. Jadi kalo istilah tingkat diplomasi mereka sudah kalah mental. Dan ini sudah kemenangan pertama dari nabi sulaiman. Sudah sok, mereka merasa negeri saba kaya, hebat, luar biasa, begitu datang kenegeri sulaiman mereka kaya orang nora. Sudah kumpul, “selamat datang tuan-tuan kenegeri kami, ada pesan apa?”. Majulah munjir bin amruh, “tuan sulaiman, kami diutus oleh sri baginda ratu balqis, untuk menyampaikan hadiah-hadiah yang kami bawa ini, intan, berlian, yakut, jamrud, kasturi, mudah-mudahan tuan bisa menerima dengan senang hati”. Nabi sulaiman tersenyum, lalu beliau berkata:
أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٍ فَمَا آتَانِيَ اللَّهُ خَيْرٌ مِمَّا آتَاكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُونَ……
Artinya: “…..Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu”. (Qs. An-Naml: 36).
Kamu mau memberikan saya seluruh hadiah-hadiah ini, padahal apa yang telah diberikan Allah kepada saya jauh lebih baik daripada yang telah diberikan kepadamu. Kamu merasa bahwa saya kekurangan semua ini, ketahuilah tuan-tuan saya punya lebih banyak dari apa yang tuan-tuan berikan sekarang ini.  ارْجِعْ إِلَيْهِمْ bawa pulang kembali seluruh hadiah ini sampaikan salam saya kepada ratu balqis. فَلَنَأْتِيَنَّهُمْ بِجُنُودٍ لَا قِبَلَ لَهُمْ بِهَا kalau mereka tetap tidak mau datang menyatakan keislaman, kami akan datang kesana dengan seluruh bala tentara kami yang mereka pasti tidak akan sanggup menghadapinya. Sodara bisa baca pada surah an-Naml ayat 36.
Sodara hadirin kaum muslimin rahimakumullah.
Kalau orang sudah silau dengan yang namanya upeti, hadiah, harta, secara mental dia sudah jatuh. Andai kata ketika itu nabi sulaiman menerima seluruh hadiah tadi, maka misi kerasulannya tidak akan jalan. Wibawa hancur dan tidak akan sanggup lagi mendakwahkan ratu balqis untuk masuk kedalam Agama Islam, dia kan jadi cemoohan di negeri saba, “Ah, sulaiman ngomong aja, dikasih hadiah telap!”.
Nah, ternyata ada yang lebih mahal dari harta, ada yang lebih mahal dari intan dan mutiara, ada yang lebih mahal dari pangkat dan kedudukan. Apa dia? Harga diri, dan itu yang langkah sekarang ini. Lebih baik jalan kaki tapi kita bebas mendongak kepala kemanapun kita mau dari pada naik mobil empuk tapi kepala nunduk saja gak pernah lihat keatas kehilangan harga diri. Ulama yang kehilangan harga diri akan menyelewengkan ayat, pejabat yang kehilangan harga diri akan melakukan segala macam penyelewangan dan lain sebagainya. Harga diri sesuatu yang mahal terutama di kota-kota besar, kota-kota yang menyandang gelar metropolitan biasanya harga diri ini sudah tidak dihiraukan orang lagi. Cuman untuk uang yang relatif kecil, cuman untuk kedudukan yang temporer. Orang tidak segan-segan mengorbankan sesuatu yang paling mahal yang bernama harga diri, akhirnya suap merajalela, sogok menjadi-jadi, semirpun menjamur. Bahkan malah kadang-kadang jadi target sehingga ada pernah berita jabatan wakil gubernur katanya di komersilkan, siapa yang bisa memberikan sekian puluh juta dia akan naik jabatan. Ini kalo sudah begini, orang itu kalo sudah memperoleh satu jabatan karena mengeluarkan uang, percayalah sodara begitu dia naik jadi jabatan itu langkah pertama yang dia lakukan bagaimana supaya uangnya bisa kembali. Bukan bagaimana bekerja sebaik-baiknya, bukan  bagaimana mensejahterakan rakyat sebaik-baiknya karena dia merasa naik jabatan banyak mengeluarkan uang setelah dia naik bagaimana supaya pulang modal dulu, lebihnya kalo ada baru bekerja buat rakyat itupun kalo nggak keburu pensiun.
Kadang-kadang yang lebih celaka lagi kalau sudah mau pensiun baru bikin pemutihan, rajin, I’tikaf dimesjid, pegi haji, kenapa? Udah pensiun!. Tapi waktu masih aktif, tanda tangan masih berlaku, nota masih dihargai, lupa berbuat untuk hari depan, untuk dirinya sendiri yaitu akhiratnya. Apalagi untuk ummat dan Agamanya. Jadi, untuk mengabdi berbuat baik kepada ummat, berkhidmat kepada Agama, I’tikaf dimesjid. Tuan-tuan nggak usahlah nunggu pensiun, manfaatkan posisi yang tuan-tuan punya sekarang ini untuk beribadah dengan sebaik-baiknya. Dan itupun masih bersyukur, masih bisa mengadakan pemutihan, daripada tidak sama sekali. Cuman alangkah lebih baiknya dan efektif lagi kalau itu diawali pada saat kita masih mempunyai posisi kunci.
Ini reaksi sulaiman sodara-sodara. Diberikan hadia yang mahal أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٍ kamu mau sogok saya dengan hadiah ini? Yang diberikan Allah lebih hebat dari yang kau bawa sekarang ini. Apa yang saya cari? Oleh allah saya sudah diberi yang lebih besar dari yang kamu bawa, sudah bawa pulang saja sampaikan salam kepada ratumu,  kalau dia ngotot tidak mau kemari saya yang akan datang kesana denagn seluruh bala tentara yang saya yakin kalian tidak akan mampu menghadapinya, pulang!, sampaikan salam saya bawa seluruh hartamu. Diplomasi tahap pertama menang total. Utusan raja saba sudah kalah mental, kalah juga fisik.
Pulanglah mereka dengan membawa kembali dengan seluruh hadiah yang mereka ingin sampaikan tadi. Tidak di bayangkan mentalnya itu tadi, sama saja dengan kita sudah niat mau nyogok seseorang tapi yang di sogok nggak nerima pulangkan muka belipet. Sulit ketemu orang, persaan kita orang pada ngetawain aja padahal orang mah nggak tahu persoalannya. Jadi memang ini berkaitan, walaupun yang mau nyogok banyak tapi kalau yang di sogok nggak mau nggak jadi, pun walau yang mau di sogok mau tapi kalau yang mau nyogok nggak ada juga nggak jadi. Lah ini nyetel yang mau nyogok banyak yang di sogokpun ada, jadilah perbuatan itu.
Sampai mereka di negeri saba dan mereka ceritakan itu, balqis bengong, “ternyata yang saya dengar selama ini benar rupanya. Sulaiman bukan cuman raja, tapi juga rasul. Bukan cuman pemimpin Negara tapi juga pemimpin agama “lalu bagaimana sri ratu?”, kata ratu, “biarlah saya piker-pikir dulu”. Piker-pikir sri ratu, “sudah begini sajalah kita pergi lagi kesana, saya yang akan langsung memimpin rombongan”. Ada dua tujuan ratu balqis sebenarnya:
Pertama, untuk melihat sendiri kerajaan sulaiman yang dia hanya mendengar kabar.
Kedua, ada udang di balik batu. Kalo-kalo setelah nabi sulaiman nanti melihat kecantikan ratu balqis ini dia bisa Flay!, istilah anak jaman sekarang. Dia bisa Flay siapa tahu karena kecantikannya nabi sulaimanpun jatuh dan dewi amorpun bicara. Nanti bila mata bertemu mata, bibir ikut senyum, hati berdetak, maka terjadilah magnet-magnet saling bersentuhan. Percintaan tingkat tinggi, kan lumayan dapat suami/pacar raja besar.
Jadi dengan harapan ini berangkatlah mereka dan ratu balqis kenegeri nabi sulaiman. Hud-hud lapor lagi, “lapor!”, kata nabi sulaiman, “gimana hud?’, kata hud-hud “ini ratu balqis sendiri yang mimpin”, kata nabi sulaiman, “baik, kita siap-siap. Begini saja, siapa yang bisa bawa kerajaan ratu balqis kesini? Jin ifrit tampil, “saya!”, kata nabi sulaiman “berapa lama?” kata jin ifrit “sebelum tuan bangun dari tempat duduk itu singgah sana sudah bisa sampi kemari tuan raja”. Kata nabi sulaiman, “bagus, ada yang lebih cepat?”. Jawab seorang ulama, “saya!”, Tanya nabi sulaiman, “berapa lama?”, jawab ulama tadi, sebelum tuan kedip. Asal tuan kedip, tuan melek lagi singgah sana sudah sampai disini”. Kata nabi sulaiman, “baik, kerjakan”. Dan dalam waktu sekejap itu singgah sana ratu balqis sudah sampai di istana nabi sulaiman. Kata nabi sulaiman, “Pasang disini biar dia duduki, rubah sedikit supaya dia nggak ngenali, di rombak sedemikian rupa”.
Masuk ratu balqis kedalam istana nabi sulaiman. Terjadilah kemudian di perundingan, perundingan tingkat tinggi, “bagaimana tuan ratu balqis?”, jawab ratu balqis, “iya tuan sulaiman, saya kagum dengan kebesaran tuan”, jawab nabi sulaiman, “bukan kebesaran saya, seluruhnya ini karunia Allah kepada saya dan saya dengar tuan-tuan menyembah matahari padahal matahari tidak memebri apa yang tuan kehendaki, matahari tidak pernah menciptakan tuan, adalah lebih baiknya tuan menyembah yang menciptakan matahari daripada tuan menyembha matahari itu sendiri”. Kata ratu balqis, “nabi sulaiman bagaimana kita mengadakan, ya sambil berunding, lobing istilah sekarang. “baik” kata nabi sulaiman. Lobipun terjadi dan berjalanlah ke pelosok istana nabi sulaiman A.S.
 Seperti halnya balatentaranya ratu balqis ketika di lantai kaca angkat kaen, kata nabi sulaiman “jangan diangkat itu kain, ini bukan air, ini istana kaca”. Kata ratu balqis, “bukan main kebesaranmu”. Melihat begitu besar kebesaran nabi sulaiman, ratu balqis yang niatnya sementara mau melontarkan diplomasi asmara lupa. Lalu apa katanya? قَالَتْ          رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِ ya Allah selama ini saya benar-benar telah dzolim kepada diri saya, kata ratu balqis. Begitu banyak nikmat yang engkau berikan kepada saya. Saya jadi ratu dengan kekuasaan yang besar, mewarisi kerjaan ayah yang besar dan bala tentara yang gagah dan banyak bukan saya bersyukur kepadamu malah saya menyembah matahari. Maka mulai saat ini أَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ mulai sejak ini ya Allah saya nyatakan diri saya masuk islam, bertuhankan Allah rabbul alamin, saya tunduk kepada nabi sulaiman A.S. masuk islam sebelum diplomasi asmaranya melayang sodara-sodara.
Kata nabi sulaiman, “nah ratu balqis sekarang bagaimana?”, kata ratu balqis “ya nabi sulaiman kalo saya masuk islam, apakah kerajaan saya tunduk dan diatur oleh kerajaan tuan?” jawab nabi sulaiman “tidak, kamu persilahkan pulang ke kerajaanmu, atur negerimu menurut cara yang kamu mau asal sesuai dengan perintah Allah. Saya bukan penjajah, saya cuman mengajak kamu kepada islam, saya tidak ingin meluaskan wilayah saya, asal kamu sudah masuk islam tugas sudah saya jalankan, perkara kerjaanmu kamu pulang, kamu atur dan kamu tetap jadi raja”. kata ratu balqis “Baiklah nabi sulaiman, saya tahu, tapi untuk melanggeng kerja sama Antara kerajaan saba dengan kerajaan tuan caranya bagaimana?” mulai ratu balqis ini ngojok-ngojok dia mah nggak bilang langsung “lu demen ama gue bilang aja dah”. Nggak seperti itu langsung ratu balqis. Kata nabi sulaiman “ya supaya kerajaan berumur panjang, kan harus punya keturunan”, kata ratu balqis “itu berarti saya harus nikah” jawab nabi sulaiman “ya memang” kata ratu balqis “tapi saya ratu, suami sayakan paling kurang juga harus maha raja”. Ya sebenarnya sih cuman dia nggak bilang aja, “di kerajaan gue nggak ada yang setimpal, gue maunya ama elu!”. Itu kalo Bahasa kita cuman ini Bahasa perempuan, perempuankan paling pinter nahan perasaan gak kayak orang laki. Orang laki kalo lagi mabuk cinta, teller dah!. Ama siapa aja dia cerita, “guekan lagi demen ama si ano”. Lain sama perempuan dia paling bisa menjaga perasaan. Kata nabi sulaiman “ya kamu tinggal pilih saja”. Ini perdana mentri udah mengerti dan paham akan kearah mana maksudnya. Kata ratu balqis “Bagaimana kalo kita kukuhkan saja dua kerajaan ini nabi sulaiman?”, Kata nabi sulaiman “sayapun setuju kalo itu”. Wah ini perdana mentri takbir semua, Allahu akbar, Alhamdulillah.
Sampai akhirnya nabi sulaimanpun menikah dengan ratu balqis, dan bergabunglah dua kerajaan besar itu.
Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah.
Kemudian setelah bertahun-tahun nabi sulaiman wafat dan tidak ada seorangpun yang tahu beliau wafat sedang pegang tongkat, ketika tongkat dimakanin rayap, rapuh, baru beliau jatuh orang tahu kalo nabi sulaiman sudah wafat. Menurut riwayat beliau wafat itu sedang sholat karena sholat nabi sulaiman itu cuman berdiri saja tidak pake rukuk dan sujud. Menurut riwayat lain beliau sedang mengomando jin dan tentaranya yang sedang bekerja, begitulah wafat beliau kita bisa baca disurah saba ayat ke 14.
Setelah beliau wafat palestina diserbu oleh raja bukhtasanor atau raja nebukatnejar dan seluruh kebesaran nabi sulaiman di bumi hanguskan, istananya dihancurkan, intan, permata dan kejayaan beliau dirampok dan tinggallah kebesaran sulaiman menjadi legenda saja yang kita kenal dengan haikal sulaiman. Legenda, riwayat-riwayat yang sampai sekarang ini masih bisa kita telusuri kebenarannya.
Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah
Inilah pertemuan yang singkat ini, walaupun serba singkat mudah-mudahan ada manfaatnya. Dengan kesimpulan seluruh anugrah yang ada pada kita hakikatnya adalah karunia Allah marilah kita menjadi orang yang pandai bersyukur atas nikmat itu.
أوصيكم ونفسي بتقوى الله
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syarhil "NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM".

"PERSATUAN DAN KESATUAN DARI TEMA NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM” Sebagai hamba yang beriman, marilah kita tundukan kepala seraya...