Selasa, 24 April 2018

Islam & Ilmu Pengetahuan


Kelompok....1
FILSAFAT, ILMU DAN AGAMA.
·         Al-ilm (ilmu) berarti Ma’rifah (pengetahuan) tentang sesuatu yang diketahui dari dzat (esensi), sifat dan makna sebagaimana adanya ia adalah abstrak atau mashdar dari Alima-Ya’lamu-Ilman. Ilmu terbagi menjadi dua:
1.      Ilmu Dharury.
 Ilmu yang tidak memerlukan perenungan dan pemirikan  mengenai segala sesuatu yang telah ada dalam pikiran (Albadahiyyaat) seperti pengetahuan tentang sesuatu yang dapat dirasakan (mahsuusat dan dilihat (ma’iyyaat) yang diketahui dengan panca indra yaitu pendengaran, penghilatan, penciuman, rasa dan raba. Al-Badahiyyat Adalah pengetahuan yang telah ada dalam jiwa manusia sejak semula tanpa sebab pemikiran dan analisis seperti: Langit diatas kita dan Bumi dibawah kita.
2.      Ilmu Nadhary.
Ilmu yang memerlukan  perenungan dan pemikiran. Baik yang diketaui melalui hati saja seperti hal-hal gaib: keberadaan Allah, Malaikat, dll, atau yang diketahui melalui hati dan panca indra seperti satu adalah setengah dari separuhnya dua belas.[1]
·         Ilmu berasal dari bahasa arab yang berarti tahu, dari bahasa latin berasal dari kata scio, scire yang artinya tahu. Ilmu adalah akumulasi ilmu pengetahuan adalah yang sistematis, suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia pada prinsipnya dapat dilihat oleh panca indra.[2]
·         Kata ‘Ilm (science/ilmu) dan ma’rifah (knowledge/pengetahuan)  kata ilmu lebih khusus sumbernya dan lebih umum kaitannya, sedangkan pengetahuan lebih umum sumbernya dan lebih khusus kaitannya.[3]
·         Pengetahuan yang dikemukakan oleh surajio adalah hasil tahu mansuia terhadap sesuatu atau perbuatan manusia untuk memahamai suatu objek yang dihadapinya. Namun manusia tidak menuntut bahwa nemperoleh sesuatu berarti sudah jelas kebenarannya, karena boleh jadi hanya kebetulan benar saja.[4]
·         Ciri-ciri ilmu pengetahuan:
1.      Empiris, pengetahuan yang diperoleh dengan observasi dan pengamatan
2.      Sistematis, yaitu berbgaai ketrampilan dan data yang tersusun
3.      Objektif, ilmu pengetahuan itu bebas dari prasangka pererorangan dan kesukaan pribadi.
4.      Analitis, yaitu pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya dan peranan dari bagian-bagian itu.
5.      Verifikatif, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun.[5]
·         Menurut Dr. Ahmad Amin (Guru sastra Universitas Al-Qahirah) mengemukakan bahwa pada masa umayyah dan abbasiyah perkembangan ilmu menjadi sistematik. Pada mulanya ilmu yang dipelajari adalah:
a.       Tafsir Al-Qur’an               e. tarikh
b.      Hadist                               f. Ilmu bahasa (nahwu, saraf, balagah, amtsal)
c.       Ushuluddin                       g. Agama.[6]
d.      fiqh
·         Agama (indonesia), Din (Arab), Religion (Ingris).
a.       Din dalam bahasa semi berarti undang-undang atau hukum. dalam bahasa arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Agama memang membawa peraturan-peraturan yang merupakan hukum, yang harus dipatuhi orang.
b.      Religi berasal dari bahasa latin  asalnya ialah relegere mengandung arti mengumpulkan, membaca. Agama memang merupakan kumpulan cara-cara mengabdi kepada tuhan. Menurut pendapat lain berasal dari kata Religars yang berarti mengikat. Dalam agama terdapat pula ikatan antara roh manusia dengan tuhan.[7]
·         Filsafat bermula dari munculnya kesadaran orang akan potensi budinya. Muncul kesadaran rasional atau filsafat mulai dari tahun 1200 SM di tiongkok, kemudian juga keindia, yunani. Kata filosofi (Philosophy) terambil dari kata yunani. Philo (suka, cita) dan sophia (kebijaksanaan), jadi filsafat berarti: cinta kebijaksanaan, secara sederhana filsafat artinya cinta kapada pengetahuan dan kebijaksanaan.[8]
·         Orang arab memindahkan kata philosophia kedalam bahasa mereka dnegan menyesuaikan tabiat susunan kata-kata arab yaitu falsafa denga pola fa’alala, fa’alalah, dan fi’al.[9]
·         Persamaan dari filsafat, ilmu dan Agama adalah  sama-sama bertujuan untuk mencari kebenaran.
-          Ilmu pengetahuan, melalui metode ilmiahnya berupa mencari kebenaran.
-          Filsafat, dengan mencari hakikat sesuatu yang baik tentang alam manusia maupun tuhan
-          Agama, memberikan jawaban atas segala persoalan alam, manusia, tuhan.[10]
·         Perbedaan anatara ilmu, filsafat dan Agama:
NO
Filsafat
Ilmu
Agama
Sumber
Akal budi atau manusia
Akal budi atau manusia
Wahyu dari tuhan
Cara memperoleh
Penggunaan akal budi atau rasio yang digunakan secara mendalam, menyeluruh dan universal.
Penyelidikan (riset), pengalaman (empiri), percobaan (Experimen).
Dengan cara wahyu atau firman tuhan
Sifat kebenaran
Kebenaran spekulatif, berupa dugaan yang tidak bisa dibuktikan secara empiris, riset dan Eksperimen. Dan bersifat nisbi (relatif)
Kebenaran positif, yaitu kebenaran yang masih berlaku sampai ditemukan teori yang lebih kuat. Dan bersifat nisbi (relatif).
Kebenaran agama sifatnya mutlak (absolut).
·         Tokoh yang berperan bagi keilmuwan islam:
1.      Al-Farabi (Abu Nashr M. Bin al-farak al-Farabi) (870-950 M)[12]
Di barat dengan nama Alparabius. Seorang yang dari kecil berada pada lingkungan syafi’i, masa kecil pintar berbahasa sehingga dikatakan munawir syadzali[13] bahwa. Al-Farabi dapat berbicara dalam tujuh puluh macam bahasa tetapi yang dikuasai dengan aktif hanya empat bahasa yaitu: Arab, Persia, Turki dan Kurdi. Dan pada amsa inilah Al-Farabi pindah ke Bukhara untuk menempuh study lanjut fiqh dan ilmu-ilmu lanjut lainnya.
2.      Al-Batani (858-929 M) dengan nama Al-batenius adalah ahli astronomi dan matematika dari Arab. Pencapaian terkenal adalah penemuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik, bekerja disuriah.
3.      Ibnu sina, atau di barat dengan avicenna, seorang filusuf, dokter kelahiran persia (sekarang sudah bagian uzbekistan) Lahir 980 di Asfahnah daerah dekat bukhara sekarang wilayah uzbekistan.
4.      Ibnu batutah lahir maroko 1304 dan 1307 seorang penjelajah, mengelilingi 120.000 kilometer (sekitar 44 negara modern).
5.      Ibnu Rusyd (lahir 1126) maroko dan wafat 1198. Dikenal dengan anma averroes, seorang filusuf spanyol (andalusia) karyanya : Bidyatul Al-Mujtahid.
6.      Umar khayyan (18 mei 1048-4 desember 1131 M) dia ini terkenal sebagai seorang matematikawan dan astronot yang memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender persia, mengukur panjang satu bulan sebagai 365,24215858156 hari.
7.      Al-Khawarizmi (lahir 780 di khwarizm (sekarang khiva, uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di baghdad. Menulis kita matematika yang berjudul Al-Khitab Al-Mukhtar fi isab al-jabr wa al-muqabala yaitu kitab yang merangkum perhitungan pelengkapan dan penyeimbangan.
8.      Tsabit bin Qurrah (826-18 febuari 901 M).
9.      Muhammad bin zakariyah Al-Razi dikenali dengan Rhazes di barat. Pakar sains tlahir 251/864- 313/930.
10.  Abu Musa jabar bin hayyan. Lahir di kuffah tahun 722 wafat 804 M.
·         Objek ilmu adalah batas-batas alam amteri (phsical world) karena itu dapat di pahami bahwa mengapa Al-Qur’an disamping menganjurkan untuk mengadakan observasi dan eksperimen. Qs Al-ankabut  ayat 20: Qul siru Fil Ardhi Fanjur kaifa badaalhalqa ..” Berjalanlah di muka bumi dan lihatlah bagaimana Allah menciptakan (Mahluk).
Allah berfirman “Maka Aku Bersumpah dengan apa-apa yang kamu lihat dan apa-apa yang tidak kamu lihat”. Apa-apa itu sebenarnya adalah perkataan satu realitas , tapi tidak ada dalam dunia empiris (sumber pengethauan yang diperoleh mellaui observasi dan percobaan). Ilmuwan tidak boleh mengatasnamakan ilmu untuk menolaknya, karena wilayah mereka adalah wilayah empiris. Bahkan hakikatnya berapa banyak konsep abstrak yang mereka gunakan yang justru tidak ada dalam dunia materi, Misal: Berat Jenis benda, atau akar-akar dalam matematika. Dan ada yang kelihatan potensinya namun tidak dapat dijangkau hakikatnya seperti cahaya. Manusia hanaya tahu fenomena tidak bisa tahu nomena.[14]
Hadis rasulullah:” Tidak merajalela tindakan asusila ditengah suatu kaum sampai mereka mengesponya kecuali akan mewabah ditengah-tengah mereka berbagai macam penyakit dan virus mematikan  yang belum pernah ada pada kaum sebelum yang telah berlalu sebelum mereka. Tindakan asusila (Al-Fakhsiyah) ex: hubungan sex diluar nika, seks sejenis (homoseks) dll.[15]
·         Hadis dari ibnu Majah dan Ad-dailami rasul bersabda: “Perhatikan dipangkal mana kau letakkan anakmu, sebab karakter dan watak orang tua  menurun pada anaknya”. Ini pesan baik bagi orang yang ingin melangkah kepada perkawinan agar hati-hati dan berusaha sebaik mungkin dalam memilih pasangan yang baik, sebab karakter orang tua akan menurun kepada anaknya. Keluarga adalah “Batu bata” yang disusun bangunan ummat. Karena itu jika keluarga baik, maka baik pula ketutrunan yang dihasilkan. Zigot menampung karakter-karakter ayah dan leluhurnya serta karakter ibu dan leluhurnya. Sehingga janin yang dihasilkannnyapun memiliki kadar kemiripan dan perbedaan dengan kedua orangtuanya dan leluhur-leluhurnya. Jika leluhur ada salah satu yang tidak baik, amak itu akan sangat berpengaruh pada janin. Hadis ini pengetahuan yang positif apad 14 abad yang lalu, dan mengkristal apada abd ke-20 (temuan morgan 1912-1926 M) selisi waktu yang panjang kurang lebih 12 abad.[16]
·         Aspek-aspek yang dibicarakan dalam ilmu pengetahuan:
1.      Ilmu-ilmu Alam (Natural Science).
Mempelajari gejala-gejala dalam proses ilmiah yang dibangun atas dasar ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun dari tiga komponen konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. Secara umum IPA Meliputi 3 bidang ilmu dasar:[17]
a.       Biologi, ilmu tentang fenomena mahluk. Ex: zoologi dan Botani.
b.      Fisika, ilmu yang menyelidiki benda-benda yang tidak bernyawa
c.       Matematika, ilmu yang mempelajari tentang tata tertib bilangan dan keseimbangan.
2.      Ilmu-ilmu kemasyarakatan (Social Science).
a.       Sosiologi                                 e. Ilmu ekonomi (Ada 8 cbang, ex: Moneter, dll)
b.      Psikologi sosial                        f. Ilmu politik
c.       Ilmu hukum                             g. Ilmu sejarah
d.      Antropologi budaya
3.      Ilmu-ilmu kemanusiaan (Humaniora).
a.       Filsafat, dianatar cabangnya:
-       Metafisika, filsafat tentang indah dan jelek.
-       Logika, filsafat tentang pikiran benar dan salah
-       Etika, filsafat tentang tingkah laku yang baik dan buruk
b.      Kesenian. Ex: seni musik, seni tari, seni rupa, seni drama[18]
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Kelompok....2
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ISLAM
·         Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh orang atau masyarakat pada umumnya yang terjadi melalui informasi dari mulut kemulut, atau tulisan yang belum teruji kebenarannya berdasarkan dalil-dalil, fakta, dan pengujian serta belum tersusun secara sistematik.
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang sudah didukung oleh data, fakta, dalil, pengujian dan pembuktian kebenarannya, serta tersusun secra sistematik.[19]
·         Kaum Quraisy penduduk mekkah sebagai bangsawan dikalangan hanya memiliki 17, orang yang pandai baca tulis. Suku Auz dan kharraz hanya memiliki 11 orang yang pandai baca tulis.
a.       Bani kharaj adalah salah satu kabilah Arab yang tinggal di madinah pada amsa awal penyebaran Agama Islam.
b.      Bani aus adalah keturunan dari ibu yang sama yaitu Qailan binti kahil istri harits bin sa’labah dan dengan demikian secara bersama-sama juga mendapatkan julukan Bani Qailah.[20]
·         Umar berijtihad untuk:
1.      Menetapkan hukum tentang masalah-masalah baru
2.      Administrasi
3.      Mengenbangkan keilmuwan
Ali bin Abi thalib adalah peletak dasar ilmu nahwu, dan di kembangkan oleh Abu Al-Aswad Al-Duwaly. Kemudian naik usman bin affan, seorang yang lemah lembut, tetapi justru lemah lembutnya dipergunakan oleh keluarga bani umayyah untuk menduduki jabatan penting.[21]
·         Ilmu pengetahuan pada masa bani umayyah. Khalifah besar dari umayyah:
1.      Muawiyah bin abi sufyan (661-680 M).
2.      Abd Malik bin Marwan (685-705M).
3.      Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M)
4.      Umar bin Abdul Aziz (717-720M)
5.      Hisyam bin Abd Al-Malik (724-743 M).
Ekspansi bani umayyah membuat islam mejadi negara besar pada saat itu, sungguhpun umayyah lebih memusatkan pada kebudayaan arab. Perubahan bahasa administrasi dari bahasa yunani dan romawi ke bahasa arab dimulai pada amsa Abd Al-Malik perhatian kepada syair arab jahiliyah timbul kembali dan penyair-penyair arab timbul kembali seperti.
1.      Umar bin Abi Rabi’ah                   4. jarir
2.      Jamil Al-Udhri                              5. Al-Akhtal.[22]
3.      Al-Furazdaq
·         Peradaban pada masa bani umayyah:
a.       Penyempurnaan tulisan Al-Qur’an yang telah di kodifikasi pada zaman abu bakar dan utsman bin affan di tulis tanpa titik (sehingga tidak dapat dibedakan anatara “u, i, a”. Menurut suatu riwayat, ulama pertama yang memberikan  baris/titik pada huruf2 Al-Qur’an (seperti qa, fa/ba, ta, tsa, sya) adalah hasan Al-Bashri.[23]
b.      Penulisan hadis, pada masa Umar bin Abdul Aziz.
·         Ilmu pengetahuan pada masa Bani Abbas. Dimasa bani abbas inilah perhatian kepada ilmu pengetahuan dan filsafat yunani memuncak. Terutama di zaman harun ar-rasyid dan Al-Makmun. Buku-buku ilmu dan filsafat di datangkan dari byzantium dan kemudian diterjemahkan kedalam bahasa arab. Kegiatan penerjemahan buku ini berjalan kira-kira satu abad. Bait Al-Hikmah yang didirikan oleh Al-Makmun, bukan hanya pusat penerjemah tetapi juga mempunyai perpustakaan. Diantara cabnag ilmu yang diutamakan dalam bait Al-hikmah, yaitu:
1.      Kedokteran                       5. fisika
2.      Matematika                       6. astronomi
3.      Optika                               7. sejarah
4.      Geografia                          8. filsafat
Pada masa ini pertama kali kontak islam dengan barat. Al-hikmah dan Al-Azhar hingga kini masih harum namanya sebagai universitas tertinggi diseluruh dunia. Periode kemajuan islam ini oleh Christoper Dawson, bersamaan masanya dengan  dengan abad kegelapan di eropa.[24]
·         Tokoh ilmuwan muslim dan macam-macam ilmu yang dikembangkan:
A.    Ilmu agama islam:
a.       Theologi. Ilmu hubungan manusia dengan tuhan baik dzat, sifat dan perbuatan.
1.      Washil bin atha. Orang islam yang mati dalam keadaan dosa besar sebelum bertobat dia bukan mukmin dan bukan pula kafir tapi diantaraa keduanya.
2.      Abu huzail Al-‘Allaf. Akal cukup kuat untuk menegtahui tuhan dan untuk mengetahui kewajiban berteria kasih kepadanya dan untuk mengetahui baik dan buruk.
3.      Abu hasan Al-Asy’ari. Al-Qur’an bukanlah diciptakan tetapi bersifat Qadhim, perbuatan manusia bukanlah diwujudkan manusia sendiri, tetapi diciptakan tuhan.
4.      Abu mansur Al-Maturidi. Tuhan mengetahui bukan dengan zat nya, tetapi dengan sifat pengetahuannya.[25]
b.      Fiqh. Ilmu yang membahasa hubungan manusia dengan tuhan hubungan manusia dengan manusia dna mahluk lainnya.
1.      Abu hanifah. Coraknya dipengaruhi oleh perkembangan hukum yang terjadi di kuffah yang letaknya jauh dari madinah.
2.      Malik bin anas. Baya’ah(perjanjian) yang dilakukan dengan paksaan hukumnya tidak sah. Sumber imam malik yaitu Al-Quran, sunnah, qiyas, masalih Al-mursalah dan Al-Urf.
3.      Syafi’i. Dua mazhab yaitu mazhab lama (Qaul Qadim) dan mazhab barunya (Qaul Qadim).sumber Qur’an, sunnah, qiyas, ijma’ ulama, pendapat sebgaian sahaabt yang tidak diketahui adanya perselisihan.
4.      Ahmad bin hanbal, menggunakan lima sumber: Al-Qur’an, sunnah, hadis mursal, Qiyas.
c.       Tafsir. Ilmu yang menjelaskan arti, makna dan kandungan ayat-ayat Al-Quran yang berpedoman pada penafsiran yang diberikan oleh rasulullah dan para sahabatnya.
1.      Ibnu abbas                                     5. Al-Maraghi (Tafsir Al-maragi)
2.      Al-Kasyaf                                     6. Sayyid Qutub (Fi Dzilal Al-Qur’an)
3.      Ibnu katsir (tafsir ibnu katsir)       7. Muhammad Abduh (Tafsir Al-Mannar
4.      Jalaludin Al-sayuti (tafsir jalalain)
d.      Hadis. Bukhari, muslim, turmudzi (bisa juga tirmidzi), abu daud, ibnu majah, an-nasai.
e.       Bidang tasawuf. Ilmu tentang mendekati dan mencintai tuhan dengan cara memebrsihkan diri, kemudian menghiasi dnegan akhlak mulia.
1.      Hasan Al-Bashri (Konsep zuhud)
2.      Dzunun Al-Mishri (konsep Al-Makrifah)
3.      Abu yazid Al-Bustami (konsep ittihad, perasaan bersatu batiniyah dengan tuhan)
4.      Al-Hallaj (husein ibnu mansur), (paham Al-hullul yaitu bahwa tuhan memilih tubuh manusia tertentu untuk menganbil tempat di dalamnya.
5.      Ibn Arabi (paham wahdatul wujud, nasut pada paham Al-Hllaj dirubah menjadi Al-Khalq (mahluk) dan lahut diubah menjadi Al-Haqq (tuhan)
f.       Akhlak.
1.      Ibnu miskawaih “tahzid Al-Akhlak wa tathir A’raq”
2.      Imam Al-Ghazali “ulumu din”
B.     Bidang ilmu sosial: Politik, ekonomi, budaya, sosiologi:
1.      Ibnu khaldum, kitab muqaddimah
2.      Ibnu batutah, banyak mengembara (dikatakan bahwa hampir 44 negara).
3.      At-tahabari, penulis sejarah rasul, para raja dan sejarah umum.
C.     Bidang sains.
1.      Astronomi, ilmu tentang gerakan penyebaran dan sifat-sifat benda samawi.
a.       Al-Batani. Berhasil emnentukan lama tahun tropis, lama musim, 8 orbit utama matahari dan planet.
b.      Al—faraghani. Menentukan jarak dan ukuran planet, benda langit, bulan, merkurius dan venus dll.
c.       Nashiruddin al-thusi. Tokoh yang menyelamatkan sisa-sisa khazanah intelektual peradaban islam yang dihancurkan oleh hulagu khan.
2.      Fisika. Menyelidiki fenomena Alam, terutama dari benda-benda tak bernyawa, cahaya, panas, tenaga listrik.
a.       Abi Al-Khaitam. Cahaya memiliki kecepatan tertentu sehinga memerlukan waktu, menurutnya kecepatan itu lebih tinggi dari kecepatan suara.
b.      Al-Biruni. Meluruskan hukum newthon tentang grafitasi.
c.       Ibn-sina. Cahaya bersal dari desiminasi partikel2 yang adatng dari sumber cahaya itu sendiri yang sekarang dikenal dengan anma foton-foton.
3.      Kimia. Mempelajari unsur-unsur dan elemen-elemen yang jadi dasar tentang segala sesuatu.
a.       Jabir bin hayyan. Bapak kimia termasyhur, meneliti unsur kimia logam dan mineral, ia juga pendiri laboraturium pertama.
b.      Zakaria al-Razi. Dokter klinik terbesar setelah ibnu sina.
4.      Kedokteran. Ilmu yang mempelajari tentang berbagai macam penyakit serta cara-cara penyembuhannya, serta menghindari penyakit.
a.       Ar-razi (zakariah Al-Razi). Mencurahkan segenap pemikiran untuk mendiagnosis penyakit cacat dan campak.
b.      Ibn sina. Mengajukan tehnik pengobatan manipulasi (adalah penyuntikan pelali dalam sumsum tulang blakang. Untuk membetulkan penyimpapanan sruktural, ia juga penemu awal tentang  peran faktor2 iklim dan lingkiungan terhadap penyakit. Penemu berharga ibnu sina adalah Tuber Culosis (TBC). Dapat ditularkan oleh sekresi yang terinfeksi. Sekresi adalah proses untuk membuat  dan melepaskan substansi kimiawi dalam bentuk lendir yang dilakukan oleh sel tubuh dan kelenjar.
c.       Abu Al-Qashim Al-Zahrawi. Ilmu bedah, dan orang pertama yang menemukan teori pembedahan dan menciptakan dan menggunakan alat-alat untuk melakukan berbagai macam operasi dan ia dikenal baik sebagai dokter gigi.
d.      Ibnu nafis. Adalah orang pertama yang mendeskripsikan bagaiamana pembulu-pembulu darah dalam paru-paru secara gradual menjadi lebih kecil yang sekarang disebut sebgai pembulu darah kapiler yang terdapat di dalam alveolus.
5.      Optika.
a.       Al-haytam (abad x). Di eropa Al-Hazen, yang menentang pendapat bahwa yang mengirim cahaya pada benda yang dilihat.
D.    Ilmu politik. Bahasa ingris politic, yang berarti bijaksana. Dalam bahasa arab,  terdapat kata al-siyasah yang artinya rekayah, siasat, taktik dan strategy untuk mencapai tujuan.
a.       Ibnu arabi. Manusia tidak dapat mencukupi kebutuihan hidupnya tanpa orang lain, dan karenanya mereka salin memerlukan.ibnu arabi berbicara pemerintahan, bahwa ia memilih monarki atau kerajaan di bawah pimpinan seorang araj atau penguasa tunggal.
b.      Al-farabi, pemikiran berkenaan dengan asal-usul lahirnya kota atau negara, pengaruh iklim atas watak dan perilaku mansuia.
c.       Al-Mawardi. Memperkenalkan teorinya tentang asal usul tumbuhnya negara, sistem pemerintahan, imamah (kepemimpinan) dan pemilihan atau seleksi imam.
d.      Ibnu taimiyah. Sultan atau kepala negara adalah bayangan Allah di Bumi, dengan artian bahwa dia adalah wakil allah di bumi, dengan kewenangan memerintah yang bersumber dari tuhan.[26]
E.     Humaniora.
1.      Filsafat. Berfikir secara sistematis dan mendalam universal dna untuk menemukan atau memahami segala sesuatu yang ada baik fisik maupun metafisik, material dan spiritual.
a.       Al-Kindi. Filsafat pengetahuan bahwa pengetahuan panca indra, dan pengetahuan akal.
b.      Al-Farabi. Penciptaan Alam, paham emanasi. Mansuia materi asal memancar dari akal kesepuluh dan akal kesepuluh itu disamakan dengan malaikat-malaikat dalam islam.
c.       Ibnu Sina. Filsafat tentang jiwa, membagi jiwa dengan tiga:
1.      Jiwa tumbuhan berkembang biak
2.      Jiwa binatang gerak dan menangkap
3.      Jiwa mansuia yang emmiliki daya.
d.      Ibnu rusyd. Anatar agama dan filsafat tentang pertentangan. Tentang keklanya alam, bahwa ketika alam rusak atau hancur hanyalah bentuknya, sedangkan materi asal tidak hancur.
2.      Tasawuf. Ilmu tentang cara-acar yang efektif untuk menegtahui dan memahami, mendekati, mencitai dan dicintai tuhan dan merasa bersatu secara batin dnegan tuhan.
a.       Rabi’ah Al-Adawiah. Awal seorang budak, dengan paham mahabbah.
b.      Dzunun Al-Misri, mengetahui tuhan dengan 3 cara, yaitu:
-          Pengetahuan awam, mengetahui tuhan satu dengan peranatra syahadat.
-          Pengetahuan ulama. Mengetahui tuhan satu menurut logika akal.
-          Pengetahuan sufi. Mengetahui tuhan menurut perantara hati sanubari.
c.       Abu yazid Al-Bustami. Paham ittihad
d.      Al-Hallaj, paham hulul.
e.       Ibnu Arabi, paham wihdatul wujud, tiap-tiap yang ada punya aspek kemahlukan dan ketuhanan.
3.      Seni indah, elok, halus. Ekspresi jiwa  yang menggambarkan keindahan, keelokan, kelembutan, kehalusan.
a.       Al-farabi, menyempurnakan ilmu musik dan menerangkan kekurangan pytagoras. Dan menerjemahkan karya aristoteles yang telah menciptakan  alat musik Al-Qonun dan ditiru di barat dengan nama piano.
b.      Zaryab (alhasan bin nafi’), penggugah lagu.[27]
·         Faktor yang mendorong pengenbangan ilmu:
1.      Ajaran islam mewajibkan meneliti, riset
2.      Tradisi ilmiah yang snagat kuat
3.      Adanya pandangan bersifat integral (semua harus di kembangkan) komprehensif, dan holistis dalam memandang ilmu pengetahuan dan agama.
4.      Timbulnya dorongan untuk mengenbangkan ilmu
5.      Semangat berlomba-lomba untuk kebaikan
6.      Faktor lingkungan.[28]
·         Pengaruh ajaran islam terhadap eropa . pengaruh ini belangsung sejak abad ke-12. Sejak abad ke-14 timbul gerakan kebangkitan kembali (reinasance) pusaka yunani yang diselamatkan dan dopelihara dan diterjemahkan ke arab. Pusaka islam ke eropa melalui masyarakat islam spanyol (711-1492 M) dan sisilia (825-1091 M). Salaf satu kisah Alif laila walaila, karya klasik dunia diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Al-farabi yang banyak menerjemahkan karya Aristoteles yang menciptakan alat musik Al-Qonun dan dibarat dengan nama piano.[29]
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Kelompok....3
PENGARUH ILMU PENGETAHUAN, KEBUDAYAAN DAN PERADABAN YANG DIKEMBANGKAN UMAT ISLAM TERHADAP PERADABAN EROPA DAN BARAT.
·         Dieropa para cendekiawan eropa ditekan dan dikontrol oleh gereja, sehingga pemikiran mereka juga ditolak dan bagi yang mengeluarkan teori bertentangan denagn pandangan gereja akan ditangkap dan dihukum  bahkan dibunuh. Hubungan peradaban islam dengan barat  dan eropa selama berabad-abad pertengahan yang saat itu eropa dalam kegelapannya, para pakar sejarah sepakat bahwa hubungan tersebut melalui tiga jalur:[30]
1.      Melalui andalusia.
Andalusia juga disebut sebagai “syahid kedua” (syurga yang hilang), andalusia ini merupakan jembatan utama peradaban islam dan pintu penting untuk proses transfer peradaban islam ke eropa. Gustave le Bon mengatakan “Begitu orang-orang arab berhasil menaklukan spanyol mereka mulai menegakkan risalah peradaban disana. Maka dalam waktu kurang dari satu abad mereka mampu menghidupkan tanah yang mati, membangun kota-kota yang runtuh, mendirikan bangunan-bangunan megah kemudian menerjemahkan buku-buku yunani dan latin dan mendirikan universitas-universitas.[31]
2.      Melalui pulau siislia.
Disebut sebagai “syahid pertama” (daerah sisilia hilang dari peta negeri-negeri islam) semenjak 484/1091 M. Dikuasai pada masa khalifah muawiyah pada tahun 652 M. Kemudian disempurnakan tahun 827 M oleh Amir bani Aghlabiyah masa Al-Makmun. Setelah bani aglabiyah menguasai beberapa daerah di eropa  sampai saat tibanya bani aglabiyah melemah dan keadaan terbalik melemah. Daerah italia, pulau sisilia dan malta direbut kembali oleh nurman dia kristen. Dan tahun 1090 M, penguasa bani aglabiyah telah berakhir. Setelah perebutan kekuasaan itu keadaan menjadi berbanding terbalik kota salernodi dekap nepals mendirikan sekolah kedokteran oleh constantin african. Sekolah kedokteran  ini adalah sekolah kodekteran pertama yang ada dieropa, yang menjadi pengembang ilmu kedokteran islam. Disamping itu constantin juga mendirikan lembaga penerjemah. Buku yang diterjemahkan adalah buku kedokteran karangan hunain bin ishaq “sepuluh masalah mata”, Ali abbas “Ribbert regalis” dan Arrazi “liber experimenterum”. Disebabkan hal ini constantin dikenal orang pertama yang membawa ilmu kedokteran eropa. Constantin menerjemahkan  buku karangan islam ke bahasa latin, dan mengumumkan buku tersebut hasil pemikirannya, ini adalah plagiarist. Pendirian universitas naples tahun 1224, univ. Pertama di eropa yang didirikan dengan aturan-aturan dan kontak yang jelas.[32] Semenjak didirikan univ. Napels, ilmu pengetahuan islam menyebar sampai ke daerah italia. Salah satu siswanya adalah thomas aquinas, pemimpin katolik yang snagat terkenal. Pendirian rumah sakit eropa, semata-mata  tiruan orang kristen terhadap islam. Rumah sakit Los Quinze di spanyol yang didirikan oleh Lonis IX. Rumah sakit ini didirikan setelah perang salib. Rumah sakit ini banyak meniru rumah sakit sultan nur ad-din di damaskus. Materi pelajarannya berdasarkan teori ibnu rusyd. Sehingga pengaruh ibnu rush sangat besar di prancis.[33]
3.      Mellaui perang salib.
Perang salib ini berlangsung kurang lebih 2 abad mulai dari abad 5H/11M (490 H/1097M) hingga jatuhnya benteng terakhir pasukan salib di tangan mamalik tahun 690 H/ 1291M. Awalnya tentara salib datang ketimur dengan menganggap dirinya memiliki derajat yang lebih tinggi dari orang timur. Mereka mendapatkan betapa majunya negeri timur setelah 2 abad mereka menyesuaikan diri. Mereka melihta ketinggian kebudayaan islam dalam segala aspek dan mereka menirunya. Keadaan seperti itu tidak hanya pada prajurit bawahan tetapi juga pada Richard The Lion Hear dari ingris. Awlanya menganggap remeh masyarakat timur dan telah membunuh lebih dari 3000 tawanan muslim dengan kejamnya. Tetapi ketika berhadapan dengan salahudin Al-Ayyubi, yang membalas kekejaman Richard dengan kasih sayang, sadarlah ia bahwa dia tidak berhadapan dengan bangsa yang rendah. Suatu ketika pernha richard menderita sakit keras lalu salahaudin  menyamar jadi seorang tabib agar ia mengobati richard, semenjak Richard mengetahui itu lalu luluh lah hatinya hubungan baikpun terjalin antara keduanya sampai akhir salahudin meninggal. Tapi hubungan baik keduanya tidak berjalan lama karena paus selalu menghasut  eropa untuk melakukan peperangan sehingga tentara salib datang berbondong-bondong menyerang umat islam. Akhirnya tentara salib terusir keseluruhannya dari timur pada tahun 1921 oleh sultan asraf khalil dari mesir. Ketika tentara salib berkuasa mereka membawa segala sesuatu yang dimiliki umat islam. Baik buku, ilmu pengetahuan, alat kedokteran, kompas, dll.[34]
·         Pengaruh ilmu pengetahuan islam atas eropa sejak abad ke-12 sehingga menimbulkan kebangkitan kembali (renaissance) pada abad ke-14 M, yaitu pusaka yunan yang diselamatkan dipelihara, dan dikenal berkat terjemahan-terjemahannya arab. Eropa bersikap tidak jujur kepada diri sendiri tentang sumber-sumber peradaban dan dunia modern tentang sumber-sumber peradaban dunia tersebut yang dibangunnya. Eropa hanya mengetahui pusaka budaya yunani, romawi, dan nasionalisme atau tradisi nasionalnya sebagai sumber-sumber serta menggelapkan utang budi yang besar kepada islam.[35]
·         Berikut temuan muslim yang eropa menganggap temuannya mereka:
1.      Eropa sengaja membawa proses pembuatan gula kristal untuk pengganti madu yang merupakan pemanis umum sebelum perang salib. Penggunaan kapur dalam proses gula adalah penemuan kaum muslimin.
2.      Pada abad XII eropa mengenal filsafat dan ilmu pengetahuan yunani dan islamlah yang mengajarinya. Lebanon mengatakan “Orang arablah yang menyebabkan kita mempunyai peradaban, karena mereka adalah imam kita selama 6 abad”.
3.      Sepulang dari perang salib, orang-orang eropa membawa pulang sabun, minyak wangi, komfer, balsam, dan permadani.
4.      Dalam kebudayaan eropa kaum abid dan perempuan tidak dianggap punya pribadi dan tidak masuk hitungan perilaku adil, halus, saling menghormati pada perempuan adalah pengaruh islam di andalusia. Uni soviet menirunya tahun 1917 dan disusul negara sosialita belanda sejak tahun 1956 berlkau pada 1 januari 1957.
5.      Seni tulisan indah (calligraphy)
6.      Selain eropa, barat juga tidak hanya berutang budi seperti cara dan cadar turki yang digemari oleh mode tinggi (hight fashion) sebagai mempertinggi gaya dan kejelitaan kaum hawa.
7.      Bahasa Arab mempengaruhi atas barat.
·         Tujuan barat mempelajari islam, pemikiran barat diarahkan untuk membalas dendam kepada kaum muslimin dengan cara mendiskreditkan islam melalui kajian dan kritik islam dengan nama embel2 orientalis, yang mempelajari budaya islam, sejarahnya, adat istiadat dan karakter kaum muslimin untuk menyerang kaum muslimin.[36]
·         Bidang kajian studi islam yang dipelajari barat sudah meliputi hampir seluruh bidang studi islam, yakni al-Qur’an, al-Hadist, fiqh, dakwah islam, pendiidkan islam, tasawuf dan bahasa arab dan pemikiran politik. Menurut prof abudin nata, adapun tujuan yang ingin dicapai:
1.      Menarik simpati kalangan umat islam, sehingga tidak lagi menaruh benci, curiga dnegan kehadiran barat. Mereka menunjukan kehebatan dan keistimewaan umat islam seperti mengagungkan Qur’an menyanjung nbai, muhammad SAW. sehingga nantinya umat islam terlena akan hal ini, sehingga merek apuas dan berhenti untuk melakukan kreativitas dan inovasi.
2.      Melemahkan islam dari dalam.
3.      Menunjuka superioritas mereka sebagai orang barat. Ilmuwan barat khususnya orientalitas merasa barat adalah guru dalam segala hal dan cenderung tidka ingin di gurui timur, menganggap semua sejarah dari barat dan ingin menjadi model dan rujukan bagi umat islam.
4.      Memperjuangkan doktrin-doktrin mereka yang tidak boleh di kritik. Bahwa al-Qur’an dalam pandnagan insan barat bukan kalam Allah dan muhammad bukan rasul Allah. Doktrin ini sudah lebih dulu tertanam dan pikiran mereka sebelum meneliti.
5.      Untuk kepentingan negara-negara tertentu yang mendanai kajian tersebut, ini kajian-kajian menyangkut aliran-aliran menyimpang seperti syi’ah ismailiyah, tasawuf, ahmadiyha dan bahaiyyah.[37]
·         Kemunduran umat islam dan gerakan pembaharuan dalam islam. Metodologi sangat penting dalam kemajuan, orang-orang biasa bisa membawa kemajuan karena menemukan metode berfikir yang benar dan utuh, sedangkan pemikir jernih apabila tidak mengetahui metode yang benar dalam melihat sesuatu dan memikirkan masalahnya, maka tidak bermanfaat kejeniusannya.[38]
·         Menurut pemikir ternama india abad ke-18 syah waliyullah (1703-1762 M), kemunduran islam:
1.      Ditukarnya system pemerintahan akan ke khilafahan menjadi system kerajaan yang bersifat absolute.
2.      Masuknya adat-istiadat hindu kedalam islam india.
3.      Perpecahan dikalangan umat islam
4.      Taqlid kepada penafsiran-penafsiran yang dibuat berabad-abad sebelumnya.
·         Menurut pikiran Al-Tahtawi sbb:
1.      Ajaran islam bukan hanya mementingkan soal akhirat tetapi sola hiudp di dunia. Jadi umat islam  harus perlu mementingkan hidup duniawinya.
2.      Kekuasaan absolute raja harus di batasi oleh syariat. Raja harus bermusyawwarah denga ulama. Ex; Dokter, ekonomi, sosilogi.
3.      Syariat harus disesuaikan dengan perkembangan modern
4.      Kaum ulama harus mempelajari filsafat dan ilmu-ilmu modern agar dapat menyesuaikan syariat dengan kebutuhan masyarakat modern.
5.      Pendiidkan harus bersifat universal dan sama bentuknya untuk semua golongan.
6.      Umat islam haru bersifat dinamis dan meninggalkan sifat statisnya.[39]
·         Ketinggian barat dalam pendapatnya (Abuddin nata) berdasar atas sikap rasional dan kemajuan ilmu pengetahuan mereka. Jalan untuk meningkatkan umat islam akan dicapai dengan kerja sama bersama pemerintah bukan dengan melawannya. Bermain politik akan merugikan islam jika tanpa penegtahuan dan pendidikan, sehingga umat islam yang ahrus diperbaiki adalah pendidikannya. Kalau pembaharuan-pembaharuan lain berpendapat bahwa kemajuan islam atau apabila umat islam ingin menganbil kembali ilmunya yang dianbil oleh bara pada masa lalu dapat dicapai kembali dengan kerja sama dengan barat, jamaludin menganggap bahwa barat dan terutama ingris bukanlah teman. Ia menganggap musuh  karena sadar akan ekspansi barat kedunia islam. Kesatuan umat islam harus diwujudkan kembali  yang disebabkan oleh umat islam sendiri yang telah meninggalkan akhlak yang tinggi dan melupakan ilmu pengetahuannya.[40]
·         Selain itu juga memang diakui bahwa etos melakukan penelitian yang ditandai dengan ketekunan, kesabaran dan kedetailan saat ini bnayak dimiliki oleh barat akrena didukung kemampuan metodologi serta dana yang cukup besar. Mereka juga menemukan  Grand Theory yang digunakan, data yang lengkap dan ketekunan yang luar biasa. Namun, sesungguhnya pada zaman klasik, etos kerja demikian telah  dimiliki para ulama islam, Ex: Bukhari, syafi’i, ibnu khaldun dst. Di masa sekarang sangat disayangkan bahwa etos penelitian ditangan barat & umat islam sekarang harus menguasai kembali etos penelitian yang kuat dan tekun tersebut.[41]
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Kelompok....4
TAUHID SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
·         Macam-macam sumber ilmu:
1.      Indra.
Menurut filosof  muslim, indra merupakan kecakapan (daya) jiwa yang dimiliki oleh setiap manusia dan bukan sekedar kecakapan fisik seperti  yang dibayangkan ilmuwan modern. Sebagai kecakapan jiwa, indra-indra manusia ini bekerja dengan sangat menakjubkan. Mata misalnya, dengan sel-sel yang ebrhubungan dengan cahaya dapat  mencerap bukan hanya benda-benda fisik yang diamatinya, melainkan juga warna mereka, lidah, benda itu pahit, manis. Jadi seluruh indra mampu menggali informasi dari benda-benda fisik.
2.      Akal.
Akal memainkan peranan yang sangat esensial dalam melengkapi segala kekurangan yang diderita oleh panca indra kita. Menurut filosof muslim akal merupakan kecakapan jiwa/mental yang khas manusia karena tidak ada hewan apapun yang memilikinya. Ternyata kemampuan akal untuk menangkap konsep dan informasi tidak terbatas hanya pada objek-objek indrawi karena akal juga dapat menangkap konsep-konsep abstrak yang tidak berdasarkan pengindraan.[42]
3.      Intuisi (Hati).
Yang disebut oleh ibnu sina dengan al-hads al-qudsi (intuisi suci). Daya ini sangat kita butuhkan mengingat intuisi kadang bisa melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh akal. Ini terjadi karena sering gagal dalam memahami sesuatu sebagaimana adanya, karena ketidak mampuannya untuk dapat menembus relaitas sampai kejantungnya, intuisi ini melengkapi akal.
4.      Al-Qur’an.[43]
·         Sumber ilmu pengetahuan dapat di klarifikasikan menjadi dua:
1.      Sumber ilahi, Adalah ilmu pengetahuan yang datang dari Allah baik melalui wahyu, ilham atau mimpi yang benar.
2.      Sumber manusiawi,  Adalah jenis ilmu pengetahuan yang dipelajari manusia dari berbagai pengalaman pribadinya dalam kehidupan dan upaya dalam memecahkan berbagai problem yang dihadapinya atau lewat pendiidkan dan pengajaran serta pennelitian ilmiah.
Kedua ilmu ini slaing melengkapi dan keduanya berasal dari Allah SWT. Yang menciptakan manusia dan membekalinya dengn berbagai sarana dan alat untuk bisa memahami dan memperoleh ilmu penegtahuan.[44]
·         “Sumber” dalam bahasa arabnya adalah “Masdar” dapat diartikan suatu wadah yang dari wadah itu dapat ditemukan atau ditimba norma hukum. sumber adalah suatu tempat yang daris egala sesuatu digali atau dianbil.
·         Sumber ilmu menurut Barat:
1.      Rasionalisme, dikaitkan dengan Descartes, Baruch spinoza, Gottfried leibniz, yang sebenarnya berasal dari pemikiran yunani.
2.      Empirisme, yang menekankan pengalaman. Pengalaman disini biasanya adalah pengalaman  indrawi ini satu2nya pengalaman manusia yang dapat diverifikasi secara ilmiah yaitu dapat dibuktikan benar atau tidaknya secara objektif.
3.      Kritisisme, usaha untuk mensitesa dan kutub ekstrim sebelumnya: Rasionalisme dan Empirisme. Tokoh yaitu imanuel kant. Kan berusaha menunjukan unsur dari amna saja yang berasal dari pengalaman dan  unsur mana saja dari akal. Fokus penelitian dan perhatian kant adalah pada penyelidikan rasio manusia dan batas-batasnya.[45]
·         Sumber ilmu menurut islam:
1.      Wahyu, dalam filsafat tuhan adalah mind/akal, karena tuhan adalah akal, dalam islam tuhan dianggap akal kurang diterima.
2.      Akal adalah entitas spiritual yang rapat dengan hati (Al-Qalb) yaitu menjadi tempat intuisi. Persoalnya sekarang adalah apakah akal sudah cukup untuk kita jadikan sebagai sumber ilmu sehingga tidak membutuhkan alat lain karena kesempurnaanya ?
3.      Indra
4.      Ilham/intuisi.
·         Nabi muhammad saw. menerima wahyu usia 610 M, hampir sama dengan muhammad ibrahimpun menemukan pengethauan dengan ketika ia berfikir mencari tuhan. Sedangkan yunani, plato tidak menyendiri di dalam gua atau diatas bukit, tetapi berfikir dan menyebarkan pemikirannya disebuah akademia (Lembaga Pendidikan). Pendapat plato yang sangat populer adalah konsep tentang kebenaran “idea” yaitu kebenaran yang bersifat tetap, tidak berubah-ubah dan kekal. Kebenaran idea adalah kebenaran yang bersifat inderawi.[46]
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Kelompok....5
METODE BURHANI (OBSERVASI) DAN LANGKAH-LANGKAHNYA (Observasi, Eksperimen dan Rasional).
A.    Metode Burhani (Observasi).
Sebagai aktivitas kognitif, metode burhani atau Demonstratif merupakan bentuk inferensi rasional, yaitu  penggalihan premis-premis yang mengahsilkan konklusi yang bernilai. Metode demonstratif ini berasal dari filusuf terkenal diyunani yaitu Aristoteles. Dalam penuturan aristoteles yang dimaksud dengan metode demonstratif adalah silogisme ilmiah, yakni silogisme yang apabila seseorang memilikinya, maka ia akan memiliki pengetahuan. Menurutnya silogisme adalah seperangkat metode berfikir yang dengannya seseorang adapat menyimpulkan pengethauan baru dari pengetahuan-pengetahuan sebelumnya (kesimpulan dari berbagai premis) terlepas apakah pengetahuan tersebut benar atau salah dan sesuai dengan realitas atau tidak.[47]
·         Merode demonstratif adalah suatu metode rasional atau logis yang digunakan oleh para filusuf selain empat macam metide non demon-demonstratif, yaitu:
1.      Dialektis => berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban, dialektika.
2.      Sofistik => membincang pemikiran analogis yang mengajarkan lawan dari kebenaran.
3.      Retori => berhubungan dengan jenis persuasi-persuasi dan dampaknya atas pendengar dalam pidato.
4.      Poetika => yang berkaitan dengan pemikiran  analogis yang mengajarkan penciptaan perumpamaan dan kiasan.
·         Namun diantara metode rasional tersebut, metode demonstratif dipandang paling akurat dan karena itu digunakan  sebagai ilmiah dasar yang aplikasinya meluas tidak hanya di bidang logika dan filosofis, tetapi juga dibidang empiris dan matematika.
·         Metode burhani pada dasarnya adalah metode logika atau penalaran rasional yang digunakan untuk menguji kebenaran dan kekeliruan dari sebuah pernyataan atau teori ilmiah dan filosofis dengan memperhatikan keabsahan dan akurasi penganbilan sebuah kesimpulan ilmiah. Secara garis besar, para ilmuwan muslim menganbil beberapa langkah metode observasi, yaitu:
1.      Menentukan objek apa yang akan diobservasi
2.      Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan di observasi.
3.      Menentukan secara jelas  data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.
4.      Menentukan tempat dimana tempat objek yang akan diobservasi.
5.      Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
6.      Menentukan cara dan melalukan pencatatan atas hasil observasi, seperti: menggunakan baca’an, kamera, tape recorder, video perekaman, dan alat-alat tulis lainnya.
B.     Metode eksperimen dan langkah-langkahnya.
Metode eksperimen adalah metode yang digunakan untuk membuktikan kebenaran sebuah teori, ilmu pengetahuan islam mengunakan metode eksperimen dalam menetapkan pembahasan-pembahasan kias dan keputusan, dan disandarkan pada fakta. Kaum muslimin menuru untuk mengaplikasikan metode eksperimen pada teori-teori  terdahulu, tanpa harus terikat dengan nama penemu teori-teori tersebut meskipun itu sangat terkenal. Ibnu haitam menjelaskan pola pemikirannya dalam kitab Al-Manaazir bahwa ia memulai metode eksperimen:
1.      Menetapkan suatu pembahasan yang telah ada
2.      Menyelidiki teori
3.      Membedakan klasifikasinya
4.      Menganbil ketetapan apa yang di khususkan mata saat melihat
5.      Mengangkat dalam pembahasan
6.      menganalogikan secara berangsur-angsur dan berurutan dengan mengkritik apa yang diutarakan
7.      Kesimpulan. [48]
C.     Metode Rasional.
Metode yang dipakai untuk memperoleh  pengetahuan denagn menggunakan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria kebenaran yang bisa diterima rasio. Menurut metode ini, sesuatu dianggap benar, apabila bisa diterima oleh akal.[49] Untuk mendorong manusia agar menggunakan akalnya secara fungsional, redaksi yang dipakai Al-Qur’an sangat beraneka ragam, adakalanya menggunakan pertanyaan agar direnungkan dll. Metode rasional meliputi:
1.      Debat, kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih.
2.      Kriting, usaha menggali denagn cara mengoreksi kelemahan-kelemahan suatu konsep atau aplikasi pengetahuan. Kemudian menawarkan solusi sebgaai alternatif pemecahannya. Tradisi barat dalam hal ini harus diakui memang terbuka sekali terhadap kritik, sehingga munculnya kritik justru mendapat aprsiasi.
3.      Komparatif, metode memperoleh pengetahuan (dalam hal ini pendiidkan islam) denagn cara membandingkan teori maupun praktek pendidikan baik sesama pendidikan islam mau pendiidkan islam dengan pendidikan islam dengan pendiidkan lainnya.
4.      Analogi, persamaan antara bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk yang lain.
D.    Pandangan islam dan Barat mengenai 3 metode ini (Observasi, Rasional, Eksperimen).
Dalam islam tidak ada pertentangan anatar ilmu dengan Agama, beda dengan barat pernah terjadi pertentangan anatara ilmu dan agama di daratan eropa yang melumpuhkan pergerakan ilmu pengetahuan,[50]Darkness Age” ini masih teringat dalam pikiran Descartes dan Voltaire, mereka menantang terang-terangan taurat dan injil.
·         Setelah lepas dari sekat agama , mereka (Barat) bebas dari mendewakan akal dalam menghadapi nash-nash yang pokok, argumentasi mereka mengatakan bahwa akal sanggup menguak misteri-misteri ilmiah dan dapat dibedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Karena itu barat hanya menggunakan 3 metode saja, yaitu:
1.      Ijbari
2.      Jadali
3.      Burhani.
Mereka tidak menggunakan metode irfani dan bayani karena menurut mereka ilmu dan agama itu hal yang bertentangan.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Kelompok...6
EPISTIMOLOGI ISLAM DAN BARAT
·         Epistemologi adalah teori pengetahuan, yaitu membahas tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan dari objek yang ingin dipikirkan.[51]
·         Dalam filsafat modern, dimana ilmu (sains) dibatasi hanya pada bidang empiris atau fisik (diobservasi oleh panca indera). Sedangkan menurut epistimologi islam kita dapat mengetahui bukan hanya pada fisik, tetapi juga metafisik.[52]
·         Setiap ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi) bagaimana (epistimologi) untuk apa (aksiologi) penegtahuan tersebut disusun ketiganya ini saling berkaitan. Jika kita ingin bicara epistimologi maka harus dikaitkan dengan ontologi dan aksiologi ilmu, pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi manusia.[53]
A.    Epistimologi Barat.
Pendekatan epistemologi barat itu adalah skeptis, rasional-empiris, dikhotomik, positive-objektif dan menantang dimensi spiritual (anti metafisik). Pendekatan epistemologi barat yaitu:
a.       Pendekatan skeptis, keragu-raguan  (kesangsian) tanpa menjadi warna dasar bagi epistimologi  barat. Skeptisme ini dibuat pertama kalinya di dunia barat diperkenalkan oleh Rene Descartes baginya filsafat dan ilmu pengetahuan dapat diperbaharui melalui metode dengan menyaksikan gejala-gejalanya.
b.      Pendekatan rasional-empiris, betapapun bagusnya temuan ilmu pengetahuan, bila tidak rasional kebenarannya, maka kebebrana tersebut, tidak diakui kebenaran ilmiah. Lawan dari rasionalis adalah empirisme, empirisme memandang pengalamanlah yang merupakan metode utama dalam memperoleh pengetahuan baik pengalaman lahiriyah maupun pengalaman batiniah.sebagai metode, pengalaman bertugas mengantarkan pengetahuan menjadi kebenaran ilmiah, jadi ukuran kebenaran adalah pengalaman indera. Diluar kebenaran indera dianggap sebagai bukan kebenaran, karena tidak dapat diartikan secara langsung berdasarkan kesaksian-kesaksian indera.
c.       Pendekatan dikhotomi. Dikhotomi adalah bagian dua konsep yang saling bertentangan. Dikhotomi pengetahuan ini muncul bersamaan atau setidaknya beriringan dengan masa reinassance barat. Sebelumnya kondisi sosio religius maupun sosio intelektual di barat dikendalikan oleh gereja buktinya barat memisahkan ekmanusiaan dari ilmu sosial. Selain itu di khotomi anatara nilai dan fakta realitas objektif&subyektif,[54] di khotomi lainnya adalah pembelahan antara ilmu agama dan ilmu umum.
d.      Pendekatan positif-objektif. Kata positif (berdasarkan fakta/faktual). Adapun pendekatan objektif disini adalah pendekatan yang memandang pengetahuan manusia sebagai suatu sistem pernyataan atau teori yang dihadapkan pada diskusi kritis. Pendekatan objektif ini berusaha memberikan pengetahuan dari subyektifitas.
e.       Pendekatan yang menentang dimensi spiritual. Metafisika dalam pengertian leterlek sesuatu yang berada dibalik alam (wa wara’a al-tabi’ah) maupun pengertian yang ebrsumber dari agama merupakan persoalan-persoalan akhirat atau alam baka bagi positivism ditolak.[55]
B.     Epistimologi islam.
Gagasan epistimologi islam merupakan respon kreatif terhadap tangan-tangan mendesak dari ilmu pengetahuan modern yang membahayakan kehidupan dan keharmonisan manusia, sebagai akibat epistimologi barat. Epistimologi silam adalah upaya penyelamatan umat dari keterjebakan itelektual. Adapun epistimologi islam:
a.       Bersandar pada kekuatan spiritual. Akal manusia juga memiliki kekuatan spiritual, yang sumber ilmu dan prinsipnya adalah ilahi atau logos yang juga merupakan sumber kitab suci. Al-Qur’an seperti dipercayai kaum muslimin berada pada akal ilahi itu.
b.      Hubungan yang harmonis antara wahyu dan akal.
c.       Interdepensi akal dengan intuisi. Sayyid M. Iqbal menegaskan bahwa pengamatan intelektual dan intuisi bukanlah hal yang saling berlawanan secara hakiki. Sebab cara yang pertama (intelektual) memungkinkan kita mengahayati kenyataan secara menyeluruh dan simultan, sedangkan cara yang kedua (intuisi) mencoba mennagkap berbagai wajah dari kenyataan dengan jalan mengamati masing-masing segi secara khusus, ekslusif dan berurutan
d.      Memiliki orientasi teosentris, bahwa ilmu berasal dari Allah SWT. Karena ilmu dalam islam tidak hanya semata-mata untuk kesejahteraan duniawi tetapi juga akhirat. Ilmu islam lebih mendalam dari sains, dan berlapis ganda: lapisan indera, lapisan akal, lapisan iman.
e.       Terikat nilai, menurut A. Rasyid Moten menegaskan “dalam islam ilmu harus didasarkan nilai dan harus memiliki fungsi dan tujuan dengan kata lain pengetahuan bukan untuk kepentingannya sendiri tetapi menyajikan keselamatan.[56]
·         Metodologi, bagian yang integral dari epistimologi. Metode dari abhasa yunani “metodos” berarti cara atau jalan dan logos berarti ilmu, jadi metodologi yaitu cara/jalan mencari ilmu. Semua teori ilmiah harus memenuhi dua syarat umum/utama:
1.      Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya kontradiksi dalam keilmuwan secara menyeluruh.
2.      Harus cocok dengan fakta-fakta empiris sebab teori yang bagaimanapun konsistennya sekiranya tidak didukung oleh pengujian empiris maka tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah untuk sementara didapatkan 5 metode yang secara efektif untuk membangun pengetahuan tentang pendidikan islam:
a.       Metode rasional (Manhaj aqli)
b.      Metode komparatif (manhaj zawqi)
c.       Metode dialogis (manhaj jadali)
d.      Metode komparatif (manhaj muqarani)
e.       Metode kritik (manhaj naqdi).
Barat hanya menggunakan 3 yaitu:
a.       Metode ijbari (eksperimen)
b.      Metode burhani (observasi)
c.       Metode jadali (rasional).
Adapun 2 metodologi yang tidak digunakan yaitu:
1.      Metode intiusi (irfani) disebut dengan metode aprior (pengetahuan yang di dapat sebelum pengalaman).
Ilmuwan barat menolak intuisi ini tetapi mereka sepakat terhadap keberadaan intuisi sebagai fakta psikologi, tetapi ketika intuisi diangkat sebagai metode dalam memperoleh dan mengenbangkan penegtahuan, mereka menolaknya. Intuisi mungkin saja penting sebagai sumber pengetahuan, tapi harus diakui bhawa intuisi tidak bebas dari kesalahan. Sehingga perlu terbuka terhadap kritik. Secara substansi intuisi adalah anugrah dari Allah untuk diberikan kepada manusia tentunya merupakan kebenaran, tetapi ketika kebenaran itu dipahami oleh manusia, maka terdapat kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan akibat dari kekeliruan persepsi mansuia sendiri. jelas, bahwa sekiranya pengetahuan yang diperoleh mellaui intuisi itu ternyata salah, maka bukan dari allah memberikan kesalahan kepada manusia, melainkan pemahaman manusialah yang menyebabkan kesalahan tersebut.[57]
·         Kelemahan-kelemahan intuisi:
a.       Belum jelas alat apa yang bisa dipakai untuk menguji kebenarannya. Kebenaran yang tidak dapat diuji, maka tidak dapat diakui sebagai kebenaran ilmiah.
b.      Manusia menjadi pasif sama sekali. Manusia jadi hanya menunggu datang anugrah dari Allah.
·         Al-Razi, tiada tempatbagi wahyu, intuisi, mistake. Hanya akal logis, al-razi menolak/menentang kenabian, wahyu, kecendrungan berpikir irasional karena ia rasionalis murni dia hanya percaya akal, maka banyak kalangan muslim menolak Al-Razi dalam kategori filosof muslim.
·         Beberapa alasan intuisi jadi metode ilmu:
a.       Metode intuisi adalah metode yang banyak digunakan manusia. Terutama bergelut di dunia spiritual.
b.      Metode intuisi dapat diuji kemmpuannya memahami realitas secara objektif.
c.       Metode intuisi dapat dipelajari dan dikuasai oleh siapapun dengan usaha-usaha intens dan terbimbing.
·         Tahapan-tahapan penyucian jiwa itu:
a.       Takhali yaitu membersihkan diri
b.      Tahalli yaitu mengisi diri
c.       Tajalli yaitu pengahayan ketuhanan hingga hilangnya sifat-sifat manusia di ganti sifat ketuhanan-mukasyafah.
2.      Metode bayani.
Pemikiran khas Arabyang menekan otoritas teks atau Nash, secara alngsung atau tidak langsung. Dan justifikasi oleh akal kebahasaaan yang digali lewat inferensi (istidlal) secara langsung. Artinya memahami teks sebagai pengetahuan dan langsung mengaplikasikan tanpa pemikiran, secara tidak langsung berarti memahami teks sebagai pengetahuan mentah sehingga tidak perlu tafsir dan penalaran, dalam bayani rasio tidak mampu memberi pengetahuan kevuali bersandar pada teks. Sumber epistimologi bayani adalah teks. Sumber teks dalam islam ada 2:
a.       Teks Nash (Al-Qur’an & As-sunnah)
b.      Teks Non-Nash (karya Ulama).[58]
·         Kritikan terhadap metode bayani:
a.       Menempatkan teks yang dikaji sebagai suatu ajaran yang mutlak (dogma) yang harus dipatuhi, diakui, dan diamalkan, tidak boleh diperdebatkan, tidak boleh dipertanyakan, apalagi ditolak.
b.      Teks yang dikaji pada epistimologi bayani tidak didekati atau diteliti historisnya.
c.       Kajian dalam model epistimologi bayani ini tidak diperkuat dengan analisis konteks bahkan kontekstualisasi (relevansi). Dengan begitu model kerja bayani perlu diperkuat dengan analisis konteks, dengan melakukan kontekstualisasi.[59]
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Kelompok...7
ILMU AGAMA ISLAM DAN MACAM-MACAMNYA
·         Agama yang diucapkan oleh orang barat dengan Religios (bahasa latin), Religion (ingris, prancis, jerman), Religie (Bahsa Belanda).
a.       Religie (religion) menurut pujangga kristen Saint augustinus, berasal dari “re” dan “Eligare” yang berarti memilih kembali dari jalan sesat ke jalan tuhan.
b.      Religare menurut lactantius berasal dari kata “re” dan “ligare” artinya menghubungkan kembali jalan yang telah putus yaitu hubungan manusia dengan tuhan karena dosa-dosanya.
·         Agama adalah risalah yang disampaikan tuhan kepada nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tatacara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan Allah, masyarakat, tumbuhan.[60]
·         Salama, yaslimu, islaman. Salama yang berarti selamat sentosa, Aslima yang berarti memelihara dalam keadaan selamat, sentosa, Islama yang berarti selamat, aman, damai, patuh, berserah diri dan taat. Islam berarti serah diri, patuh dan tunduk kepada allah swt. Dalam rangka mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
·         Ciri-ciri disebut juga dengan karakteristik. Karakteristik berasal dari bahasa ingris yaitu Character  yang berarti watak, karakter, dan sifat. Dalam bahasa indonesia, charater berarti sifat yaitu rupa dan keadaan tanpak pada suatu benda.[61]
·         Karakteristik ajaran islam:
a.       Komprehensif (Al-Syumuliah).
H. M. Quraish Shihab islam diibaratkan sebagai sebuah bangunan, maka agama-agama lainnya ada yang membawa lantainya, dindingnya, gentingnya, tiangnya dan sebagainya, maka islam membawa semuanya dan mengonstruksikannya menjadi sebuah bangunan yang kukuh. Agama-agama samawi lainnya berkenaan dengan aspek tertentu saja, misalkan akidah, ibadah, akhla, maka jaaran islam membawa akidah, ibadah, akhlak, sosial, ekonomi, politik, ketatanegaraan, islam bersifat Al-syumuliah, yakni mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, ini dikemukakan dalam kajian pak harun nasution.
b.      Kritis.
Al-Qur’an dan As-sunnah, Islam sebagai agama terakhir, keduanya ini menjadi wasit hakim atau korektor terhadap kekeliruan yang pernah dibuat.
c.       Humanis.
Melindungi hak asasi manusia dari segi visi, misi dan tujuan islam menyejahterakan dunia dan akhirat, jasmani dan rohani, individus dan sosial, lahir dan batin. Ajaran islam bertujuan memelihara dna melindungi:
a.       Hifz an-nafs (hak hidup)               d. Hifz al-nashl (memeilhara keturunan)
b.      Hifz al-din (hak beragama)           e. Hifdz al-maal (hak dapat harta).
c.       Hifz al-‘aql (hak berfikir)
d.      Militan moderat.
Dari sumbernya, bukan hanya Al-Qur’an dan sunnah, melainkan juga berpedoman pada ulama dan umara (Ulil Amri), peninggalan sejarah, adat istiadat dan tradisi, serta berbagai temuan dan  teori dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Khusus mengenai sumber ajaran islam, Al-Qur’an memiliki beberapa ciri, yaitu:
1.      Ada ayat-ayat yang mengandung ajaran yang bersifat pasti (Qath’i al-dalalah) yang tidak membutuhkan intepretasi atau pemikiran manusia (akidah, ibadah, akhlak), jumlahnya hanya sedikit sekitar 30 saja.
2.      Ada ayat-ayat yang jumlahnya jauh lebih banyak yang sifatnya dzanni atau interpretable, yakni dapat ditafsirkan sesuai dengan kondisi dan situasi (ekonomi, politik, negara, masyarakat, budaya, peradaban) Al-Qur’an yang bersifat interpretable inilah yang menampung amsukan dari pemikiran para ulama dan berbagai temuan dan teori dalam iptek. Dengan maka ajaran islam akan dapat menyesuaikan diri dan merespon perkembangan dalam amsyarakat.
e.       Dinamis.
Zaman berubah dari pola komunikasi. Interaksi, transaksi yaitu ulama diberi reintepretasi dan reformulasi terhadap ajaran islam yakni dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat interpretable (dzanni dalilah) ayat-ayat mutasyabbih. Untu menjawab tantangan zaman. Ex: dalam Qur’an tidak pernah disebut bentuk negara apakah, kerajaan, republik, parlementer. Karena Qur’an menggunakan kata Ulil Amri, kalifah, imamah, malik & sultan, mana bentuk negara terserah manusia.
f.       Toleran.
Sifatnya menyatakan agama yang paling benar disisi Allah adalah islam. Namun pada sisi lain islam menghormati eksitensi agama lain “Lakumdinukum waliyadin”, “La ikraha fiddiin”. Karakter ajaran islam yang bersifat inklusif ini tidak hanya bersifat normatif atau teori yang tertulis dalam kitab suci, emlainkan telah di praktikkan oleh umat islam. Contoh sejarah islam di spanyol yang mayoritas katolik, namun silam menghargai dna menghormati. Namun perlu dibedakan antara inklusif dan iknklusifisme.
1.      Inklusif adalah sikap yang hanya mengimani, menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut orang lain.
2.      Inklusifisme adalah sikap yang mengimani, mengahayati dan mengamalkan semua agama yang ada, atau menerima semua agama yang ada, atau menerima semua kebenaran agama, membenarkan semua agama.
g.      Kosmopolit.
Islam bukan hanya untuk satu bangsa, atau kelompok tetentu melainkan untuk semua manusia, perbedaan kulit, bangsa, bahasa dan budaya bukan halangan untuk masuk islam, maka dengan kosmopolit ini islam dapat mempersatukan dan mempersaudarakan semua manusia.
h.      Responsif.
Dilihat dari awal kedatangan islam pertama kali yang sudah terlibat dengan berbagai masalah, dihadapi umat manusia. Syeikh Al-Nadvi (dalam bukunya Maadza khashira al-Alam bi Inhithath al-muslimin (kerugian apa yang diderita dunia akibat kemerosotan umat islam), mengatakan bahwa, pada saat kedatangan islam keadaan dunia seperti baru saja dilanda gempa dahsyat dan disertai tsunami, disana sini banyak bangunan roboh dll, ini menandakan keadaan masyarakat yang pada saat itu:
1.       Fidlalal Al-Mubin (kesesatan yang nyata).
2.      Fi dzulumat (kegelapan pikiran dan jiwa).
3.      Jahiliyah (memiliki jalan hidup yang semata-mata memuaskan hawa nafsu dan kebendaan).
Islam datang bukan dalam ruang yang tanpa masalah, tapi memecahkan berbagai masalah.
i.        Progresif & Inovatif.
Islam selalu memperbaharui diri dari jaman ke zaman. Sifat islam yg progresif itu telah diwujudkan umat islam di zaman klasik, yakni dengan melahirkan karya-karya inovatif.
j.        Rasional.
Seluruh perintah allah sesuai dengan akal pikiran dan kebutuhan manusia yang bersifat rasional dan spiritual. Karena pentingnya kedudukan akal dalam ajaran islam, maka setiap orang yang menjelmakan ajaran islam harus dalam keadaan sadar dan normal, orang dalam keadaan mabuk/gila tidak boleh.[62]
·         Tokoh-tokoh yang mengenbangkan ilmu agama islam:
1.      Tafsir(4 khalifah, ubay bin ka’ab, mu’az bin jabbal dll.)
Ada 10 orang yang terkenal yaitu:
a.       4 khalifah                                e. Zaid bin tsabit
b.      Abdullah bin mas’ud              f. Abu musa al-asy’ari
c.       Ibn abbas                                 g. Abdullah bin zubair.
d.      Ubay bin ka’ab
2.      Ilmu hadis.
a.    Abu hurairah               e. Jabir ibn abdillah
b.    Abdullah bin umar      f. Muadz bin zubair
c.    Anas bin malik
d.   Abdullah bin abbas
3.      Ilmu kalam (membicarakan tentang wujudnya tuhan (Allah), sifat-sifat yang mesti ada padanya. Rasul-rasul, sifat-sifat yang tidak boleh padanya dan berbicara aliran-aliran.
a.       Khawarij, Pemimpin aliran khawarij ini yang pertama adalah Abdullah ibnu wahb al-rasidi yang dianggap sebagai  ganti dari Ali ibn Abi thalib.
b.      Murjiah, yang termasuk kedalam golongan murjiah moderat, yaitu:Al-hasan ibn muhammad Ibn ‘Ali bin Abi thalib, abu hanifah, abu yusuf. Bagi mereka iman tidak mempunyai sifat tambah dengan perbuatan baik, dan tidak punya sifat berkurang karena perbuatan dosa.
4.      Ilmu fiqh.
5.      Filsafat islam, al-kindi, ibnu sina, ibnu tufail, ibnu rusyd, al-farabi, ibn miskawaih, Al-ghazali, ibn bajjah.
6.      Tasawuf (bersih, suci, jernih, hasan al-Bashri dll). Al-hasan basri, ibrahim ibn adham, rabi’ah Al-‘Adawiyah, zunnun Al-misri, abu yazid al-bustami, al-hajjaj, ibn ‘Arabi.
7.      Sejarah dan peradaban (muawiyah bin abu sufyan, abd malik bin marwan).[63]
·         Al-Qur’an dan As-sunnah tidak pernah membedakan antara ilmu agama dan ilmu umum. Yang ada dalam Al-Qur’an adalah ilmu, pembagian ilmu itu merupakan hasil kesimpulan mansuia yang membagi/mengidentifikasi ilmu berdasarkan obyek kajiannya.
a.       Jika objek ontologinya wahyu (Al-Qur’an) maka yang dihasilkan ilmu agama, teologi, tafsir, fiqh. (Religion science)
b.      Jika objek kajian ontologi yang dibahasnyaalam jagat raya. Ex: Bumi, langit dengan metode penelitian eksperimen dilanoraturium, pengukuran, penimbangan maka hasil adalah ilmu alam (Natural sience)
c.       Jika kajian objek ontologinya perilaku sosial, metode wawancara, observasi, penelitian terlibat, maka hasilnya ilmu sosial (sosial sience). Ex: ilmu-ilmu politik, ekonomi, budaya.
d.      Jika objek kajian ontologisnya adalah akal dan pikiran, metode mujahadah atau logika, maka hasil filsafat & ilmu humaniora, maka ilmu yang dihasilkan adalah filsafat dan ilmu humaniora.
e.       Jika objek kajian intuisi batin metode penyucian batin, maka ilmu yang dihasilkan adalah ilmu ma’rifah.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Kelompok...8
ILMU SOSIAL
·         Adapun ciri-ciri ilmu sosial:
a.       Empiris, artinya pengetahuan diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.
b.      Teoritis, yaitu berusaha menyusunabstraksi dari hasil-hasil observasi.
c.       Kumulatif, teori yang sudah ada memperbaiki dan memperluas teori lama
d.      Nonetis, yaitu bukan baik buruknya tetapi tujuannya jelas.[64]
·         Ada 2 metode dalam ilmu sosial:
1.      Kualitatif yaitu tidak bisa diukur dengan angka tetapi nyata dalam masyarakat. Di dalam metode kualitatif termasuk metode historis dan komparatif.
a.       Metode historis menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa dalam amsa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
b.      Metode komparatif mementingkan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya.
2.      Kuantatif yaitu bisa diukur dengan angka, dengan menggunakan skala, indeks, table dan formula (metode statistik, sociometri).
a.       Sociometri mempergunakan skala-skala dan nagka untuk mempelajari hubungan-hubungan natar mansuia.[65]
b.      Statistic bertujuan menelaah gejala-gejala secara matematis.
·         Macam-macam ilmu sosial:
a.       Sosiologi (socius => masyarakat, kawan. Logos => ilmu)
b.      Antropologi (Anthropos => manusia, Logos => ilmu)
c.       Geografi (geo => bumi, graphein => lukisan atau tulisan. => tulisan tentang bumi)
d.      Ilmu sejarah (syajaratun => pohon kayu, historia (yunani) belajar bertanya-tanya.[66]
e.       Ekonomi (oikosnamos (manajemen urusan rumah tangga)
f.       Psikologi, study ilmiah tentang kegiatan mental.[67]
·         Tokoh-tokoh:
1.      Ilmu sosiologi:
a.       Agus comte => prancis, mmeberi nama pada socies/logos.
b.      Herbert spencer => objek sosiologi keluarga, politik, agama.
c.       Emile durkheim => lembaga-lembaga dalam amsyarakat dan proses-proses sosial.
d.      Max weber => jerman, memberi pengertian perilaku manusia dan menela’ah sebab-sebab interaksi sosial.
2.      Antropologi
a.       Fans boas (1940).
b.      Edward sapir, prancis => mahasiswa boas yang menggunakan asumsi-asumsi dari gurunya.
3.      Ilmu geografi
a.       Vidal de la blache => prancis, bapak geografi yang mengatakan bahwa geography is science of places, concerned with qualities and potentialities of countries.
b.      Karl ritter => menyatakan bahwa geography to study the eart as the dwelling place of man.
4.      Ilmu sejarah
a.       Bury, history is science no less and no more sejarah itu adalah ilmu tidak kurang dan tidak lebih.
b.      Carr.
5.      Ilmu ekonomi.
a.       Albert s
b.      L. Meyes
c.       J. L Meij
d.      Samuelson dan Nordhaus.
6.      Ilmu psikologi
a.       Atkinson.
b.      William james.
c.       Kennet clark dan George Milter.
·         Hubungan antara Ilmu sosial dengan ilmu lainnya.
1.      Hubungan sosiologi dengan ekonomi => basis perilaku sosial.
2.      Hubungan sosiologi dengan sejarah =>  penyelidikan histori.
3.      Hubungan sosiologi dan psikologis =>  psikologi jelas berbeda dengan sosiologi karena dalam kajian psikologi memusatkan pengalaman individu dibandingkan dengan kelompok sosial. Tetapi psikologi sosial kajiannya yaitu memahami kepribadian dan perilaku individu-individu sosial sehingga berhubungan erat dengan soiologi.
4.      Hubungan sosiologi dan antropologi => sosiologi lebih pada peradaban modern yang relative maju, sedang antropologi sebagai perbandingan. Para ahli sosiologi banyak meminjam konsep-konsep dan pendekatan antropologi.
·         Pandangan islam terhadap ilmu sosial, menurut pandnagan Al-Qur’an dan as-sunnah sesungguhnya tidak ada ilmu agama dan ilmu umum. Yang ada ilmu itu seluruhnya dari Allah swt. Namun kepentingan tekhnis dan paradigma yang membedakan antara ilmu satu dengan lainnya.
a.       Agama berasal dari tuhan, ilmu berasal dari manusia.
b.      Tuhan bersifat maha benar dan manusia terkadang benar dan terkadang salah.
c.       Agama bersifat absolut, ilmu bersifat nisbi.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Kelompok...9
SUMBER ILMU (ONTOLOGI)
·         Masdar diartikan sebagai sumber, asal, referensi, atau sumber penganbilan. Kata ilmu disepadankan dengan bahasa Arab:
-          Ma’rifa (Pengetahuan)
-          Fiqh (pemahaman)
-          Hikmah (kebijaksanaan)
-          Syu’ur (perasaan).[68]
·         Ontologi[69] artinya ilmu tentang yang ada. Secara istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani. Dalam aspek ontologi diperlukan landasan-landasan dari sebuah pernyataan-pernyataan dalam sebuah ilmu. Landasan-landasan itu biasanya kita sebut dengan metafisika. Selain metafisika juga terdapat sebuah asumsi dalam aspek ontologi ini. Asumsi ini akan berguna ketika kita akan mengatasi suatu permasalahan.
·         Syamsudin arif menjalskan bahwa ada 3 sumber ilmu:
1.      Persepsi indra (indra al-hawas) => Pendengaran, penglihatan, perasa, pencium, penyentuh dan Indera keenam disebut al-hiss al-musytarak yang menyertakan adaya ingatan atau memory (dhakirah), daya penggambaran (khayal) daya estimasi (wahm).
2.      Proses akal sehat (ta’aqul) => nalar (nazar), alur fikir (fikr)
3.      Intuisi hati (qalb) => menangkap pesan-pesan ghaib. Menerima ilham, fath, kasyf.
4.      Informasi yang benar (kabar shodiq) => yang bersandar pada otoritas. Sebuah khabar shodiq, apalagi dalam urusan agama, adalah wahyu (kalam allah dan Sunnah rasul-nya) yaitu yang diterima dan diteruskan yakni di transmit (ruwiyah) dan di transfer (nuqila) sampai akhir zaman.[70]
·         Adapun sumber ilmu (ontologi) menurut islam yaitu:
1.      Wahyu, kebenaran langsung dari Allah kepada seseorang hamba-nya dengan kata lain wahyu merupakan komunikasi tuhan dnegan manusia. Dalam filsafat tuhan dikatakna mind/akal.
2.      Akal, prof. Wan akal pikiran bukan hanya rasio. Akal adalah fakultas mental. Akal adalah entitas spiritual yang rapat denga hati yaitu menjadi tempat intuisi.
3.      Indera.
4.      Ilham/intuisi, dunia luar (external word).
·         Adapun sumber ilmu menurut barat:
1.      Rasionalisme (hakikat ilmu itu bersumber dari akal budi mansuia, dan paham ini sumber ilmu itu akal seraya mengabaikan pengalaman, indera sumber pemahaman tapi tdk cukup ini tapi di bantu oleh akal). Filosof abad 17, 18 rene descartes, baruch Spinoza, Gottfried Leibniz yang berasal dari pemikiran filsafat yunani.
a.       Rene Descartes, berpendapat bahwa dalam jiwa manusia terdapat ide bawaan terdiri atas pemikiran, tuhan, keluasan (ekstensi), adapun ilmu lain hakikatnya derivasi dari ketiga ini.
2.      Empirisme. Penekanan pentingnya pengalaman sebagai sarana pengetahuan ini dipelopori francis bacon, mengutamakan pendekatan empirik berbalik dengan rasionalisme, mazhab ini mengatakan bahwa seluruh isi pemikiran manusia berasal dari pengalaman yang kemudian diistilah dengan persepsi.
3.      Kritisisme, immanuel kant, pemikiran kant berusaha mengakhiri perdebatan kedua aliran diatas, yaitu anatar rasionalis jerman yang diwakili leibniz dan wolff dan empirisme ingris. Dalam usahanya dia menunjukan unsur mana saja dalam pikiran manusia yang berasal dari pengalaman dan mana yang dari akal.
·         Macam-macam objek ilmu:
1.      Wahyu (Qauliyah/Qur’aniyah) dari sudut epistimologi metode yang digunakan untuk memahami Al-Qur’an disebut bayani, bayani ini otoritas nash.
2.      Alam jagat raya (Kauniyah) ayat kauniyah sebagai pendukung dan penguat dari kebenaran ayat qauliyah. Untuk fenomena alam menggunakan metode observasi/eksperimen (tajribi), yakni pengamatan indrawi.
3.      Fenomena sosial (insaniyah), ayat insaniyah merupakan kebesaran-kebesaran Allah yang terdapat pada diri manusia.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Kelompok...10
TIMBULNYA ILMU ALAM
·         Albert Eistein mengatakan bahwa Ilmu tanpa Agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh (Science without religion is blind, and religion withouth science is lamg)[71]
·         Lahirlah manusia cerdas seperti Copernicus mengubah paradigma pemikiran manusia abad modern. Kemajuan sains pada waktu itu dikejutkan dengan salah satu pertanyaan bahwa mataharilah yang menjadi pusat pergerakan bintang dan planet-planet di alam semesta ini dan dilanjutkan oleh Galileo dan Galilei (1563-1642).[72]
·         Menurut diagnosis A. Rahman Djay dapat dibenarkan bahwa ketika ia mengatakan penyebab kemunduran umat islam karena orang islam tidak menempatkan porsi ilmu sesuai bidangnya, seperti fenomena alam tidak ditempatkan pada bidang kajian sains & tekhnologi.[73]
·         Rumpun ilmu Alam:
1.      Fisika, yaitu ilmu yang menyelidiki benda-benda fisik (bodies) dari sudut gerak atau diam. Fisika juga mempelajari mata air dan gempa bumi dan juga awan, gas, halilintar, kilat dan badai, asal-usul gerak pada tubuh.
2.      Matematika, al-kindi matematika adalah bidang ilmu yang dikuasi oleh seseorang yang hendak mempelajari filsafat, ia adalah semacam ilmu alat selain logika atau memahami filsafat. Cabang matematika:
a.       Geometri, yang mengkaji pengukuran-pengukuran.
b.      Arimetika, sifat-sifat esensial dan aksi yang tak terputus atau numeric (bilangan).
c.       Music, proporsi suara.
d.      Astronomi, cabang matematika yang menentukan bola-bola langitjumlah setiap planet dan bintang.
3.      Kimia
4.      Kedokteran, diantara penulis ilmu kedokteran adalah al-Razi atau Rhazes (865-925 M) rhaz belajar dari hunain bin ishaq.
·         Ciri-ciri ilmu alam:
a.       Empiris, yaitu melalui pengamatan dan percobaan
b.      Sistematis yaitu data yang tersusun mempunyai hubungan yang teratur
c.       Analitis yaitu pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya dan peranan dari bagian-bagian itu
d.      Verivikatif artinya dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun.
·         Metodologi penelitian ilmu Alam, dalam ilmu alam orang mengumpulkan pengetahuan dengan:
a.       Pengamatan (observasi)
b.      Pengukuran/pengumpulan data (manusia, alam, tmbuhan, hewan, matahari dll).
c.       Data itu kemudian di analisis.
d.      Bila gejala-gejalanya serupa maka bisa di tarik kesimpulan umum mengenai fenomena-fenomena alamiah itu.[74]
·         Tokoh-tokoh islam:
1.      Matematika:
a.       Al-kindi (801-873 M).
b.      Al-khawarizmi (780-850 M).
2.      Fisika:
a.       Ibn haitman (965-1040 M).
b.      Al-Biruni (973-1048M).
3.      Kimia dna biologi.
a.       Abu mussa jabir bin hayyan (750-803 M).
b.      Al-jahiz (776-868M).[75]
·         Pandangan islam mengenai ilmu alam, Abdu al-Ghani menjelaskan mempelajari ilmu-ilmu ukhrawi wajib untuk menjadi muslim yang baik (fardu ‘ain), sedangkan mempelajari duniawi itu fardu kifayah.[76]
·         Dewasa ini kita menghadapi pilihan orientasi yang krusial antara memilih agam ataua sains. Para penentang agama menafsirkan alam tidaklah merupakan keharusan menghubungkan dnegan alam, tuhan adalah pikiran non-esensial, ilmu modern sepakat bahwa semua peristiwa di alam jagad ini berjalan dengan aturan yang sentral Law of nature (hukum Alam).[77]
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Kelompok.....11
INTEGRASI ILMU AGAMA & ILMU UMUM
·         Integrasi adalah pembahharuan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat (KBBI),[78] kita sepakat untuk menggunakan istilah kata islamisasi dalam kontek integrasi ilmu agama dan ilmu umum.[79]
·         Dalam islamisasi ilmu pengetahuan menuut faruqi,[80] sebaiknya  terjadi hubungan timbal balik antara realitas dan aspek kewahyuan. Dengan demikian untuk memahami nilai-nilai kewahyuan, umat islam perlu memanfaatkan ilmu pengetahuan jika tidak maka umat islam akan tertinggal oleh umat lainnya. Selain ketinggalan dalam masalah penggunaan ilmu, hal terbesar adalah paradigma berfikir dimana umat islam masih berfikir absurd seperti dalam memahami Al-Qur’an umat islam masih sibuk mencari sigi mistik dari surat-surat tertentu. Ex: Al-Ikhlas, yaasin, ayat kursi. Al-Qur’an sebagai yang diykini fazlurrahman sebagai sumber ilmu pengetahuan hanya akan menjadi saksi kemunduran islam apabila umat islam terus mengedepankan cara berfikir partikulasi dan ritualistik.[81]
·         Model-model islamisasi di era globalisasi:
a.       Model purifikasi. Purifikasi berarti pembersihan atau penyucian, pengkudusan ilmu sesuai dengan nilai dan norma islam:
-          Penguasaan khazanah ilmu pengetahuan muslim
-          Penguasaan khazanah ilmu pengetahuan masa kini
-          Identifikasi kekurangan-kekurangan ilmu itu dengan ideal islam
-          Rekonstruksi ilmu-ilmu itu sehingga pandangan menjadi selaras.
b.      Model modernisasi, modernisasi adalah proses perubahan menurut fitrah atau sunnatullah. Melakukan liberalisasi penanganan yang adaptif terhadap kemajuan zaman, tanpa harus meninggalkan sikap kritis terhadap unsur negatif dari proses modernisasi.
c.       Model Neo-Modirnisme model ini mencoba memahami ajaran-ajaran dan nilai-nilai mendasar yang terkandung dalam Al-Qur’an dan sunnah dengan mempertimbangankan khazah intelektual muslim klasik serta mencermati kesulitan-kesulitan dan kemudahan yang di khawatirkan oleh dunia islam. Model ini muncul abad 19 dan 20 M.[82] Metodologi islamisasi ini menurut saiful muzani:
1.      Persoalan kontemporer umat harus di cari penjelasannya dari hasil ijtihad yg merupakan interpretasi trhdap Al-Qur’an.
2.      Bila dalam tradisi ijtihad ini tidak ditemukan yg sesuai dengan kondisi kontemporer, maka harus menelaah konteks sosio history dari ayat Al-Qur’an.
3.      Dari telaah history ini akan terungkap pesan moral al-Qur’an, yang merupakan etika sosial.
·         Dampak islamisasi ilmu:
1.      Kehidupan mereka ynag sekuler tidak terarah, tidak ada tujuan, hidup hanya money, music and fun, pola hidup semacam itu menciptakan kegersangan dan kegelisahan jiwa.
2.      Merasakan ketenangan, kedamaian dan kebahagian
3.      Menemukan kebenaran yang di carinya.
4.      Banyak perempuan maerika berkeyakinan bahwa islam sangat melindungi dan menghargai perempuan. Walaupun mereka tidak setuju dengan poligami.[83]
·         Dampak islamisasi berpengaruh terhadap hubungan islam dan barat:
1.      Masyarakat barat akan lebih dekat dan lebih kenal dengan silam emlalui umat islam, mereka akan menjembatani kesalahpahaman yang terjadi antara islam dengan kaum muslim.
2.      Suara politik kaum muslimin semakin kuat, slaing pemahaman dan pengertian akan jadi kuat.[84]
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Kelompok.....12 nanti tambahkan dari tokoh-tokoh psikologi islam
PERBEDAAN PSIKOLOGI ISLAM DENGAN PSIKOLOGI BARAT.
·         Dalam kerangka ilmiah positivistik seperti ini, hampir dapat dipastikan tidak tersedianya tempat bagi diskusi tentang “jiwa” atau “ruh” yang bersifat immateriil atau ruhani. Memang cukup aneh bahwa psikologi yang “seharusnya” berbicara tentang jiwa (psyche) sebagai sebuah substansi immateriil, justru tidak memberi tempat yang luas baginya dalam psikologi modern.
Ibnu sina telah menulis pandangan atau “teori” psikologinya baik dalam karya utamanya Al-Syifa, maupun dalam ringkasannya Al-Najah, ibnu sina percaya bukan hanya pada keberadaan (status ontologisnya) benda fisik, melainkan juga entitas-entitas metafisik. Antara keduanya terbentang apa yang biasanya disebut “Mata-Rantai Besar Wujud” (Great chain of Beings).[85]
·         Psikologi islam sebagai sebuah kajian ilmu yang baru dikembangkan di awal tahun 60-an belum banyak orang mengenal, jika dibandingkan dengan psikologi barat yang usianya telah berabad-abad. Psikologi barat berfokus pada Ego sebagai subyek dan objek yang menjadi landasan sentral paham hedonisme dan individualisme barat sedangkan psikologi islam mendasarkan pada spiritualisme, meskipun berbeda namun keduanya memiliki titik singgung yang sama yaitu manusia sebagai objek kajiannya.
·         Perbedaan psikologi barat dan psikologi islam:
a.       Jika psikologi barat merupakan produk pemikiran dan penelitian empiric, psikologi islam, sumber utamanya adalah wahyu kitab suci Al-Qur’an yakni apa kata kitab suci tentang jiwa.[86]
b.      Jika tujuan psikologi barat hanya tiga:,     maka islam ada 5(dengan menambah 2)
1.      Menguraikan                                       1. Membangun perilaku yang baik
2.      Meramalkan                                        2. Mendorong orang merasa dekat deng
3.      Mengendalikan tingkah laku                   an Allah SWT.
c.       Jika konseling dalam psikologi barat hanya disekitar masalah sehat dan tidak sehat secara psikologi, konseling psikologi islam menembus hingga bagaimana orang merasa hidupnya bermakna, benar dna merasa dekat dengan Allah SWT.
d.      Pendekatan psikologi islami dalam intervensi.[87]
·         Penegrtian psikologi islam. Djamaludin ancok dabn fuad nashori, 1995 bahwa psikologi islam adalah ilmu yang berbicara tentang manusia, terutama masalah kepribadian manusia, yang berisi filsafat, teori, metodologi dan pendekatan problem dengan di dasari sumber-sumber formal islam (ayat qauliyah) dan akal, indra, serta intuisi (ayat kauniyah). Jadi psikologi islam diartikan sebagai perspektif islam terhadap psikologi modern dengan membuang konsep yang tidak sesuai dan bertentangan dengan konsep islam.[88]
·         Psikologi islam sudah sepatutnya menjadi wacana sains yang objektif, bahkan boleh di katakan telah mencapai derajat supra ilmiah. Anggapan bahwa psikologi islam maish bertaraf pseudo-ilmiah adalah tidak benar, sebab psikologi islam telah melampaui batas-batas ilmiah. Obyektivitas suatu ilmu hanyalah persoalan kesepakatan, yang kriterianya bukan hanya kuantitatif melainkan juga kualitatif. Psikologi kontemporer telah mendapatkan kesepakatan dari kalangan sendiri. demikian juga psikologi islam telah mendapatkan kesepakatan dari kalangan kaum muslimin. Ada 2 kelompok yang mencoba membangun konsep psikologi islam ini:
1.      Adalah mereka yang memiliki latar belakang pendiidkan psikologi dan kemudian bersinggung dengan konsep-konsep islam mengenai psikologi. Disamping adanya ketidakpuasan atas bahasan psikologi yang dianggap terlalu sekularistik dan menafikan kondisi kejiwaan hakiki manusia.
2.      Kelompok kedua adalah mereka yang mencoba menggali khasanah klasik islam (at-turat al-islam) untuk pengembangan keilmuwan psikologi islam. Keduanya bukanlah psikolog dan tidak memiliki latar belakang pendidikan psikologi, namun memiliki akses terhadap literatur yang bersinggung dengan psikologi semacam ibnu sina, Al-Ghazali.
·         Psikologi islam disebut-sebut sebagai mazhab kelima setelah mazhab psychoanalysis, mazhab bihaviorisme, mazhab psikologi humanistik, dan mazhab psikologitranspersonal.[89]
·         Konsep psikologi islam baru merupakan gagasan yang belum digunakan sebagai kecamatan untuk memecahkan persoalan ilmiah karena para ilmuwan pasti akan menuntut kajian empiris antroposentris atau penelitian laboratories untuk dapat memenuhi syarat sebgaai ilmu psikologi oleh karena itu nama psikologi islam lebih mudah menempatkannya dibanding psikologi islam.
Pendapat tersebut menunjukan bahwa membangun psikologi islam bukanlah pekerjaan mudah tapi memerlukan waktu panjang dan lainnya sebgaaimana yang dilakukan psikologi barat dalam emmbangun psikologi dijumpai sekarang ini, dengan demikian sungguhpun namanya psikologi silam namun secara keilmuwan masih belum tuntas untuk itu istilah yang lebih mudah dan tidak beresiko tinggi secara ilmiah adalah istilah psikologi islami yaitu psikologi yang dijiwai oleh nilai-nilai ajaran silam yang pada intinya di identik dengan islamisasi psikologi.[90]
·         Perhatian islam terhadap psikologi. Menyoroti lintasan sejarahnya, psikologi sebagai disiplin ilmu lahir dan berkembang dari peradaban dunia barat. Oleh karena itu, psikologi berkembang atas landasan ilmiah empiris-sekuler yang tak berjiwa, sehingga pada saat menelaah dimensi-dimensi perilaku manusia yang supra empiris, dimensi spiritual, dan dimensi religious menghasilkan interpretasi yang banyak mengandung kekosongan ini, muncul ajakan-ajakan untuk mengenbangkan psikologi islam.
·         Para filusuf yunani seperti plato dan Aristoteles lebih banyak mencurahkan pandnagan tentang manusia kepada soal-soal kejiwaan manusia dari pada tentang jasmaninya. Berbeda dengan kajian tentang kajian rohani (kejiwaan), di dunia barat, kajian tentang kejiwaan kurang mendapat perhatian, sehingga perkembangan kurang mendapatkan perhatian, faktor diantaranya bahwa manusia secraa kejiwaan mempunyai pembawaan yang berbeda, pengaruh lingkungan yang berbeda, perkembangan dan pertumbuhan yang tidak sama.
·         Banyak psikologi barat yang telah melahirkan teori tentang manusia:
1.      Psikoanalisis (tokohnya sigmund freud (1856-1939 M) yang melukis bahwa manusia sebagai mahluk digerakkan oleh keinginan-keinginan terpendam (homo valens).
2.      Behaviorisme aliran yang memandang mnusia sebagai mahluk yang digerakkan oleh lingkungan (homo mechanicus)
3.      Psikologi kognitif yang melihat manusia sebagai mahluk yang mengolah stimuli yang diterimanya (homo sapiens)
4.      Psikologi humanistik (tokohnya William james (1842-1910 M), menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transaksional dalam lingkungannya (homo ludens) sebagai objek kajiannya.[91]
SEJARAH PSIKOLOGI BARAT DAN INDONESIA
A.        Pengertian Psikologi
Pada tahun 1929, psikologi didefinisikan sebagai studi tentang kesadaran (consciosness). Tahun 1930 psikologi didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang prilaku (behavior). Sesudah itu, psikologi didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang prilaku dan proses mental. Dalam hal ini definisi psikologi, menyangkut dua hal pokok, yaitu prilaku nampak (overt behavior) dan proses mental (kognisi). Berdasarkan definisi lain, psikologi adalah Studi ilmu tentang prilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara etimologi psikologi berarti ilmu yang mempelajari jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesenya maupun latar belakangnya. Woodwoth dan Marqus mendefinisikan, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari prilaku atau kegiatan psikis induvidu dalam hubungannya dengan lingkungan (dunia) disekitarnya.[92]
Kata psikologi berasal dari bahasa yunani, yaitu psyche  yang berarti jiwa dan logos  yang berarti lmu. Dalam perkembangan selanjutnya, ilmu jiwa tersebut dianggap terlalu abstrak dan kurang ilmiah sehingga istilah psikologi sebagai ilmu jiwa mulai ditinggalkan. Sejak saat itu, psikologi dipahami sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang tidak lagi mempelajari tentang jiwa, tetapi membicarakan tentang gejala-gejala jiwa yang terlihat dan terukur. Sejak saat itu, gejala-gejala kejiwaan tersebut dikenal dengan gejala-gejala psikologis atau psikis.[93]

Psikologi adalah ilmu yang sudah berkembang sejak abad 17 dan 18 serta tampak pesat kemajuannya pada abad 20. Pada awalnya, ilmu ini adalah bagian dari ilmu filsafat, namun kemudian memisahkan diri menjadi sebuah disiplin ilmu lain, tetapi tetap ada hubungannya dengan filsafat.[94]


B.         Sejarah Psikologi Pada garis besarnya,
1.      Yunani kuno
Psikologi Menjadi Bagian Dari Filsafat ( Masa Yunanii Kuno ) Pada awalnya psikologi adalah sebagai bagian dari filsafat (sejak zaman sebelum masehi sampai abad pertengahan). Psikologi sebagai bagian dari filsafat yaitu ilmu yang mencari hakikat sesuatu dengan menciptakam pertanyaan dan jawaban secara terus menerus sehingga mencapai pengertian yang hakiki. Objeknya adalah hakikat jiwa dan menggunakan metode argumentasi logika. Tokoh-tokohnya adalah Plato, Aristoteles.     
a.       Plato ( ± 400 tahun SM ),[95] Menurut Plato, jiwa manusia itu terdiri dari dua bagian, yaitu : jiwa rohaniah dan badaniah. Jiwa rohaniah berasal dari dunia abadi karena itu kekal tidak pernah mati, sedangkan jiwa badaniyah akan gugur bersama-sama dengan ragam manusia. Jiwa rohaniyah sebagai jiwa yang tertinggi bersumber pada rasio dan logika manusia, dan jiwa bertugas menemukan kebenaran yang abadi yang terletak dibalik kenyataan didunia ini hal ini dilakukan dengan cara berfikir dengan ratio dan mengingat akan ide-ide yang benar yang berasal dari dunia abadi.
b.      Aristoteles ( tahun 384 – 323 SM ),[96] Meskipun Aristoteles murid Plato, akan tetapi pendapat filsafatnya tentang jiwa berbeda dengan Plato. Kalau menurut Plato hanya manusia yang mempunyai jiwa, tetapi menurut Aristoteles semua makhluk hidup mempunyai jiwa; dan jiwa ini bertingkat-tingkat. Taraf paling rendah dimiliki oleh jiwa tumbuh-rumbuhan yang disebutkan “jiwa Vegetatif” seseudah itu terdapat jiwa hewan atau “jiwa Sensitif” dan pada akhirnya terdapat jiwa manusia atau “jika intelektif” yang mempunyai taraf kehidupan yang tertinggi. Pembagian taraf kehidupan tersebut berdasarkan taraf-taraf daya kemampuan yang dimiliki masing-masing jiwa itu.
Dan hasil pemikiran filsafat pada zaman lampau ialah “atomistis” yaitu bahwa jiwa manusia itu dianggap sebagai sesuatu yang konstan dan tidak berubah-ubah dan jiwa demikian itu dapat dianalisa kedalam unsur-unsurnya tersendiri yang masing-masing bekerja sendiri-sendiri terpisah satu dengan yang lainnya. Pandangan ilmu jiwa zaman lampau yang filosofis dan atomistis itu jelasnya tidaknya menganggap bahwa jiwa manusia terpisah dari raganya, akan tetapi juga menganggap jiwa tersebut mimiliki daya-daya tertentu yang bekerja / berfungsi sendiri-sendiri secara terbatas tanpa ada hubungan yang berkesinambungan antara satu dan yang lainnya.[97]
2.      Pasca Renaisans
Psikologi Menjadi bagian Fisiologi ( Pasca Renaisans ) Psikologi sebagai bagian dari ilmu faal (Fisiologi) muncul pada abad 19 seiring dengan kemajuan ilmu alam (natural science) .[98]
Pola pikir lebih mekanistis dalam memandang alam dan manusia, artinya alam memiliki system, dapat diramalkan, dan tidak tunduk pada hukum-hukum spiritual belaka. Manusia juga memiliki alasan kemampuan untuk berfikir logis sehingga tidak hanya tunduk total kepada hukum spiritual dan kesetiaan. Pada periode itu muncul teori Newton tentang grafitasi, teori Heliosentris Copernicus (bertentangan dengan galileo), berkembang teori mind-body solution dari Descartes (manuisa memiliki dimensi jiwa dan raga yang tidak dapat dipisahkan). Sebenarnya ada tiga bidang yang berkembang pada periode psikologi menjadi bagia dari fisiologi, yaitu :
a.       Fisiologis : Kemajuan-kemajuan dibidang fisiologis meliputi riset-riset dibidang aktifitas syaraf, sensasi dan otak yang memberi dasar empiris bagi fungsi-fungsi yang sebelumnya dianggap fungsi dari soul (jiwa), yang juga sebelumnya dianggap sangat abstrak. Tokoh-tokoh yang mengembang bidang fisiologis pada periode tersebut adalah : Sir Charles Bell (1774-1842), Charles Bell-franscoise Magendie (1783-1855), Johannes Mueller (1801-1858), Paul Broca (1824-1880), Fierre Flaurens (1794-1867).  
b.      Psikofisiologis Psikofisiologis, adalah bagian dari disiplin ilmu fisiolofi yang memfokuskan pada Subjectif Experience dalam mempelajari hubungan antara stimulus fisik dan sensasinya. Sensasi yang dirasakan oleh panca indera manusia dipandang sebagai refleksi hubungan soul-body dan tidak semata-mata dijelaskan dari sudut anatomi atau fisik saja. Psikofisiologis merupakan tahap transis yang krusial antara bidang fisiologis dengan awal pemunculan psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu oleh karena itu para tokoh psikofisiologis dapat dianggap sebagai tokoh pendiri psikologi.[99]
c.       Evolusi da Psikiatri Evolusi , yang dikemukakan oleh Charles Darwin (1809-1882), merupakan titik penting dalam pemikiran mengenai manusia karena mengajukan ide bahwa keberadaan manusia merupakan bagian dari proses adaptasi makhluk hidup dengan alam manusia bukan secara spesial diciptakan.

3.      Akhir abad 19.
Psikologi sebagai ilmu yang mandiri ( akhir abad 19 ) Psikologi dikukuhkan sebagai ilmu yang berdiri sendiri, sejak labolatorium psikologi pertama didunia didikaran di Lipzig, tahun 1879, oleh Willhelm Wundt. Wundt mempelajari indera terutama penglihatan. Metode yang dipakai mempelajari proses mental introspeksi dan experiment (salah satunya adalah waktu reaksi). Sejak psikologi berdiri sendiri dengan menggunakan metode-metodenya sendiri dalam pembuktian dan penyelidiakannya kemudain timbullah aliran-aliran yang bercorak khusus. Tahun 1883 berdiri labolatorium serupa di Universitas John Hopkins.
a.       Pada Tahun 1979, Willhelm Wundt (filsof, dokter, sosiolog dan ahli hukum dari german) mendirikan labolatorium psikologi di lipzig, german. Labolatorium ini merupakan labolatorium psikologi pertama didunia.
b.      Wundt menyatakan bahwa objek telaah psikologi bukan lagi berupa hakikat jiwa, yang tidak bisa di observasi tetapi femonema-fenomena kejiwaan berupa prilaku.  
c.       Wundt juga menyataka bahwa gejala-gelaja jiwa tidak dapat diterangkan semata-mata berdasarka proses alam sebagaimana dijelaskan melalui fisiologi. Fisiologi hanya berfungsi sebagai ilmu bantu psikologi.  
d.      Gejala-gejala jiwa diteliti oleh Wundt dilaboratorium dengan menggunakan metode eksperimen.
e.       Eksperimen dilakukan dengan teknik tertentu dan faktor subjek tidak dapat diabaikan. Untuk itu Wundt menggunakan teknik intropeksi.
f.       Hasil-hasil penelitian Wundt dipublikasikan dalam bentuk buku dan sejak itu psikologi diakui sebagai suatu disiplin ilmu dan kemudian mengalami perkembangan yang pesat yang ditandai dengan munculnya aliran dan cabang.
g.      Tahun 1890 terbit buku The Principle Of Pyschology oleh William James (1842-1910) yang setahun kemudian menjadi professor psikologi dan sejak itu hampir semua Universitas di Amerika memiliki fakultas psikologi yang mandiri.
Diindonesia perkembangan Psikologi dimulai pada tahun 1953 yang diplopori oleh Slamet Iman Santoso dengan mendirika lembaga pendidikan psikologi pertama yang mandiri dan pada tahun 1960 lembaga tersebut sejajar dengan fakultas-fakultas lain di universitas Indonesia dan kemudian dikembangkan di UNPAD dan UGM. Belakanga ini kemajuan psikologi semakin pesat ini terbukti dengan munculnya tokoh-tokoh baru, misalnya B.F. Skinner (pendekatan Behavioristik), Maslow (teori aktualisasi diri), Roger Walcott (teori belahan otak), Albert Bandura (social Learning teory), Daniel Goleman (kecerdasan emosi), Howard Gadner (multiple intelegences), dan sebagainya.[100]
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
·         RENE DESCARTES (1596-1650)
Descartes lahir di La Haye, Perancis. Dia adalah seorang filosof, matematikawan , dan seorang ilmuwan terkenal. Kontribusi utamanya, sehingga ia dikenal sebagai bapak filsafat modern, adalah mengenai “metode keraguan”. Dalam bukunya Meditations, dia memutuskan untuk memulai filsafat dari keragu-raguan terhadap segala sesuatu, baik berupa benda, Tuhan, diri, ataupun gereja, sampai dia menemukan sesuatu yang tidak membuatnya ragu lagi sehingga bisa dibangun sebuah filsafat baru di atasnya. Kesimpulannya adalah, bahwa  ada satu hal yang tidak bisa diragukan, yaitu fakta bahwa dia ada dan sedang melakukan sesuatu yang penuh dengan keraguan!. Seperti ungkapannya ”Cogito Ergo Sum” yang artinya “aku berfikir maka aku ada”, karena menurut beliau, segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang dapat dipastikannya, kecuali pikirannya sendiri.[101]
 Dari ungkapannya itu, Descartes menyimpulkan bahwa ada hal yang sama-sama pastinya yaitu Tuhan, ruang dan waktu, dunia, serta matematika. Berbagai hal inimenurut Descartes adalah bawaan yang terlahir untuk akal. Dan kita akan mendapatkan hal itu bukan dari pengalaman, melainkan dari alam pikiran kita sendiri.
Konsepnya mengenai psikologi, ia mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kesadaran, yaitu hubungan (relasi) antara  jiwa sebagai substansi berfikir dengan badan sebagai substansi luasa.

Teori lainnya adalah mengenai hubungan antara badan (material world) yang merupakan dunia material dan psikis atau jiwa (mind) yang merupakan dunia mental. Dua hal tersebut mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Persoalannya adalah bagaimana hubungannya, apakah yang satu mempengaruhi yang lain, ataukah masing-masing bekerja secara independen.[102] Teori inidikenal dengan paham interaksionalisme, yaitu hubungan antara badan dan jiwa yang terletak di dalam satu kelenjar yang berbeda dengan kelenjar yang lain yang berpasang-pasangan, yaitu “kelenjar pinealis”. Kelenjar ini terletak pada dasar otak.  Meskipun Descartes tidak tahu bagaimana jiwa dan tubuh itu berinteraksi, tapi dia meyakini bahwa kita mempunyai jiwa.[103]


XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

PSIKOLOGI ISLAMI
A.    Psikologi islami
Dalam dunia Islam para sufi telah bertindak sebagai para psikolog terapan.[104] Tasawwuf merupakan dimensi esoteric dalam Islam yang membicarakan struktur jiwa, dinamika proses dan perkembanganya, penyakit jiwa dan terapinya, proses penempaan diri didunia spiritual, proses penyucian jiwa dan cara-cara menjada kesehatan mental dan sebagainya. Aspoek-aspek ini dalam sains modern masuk dalam wilayah Psikologi.
B.     Metode Dan Pendekatan Psikologi Islam
Paradigm Psikologi Islam dengan meminjam pendapat abd al rahman Shalih abd alLah harus dikaitkan pada pemikiran filosofis dalam Islam. Terdapat literature yang berkembang setidak-tidaknya ditemukan dua kelompok dalam mensikapi pengembangan Psikologi Islam yaitu:
1.      Kelompok yang menghendaki keterbukaan terhadap pandangan hidup dan kehidupan non muslim. Kelompok ini berusaha mengadopsi konsep-konsep psikologi non islam dan menggabungkan ke dalam pemikiran psikologi islam.
2.      Kelompok yang berusaha mengangkat pesan besar ilahikedalam pemikiran psikologi baik dari Al-Qur’an maupun penafsiran ulama terhdap kedua sumber tersebut.[105]
Kedua kelompok pemikiran yang ditawarkan di atas merupakan kerangka dasar bagi bangunan paradigma Psikologi Islam. asumsi yang mendasari kelompok pertama adalah bahwa tidak ada salahnya jika pemikir muslim meminjam atau bahkan menemukan kebenaran dari pihak lain. Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya bersabda: Hikmah itu merupakan barang yang hilang jika ditemukan darimana saja datangnyan maka ia berhak memilikinya.[106] Asumsi pemikiran kelompok kedua adalah bahwa Islam meruapakan sistem ajaran yang universal dan komprehensif.
Pengembangan psikologi Islam bermula dari ide dan gerakan islamisasi sains yang di pelopori oleh dua tokoh kenamaan yaitu Ismail Raji al-Faruq dan Ziauddin Sardar. Al-Furuqi berpendapat bahwa islamisasi sains bermula dari upaya sintesis antara ilmu pengetahuan modern dengan Islam. berbeda dengan al-Fuqui Sardar berpendapat bahwa islamisasi sains mesti dimulai dari hal-hal yang paling mendasar yaitu dengan membangun pandangan dunia Islam dan paradigma Islam.[107]
Pemikiran al Furuqi didasarkan atas asumsi bahwa jika ingin menghasilkan suatu pendekatan barun dalam khazanah Psikologi Islam maka langkah yang paling tepat bukanlah dimulai dari nol melainkan dimulai dari penemuan dan teori-teori psikologi barat kontemporer yang sudah mapan. Sedangkan asumsi yang mendasari ide Sradr adalah Psikologi Islam harus dibangun dari kerangka pikir Islam.
Metode pendekkatan pengkajian dan pengembangan Psikologi Islam dapat ditempuh dengan dua cara yaitu metoden pragmatis dan metode idealistik.[108]
1.      Metode pragmatis adalah metode pengkajin atau pengembangan Psikologi Islam yang lebih mengutamakan aspek praktis dan kegunaanya. Melalui metode Pragmatis teori-teori yang ada pada ketiga aliran psikologi diatas dapat dimasukkan ke dalam keutuhan Psikologi Islam setelah diadakan eleminasidan pengkudusan. Kelebihan metode pragmatisn ini adalah responsif, akomodatif dan toleransi terhadap perkembangan sains modern khususnya pada disiplinn psikologi. Dengan meminjam istilah yang ditawarkan Hanna Djumhana Bastaman,[109] Pada mulanya metode ini merupakan jembatan untuk terciptanya Psikologi Islam namun sayangnya psikologi muslim belum mampu melalui jembatan itu sampai pada tujuanya sehingga ia terkungkung di dalamnya yang sulit keluar darinya.
2.      Metode yang kedua adalah metodeidealistik yaiotu metode yang lebih mengutamaan penggalian Psikologi Islam dari ajaran Islam sendiri. Metode ini menggunakan pola deduktif dengan cara menggali premis mayor yang digali dari al nash. Konstruksi premis mayor ini dijadikan sebagai “Kebenaran Universal” yang dijadikan kerangka acuan penggalian premis minornya. Melalui metode ini maka terciptalah apa yang disebut dengan “Psikologi Islam”.
Pendekatan yang digunakan dalam membangun Psikologi Islam sebagaimana yang pernah dipraktekkan oleh para psikolog muslim terdahulu setidak-tidaknya melalui tiga aspek yaitu pendekatan skriptualis, pendekatan filosofis dan pendekatan tasawwufi. Ketiga pendekatan ini didasarkan atas tiga acuan yaitu wahyu, akal dan intuisi.[110]
Berdasarkan metode diatas terdapat dua istilah yang perlu dijelaskan, 
Pertama, istilah Psikologi Islami yaitu bangunan psikologi yang bersifat islami yang didasarkan atas konsep-konsep atas teori-teori psikologi barat kontemporer yang kemudia diislamisasikan. Hasil islamisasi psikologi sekuler itu kemudian dimasukkan ke dalam khazanah Islam sehingga wacana Islam. penggunaan istilah “Islami” disebabkan ketidakpercayaan bahwa apa yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan Islam atau tidak karena keangkanya beranjak dari khazanah lain. 
Kedua  istilah Psikologi Islam yaitu bangunan psikologi Islam yang didasarkan atas nilai-nilai dasar islam yang tertuang dalam AL- Qur’an, hadits dan pemikiran para psikolog muslim. 
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
A.    Ja’far As-sadiq
            Tokoh psikologi Islam terkemuka ini hayati antara tahun 702 hingga 765 Masehi dan lahir di kota Madinah. Dia jadi terkenal sebab menguasai ilmu pengetahuan nan luas serta agama nan mumpuni. Dia berpendapat bila nafsu itu dapat memunculkan sifat nan egois. Sedangkan kalbu dapat mendorong seseorang buat selalu mencintai Allah dengan tulus dan ikhlas.
B.     An-Nasyaburi
            Profesi sebenarnya dari tokoh ini ialah seorang dokter. Namun dia juga menguasai ilmu psikologi. Bahkan sebelum mati pada tahun 1016 masehi, dia sempat menulis buku nan diberi judul Al-Uqala Al-Majnin. Salah satu isi dari buku ini ialah menerangkan suatu rasa marah atau emosi nan diluar kendali sehingga menyebabkan seseorang dapat kehilangan akal sehatnya.
C.     Ibuni Miskawayh
            Tokoh psikologi Islam nan satu ini lahir pada tahun 941 dan mati pada 1030 Masehi. Dia menulis buku tentang interaksi rasa takut dan kematian dengan moralitas. Dia mengajak masyarakat buat selalu menyukai kegiatan sedekah atau derma dan mau menjalankan kewajiban membayar zakat sebagai wahana buat mensucikan harta.
D.    Al-Ghazali
            Merupakan seorang filosof dan teolog muslim yang berasal dari Persia. Karyanya yang terkenal adalah Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama). Karya ini memberi sumbangan besar dalam kehidupan masyarakat.
Al-Gazali berpendapat bahwa ilmu jiwa merupakan salah satu jalan dalam mengenal Allah SWT secara lebih dekat. Beliau membagi sifat manusia menjadi 4 berdasarkan kekuatan emosi dan syahwat yang menguasai manusia, yaitu :
1. SIfat hewan buas (As-sab’iyyah) : yang termanifestasikan dalam perilaku permusuhan, kebencian, penyerangan terhadap manusia lain baik melalui perkataan maupun perbuatan.
2. Sifat hewan liar (Al-bahimiyah) : yang termanifestasikan dalam perilaku kejahatan, ketamakan, dan seksual.
3. Sifat setan (Asy-syaithaniyah) : termanifestasikan dalam perilaku kejahatan dan memperlihatkan kejahatan tersebut dalam bentuk kebaikan.
4. Sifat ketuhanan (Ar-rabbaniyah) : termanifestasikan berupa perilaku cinta kekuasaan, kebesaran, kekhususan, dan sombong.
E.     At-Tabari
            Selain dikenal sebagai psikolog, At-tabari juga menguasai ilmu fisika dan kedokteran. Dalam kitabnya yang berjudul Firdous al-Hikmah (Paradise of Wisdom), ia mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan gangguan jiwa. Ia menganggap bahwa psikologi sangat berkaitan erat dengan ilmu kedokteran, karena itu untuk mengobati pasien gangguan jiwa selain konseling, psikoterapi juga diperlukan.
At-tabari menjelaskan, pasien gangguan jiwa, sering mengalami halusinasi dan keyakinan yang salah (biasa disebut dengan delusi). Menurut At-Tabari, pengobatannya dapat berupa konseling bijak, yang caranya dengan membangkitkan kembali kepercayaan diri pasiennya. Teknik ini terbukti masih relevan di zaman modern, karena pandangan ini sama dengan pandangan para tokoh psikologi humanistik.
F.      Ibn Sina
            Ibn Sina merupakan tokoh ilmuwan Muslim yang sangat luar biasa, karya-karyanya yang terkenal adalah Al-Qanun tentang ilmu kedokteran. Selain itu, perhatian Ibn Sina lebih banyak kepada jiwa dalam bentuk hakikat dan eksistensinya. Ia mendefinisikan jiwa sebagaimana Aristoteles yang telah mendefinisikannya. Menurut Ibn Sina, jiwa merupakan hakikat manusia sebenarnya. Artinya jiwa merupakan kesempurnaan awal bagi tubuh. Sebab, tubuh sendiri merupakan prasyarat bagi definisi jiwa, lantaran ia bisa dinamakan jiwa jika aktual di dalam tubuh dengan satu perilaku dari berbagai perilaku. Jiwa juga kesempurnaan awal bagi tubuh alamiah yang bersifat mekanistik atau bagi tubuh alamiah dan bukan bagi tubuh buatan. Ibn Sina menekankan bahwa fisik melaksanakan fungsinya yang berkaitan dengan manusia untuk mediasi atau fungsi psikologis.
Ibn Sina banyak memang banyak mengemukakan pendapat tentang jiwa, beliau tidak sepakat dengan apa yang telah diungkapkan Aristoteles bahwa jiwa manusia rusak bersamaan dengan rusaknya fisik. Ia meyakini bahwa jiwa memiliki eksistensi tersendiri. Selanjutnya dalam pandangannya pikiran mempunyai pengaruh yang luar biasa terhadap fisik, berdasarkan pengalaman medisnya, Ibn Sina menyatakan bahwa sebenarnya secara fisik orang-orang sakit, hanya dengan kekuatan kemauannyalah dapat menjadi sembuh. Salah satu sumbangan terbesar Ibn Sina dalam Psikologi adalah Berusaha untuk merekonsiliasi antara keyakinan dan nalar.
G.     Ibnu Rusyd
            Jasa terbesar beliau buat perkembangan ilmu psikologi di global ialah hasil karyanya nan berjudul Al-Tuhafut. Melalui karya besarnya ini Ibnu Rusyd memberi pernyataan bila roh memberi ijin pada jasad nan dimiliki seseorang buat menjalani kehidupan. Namun meski jasad sudah meninggal, namun roh tetap hayati di alam nan lain dan akan bangkit lagi ketika hari kiamat sudah tiba. Dalam masa kebangkitannya ini roh sudah tak memerlukan jasad lagi.
H.    Al Farabi
            Salah satu tokoh psikologi Islam global nan terkenal ialah Al Farabi. Selain dikenal sebagai psikolog Islam, beliau pun dikenal sebagai ilmuwan dalam bidang fisika, kimia, filsuf, pakar ilmu logika, pakar ilmu jiwa, metafisika, politik, dan lain sebagainya. Beliau dilahirkan di Farab pada 257 H atau 870 M dan meninggal global pada 339 H atau 950 M.
            Sebagai seorang filsuf, Al Farabi termasuk filsuf muslim terkenal pada zamannya dan sangat sukar buat mencari padanannya. Filsuf nan memiliki nama lengkap Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Uzlag ini sejak kecil dikenal sebagai anak nan rajin belajar dan memiliki otak nan cerdas. Di kota kelahirannya, Farab, beliau belajar bahasa Arab, bahasa Turki, bahasa Parsi, dan ilmu agama. Farabi besar memutuskan buat pindah ke Baghdad dan menetap di sana selama 20 tahun.
            Di Baghdad, beliau mempelajari ilmu filsafat, logika, matematika, etika, ilmu politik, musik, dan ilmu lainnya. Setelah dari Baghdad, Al Farabi memutuskan buat pindah ke Harran (Iran). Di sana, Al Farabi mempelajari ilmu filsafat Yunani kepada beberapa pakar di antaranya Yuhan bin Hailan. Setelah dari Harran (Iran) beliau pindah lagi ke Baghdad.
Selama di Baghdad, Al Farabi menghabiskan waktunya buat mengajar dan menulis. Beberapa hasil karyanya antara lain buku tentang ilmu logika, fisika, ilmu jiwa, metafisika, kimia, ilmu politik, dan lain sebagainya. Namun, sebagain besar karya-karya nan ditulis Al Farabi nan ditulis dalam bahasa Arab hilang dari peredaran. Sekarang ini, nan tersisa sekitar 30 buah.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu. (2009). Psikologi Umum, Jakarta: PT Rineka Cipta
Fauzi, Ahmad. (2004). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Irwanto. (2002). Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhallindo
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers
Sobur, Alex. (2010). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Poernadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

PSIKOLOGI ISLAMI
A.    Pengertian Psikologi Islam
Secara etimologis psikologi berasal dari kata psycology (bahasa Inggris), psyche (bahasa Yunani) berarti jiwa (soul, mind).[111]Dalam Islam istilah jiwa dapat dinamakan dengan al-nafs dan ada yang menyamakan dengan istilah al-rūḥ. Kata kedua adalah logos yang berartiilmu pengetahuan. Dengan demikian psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Psikologi dapat diterjemahkan dalam bahasa Arab menjadi ilmu nafs, bahkan Soekanto Mulyomartono lebih khusus menyebutkan dengan nafsiologi. Penggunaan istilah ini disebabkan objek kajian psikologi Islam adalah al-nafs, yaitu aspek psikologi pada diri manusia.
Menurut Wilhelm Wundt, psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan mental, seperti pikiran, perhatian, persepsi, kemauan, dan ingatan. Plato dan Aristoteles mengemukakan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir. Menurut John Watson, psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang organisme.[112]
B.     Sejarah Psikologi Islam
Perkembangan tentang psikologi sudah sejak lama, sehingga mendorong umat Muslim untuk membentuk ilmu baru yang berkaitan dengan psikologi dan berlandaskan ajaran agama Islam, yaitu Psikologi Islam. Psikologi Islam ini dijadikan sebagai semangat membangkitkan dunia Islam dan menghidupkan kembali ajaran Islam dalam kehidupan.
Sejarah lahirnya psikologi Islam terjadi karena adanya persentuhan agama dengan psikologi, terdapat 4 periode.
a.       Periode pertama pada abad ke-19. Tahun 1879 psikologi sebagai sains dimulai, ketika Wilhelm Wundt (1832-1920) dari Universitas Leipzig di Jerman mendirikan Laboratorium untuk eksperimen dan observasi. Di periode ini persentuhan agama dan psikologi belum muncul.
b.      Periode kedua di akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20, para psikolog berusaha untuk mengkaji dan menafsirkan perilaku beragama berdasar konsep dan teori psikologi. “Psikologi of Religion” (psikologi agama) sudah menjadi salah satu cabang dari psikologi dengan tokoh utama Edwin Diller Starbuck, James H. Leuba dan William James dengan tulisan-tulisan karya mereka.
c.       periode ketiga tahun 1930-1950-an, terjadi kemerosotan hubungan agama dengan psikologi, hubungan agama dengan psikologi tidak saling menghargai, menganggap dirinya masing-masing benar dan menolak kebenaran yang lain.
d.      periode keempat, dimulai tahun 1960-an sampai tahun 2001. Pengembangan psikologi mengarah pada usaha-usaha untuk menjadikan nilai, budaya, dan agama sebagai objek kajian psikologi dan sebagai sumber inspirasi bagi pembangunan teori-teori psikologi sehingga hubungan agama dengan psikologi bersemi kembali. Pada periode ini lahir Psikologi Humanistik dan Psikologi Transpersonal. Objek telaahan kedua psikologi ini adalah kualitas-kualitas khas kemanusiaan, berupa pikiran, perasaan, kemauan, kebebasan, kemampuan potensi luhur jiwa manusia dan lain-lain. Di sini terlihat dengan jelas hubungan yang saling mengisi dan membutuhkan antara agama dengan psikologi sehingga dapat menjadi peluang sekaligus tantangan bagi umat Islam untuk melahirkan konsep-konsep psikologi.

C.     Sejarah Psikologi Barat.
1.      Awalnya sebelum psikologi menjadi ilmu (sains) yang independen, sebelum tahun 1879, telah muncul analisis yang mengkaji keberadaan jiwa secara analitis-sintesis dengan menggunakan prinsip-prinsip kausalitas yaitu aliranassociationism. Dengan dasar pengamatan sehingga membentuk ide-ide yang dapat dihubungkan melalui proses mekanisme assosiasi. Tokohnya adalah John Locke (1623-1704 M), James Mill (1773-1836 M).
2.      Perkembangan selanjutnya lahir teori strukturalisme, dikemukakan pertama oleh Wilhelm Wundt (1832-1920 M). Teori ini menguraikan struktur atau susunan jiwa, terdiri atas elemen-elemen yang saling berhubungan, sehingga merumuskan bahwa jiwa adalah kesadaran.pemuka teori ini antara lain G.T. Fechner (1801-1887 M), H.L.F. Von Helmholtz (1821-1894 M), W. Wundt (1832-1920 M), dan E.B. Titchener (1867-1927 M).
3.      Lalu aliran fungsionalisme yang merupakan reaksi terhadap strukturalisme, mempelajari aktivitas tingkah laku untuk mencari fungsinya dalam hubungannya dengan lingkungan. Akhirnya ditemukan bahwa jiwa berfungsi sebagai pemeliharaan proses kelangsungan hidup, jiwa bersifat dinamis, praktis, dan pragmatis. Tokoh-tokohnya William James (1842-1910 M), John Dewey (1859-1952 M), dan E.L. Thondike (1874-1949 M).
4.      Kemudian muncul alirangestalt, berpendapat bahwa jiwa harus dipelajari secara totalitas. Pemuka aliran ini adalah Max Wertheimer (1880-1943 M), Kurt Koffka (1886-1941 M), dan Wolfgang Kohler (1887-1967 M).
5.      Selanjutnya teori psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmunt Freud (1856-1939 M) mengatakan bahwa jiwa manusia memiliki potensi diri yakni id, ego, dan super ego.
6.      Muncullah paradigma psikologi yang objektif dengan metode empirism yaitu behaviorisme. Dasarnya bahwa tingkah laku manusia sebagai manifestasi kejiwaannya merupakan respon dari stimulus yang diterimanya dari lingkungan dan teori ini lebih dikenal denganStimulus-Respon (S-R). Aliran behaviorisme dengan tokohnya yang terkenal antara lain Ivan Pavlov, John B. Watson, dan J. F. Skinner.
7.      Abraham Harold Maslow (1908-1970 M) mengembangkan aliran psikologi humanistik yang mengakui adanya kualitas insani dalam diri manusia berupa berpikir, abstraksi, imajinasi, perasaan, dan lain-lain.
8.      Sekitar tahun 1970 M terbentuk aliran psikologitranspersonal yang mengkaji manusia secara totalitas dengan memperhatikan empat dimensi, yaitu dimensi biologis, psikis, sosio-kultural, dan spiritual.
9.      Tahun 1975-an, muncul kesadaran di kalangan psikolog Muslim atas paradigma yang berkembang di Barat. Adalah psikologi Islami yang didasarkan, diadopsi, di transformasikan dari konsep-konsep atau teori-teori psikologi Barat yang kemudian diislamisasikan, hasilnya dimasukkan ke dalam khazanah Islam. Penggunaan istilah Islami (dengan huruf i pada kata Islam) disebabkan ketidakpercayaan bahwa apa yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan Islam atau tidak karena kerangkanya dari khazanah lain. Metode pengembangan psikologi Islami ini menggunakan metode Pragmatis.
Ada juga yang melalui metode Idealistik, yang mengutamakan penggalian psikologi Islam dari ajaran Islam sendiri. Yaitu psikologi Islam (tanpa huruf i pada kata Islam) didasarkan atas nilai-nilai dasar Islam: al-Quran, Hadist, dan pemikiran para psikolog muslim. Orang Muslim seharusnya dapat membangun psikologi jauh lebih sempurna dari orang Barat karena orang Muslim memiliki pedoman dasar yaitu al-Quran dan Hadist.
D.    Struktur Manusia Menurut Al-Quran
Al-Quran merupakan pedoman dasar agama Islam yang sempurna, bisa dikatakan apa pun ada dalam al-Quran, termasuk manusia. Dalam al-Quran menjelaskan tentang manusia secara totalitas, baik fisik maupun psikis.[113]Penggolongan struktur manusia berdasarkan al-Quran yang saling berhubungan, adalah:
1.      Aspek Jismiah
Adalah aspek manusia tentang organ fisik dan biologis tubuh manusia dengan perangkat-perangkatnya. Aspek ini sangat tergantung dengan substansi aspek lain karena substansi aspek ini sebenarnya mati, yaitu al-nafs danal-rūḥ yang menjadikannya hidup. Aspek jismiah mempunyai peranan penting untuk mengaktualisasikan fungsi aspek nafsiah dan aspek ruhaniyah.
2.      Aspek Nafsiah
Adalah keseluruhan kualitas khas manusia, berupa pikiran, perasaan, kemauan, dan kebebasan. Aspek ini merupakan persentuhan antara aspek jismiah dengan aspek ruhaniyah. Aspek ini memiiki tiga dimensi:

a.       Dimensi al-nafsu, adalah dimensi psikis manusia yang memiliki dua daya yaitu: daya gadab (marah) yang bertujuan untuk menghindarkan diri dari sesuatu yang membahayakan dan syahwah(senang) berpotensi untuk mencapai kesenangan.
b.      Dimensi al-‘aql, merupakan kualitas insāniyah pada psikis manusia yang memiliki daya mengetahui (al-‘ilm) akibat adanya fungsi pikiran, seperti tafakkur(memikirkan), al-naẓar(memperhatikan), al-i’tibār(menginterpretasikan), dan lain-lain.
c.       Dimensi al-qalb, berperan dalam memberikan sifat insāniyah(kemanusiaan) bagi psikis manusia. Al-qalb memiliki dua daya, yaitu memahami dan merasakan. Dilihat dari fungsinya,al-qalb mempunyai tiga fungsi. Pertama, fungsi kognisi yang menimbulkan daya cipta seperti: memahami (fiqh), mengetahui (‘ilm), mengingat (ẓikr), dan melupakan (gulf). Kedua, fungsi emosi yang menimbulkan daya rasa seperti tenang (Ṭama’nīnah), sayang (ulfah), senang (ya’aba), kasar (galīẓ), takut (ru’b), dengki (gill), sombong (hamiyah), dsb. Ketiga, fungsi konasi yang menimbulkan daya karsa seperti berusaha (kasb).
3.      Aspek Ruhaniah
Adalah aspek psikis manusia yang besifat spiritual dan transendental. Dalam aspek ruhaniah terdapat dua dimensi, yang keduanya berasal dari Allah.
a.       Dimensi al-rūḥ, bersifat illahiyah(ketuhanan) dan mempunyai daya spiritual yang menarik badan (al-jism) dan jiwa (al-nafs) menuju Allah, dengan begitu manusia memerlukan agama. Al-rūḥ diberikan kepada manusia melalui proses al-nafkh.
b.      Dimensi al-fiṭrah, bermakna suatu kecenderungan alamiah bawaan sejak lahir yang membentuk identitas atau (secara agama) bahwa manusia sejak lahir telah memiliki agama bawaan secara alamiah yaitu agama tauhid, mengesakan Allah.
E.     Struktur Manusia Menurut Psikologi Barat
1.      Psikologi Fisiologi (Physiological Psychology)
Psikologi Barat yang membahas manusia dari segi aspek fisik-biologis. Psikologi ini berhubungan dengan fungsi sistem dalam tubuh manusia dengan tingkah lakunya. Psikologi Fisiologi ini sama seperti dengan aspek jismiah manusia berdasarkan struktur manusia dalam al-Quran.
2.      Psikoanalisa
Sigmund Freud (1856-1939 M) adalah tokoh dari konsep ini yang berdasarkan pandangannya kepribadian manusia terdiri dari tiga sistem, yaitu id, ego, dan super ego. Idmerupakan penyimpan kebutuhan manusia mendasar yang mencari pemuasan dalam realitas eksternal seperti makan, minum, istirahat. Egomembantu id mengadakan kontak dengan realitas, ego bekerja menurut prinsip realitas. Super ego merupakan nilai-nilai moral masyarakat yang ditanamkan pada diri individu. Selain itu, manusia juga memiliki tiga sistem strata, yaitu the consciousness(kesadaran), the preconsciousness(bawah sadar), dan the unconsciousness (tidak sadar). Dalam psikologi Islam, konsep ini termasuk pada aspek nafsiah yaitu dalam dimensi al-nafsu.
3.      Behaviorisme
Bahwa manusia sangat ditentukan oleh lingkungannya, manusia berperilaku disebabkan oleh lingkungan dan bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Manusia menjadi determistik, tidak kreatif dan selalu menjadi objek. Jiwanya pasif ketikaberhubungan dengan lingkungan dan hanya merupakan makhluk fisik-biologis saja sehingga aspek ini termasuk dalam aspek jismah menurut al-Quran.
4.      Psikologi Humanistik
Disini muncul teori-teoripersonality and motivation(kepribadian dan motivasi) oleh William James (1842-1910 M) yang kemudian dikembangkan oleh Gordon W. Allport (1897-1967 M),client-centered-approarch(pendekatan yang berpusat pada klien) dalam menangani masalah terapi oleh Carl Rogers (1902-1987 M),self actualization (aktualisasi diri) oleh Abraham H. Moslow (1908-1970 M), dan teori the will to meaning(kehendak untuk hidup bermakna) oleh Victor Frankl dalam logoterapinya. Psikologi Humanistik berasumsi bahwa manusia memiliki potensi baik untuk menumbuhkan dan mengembangkan harkat dan martabat yang merupakan refleksi dari sifat-sifat pada aspek nafsiah menurut al-Quran
5.       Psikologi Transpersonal
Psikologi ini memiliki dua hal penting yang menjadi sasaran telaah yaitu potensi luhur batin manusia (humam highest potentials) dan fenomena kesadaran manusia (humam states of consciousness), ini berhubungan dengan keruhanian dan bersifat spiritual. Psikologi Transpersonal menekankan pada pengalaman subjektif-transendental, berbeda dengan psikologi Islam yang bersifat subjektif-objektif-transenden. Dalam pandangan aspek menurut al-Quran aspek ini termasuk ke dalam aspek ruhaniah.





[1]Abu bakar Al jazairy, Ilmu dan Ulama, 19-20.
[2] Mukhtar Latif, Filsafat Ilmu, 69.
[3] Mukhtar latif
[4] A. Susanto, filsafat ilmu, jakarta, bumi aksara, 2011, 77.
[5] Surajiyo, filsafat ilmu dan perkembangannya diindonesia, jakarta, bumi aksara, 2007, 59.
[6] S.I Poeradisastra, sumbangan islam kepada ilmu dan peradaban modern, jakarta, komunitas bambu, 200, hal, 11-12.
[7] Harun nasution, islam ditinjau dari dari berbagai aspeknya, salemba, UI-Press, 1985, 10.
[8] Jalaludin, filsafat ilmu pengetahuan, jakarta, PT. Raja grafindo persada, 2013, 76.
[9] Harun nasution, falsafat agama, jakarta, pt. Bulan bintang, 2003, hal. 79.
[10] A.susanto, filsafat ilmu, jakarta, pt bumi aksara, 2011, 133.
[11] A. Susanto, ibid, 134.
[12] Referensi lain 257 H/870 M Lihat, Supriyadi Dedi, Pengantar Filsafat Islam, (Bndung: CV Pustaka Setia, 2009) cet. 1 hal. 80. Dan juga di wekipedia.com lahir 870-950 bangsa turki Lihat, “Posisi Abu Nashr Al-Farabi dalam dunia Islam”, skripsi sarjana. Jakarta:Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Di referensi lain ada mengatakan 872-950 M.
[13] Menteri Agama Indonesia ke-4, masa jabatan 19 maret 1983- 17 maret 1993. Masa presiden soeharto. Lahir, 7 November 1925 jawa tengah (Hindia belanda), meninggal 23 juli 2004 jakarta (indonesia).
[14] Fenomena dari bahasa yunani “phainomenon” dalam bahasa indonesia diartikan, gejala, hal-hal yang dirasakan oleh panca indra, fakta, kenyataan, kejadian. Sedangkan nomena adalah arti hakiki dari benda itus endiri yang tidak dapat kita jelaskan dengan persepsi panca indra, yang benar hanya nomena yang menjadi objek ilmu yang benar. Noumena artinya wahyu dalam bahasa filsafat sebagai “necessit”
[15] Zaglul an-najjar, pembuktian sains dalam sunnah, jakarta amzah, 2006, cet. 1, 9-12.
[16] Zaglu an-najjar, cet. Iii, 252.
[17] Laksmi prihantoro, IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi, jakarta, trianto, 2010, 137.
[18] Endnag saifuddin anshari, wawasan islam, jakarta, gema insan, 2004, 105-109.
[19] Abuddin nata, studi islam komprehensif, jakarta, kencana prenada media group, 2011, hal. 362.
[20] Musyrifah susanto, sejarah islam klasik, jakarta, prenada media group, 2003, 19-20.
[21] Musyrifah susanto, op., cit., hal 31-33.
[22] Harun nasution, islam ditinjau dari berbagai aspeknya jilid I, jakarta, penerbit universitas indonesia (UI-Press), 1985, 55-56.
[23] Dedi supriyadi, sejarah peradaban islam, bandung, CV pustaka setia, 2008, 108.
[24] The making of Europe, meridian 1962, halam 151-2. Demikian juga lebanon, hadarat al-arab, hal. 566. Dalam harun nasution, islam ditinjau dari berbagai aspeknya jilid I, jakarta, penerbit universitas indonesia (UI-Press), 1985, 69.
[25] Abudin nata, sejarah sosial intelektual islam, jakarta, raja grafindo persada, 2012.
[26] Harun nasution, 68-83.
[27] Abudin nata, sejarah intelektual islam, hal. 109-126.
[28] Abudin nata, study islam komprehensif.
[29] S.I Poeradisastra, sumbangan islam kepada ilmu dan peradaban modern, jakarta, komunitas bambu, 2008, 75.
[30] Raghib as-sirjani, sumbangan peradaban islam pada dunia, jakarta, pustaka Al-Kautsar, 2011.
[31] Gustave Le Bon dalam buku ragib al-sirjani ibid hal, 770-771.
[32] Philip K. Hitti, History of the arabs, From the earliest timesto the present, jakarta, serambi, 2006, cet. II hal. 770
Oeman Amin Hoesen dalam buku musyrifah sunanto, ibid, hal. 232-234.[33]
[34] Musyrifah susanto, sejarah klasik islam 235-236 dan Omer hosen dalam musyrifah susanto, 236.
[35] S.I Poeradisastra, sumbangan silam kepada ilmu dan peradaban modern, jakarta, komunitas bambu, 2008, cet. III, halaman, 107.
[36] Zaglu an-najah, pembuktian sains dalam sunnah, Buku I)
[37] Abudin nata, study islam komprehensif, jakarta, kencana, 2015, cet. 11, hal. 547-555
[38] Abudin nata, Metodologi studi islam, 147, cet. XXI
[39] Harun nasution, islam dari berbagai aspek jilid II, cet. V hal. 105
[40] Harun nasution, islam dari berbgaai aspek jilid II, 109. Sebenarnya ini pendapat pemikir india (sir sayyid Ahmad khan (1817-1898 M), di dalam buku harun nasution, jilid II hal, 106, paragraf terakhir cet. V, 1985.
[41] Abudin nata, studi islam komprehensif, hal. 555.
[42] Mulyadi kartanegara, integrasi ilmu sebuah rekonstruksi holistik, jakarta, arasy mizan, 2005, 107.
[43] Ibid, 114.
[44] Soediyarto dalam abudin nata, pendidikan dalam perspektif hadits, jakarta, UIN jakarta press, 2015, cet. 1, 138. Dan juga abudin nata, pendidikan perspektif hadis, op.cit, h. 139.
[45] Mulyadi karta negara, integrasi ilmu, h. 116, cet. 1.
[46] Harold H. Titus, dkk. Persoalan-persoalan filsafat, terjemahan oleh prof.Dr.H. M Rasyidi, jakarta, bulan bintang, 1984, 256.
[47] Zaprulkhan, filsafat islam sebuah kajian tematik, jakarta, raja grafindo persada, 2014, 60.
[48] Ragib as-sirjani, sumbangan peradaban islam pada dunia, jakarta, pustaka al-kautsar, 2009, 177
[49] Mujamil Qomar, Epistimologi pendiidkan islam, jakarta, erlangga, 271.
[50] Mujammil qomar, Op. Cit, h. 180
[51] Aji dedi mulawarman, dkk. Pendidikan dasar islam, malang, bani hasyim press, 2010, hal. 71.
[52]Mulyadi karta negara, integrasi ilmu, bandung, mizan pustaka, 2005, 58-59.
[53]Jujun S. Suriasumatri, filsafat ilmu sebuah pengantar populer, jakarta, sinar harapan, 2005, 105-106.
Mujamil Qomar, epistimologi pendiidkan islam, jakarta, erlangga th, 74.[54]
Mujamil Qomar, epistimologi pendiidkan silam, 74.[55]
[56]  Mujammil Qomar, epistimologi pendiidkan islam, jakarta, erlangga t.tk, hal. 162
[57] Mujammil Qomar, 301-302, inilah kelemahan intuisi, belum jelas alat apa yang bisa dipakai untuk menguji kebenarannya?
[58] Khaerudin nasution, pengantar studi islam, yogyakarta, tazzafa, t.th, hal. 41
[59] Mulyadi kartanegara, integrasi ilmu, bandung, mizan pustaka, 2005, 146.
[60] Abu ahmadi noor salim, dasar-dasar pendiidkan gaama islam (jakarta: Bumi aksara, 2004, 3-4.
[61]John, M. Echlos dalam abudin nata, study islam komprehensif, h. 113
[62] M. Quraisy syihab, ibid, 113-125  “tau ini dari mana pemakalah nganbilnya main ibid saja”,
[63] H.M. quraisy syihab, 155-339, => ini perlu di cari lagi kejelasan bukunya.
[64] Soejono soekanto, sosiologi suatu pengantar, jakarta, rajawali press, 2012, hal.
[65] Ibid,
[66] Dadand supardan, Pengantar Ilmu Sosial, (jakarta: bumi aksara, 2009), 163.
[67] Dadang supardan, pengantar ilmu sosial, jakarta, bumi aksara, 2009, 425.
[68] Abuddin nata dkk, integrasi ilmu agama dan ilmu umum, jakarta, UIN jakarta press, 2003, 143.
[69] Ontologi berasal dari dua kata yaitu, ontos (sesuatu yang berwujud (being) dan logos ilmu. Ontologis adalah pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada berdasarkan hukum sebab akibat yaitu ada mansuia, ada alam serta hubungan yang menyeluruh.
[70] Adian husaini dkk, filsafat ilmu, jakarta, GIP, 2013, 115.
[71] Abuddin nata dkk, integrasi ilmu agama dan ilmu umum, ciputat tanggerang, uin jakarta press, 2003, 105.
[72] Hasan baharun dkk, metodologi studi islam, jogjakarta, ar-ruzz media, 2013, 50-58.
[73] Ibid, 58. Menurut saya memang benar adanya apa yang dikatakan oleh A. Rahman ketika terjadi fenomena alam umat islam tidak menempatkan pada bidang kajian sains dan tekhnologi, tetapi memasukan pada bidang kajian agama, sehingga ketika ada pertanyaan kenapa tsunami, banjir? Dosa mansuia, kehendak Allah. Sehingga melahirkan sikap pesimis dan tampak pasrah tanpa mau meneliti dan memperhatikannya.
[74] H. Abuddin nata dkk, integrasi, 206-207.
[75] Dede rosyada, islam dan sains, jakarta, RM Books, 2016, 13-14.
[76] Ibid, 12.
[77] Wahedudin khan, dalam zainal habib, islamisasi islam, malang, UIN malang, 2007, 18.
[78] KBBI, jakarta, gramedia, 2012, edisi ke-4, 541.
[79] Mulyadi kartanegara, integrasi ilmu, bandung, arasy, 2005, 32.
[80] Abuddin nata, dkk. Integrasi ilmu agama dan ilmu umum, jakarta, UIN Jakarta Press, 2003, hal. 172. Raji Al-Faruqi merupakan penggagas islamisasi ilmu pengetahuan. Lihat, abuddin nata, integrasi, 172.
[81] Abudin nata, dkk, integrasi ilmu agama dan ilmu umum, UIN Jakarta press, 2003, 172.
[82]  Abudin nata, integrasi, 175.
[83] Moeflich hasbullah, sejarah sosial intelektual umat islam di indonesia, bandung, pustaka setia, 2012, 365.
[84] Abd. Rachman assegaf, filsafat pendidikan silam, jakarta, raja grafindo persada, 2011, 15.
[85] Mulyadi kartanegara, integrasi ilmu, bandung, PT Mizan Pustaka, 2005, 199-200.
[86] Aspek-aspek kejiwaan dalam silam berupa:
a.        Al-ruh             d. Al-‘aql g. Al-fu’ad
b.       Al-nafas          e. Al-damir            h. Al-sirr
c.        Al-kalb            f. Al-lubb                i. Al-fitrah, dll.
Masing-masing aspek diatas memiliki eksitensi, dinamisme, proses, fungsi, dan perilaku yang perlu dikaji melalui Al-Qur’an, al-sunnah, serta dari khazanah pemikiran islam. Psikologi islam tidak hanya menekankan perilaku kejiwaan, melainkan juga apa hakekat jiwa sesungguhnya. Lihat, Hanna Djumhana Bastaman, integrasi psikologi dengan islam menuju psikologi islam, yogyakarta, pustaka pelajar, 2005.
[87] Ridwan hardiawan, psikologi barat vs psikologi islam, http://www.artikel psikologi...25/12/2010.
[88] Syauqi rif’at nawawi, Muhadjir noeng dan djawad M dahlan, Metodologi Psikologi Islam, celeban timur, pustaka pelajar, 2000, 47-65.
[89] Baharuddin, aktualisasi Psikologi Islam, yogyakarta, pustaka pelajar, 2005.
[90] Abudin nata, study islam komprehensif, jakarta, kencana, 2011.
[91] Syauqi rif’at nawawi, muhadjir Noeng dan Djawad M Dahlan, Metodologi Psikologi Islam, celeban timur: pustaka pelajar, 2000, 47-65.
[92] Dr. Sumanto, M.A, Pikologi umum,Yogyakarta : CAPS (Center of Academic Publishing Service),thn 2014,hlm: 1
[93] M. Alisuf Sabri,pengantar psikologi umum & perkembangan,jakarta:pedoman ilmu jaya,2011, hlm: 3  
[94] Mahfudh Shalahuddin, Pengantar Psikologi Umum, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1991), h. 31
[95]Plato dilahirkan pada 29 Mei 429 SM di Athena. Sewaktu berumur 20tahun, filsuf  Yunani yang dikabarkan terlahir dikalangan keluarga terhormat ini, menjadi murid Socrates yang dapat memberi kepuasan sepenuhnya pada hasratnya terhadap pengetahuan dan kebijaksanaan. Menurut Plato,psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan.  Kartini Kartono, Psikologi Umum,(Bandung: Mandar Maju,1996), h. 2.

[96] Aristoteles (384-322 SM) lahir di sebuah koloni kecil Yunani yang bernama Stagira di daerah Thrace. Ia adalah murid Plato yang terkenal dengan pemikirannya sendiri yang berbeda dari gurunya. Aristoteles menulis buku pertamanya tentang psikologi (sebagai topik terpisah dari filsafat). Lihat, Sarlito Wirawan Sarwono, Berkenalan dengan Aliran-aliran dan tokoh-tokoh Psikologi, h. 47. Buku itu layak disebut sebagaiPara Psyche (tentang pikiran atau jiwa), dan dalam bahasa Latin dikenal dengan sebutan “De Anima”. Di dalam  buku  ini, Aristoteles membahas tentang pikiran  atau  jiwa sebagai “entelechy” pertama tubuh, kausa dan prinsip tubuh, dan realisasi tubuh. Lihat, C. George Boeree, Sejarah Psikologi dari Masa Kelahiran sampai Masa Modern, (Jogjakarata: Prismasophie, 2005), h. 50.


[97] Drs. M. Alisuf Sabri,Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Hlm: 17-22
[98] http://rumahbelajarpsikologi.com, tanggal 25 Maret 2014, pukul 21.00
[99] Dr. Sumanto, M.A, Pikologi umu,hlm:15-16, yogyakarta, CAPS, 2014.
[100] Dr. Sumanto, M.A, Pikologi umum ,hlm : 12-22

[101] Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2010), h. 4

[102]  Bimo Walgito, Pengantar Psiklogi Umum, (Jogjakarta: CV. Andi Offset, 1998), h. 54
[103] Sarlito Wirawan Sarwono, Berkenalan dengan Aliran-aliran dan tokoh-tokoh Psikologi, h. 43
[104]  Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey,Teori-teori Holistik, terj. Yustinus judul asli Theories Of Personality,( Yogyakarta: Kanisius, 1993), hlm 222
[105]  Terjemahan bebas dari Abd al-Rahman Salih abd al-lah, Education Theory a Quranic Outlook, (Makkah: Umm al-Qura University, 1982), hlm 35-36
[106] Hadits Riwayat al-Turmuzi dan abu hurairah. Lihat abu Isa Muhammad ibn isa ibn Saurah, al jami al shahih wa huwa Sunan al-Turmuzi, (Beirut: Dar ak-Ahya, kitab al ilm nomor 2887), hlm 51
[107] Djamaluddin Ancok, Membangun Paradigma Psikologi Islam¸ (Yogyakarta: Sipress, 1994), hlm 10
[108] Muhaimin dan Abdul Majib,Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hlm 6
[109] Hanna Djumhana Bastaman,Integrasi Psikologi Islam, Menuju Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), hlm. 32-33
[110] S.H. Nasr dan Oliver leaman,History Of Islamic Philosophy, London: Routledge, 1996), hlm. 644
[111] Abdul Rahman Shaleh,Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 1
[112] Abdul Rahman Shaleh,Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam (dengan perubahan), (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 5-7.
[113] Baharuddin, Paradigma Psikologi Islam:Sudi tentang Elemen Psikologi dari Al-Quran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 64. Footnote ini dari sejarah psikologi islam sampai akhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syarhil "NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM".

"PERSATUAN DAN KESATUAN DARI TEMA NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM” Sebagai hamba yang beriman, marilah kita tundukan kepala seraya...