Selasa, 24 April 2018

Sejarah Kebudayaan Islam Bagian II (dua)


·          Syajaratud-Dur pun bersekongkol dengan pasukan mamluk yang dipimpin oleh Aybak, dan memberontak terhadap Turansyah. Persekongkolannya dengan kaum mamluk berhasil membunuh Turansyah.[1]
·         Kepemimpinan Syajarah Al-Durr hanya berlangsung sekitar tiga bulan.
·         khalifah Abbasiyah sebagai penguasa dan pemimpin tertinggi umat Islam memberi teguran bahwa yang seharusnya berkuasa di Mesir adalah laki-laki, bukan wanita.[2]
·         Kaum Mamluk dan Aybak masih belum yakin dengan keabsahan kepemimpinannya, karena masih ada keturunan sultan dinasti Ayyubi yang masih hidup di Syria, Asyraf Musa yang masih berusia 10 tahun, dan diakui kedudukannya oleh khalifah Abbasiyah di Baghdad. Oleh karena itu, untuk meredakan keadaan, mereka mengangkat Asyraf Musa sebagai Sultan Syar’i (formal) yang hanya sebatas lambang saja, tanpa kedaulatan dan kekuasaan yang riil. Sementara itu, kekuasaan dan kedaulatan yang riil berada di tangan Izzudin Aybak. Tidak berselang lama Asyraf Musa pun dibunuh oleh Aybak dan Aybak pun secara resmi memproklamasikan dirinya sebagai sultan Dinasti Mamluk.[3] Dengan demikian, inilah merupakan akhir dari dinasti Ayyubiyah di Mesir dan awal dari kekuasaan dinasti Mamalik.[4]
·      Pemerintahan Mamluk (sebagaimana menjadi kesepakatan para sejarawan) dibagi menjadi dua fase.
1.    Mamluk Bahriyah (648-792 H/1250-1389 M) => 144 tahun, 28 khalifah.
2.    Mamluk Barjiyah (792-923 H/1389-1517 M) => 131 tahun, 27 khalifah.
·         Ini berarti bahwa pemerintahan mereka berlangsung selama 275 tahun. Pengaruh mereka mulai terasa di dunia Islam tatkala mereka berhasil menang atas pasukan Mongolia pada Perang ‘Ain Jalut tahun 658 H/1259 M.
·         Masa Pemerintahan Mamluk Bahriyah (648-792 H/1250-1389 M) => Pemerintahan didirikan oleh Malik Saleh Najmuddin Ayyub. Kemudian mereka membangun sebuah benteng di Kepulauan Raudhah pada tahun 638 H/240 M. Mereka kemudian dikenal dengan sebutan Mamluk Bahriyah atau Shalihiyah.
·         Sultan mamluk bahriyah itu 28 orang sultan.
·         Sultan pertama => syajaratud-dur ( w. 648/ 1250 M)
·         Sultan terakhir => shahih haji bin sya’ban ( 719-792 / 1388-1389.
·         Peristiwa-peristiwa penting pada masa pemerintahan mamluk bahriyah adalah sebagai berikut.
a.         Pada tahun 667 H/268 M az-Zhahir Babiris mampu meluaskan pengaruhnya di Hijaz.
b.        Antara tahun 660-690 H/1261-1291 M orang-orang Mamluk menggempur kaum Salibis dan berhasil mengambil kembali beberapa kota di Syam yang masih di tangan mereka.
c.         Pada tahun 680 H/1281 M Manshur Qalawun berhasil menghancurkan pasukan Tartar dengan sangat telak.
d.        Pada tahun 702 H an-Nashir Muhammad bin Qalawun berhasil menaklukkan kepulauan Arwad dan mengusir orang-orang Salibis dari sana.
e.         Pada tahun yang sama pasukan Tartar juga dikalahkan dengan sangat telak pada perang Syaqhat di dekat Damaskus (ikut dalam perang ini Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah).
·         Masa Pemerintahan Mamluk Barjiyah (792-923 H/1389-1517 M) => Mereka berasal dari Syarakisyah dari negeri Georgia yang berdekatan dengan Laut Hitam. Mereka dibeli oleh Sultan Qalawan, salah seorang Raja Mamluk Bahriyah, dengan harapan untuk menguatkan posisi keluarganya. Mereka disebut dengan Mamluk karena sekelompok dari mereka tinggal di ujung benteng (barj).
·         Pemerintahan mamluk barjiyah berlangsung =>  131 tahun, dengan 27 khalifah.
·         Peristiwa-peristiwa penting di masa pemerintahan mereka yaitu diantaranya.
1.      Pada tahun 792 H/ 1389 M Shalih Haji dicopot dan diangkatlah Sultan Barquq. Maka, bergeserlah kekuasaan dari Mamluk Bahriyah ke Mamluk Barjiyah.
2.      Pada tahun 803 H/1400 M. pasukan Tartar yang dipimpin Timurlank berangkat menuju Syam dan menghancurkan kota itu serta membunuh pasukan Mamluk yang membela negeri itu.
3.      Pada tahun 805 H/1402 M pasukan Timurlank berangkat menuju pusat pemerintahan Utsmani dan berhasil mengalahkan mereka di Ankara serta berhasil menawan Sultan Bayazid. Lalu, menempatkannya dalam penjara hingga meninggal.
4.      Pada tahun 830 H/1426 M pasukan Mamluk berhasil mengalahkan pasukan Salibis dengan kemenangan besar dan mengusir mereka dari kepulauan Siprus dan pada saat yang sama mereka berhasil mengancam kepulauan Rhodesia.
5.      Pada saat orang-orang Portugis sampai ke pantai-pantai India, kaum muslimin yang berada di sana meminta bantuan pasukan Mamluk. Mereka pun berangkat untuk memberikan bantuan. Namun, mereka berhasil dikalahkan oleh orang-orang Portugis pada tahun 950 H/1509 M Setelah itu orang-orang Portugis itu masuk ke perairan negeri Arab dan memasuki Laut Merah.[5]
·         Sistem dan Penataan Organisasi Pemerintahan => Dinasti Mamluk membawa metode baru dalam sejarah politik Islam. Pemerintahan Dinasti ini bersifat oligarki militer. Maksudnya adalah suatu bentuk pemerintahan yang menerapkan kepemimpinan berdasarkan kekuatan dan pengaruh, bukan berdasarkan garis keturunan. Siapa yang terkuat maka dialah yang menjadi raja.[6]
·         Dalam bidang pemerintahan, kemenangan mamluk atas mongol di Ayn jalut. Untuk menjalankan pemerintahan dalam negeri, Baybers mengangkat kelompok militer sebagai elit politik. Di samping itu untuk memperoleh simpati kerajaan-kerajaan Islam lain, Baybers membaiat keturunan Bani Abbas yang berhasil meloloskan diri dari serangan Mongol, al-Mustanshir, sebagai khalifah (cairo, mesir). Baybers juga berhasil mengalahkan tentara Salib di sepanjang Laut Tengah, menghancurkan kelompok Assasin di pegunungan Syria, melumpuhkan Cyrenia (tempat berkuasanya orang-orang Armenia) dan menghancurkan kapal-kapal bangsa Mongol di Anatolia.[7]
1.      Membendung gelombang serangan Mongolia yang membabi buta. Mereka mencegahnya masuk dalam Dunia Islam.
2.      Memerangi pasukan Salibis hingga berhasil mengeluarkan sisa-sisa mereka yang masih berada di negeri-negeri muslim pada tahun 660-690 H/1261-1291 M.[8]
1.      Mamluk burji yang di bawa Qalawun ketika berkuasa  memiliki moral rendah dan tidak suka pada ilmu pengetahuan.
2.      Karena mereka meninggalkan jihad (sekali-kali seseorang tidak meninggalkan jihad, kecuali mereka akan menjadi hina).
3.      Karena mereka menjadi terpecah dan terjadinya konflik internal serta terjadinya banyak pertempuran di antara mereka.
4.      Di temukannya jalan ar-Raja’ ash-Saleh (tanjung harapan) oleh orang-orang Portugis yang membuat Mesir kehilangan pengaruhnya.
5.      Kegagalan mereka membendung serangan orang-orang Portugis yang saat itu telah sampai ke Laut Tengah dan Laut Merah. [9]
6.      Munculnya kekuatan Utsmani yang kemudian mengakhiri pemerintahan mereka.[10]
1.    Mamluk membuka hubungan dagang dengan Perancis dan Italia .
2.    sebagai jalur perdagangan antar Asia dan Eropa, menjadi lebih penting karena Kairo menghubungkan jalur perdagangan Laut Merah dan Laut Tengah dengan Eropa.
3.    hasil pertanian juga meningkat.
4.     pembangunan jaringan transportasi dan komunikasi antar kota baik laut maupun darat.
5.     Ketangguhan Angkatan dinasti Mamluk sangat menunjang pengembangan perekonomiannya.[11]
·         Perkembangan di Bidang Ilmu Pengetahuan => sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama.
1.      Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar:
a.       Ibn Khalikan,
b.      Ibn Taghribardi, dan
c.       Ibnu Khaldun => beliau ini hidup dmn ? benar nggak ?
2.       Di bidang astronomi dikenal nama:
a.        Nasir Al-Din Al-Tusi.
3.      Di bidang matematika :
a.        Abu Al-Faraj Al-Ibry.
4.      Dalam bidang kedokteran:
a.       Abu Al-Hasan ‘Ali Al-Nafis, penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia.[12] Ibn Nafis degelari oleh pengagumnya The Second Avisenna (Ibnu Sina kedua), karena reputasinya sebagai seorang dokter yang terkemuka dan seorang penulis serba bias pada abad 7 H/13 M. nama lengkapnya Alauddin Abu Al-‘Ala Ali ibn Al-Haram Al-Kuraisy Al-Dimasyki ibn Nafis. Lahir di Damaskus, wafat di Kairo tahun 687 H/1288 M dalam usia 80 tahun. Ia belajar ilmu kedokteran di tempat kelahirannya. Gurunya berasal dari perguruan “Ibn At-Tilmidz” yang telah banyak mengkader dan mendidik pelajar-pelajar yang datang dari Baghdad ke Damaskus. Di samping itu Ibn Nafis juga belajar tata bahasa arab, logika, dan ilmu keislaman lainnya. Ia pindah ke Kairo tempat ia mendapat kedudukan penting sebagai dokter kepala di sebuah rumah sakit, di sebuah rumah sakit di Mesir sekaligus ia menjadi dokter pribadi Sultan Baybers sambil membimbing sejumlah muridnya di sana.[13]
b.      Abd Al-Mun’im Al-Dimyathi, seorang dokter hewan,
c.       Al-Razi, perintis psikoterapi.
5.      Dalam bidang opthalmologi dikenal nama:
a.        Salah Al-Din ibn Yusuf.
6.      dalam ilmu keagamaan, tersohor nama:
a.        Ibn Taimiyah seorang pemikir reformis dalam Islam,
b.      Al-Sayuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan,
c.       Ibn Hajar Al-‘Asqalani dalam ilmu hadits dan lain-lain.[14]
7.      Ilmuwan lain pada zaman Mamluk adalah:
a.        Abu Fida, seorang ahli Geografi dan Sejarah. Lahir di Damaskus 672 H/1273 M sebagai keturunan keluarga Ayyub, ayah Salahuddin al-Ayyubi.[15]
Dinasti Mamalik juga banyak mengalami kemajuan di bidang arsitektur. Bangunan-bangunan lain yang didirikan pada masa ini di antaranya adalah rumah sakit, museum, perpustakaan, vila-vila, kubah, dan menara masjid.[16] Disebutkan juga kemajuan di bidang arsitektur pada masa ini melebihi masa Ptolemy dan Fir’aun pada zaman Mesir Kuno.[17]
·         Pada masa Sultan Baybers mengadakan berbagai pembangunan di Mesir, Palestina dan Syria. Ada dua tradisi yang tercipta masa Baybers:
1.      mempersiapkan kiswah untuk Baitullah di Mekkah al-Mukaromah dan diantar dengan upacara pada setiap musim haji.
2.      menempatkan empat imam (Maliki, Hanafi, Syafi’I, Hambali) pada keempat penjuru Baitullah.[18]



DAFTAR PUSTAKA

Al-Usairy, Ahmad. 2010. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media.
Fa’al, Fahsin M. 2008. Sejarah Kekuasaan Islam. Jakarta: Artha Rivera.
Sunanto, Musyrifah. 2011. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Kencana.
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2008.
Munzirin Yusuf. 2015. “Peradaban Dinasti Mamluk di Mesir”, Vol. 16, No. 2.


TURKI USMANI
·           Asal-usul dan proses pembentukan dinasti Turki Usmani => Kerajaan Turki usmani didirikan oleh suku bangsa pengembara yang berasal dari wilayah asia tengah, yang termasuk suku kayi. Ketika bangsa Mongol menyerang dunia Islam, pemimpin suku Kayi, Sulaiman Syah, mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa Mongol tersebut dan lari ke arah barat.
·         Sulaiman Syah meminta perlindungan kepada Jalal ad-Din, pemimpin terakhir dinasti Khwarazm Syah tersebut di Transoksania, sebelum dikalahkan oleh pasukan Mongol. Jalal ad-Din memberi jalan agar Sulaiman pergi ke barat ke arah Asia kecil.
·         Dalam usahanya pindah ke negeri Syam itu, pemimpin orang-orang Turki tersebut mendapat kecelakaan hanyut di sungai Euphrat yang tiba-tiba pasang karena banjir besar, tahun 1228.[19]
·         Mereka akhirnya terbagi menjadi dua kelompok, yang pertama ingin pulang ke negeri asalnya, dan yang kedua meneruskan perantauannya ke wilayah Asia kecil.
·          Kelompok kedua itu berjumlah sekitar 400 keluarga dipimpin oleh Erthogrol (Arthtogol), anak Sulaiman. Mereka akhirnya menghambakan dirinya kepada Sultan ‘Ala ad-Din II dari Turki Saljuq Rum yang pemerintahannya berpusat di Konya, Anatolia, Asia kecil.
·         Pada waktu itu bangsa Saljuq yang serumpun dan seagama dengan orang-orang Turki imigran tadi melihat bahaya bangsa Romawi yang mempunyai kekuasaan di kemaharajaan Romawi Timur (Bizantium). Dengan adanya tambahan pasukan baru dari saudara sebangsanya itu pasukan Saljuq menang atas Romawi.
·          Sultan gembira dengan kemenangan tersebut dan memberi hadiah kepada Erthogol wilayah yang berbatasan dengan Bizantium. Dengan senang hati Erthogol membangun tanah “perdikan” itu dan berusaha memperluas wilayahnya dengan merebut dan merongrong wilayah Bizantium.
·         Mereka menjadikan Sogud sebagai pusat kekuasaannya. Dinasti Saljuq Rum sendiri sedang surut pada saat itu. Dinasti tersebut telah berkuasa di Anatolia bagian tengah kurang lebih 200 tahun lamanya, sejak tahun 1077 hingga tahun 1300.[20]
·         Erthogrol mempunyai seorang putra yang bernama Usmani yang diperkirakan lahir tahun 1258. Nama Utsman itulah yang diambil sebagai nama untuk Kerajaan Turki Utsmani. Erthogrol meninggal tahun 1280.
·         Namun demikian, sebagian ahli menyebutkan bahwa Utsman adalah anak Sauji. Sauji itulah anak Erthtogrol sehingga Utsman adalah cucunya bukan anaknya. Sauji telah meninggal sebelum ayahnya meninggal. Ia meninggal dalam perjalanan pulang sehabis memohon kepada Sultan Saljuq atas perintah ayahnya, Erthtogrol, untuk tinggal menetap di wilayahnya. Permohonan itu dikabulkan oleh Sultan. Makanya, Erthtogrol ketika menerima berita itu sedih bercampur gembira. Sedih karena anaknya meninggal, dan gembira karena permohonannya untuk menetap di wilayah Saljuq itu dikabulkan oleh Sultan.[21]
·         Setelah menghancurkan Baghdad tahun 1258 bangsa Mongol meneruskan penaklukannya ke arah utara, termasuk wilayah kekuasaan Saljuq Rum. Sultan Saljuq tidak dapat mempertahankan diri dan mati terbunuh. Dalam keadaan kosong itulah Utsman memerdekakan diri dan bertahan terhadap serangan bangsa Mongol. Bekas wilayah Saljuq dijadikan basis kekuasaannya dan para penguasa Saljuq yang selamat dari pembataian Mongol mengangkatnya sebagai pemimpin. Peristiwa tersebut berlangsung kira-kira tahun 1300.[22]
·                     Wilayah kekuasaan dan Sistem Pemerintahan => Setelah Usman wafat (1326 M), Urkhan naik tahta.
a.       Urkhan, menaklukan di masanya:
1.      Kota broessa
2.      Azmir
3.      Ankara => anaknya sulaiman (diangkat oleh ayahnya urkhan) tahun 1354 H dia menaklukan ankara ini.
b.      Murod I, menaklukan pada masanya:
1.      Balkan
2.      Andrianopel
3.      Macedonia
4.      Sofia. Meskipun murad I tewas dalam pertempuran tetapi kemenangan di pihak usmani.
c.       Puranya Bayazid I. pada tahun 1391:
1.      merebut benteng Philadelphia
2.      Gramania atau Kirman (Iran).
·         Pada tahun 1402, Dinasti Usmani di bawah pemerintahan Bayazid I digempur oleh pasukan Timur Lenk (penguasa Mongol) yang jumlahnya tidak kurang dari 800.000 orang, sementara jumlah pasukan Bayazid 120.000 orang. Dalam pertempuran itu Bayazid kalah. Akibat kekalahan itu, wilayah Usmani hampir seluruhnya jatuh ke tangan Timur Lenk.
·         Kekalahan tersebut menyebabkan terjadinya perpecahan di antara putra-putra Bayazid I, yaitu:
1.       Muhammad I atau Muhammad Celebi,
2.      Isa,
3.      Sulaiman, dan
4.      Musa. Pada saat berikutnya, Muhammad I berhasil membangun kembali kekuatan, sehingga dapat menundukkan saudara-saudaranya. Usahanya diarahkan pada upaya konsolidasi pemerintahan dan mengembalikan kekuasan yang hilang selama pendudukan Timur Lenk. Pada tahun 1421 Muhammad I meninggal dunia dan digantikan oleh Murad II.
d.      Pada masa Murad II :
1.      Venessia,
2.      Salonika, dan
3.      Hongaria.
e.       Puncak ekspansi terjadi pada masa Muhammad II yang dikenal dengan gelar al-Fatih (sang penakluk) => konstantinopel yang ditaklukkan pada tahun 1453 M. diubah namanya menjadi Istanbul (Tahta Islam).[23]
f.       Sultan Salim I (1512-1520) :
1.       Timur dengan menaklukkan Persia,
2.      Syiria, dan
3.      Dinasti Mamalik di Mesir.
g.      Sultan Sulaiman I Qanuni (1520-1566) menundukan:
-          Asia Kecil:          - Asia :                     - Afrika:                                  - Eropa:
1.      Armenia,                                 6. Mesir                       10. Bulgaria                 15. Rumania
2.       Irak,                                        7. Libya                       11. yunani
3.      Syria,                           8. Tunis                       12. yogoslavia
4.      Hejaz, dan                               9. Aljazair        13. albania
5.       Yaman,                                                                       14. Hongaria.[24]
·         Raja-raja Dinasti Utsmani bergelar Sultan dan Khalifah sekaligus. Sultan menguasai kekuasaan duniawi dan Khalifah berkuasa di bidang agama/spiritual/ ukhrawi. Mereka mendapatkan kekuasaan secara turun-temurun, tetapi tidak harus putra pertama yang berhak menjadi penggantinya. Bahkan, pada perkembangan selanjutnya pergantian kekuasaan itu juga diserahkan kepada saudara sultan, bukan kepada anaknya.[25]
1.      Bidang kemiliteran dan pemerintahan =>
-          Bala tentara Turki Usmani adalah tentara yang memiliki keberanian, kemampuan dan kedisiplinan yang tinggi dan itu memang sesuai dengan sifat orang Turki yang disiplin.
-          Orkhan adalah Sultan dari Turki Usmani yang memberikan warna pada bidang kemiliteran ini. Ia membentuk pasukan yang tangguh kemudian dikenal dengan Inkisyariyah (Jannisary). Pasukan ini terdiri dari tawanan-tawanan perang.
-          Pada zaman Orkhan juga senjata meriam pertama kali digunakan.
-          Sultan Murad I pasukan kavaleri (berkuda) pun dibentuk.
Kebijakan-kebijakan pemerintah pada masa itulah yang memengaruhi adanya perkembangan militer. Terkhusus lagi pada masa Orkhan dan Murad I.[26] Dalam struktur pemerintahan pada masa itu,
-          Sultan sebagai penguasa tertinggi dibantu oleh
-          Shadr al-Azham (perdana menteri) yang membawahi
-          pasya (gubernur). Di bawah gubernur terdapat
      -  al-Awaliyah (bupati).[27] Untuk mengatur pemerintahan urusan Negara dibentuk undang-undang (qanun) pada masa Sulaeman I.
·         Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
1.      Kebudayaan Persia =>  ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja.
2.      Bizantium => Organisasi pemerintahan dan kemiliteran.
3.      Arab => prinsip-prinsip keilmuan dan hukum.[28]
      Meskipun pada masa Turki Usmani tidak memfokuskan kepada pengembangan ilmu pengetahuan, namun demikian mereka banyak berkiprah dalam perkembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan- bangunan masjid yang indah, seperti Masjid Al-Muhammadi atau Masjid Jami’ Sultan Muhammad al-Fatih, Masjid Agung Sulaiman, dan Masjid Abu Ayyub al-AnshariKesemua masjid ini dihiasi dengan kaligrafi yang indah.[29]
·         Bidang Keagamaan => Pihak penguasa sangat terikat dengan fatwa Ulama menjadi hukum yang berlaku. Tanpa legitimasi Mufti keputusan hukum kerajaan tidak bisa berjalan. Al-bektasi dan Al-maulawi merupakan dua aliran tarekat yang paling besar.
1.      Tarekat bektasi => sangat berpengaruh terhadap kalangan tentara sehingga mereka sering disebut tentara bektasi Yennisari.
2.      Tarekat maulawi berpengaruh besar dan mendapat dukungan dari penguasa dalam mengimbangi yennisari bektasi.
    Ilmu pengetahuan seperti fikhi, tafsir, kalam dan lain-lain, tidak mengalami perkembangan. Kebanyakan penguasa Usmani cenderung bersikap taklid dan fanatik terhadap suatu mazhab dan menentang mazhab-mazhab lainnya.[30] Ulama pada zaman ini lebih suka menulis syarah (penjelasan) dan hasiyah (semacam catatan) pada karya-karya masa klasik.
-          Sultan mempersiapkan penaklukan terhadap kota itu dengan penuh keseriusan. Dipelajari apa-apa yang menyebabkan kegagalan dalam penaklukan-penaklukan sebelumnya.
-           Ketika Kaisar Konstantin IX mengancam Sultan untuk membayar pajak yang tinggi ke pihaknya, dan kalau tidak mau akan diganggu kedudukannya dengan mendudukkan Orkhan, salah seorang cucu Sulaiman, sebagai sultan.[31]
-          Konstantinopel akhirnya dikepung dari segala penjuru oleh pasukan Sultan Muhammad II yang berjumlah kira-kira 250.000 di bawah pimpinan Sultan sendiri. Kaisar Bizantium meminta bantuan kepada Paus di Roma dan raja-raja Kristen Eropa, tetapi tanpa hasil; bahkan ia dicemooh oleh rakyatnya sendiri karena merendahkan martabatnya.
-          Raja-raja Eropa juga tidak mau membantunya karena mereka masih dalam perselisihan yang belum terselesaikan. Hanya pasukan Vinicia saja yang mau membantu karena mempunyai kepentingan dagang di wilayah Utsmani. Tentara Vinicia itu merintangi kapal-kapal Utsmani dengan merentangkan rantai besar di Selat Bosporus. Sultan tidak kehilangan akal, dilayarkanlah kapal-kapal itu di daratan dengan menggunakan balok-balok kayu untuk landasannya, yang berhasil memindahkannya ke sisi barat kota.
-          Maka terpanjatlah pasukan Bizantium dengan taktik Sultan yang telah mengepung kota selama 53 hari. Dalam masa itu meriam-meriam Turki dimuntahkan ke arah kota dan menghancurkan benteng-benteng dan dinding-dindingnya sehingga menyerahlah Konstantinopel pada tanggal 28 Mei 1453.
-          Dalam pertempuran kota itu kaisar mati terbunuh, Ia merubah Gereja Aya sophia menjadi masjid, dan di samping itu ia membangun masjid dengan nama Masjid Muhammad sebagai peringatan bagi keberhasilannya dalam menundukkan kota itu.[32]
-          Pengaruh jatuhnya Konstantinopel besar sekali bagi Turki Utsmani. Kota tua itu adalah pusat kerajaan Bizantium yang menyimpan banyak ilmu pengetahuan dan menjadi pusat agama Kristen Ortodoks. Kesemuanya itu diwarisi oleh Utsmani. Dari segi letak, kota itu sangat strategis karena menghubungkan dua benua secara langsung, Eropa dan Asia. Penaklukan kota itu memudahkan mobilisasi pasukan dari Anatolia ke Eropa.[33]
·         Proses dan sebab-sebab kehancuran
1.      Pada abad ketujuh belas => kebijakan desentralisasi yang memberi peluang para musuh kerajaan untuk menyusun kekuatan dan menjadi besar sekaligus menjadi pesaingnya di bidang politik dan ekonomi.
2.         Pada abad kesembilan belas, kerajaan Usmani mulai melakukan konsolidasi kekuasaan atas provinsi-provinsi bawahan, mensentralisasi kekuasaan negara, memperkuat struktur politik, sosial, ekonomi, serta melakukan reformasi kebudayaan
3.         Pada abad ketujuh belas hingga delapan belas => Berakhirnya ekspansi kerajaan Turki Usmani, lembaga-lembaga pemerintahan seringkali kehilangan kemampuan militer dan administrasinya dan kerajaan dalam posisi tertekan dengan regresi ekonomi, pemberontakan rakyat, dan beberapa kekalahan militer.
4.         Perseteruan panjang antara pemerintah pusat dengan elit lokal untuk mengkontrol pendapatan pajak dari rakyat muncul ke permukaan, dan kekuasaan dialihkan dari pemerintah pusat kepada kelompok Janissari.
5.              korupsi yang menggejala di pemerintahan Usmani.
    Kejatuhan kerajaan Tutki merupakan sebuah proses sejarah panjang dan tidak terjadi secara tiba-tiba. Dalam sejarahnya selama lima abad (akhir abad ketiga belas hingga awal abad kesembilan belas) kerajaan Turki Usmani mengalami pasang surut:
a.       kerajaan milk keluarga sultan sentral politik ini faktor rentan kejatuhan sebuah dinasti.
b.      Sultan lemah
c.       Sultan kuat memperlambat kehancuran
     Diantara beberapa hal yang patut dipandang sebagai penyebab kejatuhan dinasti Turki Usmani adalah:
a.         melemahnya sistem birokrasi,
b.        melemahnya kekuatan militer Turki Usmani,
c.         hancurnya perekonomian kerajaan,
d.        menguatnya kekuatan baru di daratan Eropa dan serangan balik terhadap kerajaan Turki Usmani.
·         Banyak faktor yang menyebabkan Kerajaan Utsmani itu mengalami kemunduran, di antaranya adalah:
1.      Wilayah kekuasaan yang sangat Luas => fokus pada perluasan wilayah, jadi potensi terbuang bukan untuk membangun negara.
2.      Heterogenitas Penduduk => perbedaan bangsa & agama memicu pemberontakan & peperangan
3.      Kelemahan para penguasa => Sepeninggal Sulaiman Al-Qanuni, Kerajaan Utsmani diperintah oleh sultan-sultan yang lemah, baik dalam kepribadian terutama dalam kepemimpinannya
4.      Budaya Pungli => Setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar” dengan sogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut => dekadensi moral.
5.       Pemberontakan tentara Jenissari => Kemajuan ekspansi Kerajaan Utsmani banyak ditentukan oleh kuatnya tentara Jenissari. Pemberontakan tentara Jenissari terjadi sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M, dan 1826 M.
6.      Merosotnya Ekonomi
7.      Terjadinya Stagnasi dalam lapangan Ilmu dan Teknologi:
a.       Fokus pada militer, ilmu diabaikan => senjata kurang, eropa => senjata maju[34]
b.      Metode berfikir tradisional
c.       Menurunya berfikir => efet setelah Al-ghazali.
·         Perkembangan dibidang ilmu pengetahuan => memang sedikit sekali muncul ilmuwan besar diantaranya:
1.      Haji Kholifa, nama lengkapnya Mustafa ibn Abdullah, seorang yang berpengetahuan luas, prajurit yang berani, dan pengarang yang cakap. Kitab karangannya banyak mengenai sejarah , ilmu bumi, sejarah hidup, dan soal-soal lain. Diantaranya:
2.      Daud Inthaqy, nama lengkapnya Daud ibn Umar al-Inthaqy al-Dharif, dokter yang terkenal pada zamannya, seorang pengarang ilmu dalam bidangnya.[35] 
·         Perkembangan dibidang seni budaya => Bapak penyair muslim “Jalaluddin Rumi” adalah orang Iran yang dengan melintasi Syiria, mengambil tempat tinggal di Asia kecil. Atas pengaruh Jalaluddin Rumi, seni bersyair berkembang di dunia islam, khususnya di Turki pada masa daulah Utsmaniyah. Penyair-penyair ternama di Turki diantaranya
1.      Sultan Walid, putra Jalaluddin Rumi,
2.      Yazzi Oghlu sangat ternama karena syairnya tentang sejarah hidup Nabi Muhammad,
3.      Syekh Zada telah mengarangkan “Sejarah Empat Puluh Menteri” yang dipersembahkan kepada Sultan Murad II. Sesudah itu, lahir penyair-penyair besar lainnya.
4.      Termasyhur adalah Zati => 3000 syair bebas, 500 kasidah dan 1000 syair berbaris empat.[36]
A. Mughni, Syafiq. Sejarah Kebudayaan Islam di Turki. Jakarta: Logos. 1997.
Maryam, Siti, dkk. Sejarah Peradaban Islam: dari masa klasik hingga modern. Yogyakarta: Lesfi. 2002
Sunanto, Musyrifah. Sejarah Islam Klasik. Jakarta. Kencana. 2007.
Syalabi, A. Sejarah dan Kebudayaan Islam Imperium Turki Utsmani. Jakarta:                     Kalam Mulia. 1988
Yatim, Badri. 2000. Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II). Bandung : PT Raja Grapindo Persada. 2014


Kelompok..9
DINASTI SYAFAWI
·         Asal-usul dan proses pembentukan dinasti safawi, Kerajaan dinasti safawi berasal dari gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di azerbaijan. Tarekat ini diberi nama safawiyah karena pendirinya bernama Syekh Safiyudin Ishaq (1253-1334 M). Menurut riwayat ia adalah keturunan dari Musa al-kazhim, imam keenam syi’ah Itsna ‘Asayariyah. Kerajaan safawi beraliran syi’ah dan dapat dianggap sebagai peletak dasar terbentuknya negara iran dewasa ini.
·         Syekh Safiyudin Ishaq bukan hanya seorang guru tarekat. Ia juga sebagai pedagang dan politis. Namun, ia kurang berambisi terhadap kekuasaan politik, karena bidang politik bukanlah perhatian utamanya. Ia lebih tertarik menjadi pelindung kaum miskin dan orang-orang lemah.
·         Pada mulanya taerekat safawiyah bertujuan memerangi orang-orang ingkar dan ahli bid’ah. Gerakan Safawiyah makin lama makin besar pengaruhnya dan makin banyak pengikutnya..[37]
·         Wilayah Kekuasaan Dan Sistem Pemerintahan
1.      Wilayah ekuasaan,  dari jihun ke basrah, mencakup:
a.       Khurasan
b.      Afghanistan
c.       Negeri-negeri furot
Orang-orang syafawi memiliki batas-batas wilayah bersama dengan kekaisaran ustmaniyah.[38]
·         Safawi mempunyai pola pemerintah yang teokratik,[39] sebab para penguasa bukan saja mengaku sebagai keturunan ali, namun juga mengklaim berstatus sebagai titisan para imam Syi’ah, bahkan isma’il I mengakusebagai penjelamaan tuhan, sinar ketuhanan dari imam yang tersembunyi, dan imam mahdi. Ia memaki gelar bayangan tuhan di bumi, meniru gelar yang dipakai oleh raja-raja persia.
·         Nama-nama raja yang berkuasa:
Nama syah
Tahun masehi
Tahun hijriah
Isma’il I
1501 M
907 H
Thahmasp I
1524 M
930 H
Isma’il II
1576 M
984 H
Muhammad khudabanda
1578 M
986 H
‘Abbas I
1588 M
996 H
Shafi I
1629 M
1037 H
‘Abbas II
1642 M
1050 H
Sulaiman I (Shafi II)
1666 M
1074 H
Husain I
1694 M
1102 H
Tahmasp II
1722 M
1130 H
‘Abbas III
1732 M
1140 H
Sulaiman II
1749 M
1157 H
Isma’il III
1750 M
1158 H
Husay
1753 M
1161 H
Muhammad
1786 M
1194 

·         Kekhususan Dinasti Safawi Dalam Sejarah Islam, Penekanan sufisme yang dilakukan mengarah pada penggabungan sufisme gnostis dengan ide-ide filsafat di dalam pembentukan paham Syi’ah Itsna ‘Asyariyah dan pada penyebaran sikap pemujaan masyarakat umum terhadap imam. Paham integral dari islam-iran.[40]
·         Faktor-Faktor Pendukung Kemajuan
1.      Di bidang politik, keberhasilan menyatukan wilayah-wilayah persia yang luas di bawah satu atap, merupakan kesuksesannya di bidang politik. karena sebelumnya wilayah persia terpecah dalam berbagai dinasti kecil dan Masa kekuasaan Abbas I (kemudian diberi gelar Abbas Syah yang agung) merupakan puncak kejayaan kerajaan shafawi. Secara politik ia mampu meredam berbagai gejolak di dalam negeri dan menciptakan stabilitas negara.[41]
2.      Di bidang ekonomi kemajuan di capai setelah kepulauan hurmuz dan pelabuhan gumrun dikuasai dan diubah jadi banda abbas sebagai jalur perdagangan.
3.      Sektor pertanian juga mengalami kemajuan terutama di daerah bulan sabit subur.
4.      Tanah yang subur membuat mata internasional tertuju ke persia, terutama portugal, ingris, belanda, prancis menaruh simpati pada syafawi, bahkan ingris mengirim duta dan ahli pembuat senjata modern untk mmebantu militer disana.
5.      Kemajuan di bidang tasawuf ditandai dengan berkembangnya filsafat ketuhanan (al-hikmah al-ilahiyyah) yang kemudian terkenal dengan sebuah filsafat “pencerahan”. Adapun tokoh terbesarnya adalah Mulla sadra.
6.      Para penguasa safawi berhasil membuat berbagai bangunan:
a.        Isfahan menjadi kota yang sangat indah.
b.      masjid,
c.       rumah sakit,
d.       sekolah-sekolah,
e.       jembatan raksasa di atas zende rud, dan
f.        istana chihil sutun.[42]
·         Proses Dan Sebab-Sebab Kehancuran:
1.      Sepeninggal Abbas I kondisi kerjaan syafawi tidak menunjukan grafik meningkat atau berkembang.
2.      Sifi mirza, cucu abbas I adalah seorang pemimpin yang lemah. Ia sangat kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan karena sifat pencemburunya. Kemajuan yang pernah dicapai oleh abbas I segara menurun:
1.      Kota qandahar (sekarang termasuk wilayah afganistan) lepas dari kekuasaan kerajaan safawi => Diduduki oleh kerajaan mughal yang ketika itu diperintah oleh sultan syah jehan.
2.      Baghdad direbut oleh kerajaan usmani.
3.      Abbas II adalah raja yang suka minum minuman keras sehingga ia jatuh sakit dan meninggal. Meskipun demikian, dengan bantuan wazir-wazirnya, pada masa qandahar dapat direbut kembali. Sebagaimana Abbas II,
4.       sulaiman juga seorang pemabuk. Ia bertindak kejam terhadap para pembesar yang dicurigainya.
5.      shah husein yang alim (Peganti sulaiman) memberi kekuasaan yang besar kepada para ulama syi’ah yang sering memaksakan pendapatnya terhadap penganut aliran sunni. Sikap ini membangkitkan kemarahan golongan sunni afghanistan. Sehingga mereka berontak dan berhasil mengakhiri kekuasaan dinasti safawi.
·         Berbagai pemberontakan:
1.      Pemborontakan bangsa afghan tahun 1709 M di pimpin Mir Vays berhasil merebut wilayah qadahar.
2.      Pemberontakan suku arbadil afghanistan berhasil menduduki mashad.
3.      Mir Mahmud (pengganti Mir Vays) sebagai penguasa Qan dahar bersatu dengan arbadil afganistan merebut negeri-negeri afghan.
4.       Pada tahun 1721 M, Mir mahmud dapat merebut kirman.
5.      Mir Mahmud menyerang Isfahan, mengapungnya selama enam bulan dan memaksa Shah husein untuk menyerah tanpa syarat. Pada tanggal 12 oktober 1722 M, Shah husein menyerah dan 25 oktober Mir Mahmud memasuki kota isfahan dengan penuh kemenangan.
6.      Pada tahun 1726 M tahmasp II berkerja sama dengan nadir khan dari suku afshar untuk memerangi Isfahan asyraf (penggantir Mir mahmud) yang berkuasa di isfahan digempur dan dikalahkan oleh pasukan nadir khan tahun 1729 M asyraf sendiri terbunuh dalam perperangan itu. Dengan demikian dinasti safawi kembali berkuasa.
7.      bulan agustus 1732 M tahmasp II dipecat oleh nadir khan dan diganti oleh abbas III (anak tahmasp II) yang ketika itu masih sangat kecil. Empat tahun setelah itu, tepatnya, 8 maret 1736 M, nadir khan mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan abbas III. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan dinasti safawi di persia.
·         Di antara sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan safawi:
1.      Konflik dengan kerajaan turki ustmani, walaupun masa abbas I dapat diredam tapi setelah itu tdk ada operdamaian
2.      Penyebab lainnya adalah dekadensi moral para pemimpin.
3.      pasukan ghulam (budak-budak) yang dibentuk oleh abbas I tidak memilki semangat perang yang tingi tidak terlatih dan tidak melalui proses pendidikan rohani seperti yang dialami oleh qizilbash. Dan qizilbash yang baru tidak memilki militansi dan semangat seperti qizilbash sebelumnya.
4.      konflik inten dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana.[43]
·         Perkembangan Di Bidang Pemikiran
1.      2 tokoh besar:
a.       Mir damad (Muhammad baqir ibn muhammad Damad, wafat pada tahun 1631 M)
b.      Mulla Shadra (sadr al-din al-syirazi, wafat pda tahun 1641 M)
Keduanya ini berhasil merumuskan ajaran yang memadukan sufisme gnostik dengan filsafat yang dapat menjabarkan ajaran Syi’ah itsna ‘Asyariyyah. Mereka memadukan antara ajaran yang ada dalam al-Qur’an, teologi, dan refleksi untuk merumuskan sebuah ajaran syi’ah tentang sufisme.
2.      Menurut Mir damad alam ini diciptakan dari cahaya yang bersumber pada cahaya dari yang benar. Dari sinilah kaum syi’ah menemukan ekspresi cahaya yang paling sempurna pada diri nabi muhammad dan kemudian pada garis keturunan imam syi’ah. tampaknya Sebuah pemikiran dapat dipergunakan sebagai sarana legitimasi bagi suatu misi tertentu. Ia tampak berorientasi ke-syi’ahan karena ia mengembang misi syi’ah.[44]
·         Perkembangan Di Bidang Ekonomi:
1.      Awal abad ke-16 semenjak portugis menguasai rute perdangan samudra hindia ingris mencari kesempatan dan Orang inggris yang pertama kali menempuh jalan ke iran adalah anthony dan robert sherley, seorang penjelajah perdagangan yang tiba di iran tahun 1598. Pada tahun 1616, memperoleh hak untuk berdagang secara bebas di iran.
2.      masa syah abbas, pedagang-pedangang armenia dengan bersekutu dengan inggris, prancis, belanda, tengah bersaing dengan pihak usmani dan portugis dalam perdagangan barang-barang sutera, karpet wol, kain selendang, dan porselin. pada akhir abad ke tujuh belas pedagang-pedagang eropa pada dasarnya telah menguasai perdagangan iran, sejumlah ke untungan ekonomis dari perdagangan dunia agaknya lepas dari iran.
3.      Kunci dari program administrasi ekonomi syah abbas adalah pembentukan sebuah ibu kota baru yang besar, isfahan.[45] stabilitas politik kerajaan safawi pada masa abbas I ternyata telah memacu perkembangan perekonomian. Terlebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan perlabuhan gumrun diubah menjadi bandar abbas. Dan juga sektor pertanian terutama di daerah sabit yang subur.[46]
·         Perkembangan Di Bidang Ilmu Pengetahuan, beberapa tokoh ilmuwan:
a.       bahauddin syaerazi seorang generalis ilmu pengetahuan,
b.      muhammad baqir bin muhammad damad => filsuf, ahli sejarah, teolog, dan mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah. Dalam bidang ilmu pengetahuan dan sains, safawi lebih maju dari kerajaan lainnya pada masa yang sama.[47]
·         Perkembangan Di Bidang Seni Budaya:
1.      Bidang kerajinan tangan:
a.       Keramik                      f. mode
b.      Karper                         g. tembikar
c.       Permadani                   f. Seni lukis.
d.      Pakaian
e.       tenunan.[48]
2.      Pada tahun 1501 sekolah seni lukis timuriyah dipindahkan dari Herat ke Tibriz. Bahzad seorang pelukis terbesar saat itu, di angkat menjadi direktur perpustakaan raja menghasilkan sejumlah manuskrip. Dari sekolah seni lukis terbitlah sebuah edisi Syah Nameh (buku tentang raja-raja) yang memuat lebih dari 250 lukisan dan merupakan salah satu karya besar seni manuskip iran.
3.      Syah tahmasp juga dikenal sebagai seorang seniman besar yang di antaranya menghasilkan pakaian jubah, hiasan dinding, logam dan keramik [49]


DINASTI MUGOL
·         Asal-usul dan proses pembentukan Dinasti MughalImperium  Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi. Sejak Islam masuk ke India pada masa Bani Umayyah, yaitu pada masa Khalifah al-Walid bin Malik yang mengutus Muhammad bin Qasim untuk melakukan suatu ekspedisi pada tahun 711 M, yang menyebabkan peradaban Islam mulai tumbuh dan menyebar di anak benua India.[50]
1.      Dinasti Khalji (1296-1316 M),
2.      Dinasti Tuglah (1320-1412 M),
3.      Dinasti Sayyid (1414-1451 M), dan
4.      Dinasti Lody (1451-1526 M).
·         Dinasti Mughal adalah kekuasaan yang diperintah oleh raja-raja yang berasal dari Asia Tengah, keturunan Timurlenk (seorang Turki Mongol), Timurlenk pertama kali melakukan penyerangan ke India pada tahun 1398. Sekalipun ia telah membuka jalan penaklukan India, tetapi ia tidak berambisi menjadi penguasa di sana. Penaklukan di India dilakukan oleh salah satu cucunya, yaitu Zahiruddin Babur.[52]
·         Zahiruddin Babur merupakan anak dari Umar Mirza, yang saat itu menjadi penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan menaklukan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya, ia mengalami kekalahan. Tetapi karna mendapat bantuan dari Raja Safawi yaitu Ismail I, akhirnya ia berhasil menaklukan Samarkand pada tahun 1494 M dan pada tahun 1504 M, ia telah berhasil menduduki Kabul, ibu kota Afghanistan.[53]
·         Pada tahun 1525 M, Babur berhasil menguasai Punjab dengan ibu kotanya Lahore. Setelah itu, ia memimpin tentaranya menuju Delhi karena ia diminta dan dikirim Alam Khan (paman dari Ibrahim Lody) dan Daulat Khan (Gubernur Lahore) untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim Lody.[54] Di sana ia menghadapi Ibrahim Lody (penguasa Dinasti Lody yang terakhir) dan tentaranya yang berjumlah 40.000 orang.[55] Terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat (sebuah kota dekat Delhi). Ibrahim Lody beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu.[56]
·         Babur memasuki kota Delhi sebagai pemenang dan menegakkan pertahanannya disana. Dengan demikian, berdirilah kerajaan Mughal di India.
·         Berikut adalah urutan raja-raja Mughal yang pernah berkuasa beserta tahunnya:
Nama Raja
Tahun Masehi
Zahiruddin Muhammad Babur
1526
Nashiruddin Humayun, memerintah pertama kali
1530
Sultan-sultan Suri dari Delhi
1540
Humayyun, memerintah kedua kali
1555
Jalaluddin Akbar I
1556
Nuruddin Jahangir
1605
Dawar Bakhsh
1627
Syihabuddin Syah Jihan I
1628
Murad Bakhsh (di Gujarat)
1657
Syah Syuja’ (di Bengal)
1657
Muhyiddin Aurangzeb ‘Alangir I
1658
‘A’zham Syah
1707
Kam Bakhsh (di Deccan)
1707
Syah ‘Alam I Bahadur Syah I
1707
‘Azhim Ash-Sha’n
1712
Mu’izzuddin Jihandar
1712
Farrukh-Siyar
1713
Syamsuddin Rafi’ Ad-Darajat
1719
Rafi’ Ad-Dawlah Syah Jihan II
1719
Niku-siyar
1719
Nashiruddin Muhammad
1719
Ahmad Syah Bahadur
1748
‘Azizuddin ‘Alamgir II
1754
Jalaluddin ‘Ali Jawhar Syah ‘Alam II, memerintah pertama kali
1760
Syah ‘Alam II, memerintah kedua kali
1788
Mu’imuddin Akbar II
1788
Sirajuddin Bahadur Syah II
1806
Pemerintahan  langsung Inggris
1837-1858
·         Wilayah Kekuasaan dan Sistem Pemerintahan
Sejak mengalahkan Ibrahim Lody pada tahun 1526, Babur berhasil menguasai Delhi dan Agra.[57] Tidak lama kekuasaannya, ia wafat pada tahun 1530, di Agra.[58] Setelah Babur wafat, kekuasaanya digantikan oleh anaknya yang tertua, yaitu Humayun. Ia memerintah selama 10 tahun. Selama pemerintahanya, Humayun banyak menghadapi tantangan dari musuh-musuhnya. Salah satunya adalah munculnya pemberontakan Bahadur Syah (penguasa Gujarat yang memisahkan diri dari Delhi). Pemberontakan ini dapat dipadamkan. Kemudian Bahadur Syah kabur dan Gujarat pun dapat dikuasai.
·         Pada tahun 1540 M, terjadi pertempuran dengan Sher Khan di Kanauj dan dalam pertempuran ini Humayun mengalami kekalahan. Humayun melarikan diri ke Kandahar dan selanjutnya ke Persia. Disana Humayun menyusun kembali kekuatan tentaranya. Dari sini ia menyerang musuh-musuhnya dengan bantuan raja Persia. Setelah 15 tahun meninggalkan Delhi, Humayun berhasil mengalahkan Sher Khan Syah. Ia lembali ke India dan menduduki kerajaan Mughal pada tahun 1555 M.[59]
·         Pada tahun 1556 M, Humayun meninggal dan kekuasaan digantikan oleh anaknya, yaitu Akbar. Pada waktu menerim tahta, Akbar masih berusia 14 tahun. Karena itu urusan pemerintahan diserahkan kepada Bairam Khan (orang Syi’ah). Diawal masa pemerintahannnya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-sisa Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak itu berusaha memasuki kota Delhi. Bairam Khan menyambut pasukan tersebut, sehingga terjadilah peperangan yang dahsyat, yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu dapat dikalahkan dan ia ditangkap, kemudian dieksekusi. Dengan demikian kini Akbar menjadi penguasa dengan wilayah yang luas. Yaitu: Punjab, Multan, Delhi, Uttar Pradesh, Jaunpur, Dholpur, Gwalior, Ajmer, Nagaur, dan Jaitaran.[60]
·         Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran syi’ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur  pada tahun 1561 M. Setelah persoalan-persoalan dalam negri dapat diatasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai Chudar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengar, Kashmil, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah.[61]
·         Sebelum abad 17 berakhir, imperium ini telah meluas sampai ke ujung utara dan merebut Bijapur, Golconda, dan beberapa wilayah provinsi merdeka India Selatan.[62]
·         Pemerintahan Mughal pada masa Akbar dijalankan oleh sebuah elite militer dan politik yang pada umumnya terdiri dari pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim asli India. [63] Wilayah yang sangat luas itu di perintah dalam suatu pemerintahan militeristik.[64] Dalam pemerintahan militeristik tersebut, sultan adalah penguasa diktator,[65] pemerintahan daerah dipegang oleh seorang kepala komandan, sedangkan subdistrik dipegang oleh komandan. Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran. Pejabat-pejabat itu memang diharuskan mengikuti latihan kemiliteran.
·         Akbar juga menerapkan apa yang dinamakan politik sulakhul (toleransi universal). Dengan politik ini, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karna perbedaan etnis dan agama.
·         Pengganti Akbar adalah Salim yang juga dikenal dengan nama Jahangir. Pada masanya, ia membersihkan agama Islam dari Din Illahi, yaitu campuran-campuran agama lain dan ia membangun banyak masjid. Ia juga mewarisi kemampuan ayahnya dalam hal penaklukan wilayah. Pada waktu ayahnya masih hidup, beberapa kali dilakukan penaklukan terhadap wilayah Mewar, namun selalu gagal. Pada masa Jahangir, Mewar berhasil dikuasai. Pada tahun 1620, ia menguasai daerah Kangra, Byarpur, dan Golkonda. Namun Qandahar yang sebelumnya sudah dikuasai pada masa pemerintahan Akbar, pada masa Jahangir Qandahar direbut oleh Syah Abbas dari Dinasti Safawi di Persia. Sampai Jahangir wafat, Qandahar tidak berhasil direbut lagi. Ia berkuasa selama 22 tahun dan selanjutnya kepemimpinan dipegang oleh Syah Jehan.
·         Syah jehan Pada masanya, Qandahar dapat direbut kembali. 
·         Setelah Jehan, Aurangzeb menggantikannya sebagai raja. Pada masa pemerintahannya, ia memperluas batas-batas wilayah kekuasaan imperium Mughal. Ia merebut Bengal Timur, menenteramkan daerah perbatasan di barat laut, mengambil kekuasaan langsung atas Rajhastan, dan memperluas kekuasaan imperium ke Deccan. Invasi Mughal terhadap Deccan melahirkan penyatuan kekuatan para pembesar Hindu Bijapur, Hyderabad, Maratha, dan beberapa pembesar Hindu lainnya menjadi sebuah elite imperial (kerajaan). Ketika sejumlah pembesar baru mudah ditunjuk untuk sebuah jabatan dalam sistem kepangkatan, maka tidak ada wilayah yang tersedia bagi pengembangan elite militer.[66]
3.      Di sektor pertanian ini, komunikasi antara pemerintah dan petani diatur dengan baik. Pengaturan itu didasarkan atas lahan pertanian.  Kerajaan berhak atas sepertiga dari hasil pertanian di negri itu.
5.      Dalam bidang seni dan budaya, karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa Akbar dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri, villa, dan masjid-masjid yang indah. Pada masa Syah Jehan, dibangun masjid berlapiskan mutiara, Taj Mahal di Agra, Masjid Raya Delhi, dan istana indah di Lahore.[67]
·         Proses dan Sebab-sebab Kehancuran, Pada abad ke-18 M, kerajaan ini mengalami masa-masa kemunduran.
1.      Kekuasaan politiknya mulai merosot,
2.      suksesi kepemimpinan ditingkat pusat menjadi ajang perebutan,
3.      gerakan separatis Hindu di India Tengah,
4.      Sikh di belahan utara dan Islam dibagian timur semakin lama semakin mengancam. Sementara itu, para
5.      pedagang Inggris untuk pertama kalinya diizinkan oleh Jehangir menanamkan modal di India, dengan didukung oleh kekuatan bersenjata, semakin kuat Inggris menguasai wilayah pantai.
·         Pada masa Aurangzeb, pemberontakan terhadap pemerintahan pusat memang sudah muncul, tetapi dapat diatasi. Pemberontakan itu bermula dari tindakan-tindakan Aurangzeb yang dengan keras menerapkan pemikiran puritanismenya. Setelah ia wafat penerusnya rata-rata lemah dan tidak mampu menghadapi problema yang ditinggalkannya.
·         Sepeninggalan Aurangzeb (1707 M), tahta kerajaan dipegang oleh Muazzam, putra tertua Aurangzeb yang sebelumnya menjadi penguasa di Kabul.[68] Putra Aurangzeb ini kemudian bergelar Bahadur Syah (1707-1712 M). ia menganut aliran Syi’ah. Pada masa pemerintahannya yang berjalan lima tahun, ia dihadapkan pada perlawanan:
1.       Sikh sebagai akibat dari tindakan ayahnya.
2.      perlawanan penduduk Lahore karena sikapnya yang terlampau memaksakan ajaran Syi’ah kepada mereka.[69]
·         Setelah Bahadur Syah meninggal, dalam jangka waktu yang cukup lama, terjadi perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana.
·         Bahadur Syah diganti oleh anaknya, yaitu Azimus Syah meninggal tahun 1712 M dan diganti oleh putranya, Jihandar Syah, yang mendapat tantangan dari Farukh Siyar tahun 1713 M .
·         Farukh Siyar berkuasa sampai tahun 1713 M dengan dukungan kelompok Sayyid, tapi tewas di tangan para pendukungnya sendiri (1719 M). Sebagai gantinya, diangkat Muhammad Syah (1719-1748 M). Namun ia dan pendukungnya terusir oleh suku Asyfar di bawah pimpinan Nadir Syah yang sebelumnya telah berhasil melenyapkan kekuasaan Safawi di Persia. Keinginan Nadir Syah untuk menundukan kerajaan Mughal karena menurutnya, kerajaan ini banyak sekali memberikan bantuan kepada pemberontak Afghan di daerah Persia.[70]Oleh karena itu, pada tahun 1739 M, dua tahun setelah menguasai Persia, ia menyerang kerajaan Mughal. Muhammad Syah tidak dapat bertahan dan mengaku tunduk kepada Nadir Syah. Muhammad Syah kembali berkuasa di Delhi setelah ia bersedia memberi hadiah yang sangat banyak kepada Nadir Syah.
·         Kerajaan Mughal baru dapat melakukan restorasi kembali, terutama setelah jabatan wazir dipegang Chin Qilich Khan yang bergelar Nizam Al-Mulk (1722-1732 M) karena mendapat dukungan dari Marathas. Akan tetapi, tahun 1732 M, Nizam Al-Mulk meninggalkan Delhi menuju Hiderabad dan menetap disana.[71]  
·         Konflik-konflik yang berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap daerah lemah. Pemerintahan daerah satu persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat, bahkan cenderung memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing.
1.      Hiderabad dikuasai Nizam Al-Mulk,
2.      Marathas dikuasai Shivaji,
3.      Rajput menyelenggarakan pemerintahan sendiri dibawah pimpinan Jai Singh dari Amber,
4.      Punjab dikuasai oleh kelompok Sikh.
5.       Oudh dikuasai oleh Sadat Khan,
6.      Bengal dikuasai Syuja’ Al-Din, menantu Mursyid Qulli, penguasa Bengal yang diangkat Aurangzeb
7.      sementara wilayah-wilayah pantai banyak yang dikuasai pedagang asing, terutama EIC dari Inggris.[72] 
·         Disintegrasi wilayah kekuasaan Mughal ini semakin diperburuk oleh sikap daerah, yang disamping melepaskan loyalitas terhadap pemerintah pusat, juga mereka senantiasa menjadi ancaman serius bagi eksistensi dinasti Mughal itu sendiri.
·         Pada tahun 1761 M, kerajaan Mughal diserang oleh Akhmad Khan Durrani dari Afghan. Kerajaan Mughal tidak dapat bertahan dan sejak itu Mughal berada dibawah kekuasaan Afghan, meskipun Syah Alam tetap diizinkan memakai gelar Sultan.
·         Ketika kerajaan Mughal memasuki keadaan yang lemah seperti ini, pada tahun itu juga, perusaahaan Inggris (EIC) yang sudah semakin kuat mengangkat senjata melawan pemerintah kerajaan Mughal. Peperangan berlangsung berlarut-larut. Akhirnya, Syah Alam membuat perjanjian damai dengan menyerahkan:
1.       Oudh, Bengal, dan Oriska kepada Inggris.[73]
2.      Sementara itu Najib Al-Daula, wazir Mughal dikalahkan oleh  aliansi Sikh-Hindu, sehingga Delhi dikuasai Shindia dan Marathas. Akan tetapi, Shindia dapat dihalau kembali oleh Syah Alam dengan bantuan Inggris (1803 M).[74]
·         Syah alam meninggal pada tahun 1806 M. Tahta kerajaan selanjutnya dipegang oleh akbar II (1806-1837 M). Pada masa pemerintahan Akbar, memberikan konsesi kepada EIC untuk mengembangkan usahanya di anak benua India sebagaimana yang diinginkan Inggris, tapi pihak perusahaan harus menjamin kehidupan Raja dan Keluarga Istana. Dengan demikian, kekuasaan sudah berada di tangan Inggris, meskipun gelar dan kedudukan sultan dipertahankan.
·          Bahadur Syah (1837-1858 M), penerus Akbar, tidak menerima isi perjanjian antara EIC dengan ayahnya itu, sehingga terjadi konflik antara kedua kekuatan tersebut.
·         Pada waktu yang sama pihak EIC, mengalami kerugian, karna penyelenggaraan administrasi perusahaan yang kurang efisien, padahal mereka harus tetap menjamin kehidupan keluarga istana. Untuk menutupi kerugian dan sekaligus memenuhi kebutuhan istana, EIC mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar. Karena rakyat merasa ditekan, maka mereka, baik yang beragama Hindu ataupun islam bangkit mengadakan pemberontakan mereka meminta kepada Bahadur Syah menjadi lambang perlawanan itu dalam rangka mengembalikan kekuasaan Kerajaan Mughal di India. Dengan demikian, terjadilah perlawanan rakyat India terhadap kekuatan Inggris pada bulan Mei 1857 M.
·         Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah. Karena Inggris mendapat dukungan dari beberapa penguasa lokal Hindu dan Muslim. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap para pemberotak. Mereka diusir dari kota Delhi, rumah-rumah ibadah banyak yang dihancurkan, dan Bahadur Syah, raja Mughal terakhir diusir dari istana (1858 M).[75] dengan demikian berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughal di daratan India dan tinggalah disana umat islam yang harus berjuang mempertahankan eksistensi mereka.
·         Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan Dinasti Mughal itu mundur pada satu setengah abad terakhir dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M, yaitu:
a.          Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal. Begitu juga kekuatan pasukan darat. Bahkan, mereka kurang terampil dalam mengoperasikan persenjataan buatan Mughal sendiri.
b.            Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elit politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam pengguanaan uang Negara.
c.             Pendekan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketiknya, sehingga konflik antar agama sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.
d.            Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.
·         Perkembangan di Bidang Ekonomi, Dalam bidang Ekonomi, kerajaan Melalui para mukaddam itulah pemerintah berhubungan dengan petani. Kaum petani dilindungi hak kepemilikan tanah dan hak mewariskannya. Kerajaan berhak atas sepertiga dari hasil pertanian di negri itu. Hasil pertanian kerajaan Mughal yang terpenting ketika itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan. Disamping untuk kebutuhan dalam negri, hasil pertanian itu di ekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kain tipis bahan-bahan gordien yang banyak di produksi di Gujarat dan Bengal. Untuk meningkatkan produksi Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat.[76]
·         Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada masa ini mulai diberlakukan pada masa Sher Shah, yang kemudian diberlakukan kembali oleh Akbar, dan berlangsung sampai abad 17. Perpajakan dikelola dengan sistem zabt.  Yaitu sejumlah pembayaran tertentu dibebankan pada setiap  unit tanah dan harus dibayar secara tunai. Besar beban tersebut didasarkan pada nilai rata-rata hasil pertanian dalam sepuluh tahun terakhir.
·         Perkembangan di Bidang Ilmu Pengetahuan, Dalam hal pendidikan, kerajaan Mughal memberikan perhatian yang besar. Di masjid telah tersedia ulama yang akan memberikan pengajaran berbagai cabang ilmu agama, dan tidak sedikit masyarakat yang mengikutinya. Bahkan di masjid juga telah disediakan ruang khusus bagi para pelajar yang ingin tinggal di masjid selama mengikuti pendidikan. Karena itu, hampir setiap masjid merupakan pengembang ilmu-ilmu keagamaan tertentu dengan guru-guru spesialis.
·         Perkembangan di Bidang Seni Budaya, Karya seni yang menonjol adalah karya sastra Gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun berbahasa India. Penyai India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi seorang sastrawan sufi yang menghasilkan karya besar berjudul Padmavad, sebuah karya alegoris yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia.[77]
·          Pada masa Aurangzeb, muncul seorang sejarawan bernama Abu Fadl dengan karyanya Akhbar nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan vigur pemimpinnya.[78]
·         Lukisan India dikembangkan dari ragam Persia tentang penggambaran sosok, pencerahan, dan kaligrafi. Corak Mughal sendiri menekankan garis dan bentuk daripada menekankan warna. Lukisan Mughal menggambarkan suasana lingkungan istana dan perburuan, peperangan, dunia binatang dan bunga, potret, dan motif-motif lainnya dari kesenian Persia. Beberapa lukisan digunakan untuk mengilustrasikan karya-karya sastra Persia dan Hindu. Termasuk Mahabbrata dan Ramayana, dan karya-karya yang dihasilkan oleh seniman dari latar belakang kedua agama tersebut.[79]

Kelompok 11
PENETRASI BARAT KEDUNIA ISLAM
·         Spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu:
1.      Periode pertama. (711-755 M) Pada periode ini Spanyol berada dibawah pemerintahan para Wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd Al Rahman Al Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H atau 755 M.
2.      Periode kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan seorang yang bergelar Amir (panglima atau gubernur) tetatpi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasyiah di Baghdad. Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah:
a.       Abd Al Rahman Al Dakhil => Masjid Cordova
b.       Hisyam I => kemiliteran
c.        Hakam I,
d.      Abd Al Rahman Al Ausath => Cinta pada ilmu dan memulai filsafat.
e.       Muhammad Ibnu Abdurrahman,
f.       Munzir Ibnu Muhammad, dan
g.      Abdullah Ibnu Muhammad.
Pada pertengahan abad ke 9, stabilitas negara terganggu, dengan munculnya gerakan kristen fanatic yang mencari keSyahidan (Martydom).[80]
3.      Periode ketiga (912-1013M), periode ini ciri yang kental itu 3:
a.       Gelar khalifah umayyah di spanyol:
1.      Karena fatimiyah tahun 909 memakai gelar khalifah
2.      Al-Muktadir khalifah abbasiyah meninggal dan banyak kemelut di Abbasiyah, makanya kata An-Nashir ini saat yang tepat mengembalikan gelar khalifah bagi umayyah yang hilang 150 tahun.
b.      Dipimpin 3 khalifah:
1.      Muhammad Al-Nashir.
2.      Al-Hakam II
3.      Hisyam II
c.       Awal kehancuran umayyah di spanyol ketika hisyam naik tahta usia 11 tahun, lalu kekuasaan actual berada di tangan pejabat. Pada tahun 981 M khalifah menunjuk Ibnu Abi Amir sebagai pemegang kekuasaan mutlak.
4.      Periode Keempat (1013-1086 M)
a.       Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh Negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth- Thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya.
b.      kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan raja-raja Kristen.
c.       orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan.
5.      Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa Negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M).
6.      Periode Keenam (1248-1492 M)
a.       Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492).
b.      Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil.
c.       Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha ,erampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad Ibn Sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdenand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta.
Tentu saja, Ferdenand dan Isabella yang mempersatukan dua kerajaan nesar Kristen melalui perkawinan itu tidak cukup merasa puas. Keduanya ingin merebut kekuasaan terakhir umat Isalm di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan orang Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan kekuasaan kepada Ferdenand dan Isabella, kemudian, hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan islam di Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak asa lagi umat Islam di daerah itu.
·         Pendudukan wilayah Islam oleh bangsa Eropa
·         Dari abada ke 10 sampai abad ke 14, masyarakat Turki membawa Islam ke arah barat sampai ke Anatolia, Balkan, dan Eropa Tenggara, kearah Timur sampai ke Asia Tengah dan Cina, kearah selatan sampai ke Afganistan dan subkontinen India.
·         Islam lainnya tumbuh dari ekspansi pedagang-pedagang muslim di wilayah lautan India:
1.      dari Arabia Islam tersebar sampai ke India dan Afrika Timur (abad ke 10 sampai ke 12):
2.      dari Arabian dan India Islam tersebr sampai ke Semenanjung Malaya dan kepulauan Inodnesia (abad ke 13 sampai abad ke 15):
3.      dari wilayah-wilayah pantai Islam tersebar sampai pertengahan beberapa kepaulauan dan wilayah diatas.[81]
·         Ekspansi islam melalui bbrp:
1.      Di bawa Arab nomadik (penakluk-penakluk turki) => afrika utara, anatolia, balkan, india.
2.      Kontak damai/da’wah => india dan afrika
3.      Disampaikan oleh penerima penguasa lokal
4.      Melalui perkotaan dan kesukuan
5.      Term politik dan ekonomi.
·         Sarjana-sarjana Eropa dalam beberapa generasi awal mereka percaya bahwasanya perpindahan ke agama Islam dilakukan dibawah ancaman pedagang dan bahwasanya masyarakat taklukkan diberi pilihan untuk memilih Islam atau dibunuh. Pada kenyataan sekalipun pengIslaman dengan kekuatan militer, sekalipun pernah berlangsung di beberapa daerah muslim, namun hal tersebut adalah dalam kasus yang sedikit jumlahnya. Penakluk muslim pada umumnya bermaksud untuk menguasai daripada bermaksud untuk mengIslamkan, sebagaian besar perpindahan ke agama Islam berlangsung secara sukarela tanpa paksaan.
·         Perpindahan ke agama Islam pertama kali di Timur tengah antara abad ke 7 dan abaad ke 13. Perpindahan ke agama Islam tersebut berlangsung dalam dua fase, pertama merupakan konversi kalangaan animis dan politeis dari kelompok masyarakat kesukuan padang pasir arabia dan masyarakaat kesukuan dari beberapa wilayah subur disekitarnya: kedua merupakan konversi masyarakat Monoteisik dari kalangan kaum petani, masyarakat Urban dan Imperial Timur Tengah. Proses Islamisasi warga pengembala dan kesukuan dapat dibedakan dari proses pengislaman warga petanian dan warga yang berbudaya semisal Negara. Demikian pula konversi masyarakat pagan mestilah dibedakan dari konversi kaum Yahudi, Kristen, Zoroaster atau Budha.
·         Penyebaran islam di daerah-daerah di Timur Tengah melibatkan proses analogis. Penyebaaran islam di Asia Tengah, Anatolia, Balkan, dan India, berkaitan erat dengan keislaman kelompok pengembala (pastoral) bangsa  Turki, dari padaa berkaitan  dengan masyarakat arab. Konversi warga Asia Tengah keturunan Turki mulai berlangsung pada abad kesepuluh.
·         Warga Asia Tengah terlibat kontak (hubungan) dengan muslim melalui ekspedisi perdagangan dan beberapa kontak dengan kelompok perdagnagn yang bekerja di beberapa wilayah padang rumput sebagai pedagang prantara warga nomadic dan waraga pemukiman. Beberapa juru dakwah muslim dan Sufi meninggalkan daerah asalnya untuk bergabung ditengah-tengah masyarakat Turki. Ambisi politik mendorong rezim Qarakhaniyah dan elite saljuk menerima agama baru tersebut.
·         Penyebaran Islam ke Anatolia dan Balkan sejalan dengan proses sejarah penyebaran Islam di Timur Tengah. Beberapa penaklukan oleh Rezim Saljuk dan Usmaniyah pada abad ke 11 sampai abad ke 14
·         Melemahnya kristen karena daerah-daerah taklukan saljuk dari anatolia, sawah, dll, dan otoritas gereja berkurang.
·         Penyebaran islam di balkan di batasi oleh kegigihan dewan-dewan gereja kristen.
·          Sejarah Islam di India lebih dekat menyerupai sejarah Islam di Balkan. Islam dibawa ke India melalui sebuah penaklukan bangsa Afghan dan elite militer Turki yang mendirikan kesultanan Delhi pada abad ke 13.
·          berdirinya sejumlah kota-kota mendukung konversi beberapa warga yang aktif yang tertarik terhadap pusat-pusat administrasi dan perdagangan muslim, sebagaimana yang terjadi di Timur tengah. Namun, sebagaian besar wilayah India, sebagaimana di Balkan, seruan ajaran Islam relative terbatas. Hanya di beberapa wilayah perbatasan bagian Barat laut, yakni Punjab, Sind, Bengal, dimana penduduknya berpindah ke agama Islam secara besar-besaran.
·         kalangan Sufi menjalankan sebuah peranan yang cukup besar. Setelah berlangsung adegan peperangan, para Sufi berdatangan ke India dari Afghanistan, Iran, dan dari Asia kecil. Beberapa dari mereka datang sebagai tentara untuk memperkokoh suprmasi muslim dan menyeruh non muslim kepada agama Islam.
·         kemampuan para Sufi beradabtasi dengan kultur keagamaan tradisional merupakan faktor penting dalam transisi dari identitas Hindu dan Budha pada identitas Islam. Di India batas antara Hindu dan Muslim dalam hal keyakinan, peribadatan ritual, dan loyalitas sosial adalah sangat tipis. Sebagaimana yang terjadi di Timur tengah dan imperium Usmaniyah, Islam ditegakkan diatas dukungan sebuah elite politik dan juga dukungan guru-guru agama.
·         Jika tidak terdapat faktor umum yang menonjol berkenaan dengan penyebaran Islam ke seluruh penjuru dunia maka ia memperlihatkan kapasitasnya untuk menunjukkan persahabatan keagamaan, menumbuhkan tatanan komunitas yang lebih luas, dan melahirkan negara-negara di tangah-tengah masyrakat, dalam masyarakat yang hidup secara terpecah pecah atau tercerai berai sekalipun.
·         Islam menjadi agama masyarakat kesukuan dan kelompok pedagang yang mengejar integrasi ekonomi, dan menjadi agama kalangan elite negara yang tengah berusaha mengkonsolidasikan kekuasan politik.
·         Dalam segala hal, pengalaman di Timur tengah berfungsi sebagai paradigm bagi pembentukan masyarakat baru tersebut. Masyarakat Islam Timur tengah dibangun mengitari 3 pola kolektivitas: kelompok Parochial, persekutuan keagamaan, dan Rezim negara:
1.       Kelompok parochial[82] ditegakkan berdasarkan ikatan keluarga, klan, nasab, kesukuan, perwalian, dan ikatan ketetanggaan.
2.      Pada tingkat persekutuan keagamaan, elite ulama dan Sufi diorganisir mengitari berbagai mazhab hukum, persaudaran Sufi, dan berbagai tempat suci. Beberapa komponen dari masyarakat timur tengah ini melahirkn sebuah kombinasi berbagai institusi dan konsep Islam dan non Islam. Meskipun persekutuan  keagamaan dan aspek-aspek tertentu dari
3.      Rezim negara secara khusus bercorak islam, namun system birokrasi, administrasi kenegaraan, dan system-sistem perpajakan yang bercorak semi-feodal secara khusus belum bercorak Islam.
·         Pengaruh Eropa terhadap perkembangan Islam
1.      Imperium Usmaniyah mengalami periode desain teralisasi, meskipun konsep sebuah negara imperial tetap bertahan secara utuh.
2.       Imperium Mughal terpecah menjadi sejumlah Rezim Feodal dan Propinsial yang bersaing satu dengan lainnya.
3.      Di Asia Tenggara, sebuah Rezim sentralisasi tidak pernah berdiri atas seluruh kepulauan Indonesia atau atas semenanjung Malaya, dan beberapa negara Indonesia yang lebih besar, seperti kerajaan Mataram di Jawa, secaara langsung jatuh dibawh kekuasaan ekonomi bangsa belanda, dan secara tidak langsung telah jatuh dibawah kekuasaan politik bangsa Belanda.
4.      Di Afrika Utara beberaapa negara Muslim tumbang lantaran posisi perdagangan mereka di wilayah laut tengah merosot, dan lantaran semakin kuatnya perlawanan propinsial, kesukuan, dn perlawanan Sufi.
5.      Negara-negara muslim di Sudam meninggalkan puncak kemakmuran ekonomi mereka, meskipun beberapa komunitas muslim sedang mengambangkan pengaruh di beberapa daerah lainnya di Afrika.
6.      Pada periode ini sebagian besar dari wilayah subur sebelah utara Asia Tengah dikuasai oleh bangsa Rusia, sedang beberapa wilayah Timur Turkistan jatuh dalam kekuasaan pemerintahan bangsa Cina. [83]
·         Faktor umum yang paling krusial terhadap kemorosotan Rezim-rezim muslim adalah bangkitnya kekuatan bangsa eropa. Di sepanjang wilayah pinggirn bagian barat dari negeri Eurasian sejumlah besar bangsa Eropa menciptakan sebuah revolusi di dalam sejarah dunia. Sejak akhir abad pertengahan sampai abad modern, bangsa Eropa mengembangkaan berbagai temuan teknologi yang semata baru dan sebuah kemampuan yang tidak tertandingi untuk menumbuhkan kemakmuran ekonomi dan kekuatan militer. Beberapa kemaajuan ini secara nyata mengubah berbagai kondisi kehidupan, tidak hanya bagi kehidupan masyarakat muslim, tetapi juga kehidupan seluruh bangsa di dunia.
·         Struktur keluarga bangsa Eropa abad pertengahan tidak mengarah pada pembentukan kelompok-kelompok keturunan dekat, melainkan mengarah kepada pembentukan sejumlah network sosial yang saling berhubungan dan bersifat terbuka yang didasarkan pada pola hubungan Bilateral antara suami dan istri. Dengan jatuhnya Romawi dan gagalnya imperium Carolingian dan imperium bangsa Romawi, negaara-negara Eropa tidak lgi memiliki politik dan mitos yang mereka jalankan di Timur tengah. Sebagai ganti dari beberapa imperium tersebut, berdiri lah beberapa pemerintahan Feodalyang didasarkan pada loyalitas pribadi dan kesepakatan bersama, yakni pemerintahan yang didasarkan persekutuan sumpah, dan beberapa komunitas atau beberapa persekutuan populer yang didasarkan pada pikiran-pikiran bangsa Romawi dan Jerman tentang pemerintahan populer yang diterima sebagai pemerintahan yang sah.
·         Differensiasi masyarakat Eropa zaman pertengahan merangsan pembentukan kelompok-kelompok korporasi untuk mengembangkan berbagai interes anggota mereka. Sejumlah kelompok menjalankan tugas yang berkenaan dengan pengaman politik. Beberapa bentuk feodal, faksi aristokratik, gerakan gereja, asosia perdamaian, dan beberapa kelompok yang hidup bersama.
·         Pluralisme ini dinyatakan dalam nilai-nilai dan juga dalam organisasi sosial. Ketika masyarakat muslim tetap mempertahankan sebuah komitmen yang menyeluruh terhadap hukum dan ummat, maka masyarakat Eropa memandang system keagamaan, etika atau system kefilsafatan termasuk pembelaan dan kecintaan kalangan feodal, hukum Romawi, filsafat dan etika bisnis kalangan Borjuis yang mana masing-masing membentuk suatu nilai keduniaan yang terlepas dari keyakinan gereja.
·         Abad ke 16 disibukan dengan peperangan untuk memperebutkan kekuasaab atas perekonomian dunia baru. Usmaniyah dan prancis berperang memperebutkan Habsburgs di Italia, Eropa Timur, dan wilayah laut tengah, dan Usmaniyah berperang melawan portugis di Samudera Hindia. Pada akhir abad ke16 Usmaniyah memperkuat posisinya di Balkan dan Afrika Utara,
·         Pada akhir abad  ke16, Belanda, Inggris, Perancis muncul sebagian kekuatan yang dominan di dunia perdagangan. Masing-masing dari mereka ingin menciptakan sebuah kerajaan perdagangan dunia berdasarkan inisiatif borjuis, sistem perdagangan yang hebat, keahlian membuat senjata dan teknik pelayaran dan bersikap yang kejam dalam mencapai tujuan.
·         Jika islam telah berkembang dari Timur Tengah sampai kepada Asia Selatan dan Tenggara, Afrika, dan Eropa Timur, maka kekuatan atlantik dan Eropa Utara mulai menampakkan ambisi mereka dengan memperluas wilayah kekuasaan mereka di wilayah-wilayah perbatasan bagiaan utara dan selatan dari masyarakat muslim. Meskipun secara tidak tegas sebagi sebuah tipe dari masyarakat Eropa Barat
·         rusia pada abad ke16 telah memulai ekspansinya melalui Asia tengah dan Siberia menuju wilayah pasifik. Ekspansi bangsa Rusia Utara bersifat territorial dan disertai penaklukan dan perampasan sejumlah wilayah berpenduduk muslim kedalam imperium Rusia. Pada abad ke 16 Rusia mencaplok negara-negara Tar-tar di lembah sungai Folga: pada abad ke 19 sebagian besar warga ka-zakh di wilayah padang rumput Utara jatuh kedalam kekuaasaan Rusia. Gerakan penaklukan Rusia mencapai puncaknya dalam peristiwa pencaplokkan transoxania dan beberapa wilayah transcaspian pada abad ke 19. Pada sisi lainnya, pad abad ke 18 Cina memperkokoh kekuasaannya di Turkistan Timur dan menjadikannya sebagai provinsi Cina pada akhir abad ke 18. Secara bergantian Rusia dan Cina menguasai warga muslim di Asia tengah.
·         Pada abad ke 18 reorganisasi ekonomi dunia dan konsolidasi perdagangan dan penjajahan politik bangsa Eropa telah menumbangkan masyarakat muslim dengan menguras pendapatan pajak dan perdagangan razim-razim muslim.
·         Pada abad ke 19 Eropa mulai merampas imajinasi masyarakat muslim. Razim Usmaniyah, misalnya, ditekan oleh kekuatan militer dan oleh kehebatan teknologi, pola artistik, dan moralitas aktivisme dan individualisme bangsa Eropa. Nilai-nilai politik, konsep, mulai berpengaruh didalam sejarah masyarakat muslim. Pengaruh ini membuka sebuah era baru didalam sejarah masyarakat muslim. [84]

Kelompok...12
PERADABAN ISLAM DI KEPULAUAN NUSANTARA
A.    Kedatangan islam diindonesia.
·         Sejak Awal abad masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan:
1.      Pelabuhan-pelabuhan penting penting di sumatra dan jawa antara abad ke-1 dan ke 7 M, sering di datangi pedagang-pedagang asing seperti: aceh, barus, palembang, sunda kelapa, gresik.
2.      Pedagang muslim Asal arab, persia dan india juga ada yang sampai ke kepulauan indonesia untuk berdagang sejak sejak abad ke-7 M (abad 1 H) ketika islam pertama kali berkembang di timur tengah, jauh sebelum di taklukan portugis (1511) merupakan pusat lalu lintas perdagangan dan pelayaran.
·         Sampai berdirinya kerajaan islam di indonesia, perkembangan:
1.      Singgahnya pedagang-pedagang islam dipelabuhan-pelabuhan nusantara. Sumbernya adalah berita luar negeri, terutama cina.
2.      Adanya komunitas-komunitas islam di beberapa daerah kepulauan indonesia sumbernya adalah disamping berita-berita asing, juga makam-makam islam, dan
3.      Berdirinya keraja-kerajaan islam.
B.     Teori tentang masuknya islam ke indonesia.
·         Harus di akui bahwa penulisan sejarah indonesia diawali oleh golongan orientalis yang sering ada usaha untuk meminimalisasi peran islam. Islam dalam batas tertentu disebarkan disebrakan oleh pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para guru agama (da’i) dan pengembara sufi.
·         Secara garis besar masuknya islam di indonesia:
a.       Pendapat pertama dipelopori oleh sarjana-sarjana orientalis Belanda => diantaranya Snouck Hurgronje yang berpendapat bahwa Islam datang ke indonesia pada abad ke-13 M dari Gurajat (bukan dari arab langsung) dengan bukti ditemukannya makam sultan yang beragama Islam pertama Malik as-sholeh,  raja pertama kerajaan samudra pasai yang dikatakan berasal dari Gurajat.
b.      Pendapat kedua dikemukakan oleh sarjana-sarjana muslim => Prof. Hamka, yang mengadakan “Seminar Sejarah Masuknya Islam di Indonesia”  di medan tahun 1963. Hamka dan teman-temannya berpendapat bahwa islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah (kurang lebih abad ke-7 sampai 8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional sudah dimulai jauh sebelum abad ke-13 (yaitu sudah ada sejak abad ke-7 M) melalui selat malaka yang menghubungkan dinasti tang di cina (Asia Timur), sriwijaya di asia tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat.
c.       Sarjana Muslim Kontemporer seperti Taufiq Abdullah => mengkromi dua pendapat. Memang benar islam sudah datang ke indonesia sejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 atau abad ke-8 Masehi, tetapi baru dianut oleh para pedagang Timur tengah dipelabuhan-pelabuhan. Barulah islam masuk secara besar-besaran dan mempunyai kekuatan politik pada abad ke-13 dengan berdirinya kerajaan samudra pasai.
·         Tersebarnya islam ke indonesia adalah melalui saluran-saluran sbb:
1.      Perdagangan
2.      Dakwah
3.      Perkawinan yaitu perkawinan antara pedagang muslim,mubalig dengan anak bangsawan indonesia.
4.      Pendidikan. Pusat-pusat perekonomian itu berkembang menjadi pusat pendidikan dan dakwah islam di kerajaan samudra pasai.
5.      Tasawuf dan tarekat, banyak para sufi pengembara, para ulama atau sufi itu ada yang kemudian diangkat menjadi penasehat atau pejabat agama dikerajaan. Di Aceh ada Syaikh Hamzah Fansuri, syamsudin sumatrani, Nuruddin ar-Raniri, Abd. Raul Singkel. Demikian juga kerajaan-kerajaan di jawa mempunyai penasihat yang bergelar wali, yang terkenal adalah wali songo
6.      Kesenian. Seperti wali songo, terutama sunan kalijaga, mmepergunakan banyak cabang seni untuk islamisasi, seni arsitektur, gamelan, wayang, nyayian dan seni busana.
C.     Perkembangan Islam di Nusantara.
·         Islam di indonesia (Asia Tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban islam yang berpusat di baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban islam itu:
1.      Islam arab                                      5. Islam anak benua india
2.      Islam persi                                     6. Islam arab melayu (ini tersebar di Asia).
3.      Islam turki                                     7. Islam cina.
4.      Islam Afrika Hitam
·         Sebab islam cepat mendapat pengikut yang banyak:
1.      Portabilitas (siap pakai) sistem keimanan islam => sebelum islam datang kepercayan lokal menyembah arwah nenek moyang yang tidak portable (siap pakai dimanapun dan kapanpun). Kepercayaan lokal itu tidak boleh jauh dari lingkungannya, sedangkan pedagang itu tidak harus di situ. Lalu mereka yang berdagang mencari sistem kepercayaan lain dan mereka menemukannya diidlam yang sistem kepercayaan tuhan dimanapun mereka berada.
2.      Kejayaan militer => orang muslim dipandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Karena mereka memiliki kekuatan adikodrati[85]
3.      Memperkenalkan tulisan => agama islam memperkenalkan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisannya, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf sanskrit.
4.      Mengajarkan hafalan => Hafalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
5.      Kepandaian dan penyembuhan => tokoh-tokoh islam pandai menyembuhkan. Raja patani menjadi muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari pasai.
·         Sejak abad ke-7 Masehi (ke-1 H), ketika Islam di timur tengah mulai berkembang keluar jazirah arab. Dari timur tengah para pedagang berlayar ke arah timur melintasi laut Arab. Dari timur tengah para pedagang berlayar kearah timur melintasi laut Arab, teluk Oman, teluk persi singgah di Gujarat, terus ke teluk beggala atau langsung ke selat malaka, terus ke timur cina.
D.    Peranan islam dalam mencapai kemerdekaan. “di cari ini”
E.     Faktor-faktor yang mendorong Umat islam mencapai kemerdekaan
1.      Faktor ideologi
2.      Faktor politik => jean jacques membuahkan “Revolusi Perancis” dan menyebabkan rasa cinta tanah air Les Enfants de la patri. Ajaran itu banyak dibaca oleh pemuda bangsa indonesia, sehingga dapat menimbulkan minta untuk mendobrak kekuasaan yang membelit bangsa indonesia.
3.      Faktor Ekonomi => indonesia berada diantara dua benua,Asia-Australia, dan dua samudra, samudra india dan samudra pasifik, sehingga dalam strategi ekonomi merupakan lintas perdagangan yang sangat menguntungkan.
4.      Faktor sosial
5.      Faktor budaya
F.      Dorongan-dorongan islam untuk mencapai kemerdekaan. *gak ada cari lagi*

\




[1] P. M. Holt dalam Munzirin Yusuf, “Peradaban Dinasti Mamluk di Mesir”, Vol. 16, No. 2, hal. 181 (2015).
[2] M. A. Enan dalam Munzirin Yusuf, “Peradaban Dinasti Mamluk di Mesir”, Vol. 16, No. 2, hal. 182 (2015).
[3] Armany Burhanuddin Lubis dalam Munzirin Yusuf, “Peradaban Dinasti Mamluk di Mesir”, Vol. 16, No. 2, hal. 182 (2015).

[4] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), hal. 125.
[5] Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media, 2010), hal. 304.
[6] Philip K. Hitti dalam Munzirin Yusuf, “Peradaban Dinasti Mamluk di Mesir”, Vol. 16, No. 2, hal. 191 (2015).

[7] Badri Yatim dalam Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 209.
[8] Ibid., hal. 312.
               [9] philip k. Hitti 128.
[10] Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media, 2010), hal. 311.
[11] Philip K. Hitti dalam Musyrifah sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Kencana, 2011), hal.211.
[12] Philip K. Hitti dalam Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), hal. 127.
[13] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 214.
[14] Philip K. Hitti dalam Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), hal. 127.
[15] Musyrifah sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 212.
[16] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), hal. 128.
[17] Fahsin M. Fa’al, Sejarah Kekuasaan Islam, (Jakarta: Artha Rivera, 2008), hal. 214.
[18] Musyrifah sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 207.
[19]Syafiq A. Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki, (Jakarta: Logos, 1997), Hal 51
[20]Ibid., 51-52
[21]Ibid., 52
[22]Ibid., 52-53
[23] Maryam, Ibid, hal.130
[24]Badri Yatim, op. cit., hlm. 130-133.
[25] Mughni hal 53
[26]Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), hlm.129.
[27]Ibid, hal 129.
[28]Badri Yatim, op. cit, hlm. 136
[29]Badriyatim, Op.Cit.,hal.136.
[30] Badriyatim, Op.Cit.,hal. 136-137
[31]Ibid., 69
[32]Ibid., 69-70
[33]Ibid., 70
[34]Badriyatim, Op.Cit.,hal.167-168
[35]Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta, Kencana. 2007), Hal 242-243
[36]Ibid., 244-245
[37]Didin saepudin, sejarah peradaban islam ( Jakarta: Uin Jakarta press,2007), hal. 178.
[38]Ahmad al-usairy, sejarah islam sejak zaman Nabi Adam Hingga Abad XX (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana,2003), hal.438.
[39]  Teos berarti tuhan, kratos => yang memerintah. Artinya pemerintahan yang menjunjung tinggi nilai ketuhanan.
[40]Siti maryam dkk, sejarah peradaban islam Dari masa klasik hingga Modern (Yogyakarta: LESFI,2004),  hal.290.
[41] Ibid., hal.286   
[42] Didin saepudin, op cit.., hlm.180.
[43]Badri yatim, sejarah peradaban islam (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2014), hal.155.
[44] Siti maryam dkk, op cit.,hal.289.
[45]Ira. M. Lapidus sejarah sosial umat islam (universitas california, berkeley: 1985), hal.449.
[46] Samsul Munir Amin, sejarah peradaban islam (Jakarta: Remaja Rosdakarya,2015), hal. 191.
[47] Ibid.,hlm.191.
[48] Ibid.,hlm.192.
[49] Siti maryam dkk, op cit.,hal.288.
[50] A. Hasymy, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: BulanBintang, 1975).
[51] Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1999), Cet ke-1, Hal. 694-695.
[52] Didin Saefuddin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2001), Cet ke-1, Hal. 185.
[53] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), Hal. 36.
[54] Ibid.
[55] Op, Cit.
[56] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), Hal. 36.
[57] Didin Saefuddin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2001), Cet ke-1, Hal. 185.
[58] Ibid.
[59] Ibid.
[60] Didin Saefuddin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2001), Cet ke-1, Hal. 186.
[61] Ibid.
[62] Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1999), Cet ke-1, Hal. 695.
[63] Ibid.
[64] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), Hal. 83.
[65] Ibid., Hal. 83.
[66] Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1999), Cet ke-1, Hal. 711-712.
[67] Ibid.
[68] Ibid.
[69] Ibid.
[70] Ibid.
[71] Ibid.
[72] Ibid.
[73] Ibid.
[74] Ibid.
[75] Ibid.
[76]Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008).
[77] Ibid.
[78] Ibid., hlm. 58.
[79] Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1999), Cet ke-1, Hal. 702-703.
[80] Jurji Zaidan, Tarikh Al Tamaddun Al Islami, Juz 3, (Kairo: Dar Al Hilal), hal 200 dari buku  Ibid, hal. 95
[81] Ira. M, Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: PT Rajawali), Bagian 1&2, hal. 375
[82] Budaya politik ada 3:
1.       Budaya politik parokial => partisipan politik sangat rendah di akibatkan oleh kurangnya kognitif atau tingkat pendidikan rendah.
2.       Budaya politik kaula => masyarakat relatif maju (ekonomi dan sosial) tapi pasif
3.       Budaya politik partisipan => kesadaran politik sangat tinggi.
[83] Ibid, hal. 415
[84] Ibid, hal. 426
[85] Adikodrati atau supranatural. Supra “atas”, “nature” alam adalah seubtan untuk kejadian yang tidak bisa dijelaskan dengan hukum alam, atau berada diatas dan diluar Alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syarhil "NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM".

"PERSATUAN DAN KESATUAN DARI TEMA NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM” Sebagai hamba yang beriman, marilah kita tundukan kepala seraya...