Rabu, 11 April 2018

Fahri Hamzah : Kita Jangan Munafik


FAHRI HAMZAH: KITA JANGAN MUNAFIK
Pada saat ILC.
Oleh: Syarul Ramadhan (Mahasiswa PAI Semester 4)
Tempat dan waktu: KOmplek Grand Puri Laras, Kota Tangsel, Banten. Waktu 07.35 WIB, Tanggal: Kamis, 12 April 2018.
            Kelemahan bangsa kita adalah kita tidak bias melihat persoalan secara lebioh luas, dan tentang problem system di Negara kita, setiap saya bicara bahwa pendekatan yang kita lakukan itu harus pendekatan system, saya terlalu banayk melihat termasuk ahli-ahli hukum termasuk ahli tata Negara kadang-kadang, itu pendekatannya itu terlalu jajmen personal dan moral gitu dan ityu menyebabkan kita tak kunjung memperbaiki system, Mahar itu tak bias dihindari dari system politik jaman seklarang,  dan kalau ada partai politik mengatakan tidak ada, tidak ada itu bohong itu, nggak ada itu, itu kita mmebohongi diri kita sendiri, supaya nanti tidak ada yang kampanye moral disini, sebab moral tidak saya Bahasa, kita soal system.
            Kita terjebak oleh system llau kita mau menghindar dan mengatakan tidak ada padahjal ada, itukan dusta namanya, ini namanya hipokrit atau munafik saya kira. System pembiayaan politiknya memang memaksakan orang untuk apa namanya membiayai dirinya, disemua level permainan, jadi pidato pak prabowo itu sebuah kejujuran, bahwa terpaksa kita berbicara tentang bukan isi kepala orang tapi isi tas orang, dompet orang, ada partai-partai yang tadinya didirikan oleh orang kaya, tiba-tiba jatuh miskin karena partai partai itu mesin pemakan uang pakling buas, paling ganas dia, karena itu demokrasi yang kita biayai ini adalah pesta rakyatgitu, karena itu mustahil murah, kecuali kalo kita mau menata system yang lebih murah makanya dulu  ada pendulum ekstrim yang mau dianbil supaya pemilihnya dilajkukan oleh DPRD, tapi byukan nggak ada pesta, ada tetapi pestanya hanya segelintir orang dan mungkin kita tiodak suka gitu.
            Jadi, keterjebakan system inilah yang membuat kita tidak bias keluar dari persoalan dan berulang-ulang, dan kita menganggap progresi dalam Negara kita ini tidak pernah terjadi gitu dan itu merupakan suatu kenaahan dalam bernegara karena performen kita tidak bias ukur, kalao kita lihat missal tuikang batu, masang batu dan satu batu kita bayat 1000 rupiah, jika pasang 200 maka dia kita kasih 200 ribu.
            Negara itu jadi susah diukur gitu, progresinya sehingga sampai hari ini masalhn yang sama berulang-ulang dan kita tidak mengerti mesti salahkan siapa? Karena opersoalan yang sama berulang-ulang bahkan kita mulai bertepuk tangan terhdap keberulang itu sebagai bentuk prestasi, banyak hari ini , bagaimana caranya menghentikan infpor beras itu? Kenapa Negara tidak bias dinilai kemampuannya menghentikan beras, am,pai-sampai ada menteri bilang, “itu adalah cibnta presiden terhadap rakyatnya”, kapanm kita mau mengehnatikan kourupsi? Tidak ada. Kita mengulang-ulang korupsi, iaykan? Danm itukita mulai tepuk tanagn padahal itu kebodohan, sama denga amaharini, maharini kita sudah tahu dari awal kalao kita tdak mngatursystem pembiayaan politik, amka system pembiayan politik itu menjadi liar lalu ada timan-timang.
            Ckita harus meregulais system yang tidka emmungkinkan uang-uangh illegal masuk dalam poluitik, sekarang dari ppresiden sampai kepala desa itu uang illegal tidak bias dihindari, kita ini petarung-petarung dilapangan, darah kita politik ini darah ahram semua, dan abnyak dan itu tidka mau kita pecahakan.
            Ada dua system yang kita lihat didunia inikan, kita emmakai system Etropa barat yang membiayai politiknya oleh Negara, atau system amerika yang dimana privete membiayai politik dengan audit yang lebih ketat. Kalau saya csaya cenderung, yang walaupun amerika menyesalkan system pembiayan individu(privete) sampai melibatkan mavuia-mavia di wolstreet. Kita juga harusnya brani membiayai poliik, sehingga kemudian kontestasi dalam partai politik mulai diselenggarakan saya menyedihkan banyak partai kader yang tidak berani mencalonkan kadernya karena tidak ada satupun dari akdrnya yang ebrnmai unjuk tangan saya berani membiayai ini, dan terpaksa mencari orang lainj dan yang di cari itu pasti orang yang munafik, yang diabggap punya uang, jadi tadi kalau ada calon-calon itu mengungkapkan “oh..saya tidak dimintai maha”. Coba lihatorang itu pasti orang miskin, jadi jangan sok anda punya moral, anda karena kere makanya tidak dimintai uang. Itu persoalan gituloh, ajdi matri kita melihat secara Ver jadi jangan melouihat ini itu sebagai identivikasi yang subyektif terhadap moral tapi ada satu system ynag kita selengarakan dan kita semua emmeliharanmya, sehingga kita semua tidak jelas, syubhat semua, mana yang baik dan amna yang tidak.
            Saya kira pendeklatan ini, kita semua adalah korban. Pak nyala dan pak prabowo itu sahabat yang baik saya kira, saya dampibngi pak nayal hitungann suara, 30 hari saya nggak tidur. Teman2 PJKS dan pak nyala kerja sama di jawa timur. Untuk datangkan alat bukti. Pak prabowo juga orang baik, yang kalo bia dari awal saaya akan cari uang untuk membiayai kader kader saya untuk maju, begitu padanaagan pak prabowo, tapi kita juga harus jujur, pak prabowokan bukan penguasa, ruang-ruang rakyat menyenpit, sehingga dia mulai menegrti bahwa politik uini saya tidak bias membiayai sendiri, meskipun itu dating dari niat yang mulia supaya orang yang diatanya itu isi otajknya bukan isi dompetnya, dan beliau mengatakan yang sebenarnya.
            Jadi, kita ini rusak persodaraan ikita, rusak persaahbatan kita, saling mencurigai, akrena kita korban  system. Biatya politik kita ini biaya sendiri, nanti kalo sudah maju dengan biaya senduiri. Tetangga bilang “untung dia terpilih katanya atau kalah dulu, kata tetangga kasian dia itu, habis hartanya dijual memang banyak harta yang dijual ,”. Saya ini jadi Anggota DPR, sudah 3 kali menag, pada musim kmapnay coba cek harta saya pasti ada yang saya jual, pasti ada yang saya korbankan, mobilnya tanahnya, mau minta siapa? Negara nggak menyiapkan ini kok, tetangga2nyabilang”kasian dia ini hartanya, kalo kalah ini, ada yang gila itu” nanti kalau mennag, syukurlah kalo dia bias cari modal, cari tmabahan, apa itu balikin modal? Itu kreatifitas nyari uang, dan kreativitas cari uang itu korupsi, jadi korupsi itu tidak dihilangkan menurut saya karena ada yangt yang berkepintingan makin abnayk  korupsi saya semakin sibuk dan pekerjaan makin tidak selesai dan uang rakyat diporotin untuk memebrantas korupsi yang nggak selesai-selesai itu, seperti bebrburu dikebun bianatang, coba ini dipangkas dari ujung. Ndak ada yang berani memangkas persoalan ini dari ujung, kita ini, sebenarnya tidak mau emnyelesaikan masalh dan beban berulang ulang dan yang bayar itu rakyat.
            Rakyat kita dipertontonkan dengan drama ini dan kita anggap kita sudah cukup. Rakyat puas dengan drama seperti ini, ada saling serang ada saling tangkap, ccai maki  dan itu pesta pora bunuh diir bangsa indoensia. Diabad 21 ini.
            Sebagai wakil ketua, DPR sendiri ada ide nggak untuk merubah system ini? Saya menginstruksi mentri keuangan sebagiai anggota sudah 4x suapaya berani sikap tetnagtang pembioayaan politik tapi takut, sekarang tahun ini akan kita nikamti pertama kali, ada kenaikan ddari 150 menjadi 1000, ada lompatan itu. Lumayan sekarang tapi menurut saya itu kecil, pembiayaan politik itu harus bida di uku dan saya kira kita bias ngukur, biaya demokrasi kita, kapan biaya itu normakl dan wajar bagi semua orang? Sehingga ketika orang itu amsuk dal;am dunia politik apakagh orang ini punya kredibilityas, punya cita-cita dan keinginan untuk membantu amsyarakat atau tidfak, bukan karena kepentingan lain, kalaupun itu Negara mau mebnghitumg secara tuntas, jangan dibnirakan ini dipasar bebas
            Bisa nggak dibikin RUUnya? Saya waktu itu ada rapat dengan teman2 LGO termasuk , saya meminta mereka saya bias mengajukan UU, tolong bikin undang2 tentang pembiayan politik yang tuntas dari A sampai Z, saya akan memeprjuaangkan sodara diparlemen. Tapi saya khawatir banayk orang yang memang nggak mau maslah selesai biar tetap ramai kita. Jadi kita anggap Negara itu skses akalu banayk amasalah, karena bangsa kita gak ngerti anatara SUKSES DAN SIBUK.
            Jadi orang sibuk tapi gagal dianggap sukses, orang nggak sibuk tapi sanatai dianggap gagal, saya ametafor, ada dua desa, disebelah kiri ada kepala desa setiap amalm dia nggak tidur, komnversi pers tiap malam nggak tidurm, nangkap malingmatanya samapi bengkak, wah terkenal dia, tapi sebelah ada kepala desaabis sholat isya dia tidur besok pagi slaman smaa rakyatnya, gagal dia karena nggak keliatan sibuuk.
            Saya khawatir bangsa ini bahwa yang emmbuat sibuk dan berulang-ulang itu kita angap sukses, sementara yang tadi itutdak namapak tidak sukses karena nggak keren nnggak sibuk, coba liat di ILC, temanyakan masalah-masalah yang tidak pernah diselesaikan. Dan memang tidak mau diselesaikan, saya tidak menuduhj seolah2 ILC ini juga ikut dalam keterlibatan ini, ILC juga kan korban terpaksa emngangkat tem aini berulang Karen atidak diselesaikan oleh Negara, optyim,is OTAK KITA CUKUP OPTIMIS UNTUK SELESAIKAN INI.
 Demikian......................................
SYAHRUL RAMADHAN MUHAMMAD ZEIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syarhil "NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM".

"PERSATUAN DAN KESATUAN DARI TEMA NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM” Sebagai hamba yang beriman, marilah kita tundukan kepala seraya...