Kamis, 12 Juli 2018

Arak & Judi Racun Kehidupan


“ARAK DAN JUDI RACUN KEHIDUPAN”
لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Saudara hadirin kaum muslimin Rahimakumullah.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu dihadapkan oleh dua hal yg berlawanan, dua hal yang kontroversil kata orang sekarang, dimana kita diharuskan untuk memilih satu diantara dua hal itu, yang benar dan yang salah,yang haq dan yang batil,yang pantas dan tercela,yang ma'ruf dan yang mungkar.
persis dengan sebuah lagu yang di nyanyikan anak jaman sekarang: "Madu di tanan kananmu, racun di tangan kirimu”. Tapi saya pikir-pikir, kalau sekedar Madu ditangan kanan, Racun ditangan kiri adressnya jelas, yang repot kalau kita sudah tidak tahu mana yang racun dan mana yang Madu, lebih celaka lagi di jaman sekarang banyak racun mereknya madu.
Kita terpedaya, kita terpesona, kita terpakau oleh racun yang bermerek madu ini, kita minum dia yang akibatnya rawan didalam kehidupan ini. Sangat banyak racun-racun yang terpancang didalam kehidupan ini, dan dua diantara racun-racun kehidupan itu akan kita bicarakan kali ini, yakni ARAK DAN JUDI.
Seperti yang kita maklum, bahwa islam bertujuan memelihara kemuliaan manusia yang diciptakan "Fiiahsanitaqwim " dalam bentuk yang paling sempurna.
Arak atau minuman keras ini jelas akan merusak dari berbagai aspek kehidupan, entah kesehatan tumbuh, pertumbuhan akal, ketentraman rumah tangga, ketentraman masyarakat, bangsa dan negara. Cobalah sejenak kita mengadakan penyelidikan, kalau masuk kita kedalam penjara melihat sel-sel tahanan berapa banyak orang yang mendekam didalam penjara karena urusan Minuman keras, masuk kita ke rumah sakit berapa banyak yang dirawat disana akibat minuman keras, akibat stress yang dialaminya, berapa banyak rumah tangga berantakan, berapa banyak pembunuhan terjadi, pemerkosaan terjadi akibat dari minuman keras ini.Yang paling ironi kalau hal ini sudah menyerang anak-anak muda kita, padahal kita tau remaja, pemuda adalah bentuk miniatur dari pada kehidupan suatu bangsa, akan bagaimana warna indonesia, dua puluh, tiga puluh, empat puluh tahun yang akan datang remaja dan pemuda kita jawabannya, bahkan dari segi agamapun akan bagaimana warna islam dua puluh, tiga puluh , empat puluh tahun yang akan datang, remaja dan pemuda itu pula jawabannya.  
Oleh karena itu tidak terlalu berlebihan kalau saya berkata, untuk menghancurkan islam di indonesia ini, tidak perlu menghancurkan pondok pesantren, tidak perlu menutup masjid, tidak perlu menutup pengajian, tidak perlu menyegel musholla, untuk menghancurkan islam di indonesia cukup dengan meracuni, remaja, pemuda dan pemudi islam di indonesia. Kalau mereka sudah dijauhi dari agamanya, masalahnya tinggal menunggu pergantian generasi. Maka yang jadi filed proyek di indonesia jelas Remaja, pemuda itu sendiri.
Ditanamkan ketengah remaja kita ini agar jauh dari tuntunan agama " Hai Remaja, pemuda islam kalau kau mau jadi pemuda moderen jangan dekat2 kemasjid, Masjid khusus enam puluh tahun keatas!”, sepertinya di depan masjid itu ada papan pengumuman, masjid khusus enam puluh tahun ke atas!. Baca Qura'an kolot, seiring dengan itu lalu, modernisasi diartikan dengan westernisasi, kau tidak bisa menjadi pemuda moderen sebelum yang datang dari barat kau telan mentah2, bergaul seperti orang barat,berumah tangga seperti orang barat, makan seperti orang barat, kalau nyanyi lagu barat yang orang lain tidak mengerti , kamu juga tidak tau. Anutlah itu free sex, isaplah itu ganja, morfin, narkotik.
Jikalau kita sudah terlena dengan hal-hal itu, maka kehancuran suatu bangsa sudah di mulai. Penyakit minuman keras ini, bukan penyakit di jaman ini, masyarakat jahiliyah yang dihadapi Rasulullah saw empat belas abad yang lalu juga masyarakat yang kemaruk dengan minuman keras. Masyarakat jahiliyah kalau sudah mabuk bukan di minum saja tapi mereka mandi pakai arak, sistem pendidikan yang disampaikan islam sangat bijaksana. Mula2 diberikan gambaran bahwa arak itu walaupun ada manfaatnya tapi bahayanya lebih besar dari manfaatnya, Seperti dalam ayat:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا... ﴿۲۱۹
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya...”. (QS. Al-Baqarah 219)

Diperingatkan, jangan mendekati sholat kalau dalam keadaan mabuk. Seperti dalam ayat:
ا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَقْرَبُوا الصَّلاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ﴿۶۳
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan...” (QS.An-Nisa 43)

 Pada saat kondisi iman sudah memungkinkan kemudian. Diperingatkan bahwa arak itu najis, perbuatan setan jauhi. Sebagaimana diterangkan dalam ayat Al-Qur’an:
ا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأنْصَابُ وَالأزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴿۹۰
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Qs. Al-Maidah: 90).
Yang paling ironi saat ini Racun mereknya Madu, kadang-kadang kita terbuai oleh iklan yang tidak mendidik, umpanya "Anda ingin moderen , majulah bersama Minuman ini" Moderen diukur dengan minuman, yang jadi korban ahirnya Remaja, pemuda dan pemudi kita.
Sebuah analisa dari Rasulullah saw. beliau bersabda :
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ، وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا.
Artinya: “Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari Kiamat adalah: diangkatnya ilmu, tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, dan merajalelanya perzinaan.” (HR. Al-Bukhari no. 80).
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ  Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat. Hancurnya sendi-sendi sosial,maksiat merajalela mungkarot menjadi-jadi, yang makrup dianggap mungkar, yang mungkar dianggap makruh, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan, yang salah disanjung2 yang benar di caci maki. Inilah tanda-tanda kiamat mini. Pencungkiran nilai. Kenapa hal ini bisa terjadi ?                                                                            
         Pertama, أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ ilmu-Ilmu diangkat oleh Allah swt. Bagaimana caranya Allah mengangkat ilmu dan apa mkasudnya? Allah mengangkat Ilmu dengan mewafatkan para ulama, makin banyak ulama wafat makin banyak ilmu ditarik.
Kedua, Minat/keinginan orang untuk belajar agama itu sudah mulai berkurang. Kalau sudah muncul kelompok semacam ini artinya, agama sudah dipojokkan kesudut-sudut kehidupan, agama hanya sekedar dekorasi, agama sekedar seminar, kongres, muktamar, Tapi bahwa agama itu realita dalam kehidupan itu tidak pernah terwujud.
Apabila kedua hal tersebut diatas sudah, maka ajaran agama sudah tidak didengungkan orang, dikala itu muncul yang ketiga.
Ketiga, وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ Muncullah kebodohan. Nampak kebodohan dimana-mana, muncul keinginan bahwa masyarakat ingin hidup dengan kaedah serba boleh, tidak ada halal tidak ada haram, tidak ada haq tidak ada bhatil, semuanya serba boleh apabila semua itu terjadi muncullah apa yang dianalisa oleh Nabi saw. وَيَظْهَرَ الزِّنَا Zina dikerjakan berterang terangan. Orang sudah tidak punya malu, rahasia pribadi diumbar didepan publik, orang sudah berprinsip "Muka tembok, punya kuping, kuping  kerbau,punya kulit, Kulit badak ".
 Bukankah realita dalam kehidupan,b erapa banyak gadis kecil jadi korban, anak dibawah umur mendapatkan perlakuan amora, sehingga mengalami ketragisan hamil diluar nikah. Melahirkan anak haram, dimasukkan kekantong plastik dibuang ketempat sampah, kalau hal ini sudah terjadi muncullah efek yang kedua. وَيُشْرَبَ الْخَمْر Arak atau minuman keras menjadi kebanggaan. Anak muda belum nyohor kalau belum bisa mabuk, yang tidak mabuk dianggap kolot, dianggap kampungan. Iyalah kalau yang hancur kehidupan pribadi, tapi kalau sudah menyangkut masa depan masyarakat, masa depan suatu generasi yang berarti masa depan suatu generasi itu masa depan suatu bangsa.
Begitu kerasnya islam ini melarang minuman keras, bukan hanya meminumnya tapi menjualnya, mengedarkannya, bekerja di tempat pembuatan minuman keras. Sebagaimana dalam satu riwayat:
أن النبي صلى الله عليه وسلم أتاه جبريل فقال‏:‏ يا محمد إن الله لعن الخمر وعاصرها ومعتصرها‏،‏ وحاملها والمحمولة إليه وشاربها وبائعها‏،‏ ومبتاعها وساقيها‏
Artinya: “Sesungguhnya Nabi SAW didatangi oleh Jibril lalu berkata : Wahai Muhammad, Sesungguhnya Allah melaknat arak dan pemerahnya, Orang yang meminta memerahnya, pembawanya, yang dibawa kepadanya, peminumnya, penjualnya, pembelinya dan penuangnya” (HR. At-Tarmizi, Abu Daud dan Hakim).
Bahkan meminumnya jangankan banyak, sedikitnyapun tetap haram. Diriwayatkan dimana Nabi bersabda:
نِ ابْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: مَا اَسْكَرَ كَثِيْرُهُ فَقَلِيْلُهُ حَرَامٌ. احمد و ابن ماجه و الدارقطنى و صححه
Artinya: ”Dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Minuman yang dalam jumlah banyak memabukkan, maka sedikitpun juga haram". [HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Daruquthni, dan dia menshahihkannya].
Memang barangkali, mungkin ada manfaatnya tetapi bahayanya jelas lebih besar daripada manfaatnya yang ditimbulkan oleh minuman keras itu sendiri.
Dalam Hadizt lain Nabi bersabda:
عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يَقْعُدْ عَلَى مَائِدَةٍ يُشْرَبُ عَلَيْهَا اْلخَمْرُ. الدارمى
Artinya: “Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia duduk pada jamuan makan yang  ada minum khamr padanya". [HR. Ad-Darimiy]
Masuk dalam acara seperti itu saja tidak diperkenankan kenapa ? Assariqu fissarisaruu " Artinya : bersekutu dengan kejahatan, jahat juga hukumnya. “Semalam kamu mabuk yah?”, “gak, teman saya. Saya mah Cuma ngebeliin”. Apalagi ngebeliin. Sebab apa? Dalam keadaan mabuk, orang sudah tidak bisa berpikir secara sehat, daya kontrol hilang, artinya perbuatan sudah tidak terkontrol lagi.
Kemudian IQ tidak akan tumbuh dan berkembang seperti yang kita harapkan. Lalu Harga diri akan runtuh ditengah masyarakat. Bayangkan kalau tengah malam kita di gotong orang di antar kerumah kita dengan kondisi semacam itu, masih punya muka kah kita untuk tegak d tengah masyarakat, masih punya harapankah kita untuk menjadi pemimpin sementara orang terkenang, “Akh, ni kan yang kemarin malam gua gotong dia lagi mabuk”.
Harga diri dan kepribadian. Jangan lupa sodara, kita hidup ditengah masyarakat, masyarakat itu punya hukum yang tidak tertulis tapi lebih kuat dan lebih kejam dari pada hukum tertulis. Orang bilang, ‘sekali arang tercoreng di dahi seumur hidup orang akan tetap ingat.

Makanya Rasulullah saw dalam hadizt memberikan tamsil:
وَالَّذِي نَفْسُ ‏ ‏مُحَمَّدٍ ‏ ‏بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ ‏ ‏لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تَكْسِر ولم تُفْسِد
Artinya: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak” (HR Ahmad dan dishahihkan oleh Ahmad Syakir).
 " مَثَلَ الْمُؤْمِنِ ‏ ‏لَكَمَثَلِ النَّحْلَة" perumpaan orang yang beriman itu persis seperti tawon, mentalitas orang mukmin persis seperti tawon, apa mentalitas tawon ? kalau kita ngaji bab tawon, coba kita perhatikan keistimewaan tawon, keistimewaan tawon itu ada empat:
Pertama, Tawon itu yang dihisap selalu sari pati bunga. Makanan tawon itu bagus sekali, tidak pernah sekalipun tawon keliru makan, saya nggak pernah dengar ada tawon makan tahu. Yang dihisap tawon itu selalu sari pati bunga Artinya : Orang mukmin perutnya itu sangat selektip daging kambing masuk, tahu masuk, kangkung masuk, kodok? Minggir. Air kelapa masuk, kopi, minum tapi kalau sudah berbau minuman keras? Minggir!.
Sebab apa ? Makanan dan minuman yang dimasukkan kedalam perut besar ini, akan digiling dalam perut besar akan melahirkan energi, menggerkakkan sel-sel pembuluh syaraf, kalau makanan dan minuman itu terdiri dari hasil yang haram, energi yang ditimbulkan energi yang haram, mempengaruhi sel-sel pembulu. Orang akan cenderung berfikir yang haram kalau terlalu sering memakan makanan yang haram maka berfikirpun akan berarah pada hal yang haram, jika berfikir sudah yang haram maka perbuatanpun mengarah kepada hal-hakl yang haram pula. Contoh kecil saja deh, ada nggak maling mikirin majelis ta’lim? Karena yang di makan lebih banyak yang haram maka yang dipikir paling-paling besok malam rumah siapa lagi yah?, sudah mengarah kesitu. Saripati bunga yang di makan tawon itu.
Kedua, Tawon itu yang dikeluarkan selalu madu. Artinya apa? orang mukmin itu kalau berkata, akan berkata yang mengenakkan orang, berbuat yang bermanfaat bagi banyak orang, kalau kakinya melangkah tentu melangkah ketempat yang ada gunanya, yang dikeluarkan madu bukan racun.
Ketiga, Dimanapun tawon hinggap tidak ada dahan patah.Artinya : Orang mukmin dimanapun dia tinggal, kemanapun dia pergi, pantang jadi biang kerok buat lingkungannya, pantang membuat kerusuhan buat lingkungannya, Tidak ada cabang patah dimanapun tawon Hinggap.
Keempat, Tawon itu jangan coba 2 diusik. satu kali dia diusik, kemanapun orang lari, nyilemm masih ditungguin, tawon!. Tapi kalau tidak diusik tidak ada Tawon usil nyariin orang ke pasar. Ketika dia diusik "Inilah saatnya memertahankan dirinya, Artinya :Orang mukmin tidak boleh cari-cari musuh tapi ketemu musuh tidak boleh lari, musuh jangan dicari ketemu musuh jangan lari.
Mentalitas Mukmin seperti tawon, yang diminum baik, yang dimakan juga baik, kemanapun dia pergi, dimanapun dia tinggal pantang membuat keonaran, tapi sanggup menjadi pembela dalam masyarakat dan mempertahankan harga dirinya.
Kalau konteknya dengan apa yang sedang kita bicarakan minuman keras, seperti yang dijelaskan tadi, kita kadang-kadang salah pilih, tertipu oleh racun yang bermerek madu. Ada minuman empuk nyari yang keras ,salah pilih!. Ketahuan orang bikin Pil buat anjing, manusia yang telan, akhirnya miring kayak anjing.
Saudara-saudara kaum muslimin seiman dan sekeyakinan yang saya hormati.
Mari kita renungi surat An-Nisa ayat 140 Allah swt meningatkan :
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
Artinya: “Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam, (Qs. An-Nisa: 140).
Bagaimana menjelaskan hal diatas ?, kita sudah tau kalau minuman keras itu di larang, tapi dimunum juga? Itukan mengejek-ngejek dan menginjak-injak Al-Qur’an, duduk di majlis semacam itu dilarang oleh Al-Quran, Kenapa ? Kalau kamu juga duduk ditempat seperti itu, kau dan meraka sama saja kata Al-Qur’an, hal semacam ini yang kita tidak sadari. Tau kalau minuman keras itu di haramkan oleh agama tapi di minum, itu juga mengejek ayat Allah.
Duduk dalam kelompok semacam itu kita juga ikut mengejek ayat Allah Ta'alla, dekat saja dilarang, apalagi sampai meminumnya.
Maaf, bukankah Allah menurunkan Al-Qur’an kepada manusia kata imam al-Ghazali persis maaflah seperti gubernur berkirim surat kepada pak lourah. Dalam suratnya pak gubernur bilang “Pak lurah, tolong carikan tanah di daerah kebayoran untuk sekolah 6000 m”. pak lurah dapat surat dari gubernur bangga bukan main, itu surat sore pagi siang malam di baca di taro di tempat yang tinggi di berikan minyak wangi mau diambil di cium dulu, di bawa dengan penuh hormat dan hati-hati. Tapi, tanah yang dipesan pak gubernur tidak di cari-cariin.
Penghargaan macam apa ini, nanti gubernur cek, “Pak lurah?”, “siap pak”, “sudah terima surat saya?”, “sudah pak, sudah”, “Bagus, lalu bagaimana?”, “ adduh pak surat bapak sore pagi siang malam say abaca”, “Bagus, trus apalagi lurah?”, “surat bapak saya taruh di tempat yang tinggi pak, saya pakaiakan minyak wangi mau saya ambil saya cium dulu saya bawa dengan penuh hati-hati”, “Bagus lurah kau memang hormat sama atasan, cuman lurah tanah yang saya pesan udah di cariin blum?”, “Nah, yang itu blum tuan, belon!”, Kata Gubernur, “Bagus Lurah, besok kau berhenti yah!”.
Membacanya memang penting, tapi beribadah dari sebab membacanya itu yang penting.  Bahkan kita mensakaralkannya,kita cium,kalau kita membawanya didekap ditengah-tengan dada, beribadah setelah membacanya dan kita tahu isinya What Next, mau apa kita dengan isinya ?Dibaca,d ihargai dan dihormati tapi isinya kita injak-injak, itulah ironinya kita dengan Al-quran,sehingga bagaimana Al-quran itu membawa keberkahan dalam hidup ini sementara yang kita baca saja sering kita injak-injak?. Misalnya kita baca ayat:
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ إِلاَ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (Al-Baqarah: 275).
Dalam ayat itu Allah menerangkan, aku halalkan jual beli dan aku haramkan riba, tapi renten di telen teruus. Diayat lain lagi Allah SWT menerangkan:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang  yang bersaudara”. (QS Ali Imran:103)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk bersatu di tali agama Allah dan jangan bercerai berai, namun praktek yang kita lakukan sesama muslim peloto-plototantan jalan terus, sigut-sigutan jalan terus. sehingga tidak heran kalau orang bilang, dibawah mengamalkan ayat kursi,setelah sampai atas ayat hilang tinggal kursinya saja yang diamalin.
Ironi dan menyedihkan, perjalanan panjang memang kita saatnya manunggal dengan Al-Quran ini, tetapi prosesnya kita harus mulai dari sekarang, entah kapan proses ini selesai itu bukan masalah, yang terpenting kita harus mulai memahaminya dan dijadikan suri tauladan di dalam kehidupan sehari-hari itulah yang diharapkan.
Hadirin yang saya hormati.
Oleh karena kerasnya pelarangan minuman keras ini, pernah suatu hari seorang melapor kepada khalifah Ummar Bin Abdulaziz bahwa ada sekelompok orang sedang berkumpul meminum minuman keras..
khalifah Ummar: " Dera mereka, hukum cepat!
Penjaga : "Ya,Khalifah”.
Khalifah Ummar :"Kenapa?”
Penjaga : "Diantara mereka ada yang ikut orang yang biasa berpuasa.
Khalifah Ummar : " Pegang dan bawa dia kemari lebih dahulu orang yang terbiasa puasa itu”. Kenapa demikian ? mengerti memang lebih besar resikonya ketimbang yang tidak mengerti, kalau yang tidak mengerti karena di latar belakangi oleh kebodohan, masih bisa ditolerir, masih bisa dimaklumi, ini orang sudah tau, mengerti hukum justru ikut-ukut berkumpul di majlis yang ada minuman keras.
Tetapi memang di dalam masyarakat itu kita liat itukan ada 4 claas itu:
Pertama, Ada orang yang tau perintah dan tau larangan, ini adalah kelompok terbaik, perintah tau dia kerjakan larangan tau dia jauhi ini adalah the best class
Kedua, Ada orang tau perintah tapi tidak tau larangan. Sholat mau, puasa mau, bayar zakat iya, nyolong mau, mabok hayo. Perintah tau larangan tidak tau, ahirnya semua dikerjakan. Barangkali yang rada bingung malaikat bagaimana nyatat nya ini, kotor absen. Inilah makna perintah Allah dalam Al-Qur’an:
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui”. (Qs. Al-Baqarah: 42).
Inilah laranga allah SWT, jangan mencampur adukkan natara yang haq dan yang bathil, jika gelas yang ada di hadapan saya ini semua di isi air putih semacam ini kan jelas bisa di minum orang, kalau semua di isi bensin jelas bisa di minum motor, tapi kalo separuh di isi air putih separuh di isi bensin kacau statusnya, orang minum mabok motor minum mogok, dijual juga tidak laku barang campuran.
Ketiga, Ada orang yang tau larangan tapi perintah tidak tau.
Jahat sama tetangga tidak, mencuri tidak, mabuk-mabukan tidak, judi tidak, zina tidak, Sholat tidak, puasa tidak, bayar zakat tidak, polos semua serba tidak.
Keempat, Kelompok terahir ini adalah mahluk yang tidak tau perintah dan tidak tau larangan. Kelompok mahluk seperti ini dikatagerikan sebagai kelompok gratris. misalnya : ayam , Kambing, kerbau, sapi, kuda dst. Ini yang memang mahluk-mahluk yang perintah tidak tahu laranganpun tidak tahu.
Sehubungan dengan ini saya mengajak marilah kita berusaha sekuat mungkin menjauhi diri dari larangan-larangan Allah seperti tema yang sedang kita bicarakan saat ini.
Hadirin Kaum muslim Rahimakumullah yang saya hormati.
Kawan seiring dan sejalan dengan Minuman keras Judi namanya, sodara kembar barangkali. Yang satu sering menimbulkan yang lain tetapi tak jarang keduanya beriringan, posisi Judi Dan Arak ini dalam Al-quran sama bahayanya, apa sebabnya demikian ? Mentalitas Judi adalah mentalitas sirklus (lingkaran setan) artinya yang menang biasanya ketagihan, yang kalah biasanya penasaran.inilah satu sebabnya orang yang terjangkit penyakit judi sulit untuk berhenti. Kalau dia menang dia ingin mencoba mennag dalam jumlah yang lebih banyak lagi, kalau dia kalah dia penasaran kenapa hari ini kalah, “akh barangkali sial besok malam saya tebus”. Mental semacam ini memang sulit untuk berhenti.
Kenapa Judi diharamkan dalam islam ?
Pertama, seorang muslim didalam berusaha mencari harta diharuskan, mengikuti sunatullah kata kita orang muslim, hukum alam kata orang sekarang Nature of law Bahasa kerennya, Berusaha menurut hukum kausal, memasuki rumah melalui pintunya menunggu sebab dari akibat yang dilakukan bahwa kalau begini mesti begitu karena kita terikat oleh permainan yang disebut hukum alam ini.
Oleh karena itu hidup bukan undian jangan mengharap untung besar tanpa mau peras keringat. Satu pagi khalifah umar bin khattab, r.a masuk kedalam masjid beliau lihat ada orang berdo’a khusyuk betul di tunggunya dua menit, sepuluh menit di tunggunya belum juga selesai-selesai agak lama orang itu berdo’a.
Selesai berdo’a di hampiri orang itu oleh sayyidina umar. Beliau Tanya, “sodara, lagi apa?”, “Berdo’a ya khalifah?”, “Minta kepada Allah?”, “Tentu minta kepada Allah”, “Minta apa kamu?”, “Minta Rezeki”, “Sudah lama?”, “Dari tadi habis sembahyang subuh”, “Dapet?”, “ Belon!”. Yah, memang kata sayyidina umar yang artinya:
Janganlah seorang dari kamu duduk dan malas mencari rizki kemudian ia mengetahui langit tidak akan menghujankan emas dan perak. Rasululllah SAW pun senantiasa berdo’a kepada Allah agar dijauhi sifat malas, sifat lemah dan berlindung dari Allah penakut dan sangat tua dan saya berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan dari ujian hidup dan mati. (HR. Abu Daud).
Dari hadis ini jelas memberitahukan kepada kita, bahwa orang dilarang duduk bermalas-malasan menunggu kejaiban yang datang dari langit. Karena memang hidup ini bukan undian jadi jangan mengharap untung besar tampa mau peras keringat di dalam berusaha kita terikat oleh sunnatullah kalau begini penyebabnya akan begini akibat yang akan di timbulkan-Nya.
Kedua, Islam menjadikan harta benda sebagai sesuatu yang berharga yang harus dilindungi. Mengambilnya dengan judi termasuk mengambil, memakan harta orang lain dengan cara yang bhatil.
Ketiga, Judi itu sendiri dapat menimbulkan permusuhan dan pertentangan antara pemain itu sendiri. Meskipun kelihatannya kompak duduk dikursi dalam satu meja yang berhadapan, yang kalah kelihatannya pasrah itu hanya kulit permukaan, Batinya yang kalah itu tetap memiliki rasa dendam,selain mendedndam juga mengomel, mencaci maki, yah teman lawan bermainnya yah mungkin juga dirinya sendiri.
Keempat, Judi merusak aktipitas hidup,membuang waktu dengan sia-sia dan ahirnya bisa melupakan akan tanggung jawabnya. Wah, kalau sudah megang kartu konon katanya saya sendiri Alhamdulillah belum pernah. Lupalah orang anak, lupalah orang istri lupalah orang akan tanggung jawab waktupun berlalu tampa terasa. Apalagi  sudah d iming-iming akan mendapat keuntungan yang besar, termasuk di dalam judi itu undian appaun namanya, yang usaha kiearah ini seharusnya tidak dipermudah walaupun dengan embel-embel dana kemanusiaan, sumbangan social.
Saya tidak begitu yakin sodara, bahwa bangsa Indonesia ini sudah begitu menipis rasa kasihannya sehingga untuk berlaku social meski di imbangi dengan hadiah sekian juta rupiah saya tidak percaya bahwa umat islam Indonesia sudah tipis rasa kasih sayangnya kepada sesame, sehingga  sulit mengeluarkan bantuan kalau tidak dimbangi dengan hadiah sekian  puluh juta rupiah.
Yang saya khawatirkan apa? Pada gilirannya akan makin banyak di negeri ini
penghayal2 kelas berat,
tukang-tukang ngelamun kelas tinggi yang Hidup hanya ngumpulin Jikalau, Anadaikata, umpama, misalnya. Orang sudah kemana-mana kita masih menghitung jikalau.
Kita boleh saja bercita cita setinggi langit, tapi punai ditangan jangan dilepas. Idialisme boleh terbang setinggi langit tapi kaki harus tetap berpijak dialam realita. Bahwa memang lebih baik makan singkong dalam kenyataan dari pada makan roti tapi ngimpi, kadang anaknya menangis minta jajan, “Pak, minta jajan”, ada uang 20k, “sudahlah kau jangan jajan, nanti bapak belikan yang besar kalau tembus 100 juta nih”. Akhirnya yang seratu juta tidak anak kelaparan bukankah akan jadi masalah bagi semuanya? Belum lagi  kepada rasa saying kepada harta yang sudah dia miliki entah itu tanah, rumah, kendaraan. Kalau sudah kadong kalah di medan judi, hilang rasa sayang kepada benda itu, ada rumah, rumah di lelang ada kendaraan, kendaraan jadi taruhan ada jam tangan, jam tangan copot tampa terasa maka beapa banyak rumah tangga berantakan, isteri minta cerai orang jadi nekad merampok, mencuri, korupsi kalau dia pejabat. Akibat apa ini? pengaruh yang namanya judi
Hadirin kaum muslimin rahimakumullah.
Itulah sebabnya di dalam surah Al-Maidah ayat 90 Allah SWT. menekanakan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan." (Qs. Al-Maidah: 90).
            Jarang benar Al-Quran menggunakan kalimat رِجْسٌ rijsun ini merupakan puncak kekotoran, bapak moyangnya najis itu Rijsun. Sudah kotor di tambah pula مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ pekerjaan syetan َاجْتَنِبُوهُ jauhi, jangan sampe main dekat saja tidak boleh, jauhi لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ jika kamu mau menjadi orang-orang yang beruntung.
            Sejarah tidak pernah mencatat ada orang jadi milioner karena judi, sejak david brokofelersampai aril totes onesis, orang-orang kaya to di dunia, mereka kaya bukan karea judi tapi karena kemauan peras keringat banting tulang mau memulai sesuatu dari keadaan yang Real di depan mata. Sebab apa? Hidup ini memang perjuangan janganlah kita ingin hidup dengan satu prestasi, ingin tetap hidup dengan apa adanya seperti sekarang ini saja toh kita harus berjuang apalagi ingin hidup lebih baik lebih terhormat lebih mudah.
            Hidup penuh perjuangan, perjuangan berarti pengorbanan. Berani hidup artinya berani berjuang, berani berjuang maksudnya rela berkorban, takut berkorban jangan berjuang tidak mau berjuang berhenti hidup.
Itu logika dan bagaimanapun saya yakin lebih baik berkorban daripada menjadi korban kalau sekarang kita berkorban peras keringat banting tulang berusaha secara sunnatullah, untuk menghidupi anak, istri, keluarga. Pada satu saat kita tidak menjadi korban dari kebrutalan anak-anak kita sendiri kalau mereka dibesarkan  dan tumbuh berkembang oleh hasil yang diperoleh dari meja judi. Kalau itu arak, judi berhala, mengundi nasib itu perbuatan syetan. Sebenarnya syetan mau apasih? Ayat 91 Surah Al-Maidah lebih memperkuat lagi:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
Artinya: “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)”. (Qs. Al-Maidah: 91).
            Yang dimaui syetan itu tidak lain supaya dengan arak dan judi timbul rasa permusuhan, sikap memusuhi saling marah diantara kamu. Coba biasanya dalam meja judi, sudah loyo waktu juga sudah berlarut-larut yang menang mau berenti, apa kata yang kalah?, “Berenti deh, gua bacok Lo, enak benar gua lagi kalah lu mau berenti”. Coba kira-kira kapan akan selesai permainan? Akan timbul rasa permusuhan akan timbul rasa dendam kesumat yang tanamkan oleh syetan. Karena memang baik arak, judi, berhala, mengundi nasib itu semua permainan-permainan syetan yang di berikan kepada kita untuk kita andil bermain di dalamnya, tatkala kita ikut terjerat syetan tertawalah mereka, kenapa? Oh, makin banyak teman saya di neraka.
            Maaf, syetan itukan sudah tahu fonisnya, ketika dulu dedengkotnya yang namanya iblis terusir dari syurga itu bikin semacam perjanjian dengan Allah. “Tuhan”, “kenapa Iblis?”, “Gara-gara adam saya terusir dari syurga maka sejak saat ini adam dan seluruh keturunanya musuh bebuyutan saya, saya akan gelincirkan mereka dari jalanmu”, “Silahkan iblis, goda mereka tapi kau tidak akan mungkin menggoda mereka kalau hamba-hambaku hamba yang ikhlas, hanya hambaku yang ikhlas yang tidak mungkin kamu goda yang lain barangkali bisa”.
            Sejak saat itulah iblis memproklamirkan dan dia sudah tahu betul fonisnya neraka. Tugasnya sekarang bagaimana mengumpulkan teman sebanyak-banyaknya kedalam neraka. Hamba Allah saja yang tidak tergelincir kedalam minuman keras dan judi, hamba Allah yang ikhlas itu bagaimana? Yang ikhlas menjadi hamba Allah dalam arti kata dan perbuatannya memang mencerminkan bahwa dia hamba Allah.
            Maaf, di jaman sekarang inikan banyak orang berkata, “Saya hamba Allah”, ini mulutnya tapi perbuatannya mencerminkan dia hamba syetan, hamba dunia, budak jabatan, budak harta, budak nafsu, tidak sesuai Antara ucapan dengan perbuataan. Sebab itu kata-kata hamba Allah kalau keluar dari mulut manusia itu murah soalnya ngaku, ngaku siapapun bisa tapi di akui atau tidak, ini yang kita tidak tahu. Ada juga orang berdalih, “akh, saya kan masang kalau dapat mau nyumbang masjid. Akh, barangkali ajah nyumbang masjid di sorry in dikit ama tuhan”.
            Apa bisa begitu? Sodara, kita tidak mungkin mencuci kain dengan air najis. Dalam hadis dikatakan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا…….
Artinya:” Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridlainya- beliau berkata: Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah adalah baik dan tidaklah menerima kecuali yang baik….”.
            Allah itu baik dan hanya menerima yang baik, bahwa dalam islam tujuan yang baik harus di capai dengan prosedur yang baik bahwa niat menyumbang masjid bagus tapi hasil dari meja judi atau undian tidak akan menyampaikan kita pada tujuan itu. Tidak boleh mencuri kain walau niatnya untuk sholat, “akh, kalo nyuri kain untuk sembahyang di maafin kali”. Walaupun sholatnya syah mencuri kainnya tetap saja dosa islam tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai suatu tujuan, bahwa tujuan yang baik harus di capai dengan cara yang baik juga.
            Dan penyakit judi ini bukan penyakit yang baru sejak dulu masa jahiliyah judi mereka saya kira kalau Las vegas kota judi amerika masih kalah dengan judi jahiliyah dulu. Mereka kalau sudah judi itu uang, habis uang punya tanah, tanah pasang jadi tarohan, habis tanah ada rumah, rumahnya di pasang, apalagi yang ada? Ternak onta, onta di pertaruhkan. Harta habis, rumah ludes, kebun binasa ada istri? Istri juga di pasangin.
            Kita sebagai muslim oleh Al-Qur’an dijelaskan, orang yang mempunyai dua tujuan hidup.
            Pertama, tujuan jangka pendek dunia dan seluruh isinya. Kedua, tujuan jangka panjang akhirat dan ridho Allah ini yang terpantul dalam doa setiap kita:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya : "Ya Allah,berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka." (Al-Quran QS. AlBaqarah ayat 201)
            Tercapai tujuan janga pendek, Fiddun ya hasanah dan tujuan jangka panjang Wafil akhirati hasanah untuk mencapai tujuan jangka pendek merangkul dunia dan seluruh isinya, apa yang menjadi modal utama?
            Pertama, Pendidikan, makin tinggi jenjang karir pendidikan yang kita tempuh rasa-rasanya makin mudah menjangkau dunia dan isinya.
            Kedua, Pengalaman. Tenaga-tenaga export masih tetap di perlukan , makin banyak pengalaman makin mudah menjangkau dunia.
            Ketiga, Ini ada tapi tidak bisa dijadikan pegangan factor nasib, factor kebetulan, ada tapi tidak bisa dijadikan pegangan mutlak.
            Pendidikan, pengalaman, ingin menjangkau Fiddun ya hasanah ini modal utama. Lalu untuk mencapai Wafil akhirati hasanah? Prestasi ibadah. Bagimanapun tinggi pangkat dan jabatan kita, bagaimanapun banyak gelar kita sandang, tampa prestasi ibadah nol besar kita dalm pandangan Allah. Itu sebabnya kita sholat, jadi tidak beralasan kalau ditanya, “kenapasih kamu nggak sholat?”, “akh, tetangga saya sholat melarat terus”. Memang sholat itu bukan untuk mencari uang kok, kalau ada orang yang rajin sholat rezkinya kelihatan lancer itu cumasekedar persekot/uang muka Cast nya tetap di akhirat nanti, efeknya apa? Karena kita punya tujuan jangka panjang mengharap ridho Allah di akhirat cara kita mencapai tujuan jangka pendek dibatasi oleh pertanyaan Allah ridho apa enggak? Kita cari uang tapi pertanyaan pokok, Allah ridho apa nggak cara ini? Kita kejar kedudukan Allah ridho nggak dengan cara ini?
            Ini yang menyebabkan kita lantas tiodak lalu menghalalkan segala cara, “Ah, yang penting tujuan tercapai cara apapun halal, PKI!”, kan cuman PKI yang berprinsip asal tujuan tercapai cara apapun halal. Dan kita sudah sepakat PKI dan seluruh ajarannya tidak berhak hidup di bumi pancasila ini Cuma jangan sekedar PKI nya di kutuk ajarannya di pakai.
            Untuk mencapa dua tujuan ini islam mengajarkan system keseimbangan, jika nabi sabdakan:
اعمل لدنياك كأنك تعيش أبداً ، واعمل لآخرتك كأنك تموت غداً
“I’mal lidunyaaka ka-annaka ta’isyu abadan, wa’mal li-aakhiratika ka-annaka tamuutu ghadan.”
Artinya:” Bekerjalah buat duniamu seolah-olah kau akan hidup selamanya tetapi beribadahlah untuk akhiratmu seolah-olah kau akan mati besok”.
            Jadi, saat kita sholat menghadap Allah lalu niat sholat, Allahu akbar ingat seolah-olah kita akan mati besok sehingga timbul khusuknya. Tetapi jika kita sudah bekerja, kuliah, belajar, ditempat kerja, ingatlah seolah-olah kita akan hidup selamnya sehingga timbul gairah kerja. Jangan di balik, di kantor ingat mati, lemes terus, “ngapain kerja sungguh-sungguh bakalan mati juga”, lagi sholat ingat duta merlin, artilon plasa yah kacau salah pasang tidak pada tempatnya.
            Untuk mencapai Fiddun ya hasanah ini islam mengajarkan tempuh jalyur yang mengikuti sunnatukllah, itu yang di perintah oleh agama. Terikat oleh hukum kausal, kalau ini yang saya usahakan akan hasilnya begini, perkara nanti hasilnya tidak sesuai yang kita harapkan baik sangkalah kita kepada Allah sebab kita tidak tahu rahasia apa di belakang itu. Kadang orang mengeluh, “kadang saya rajin sholat tapi rezeki seret terus, akh, berenti ajadah”, kita tidak tahu rahasia di belakang itu.
            Pernah hadirin satu hari seorang petani dia selesai bekerja di lading istrahat, dia tidur dibawah sebuah pohon beringin di sebelah pohon beringin itu ada pohon labu dia berfikir, “kalau saya lihat-lihat tuhan nggak adil katanya, masa pohon beringin pohonnya besar, eh buahnya kecil, pohon labu pohonnya kecil eh buahnya gedde, akh, tuhan bukan arsitek ulung inih. Mestinya supaya enak dilihat beringin yang pohonnya besar buahnya sebesar buah labu dan pohon labu yang pohonnya kecil buahnya kecil saja seperti buah beringin, tidak adil tuhan”, baru selesai dia berfikir tuhan tidak adil jatuh sebutir buah beringin tepat mengenai hidungnya dia terkejut, “Astagfirullah hal Adzim, kalau begitu saya sadar katanya, tuhan benar-benar adil, coba buah beringin segede buah labu, waduh kayak apa muka saya ini”.
            Baru terbuka pandangan matanya setelah berhadapan dengan kenyataan, baru keluar respek Allah benar-benar Adil. Padahal semenit yang lalu dia masih berkata: “tuhan bukan arsitek ulung”, tapi semenit kemudian setelah berhadapan dengan kenyataan yang real, “Wah Allah benar-benar Adil”. Itulah kehidupan ini.
            Sodara hadirin seiman dan sekeyakinan yang saya hormati.
            Karena itu baik arak baik judi kedua-duanya merupakan bahaya laten yang tidak hanya mengancam kehidupan agama, masyarakat dan bangsa dan Negara apalagi kalau sudah jatuh kepada generasi penerus dan yang bagaimanapun juga saya berfikir remaja dan pemuda-pemudi kita Cuma kurban dari suatu system sebab ini merupakan tanggung jawab bersama, ulama muballig macam saya wewenangnya cuman ngomong yang paling SK memberhentikan minuman keras itukan kementrian perindustrian, tangan-tangan eksekutif sehingga kalau nabi katakan:
حَدَ ثَنَا أَبُوْ بَكرِيْنِ أبِيْ شَيْبَةُ: حَدَّ ثَنَاوَكِيْعُ عَنْ سُفْيَا نَ: ح: وَحَدَّ ثَنَا مُحَمَّدٌ بْنُِ الْمُتَنَّى : حَدَّ ثَنَا مُحَمَّدُّ بْنُ جَعْفَرِ : حَدَّ ثَنَا شُعْبَهُ كِلاَهُمَا عَنْ قَيْ قيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ , عَنْ طَارِقِ بْنِ  شِهَابٍ , وَهَذَا حَدَّ ثت أَبِيْ بَكْرٍ قَا لَ : اَوَّلُ مَنْ بَدَ أَ بِالْحُطْبَةِ يَو مَ الْعِيْدِ قَبْلَ الصَّلاَةُ قَبْلَ الحُطْبَةِ ؟ .فَقَلَ : قَدْ تُرْكَ مَا هُنَالِكَ فَقَلَ اَبُوْ سَعِيْدٍ : أَمَّا هَذَا فَقَدْ قَضَى مَا عَلَيْهِ , سَمِعْتُ رَسُوْ لُ للهْ صَلَّ للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْ لُ " مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُفَيَّرْهُ بِيَدِهِ افَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَا نِهِ, فَاِلَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ, وَ ذَ لِكَ أَضْعَفُ اْلاءِيْمَانٍ ,,
Artinya: ”Telah berkata kepadaku abu bakar abi syaibah : telah berkata kepadaku waki dari sufyan : ikha; dan berkata kepadaku Muhammad bin al mutsana ; telahberkata kepadaku muhammad bin ja’far : telah berkata kepadaku kepadaku syu’bah  keduanya dari kois bin muslim, dari toriq bin syihab, dan ini adalah ucapan dari abu bakar berkata : seorang pertama kali berkhutbah sebelum sholat id, marwan, maka seorang laki-laki berdiri telah telah berkata kepadanya : sholat sebelum khutbah ?. kemudian abu bakar menjawab sungguh telah ditinggalkan yang seperti itu. maka abu said berkata : adapun hal ini telah ditetapkan atas sholat id, saya mendengar Rasulullah saw bersabda : barang siapa yang melihat kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tanganya, jika tidak mampu, hendaklah dengan ucapannya, jika tidak mampu juga, denga hatinya, namun hal itu adalah selemah-selemahnya iman.
Apabila seorang kamu melihat kemungkaran termasuk judi dan minuman keras di dalamnya, rubah itu. Dengan cara apa? Kalau kau mampu dengan tanganmu artinya dengan power/kekuatan, kalau dengan tangan tidak mampu, “Nih orang kalau gua pukul gua yang melintir neh”, umpamanya maka فَبِلِسَا نِهِ Ngomong, “mas saya sennag kalo mas tinggal sini kampong kami tambah rame, tapi tolonglah jangan bawa pengaruh yang tidak baik, kalau ternyata bicarapun tidak berani, maka cukup dengan فَبِقَلْبِهِ cukup dalam hati sekurang-kurang  ikut membenci kemungkaran dalam hati itulah tingkat keimanan yang lemah. Ini secara umum, tapi kalau hadis ini mau kita katakanlah Description of job Bahasa kerenya adakan pembagian tugas. Siapa yang merombak kemungkaran dengan power? Penguasa, pemerintah karena dia punya aparat, siapa yang merombak kemungkaran dengan lisan? Ulama, muballig, ngomong, siapa yang hanya bisa merubah kemungkaran dengan hati? Kita umumnya rakyat lemah in I yang mau ngomong nggak berani, tapi hati pegel.
Nah, kalau ada pembagian tugas semacam itu in sya Allah masing-masing akan berjalan pada relnya dan akhirnya selamatlah kita bangsa Indonesia umat islam khususnya dari bahaya, baik bahaya minuman keras maupun bahaya judi, menyelamatkan bangsa dan yang lebih penting lagi menyelamatkan masa depan kita.
Sekianlah sodara pertemuan kita pada saat ini, mudah-mudahan ada manfaatnya terima kasih atas segala perhatian dan mohon maaf atas segala kekurangan.
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syarhil "NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM".

"PERSATUAN DAN KESATUAN DARI TEMA NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM” Sebagai hamba yang beriman, marilah kita tundukan kepala seraya...