“MEMILIH JODOH MENURUT TUNTUNAN AGAMA
ISLAM”
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Alhamdulillahirobbil alamin
washolatu wassalamu ‘ala asrfoil anbiyai warmursalin, sayyidina wamaulana
muhammadin, wa’ala alihi wasohbihil mujahidina thohirin, amma ba’du subhanaka
lailmalana illa maa alamtana innaka anta allimul hakim. haulawala quwwata illa
billahil aliyyil adziim.
Saudara kaum muslimin yang saya hormati Terutama
adik-adik remaja dan pemuda yang saya
cintai.
Apabila
seseorang akan membangun rumah, tentu saja dia akan mengadakan beberapa pilihan. Sejak
dari memilih lokasi Dimana rumah itu akan didirikan, Sampai
kepada menentukan bahan-bahan yang akan dipakai nya , Sampai
kemudian kepada wujud dan bentuk rumah yang akan ditinggalinya.
Demikianlah bahwa untuk membangun sebuah rumah yang hanya untuk
menaungi kehidupan didunia ini, kita mengadakan berbagai macam pilihan, apalagi
kalau kita akan membangun sebuah rumah tangga, yang kita harapkan tidak hanya akan
menaungi kehidupan di dunia ini, tidak hanya untuk kepentingan kita saja,
tetapi juga untuk kepentingan anak cucu kita di belakang hari, termasuk sampai
kepada hari akhirat nanti.
Oleh karena itu pada pertemuan kali ini saya hanya ingin khusus
berbicara kepada adik-adik remaja dan para pemuda.
Bagaimana sebaiknya memilih jodoh menurut ajaran agama Islam, dalam al-qur'an
Allah Subhanahu wata’ala menjelaskan:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ
الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ
Artinya: ”Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita….” (Qs. Ali Imran: 14).
Manusia apapun jenisnya di hiasi dengan
perasaan cinta kepada perempuan. Jadi, sejak
dahulunya secara fitrah, laki-laki senang kepada perempuan, sebagaimana perempuan
pun senang kepada laki-laki, dihiasi rasa cinta ini dalam kehidupan manusia,
dan oleh karena adanya rasa cinta berkembanglah segala macam persoalan,
sehingga seorang ahli cinta pernah berkata. Cinta adalah 5 huruf yang membuat
persoalan tidak akan pernah selesai.
Tetapi kehidupan sehari-hari sering kita saksikan, bahwa cinta ini
bisa mendorong memberikan motivasi yang baik, dan cinta ini pun bisa juga
memberikan dorongan yang tidak baik. Oleh karenanya apabila Cinta itu ibarat
setetes embun yang jatuh di bumi yang subur, akan tumbuhlah diatasnya aneka
ragam bunga-bungaan yang lebat indah mewangi, sedap dipandang orang, menebarkan
rasa aman, damai, sentosa, dan begitu selanjutnya.
Tapi jika cinta itu jatuh di hati yang gersang dan tandus,
tidak ada yang akan dapat tumbuh di sana selain sirih memanjat batu, kuning
daunnya dan lemah gagangnya.
Maka cinta yang semacam itu tidak akan memberikan dorongan positif
kepada seseorang di dalam kehidupannya, maka lebih dahulu kita akan
membicarakan cinta dalam artian yang positif ini, untuk nanti sampai kepada
perempuan yang bagaimana yang harus kita cintai, atau laki-laki yang harus
dicintai oleh seorang perempuan.
Saudara hadirin yang saya hormati.
Saudara hadirin yang saya hormati.
Cinta dalam artian yang positif :
Pertama dia selalu mendatangkan keindahan
Kedua cinta itu
memberikan energi atau semangat untuk berjuang
Ketiga cinta itu selalu membawa resiko dalam bentuk pengorbanan
Pertama, melahirkan
keindahan. Di sinilah orang memerlukan filter atau saringan. Sebab keindahan
yang didasarkan karena cinta itu merupakan suatu keindahan yang relatif saja,
boleh jadi karena Indah orang jadi cinta, boleh juga jadi karena cinta segala
sesuatu terasa jadi indah, namun bagaimanapun juga kalau hati sudah diliputi
oleh rasa cinta, segalanya akan terasa menjadi indah. “Cinta itu adalah
keindahan”
Kedua, cinta itu energi melahirkan dorongan dan semangat, yang lemah
bisa menjadi kuat, yang takut bisa menjadi berani, yang jauh jadi terasa dekat,
itu semua karena dorongan cinta, dan dari energi ini lahirlah yang ketiga.
Ketiga, Bahwa
Cinta adalah pengorbanan, hingga orang berkata berani bercinta artinya harus
berani berkorban, takut berkorban, jangan bercinta. Kalau cinta ini kita
salurkan kepada nilai-nilai yang pertama, cinta mendatangkan keindahan, kita
cinta kepada Agama, maka apapun yang diperintahkan oleh agama akan terasa
menjadi indah. Sholat akan
terasa menjadi indah, Puasa terasa
menjadi indah ,Zakat terasa menjadi indah, Jihad
pun akan terasa menjadi indah.
Persis kalau kita cinta kepada seorang gadis, jika kita cinta
kepada seorang gadis apanya saja akan kelihatan menjadi indah: Jalannya
terasa indah, Lenggang lenggok nya terasa indah, Suaranya
merdu, padahal cempreng nya bukan main. Seluruhnya
akan mendatangkan keindahan, karena dasarnya sudah cinta, cinta membawa kepada
keindahan.Cinta selamanya menimbulkan energi dan semangat, sama saja dengan
kita apabila jatuh cinta kepada seorang gadis, walaupun Rumahnya jauh. Katanya
gunung pun akan kudaki, lautan pun kusebrangi, untuk apa itu?. Untuk menemui
apa yang kita cintai.
Cinta selamanya melahirkan energy, capek tidak terasa, lelah tidak
terasa, semuanya tertutup oleh keindahan yang bernama cinta. Lalu
cinta membawa pengorbanan, apabila kita cinta kepada agama, maka pengorbanan
terhadap apapun yang diminta oleh agama, baik itu pengorbanan waktu, tenaga,
pikiran, harta, bahkan pengorbanan nyawa Sekalipun, kita tidak akan berat
melaksanakannya, karena cinta kita kepada agama yang kita anut ini.
Demikian juga cinta kita kepada seseorang perempuan, akan membuat
kita berkorban apapun yang dia minta, jangankan kita mampu, kita tidak mampu
Sekalipun kita masih berusaha untuk mampu, guna memenuhi tuntutan si buah hati,
belahan jantung.
Kadang-kadang malam minggu sido’i ngajak nonton, umpamanya.. duit
tidak ada, gajian belum, kerja nggak, timbulah inisiatif entah sepatu kita jual
ke tukang loak, entah celana mampir dulu ke tempat lain, yang penting kita
berkorban untuk memenuhi permintaan si buah hati, belahan jantung.
Ketika itu pengorbanan sudah tidak kita rasakan lagi, bahkan
pengorbanan yang paling pedih sekalipun, dalam gurau, dalam bercanda misalnya
dicubit kita, oleh kekasih kita, pedih bukan main, terkelupas kulit, mengalir
darah, bukan nangis, nyengir!. Malah kadang-kadang minta dicubit lagi.
Itulah romantikanya cinta, sanggup membuat orang berkorban
melahirkan energi dan semangat, menambah keindahan dalam kehidupan, sepanjang
dia dalam artian yang positif. Demikian masalahnya di dunia yang penuh dengan
perbenturan nilai sekarang ini, orang sering salah Jalan bagaimana memilih
jodoh untuk membangun rumah tangga yang bahagia, jangan lupa bawa membangun
rumah tangga ini, bukan hanya untuk satu dua bulan, bukan hanya untuk 12 tahun,
bahkan bukan cuma untuk kehidupan dunia, lebih daripada itu pun untuk menunjang
kebahagiaan di akhirat.
Oleh karenanya memilih jodoh bukan satu hal yang mudah, bukan satu
hal yang bisa dilaksanakan sambil lalu, tetapi memerlukan penelitian, memerlukan
pengamatan yang mendalam.
Apa petunjuk agama tentang itu, dengan kata lain bagaimana
seharusnya seseorang memilih jodoh dalam kehidupannya, ini tentu saja sumbangan
moril buat adik-adik remaja dan para pemuda, yang lagi kebingungan memilih
jodoh, atau barangkali buat bapak-bapak yang mau nambah lagi. Mohon maaf kepada
ibu-ibu, bukan menganjurkan!. cuma ngajarin!. Dalam satu hadis rasulullah saw. Bersabda:
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ
عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا
وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَات الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.
Artinya
“ Di cerikan Musadad, diceritakan Yahya dari ‘abdulloh berkata bercerita
kepadaku Sa’id Ibn Abi Sa’id dari Abi Hurairah ra bahwasanya Nabi saw bersabda
wanita dinikahi karena empat perkara. Pertama hartanya, kedua kedudukan
statusnya, ketiga karena kecantikannya dan keempat karena agamanya. Maka
carilah wanita yang beragama (islam) engkau akan beruntung.” [HR. Bukhori].
Dalam
hadis ini memberikan tuntunan dalam memilih jodoh menurut tuntunan agama islam,
ada 4 hal yang harus menjadi perhatian:
Pertama,
memilih jodoh Lihatlah rupanya. Lagian siapa yang kepengen dapat jodoh rupanya
nggak karu-karuan, cari rupa yang cantic, indah dan menawan, namun jangan lupa
saya katakan di zaman dimana sering terjadi benturan nilai seperti sekarang
ini, orang sulit untuk mendapatkan keaslian, di mana teknologi sudah sedemikian
canggih, di mana ilmu kedokteran sudah sedemikian maju, maka berbagai macam
rupa bisa dibentuk, dengan apa yang dinamakan operasi plastik misalnya.
Yang
pesek bisa dibikin mancung, kuping yang kelebaran bisa dibikin sedang, pipi
yang kembung sebelah bisa dibikin rata, janggut yang tidak menarik bisa dibikin
bak lebah bergantung katanya.
Oleh
karena itu, kalau pilihan hanya tertuju kepada rupa yang cantik saja
semata-mata, mudah melakukan satu kesalahan yang sangat besar, sebab apa
diperingatkan oleh Nabi, melalui Hadits Ibnu Majah, Bazar dan Baihaqi, dari
Ibnu Umar:
Artinya:
“Janganlah kamu kawini seorang perempuan Karena kecantikannya, sebab
kecantikan boleh jadi akan mencelakakan, jangan juga kamu kawini perempuan
karena hartanya, sebab kekayaan biasanya akan mendatangkan kesombongan, tetapi
kawinilah karena agama dan akhlaknya. Karena itulah yang akan membawa kepada
kebahagiaan.”
Saudara-saudara
hadirin terutama adik-adik remaja dan para pemuda.
Di usia Puber, apalagi mata baru terbuka, awal
baligh namanya, remaja sering kehilangan filter, pokonya asal melihat rupa yang
sudah lemok, denok, geboy. Pikiranoun hanyut, malam terkenang, siang terbayang,
tidur tak nyenyak, makan tidak enak katanya selalu terbayang wajah sido’i.
Dikala
itu orang kehilangan pertimbangan, bahwa rupa yang cantic kadang-kadang sering
menipu diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abbas :
Suatu
hari, ketika sedang kumpul dengan para sahabat, lewat lah orang dengan potongan
have potongan orang kaya, kelihatan kan orang kaya sama orang miskin jalannya
aja lain kan!. jalannya saja, jangan gaya hidupnya, jalannya saja sudah lain.
Lewat
dia, Rasul bertanya kepada seorang sahabat, “Menurut pendapatmu bagaimana orang
yang lewat itu?” kata sahabat, “Ooh yang lewat ini ya rasul, kalau dia meminang
perempuan, pasti diterima, kalau dia menolong orang pasti berhasil, kalau dia
ngomong pasti didengerin”, “Kenapa? “orang kaya”, “orang kaya ya rasul”, kalau
dia meminang perempuan mana yang kagak bisa menerima kalau dipinang oleh orang
kaya, biar mukanya udah belipat, kayak dompet tanggung bulan, kalau memang
duitnya banyak nggak kelihatan tu muka yang belipat, yang kelihatan duit. Kalau
dia nolong orang pasti berhasil apa yang dia tolongin, kalau dia ngomong pasti didengerin
walaupun omongannya biasa-biasa saja”, “kenapa?”. “Orang lihat penampilannya”.
Ketika
orang itu sudah lewat, tidak beberapa lama kemudian, ada lagi orang lewat
seseorang yang kelihatannya orang miskin.
Rasul
Tanya lagi : “Bagaimana pendapat kamu?”. Sahabat : “kalau potongan begini sih
ya Rasul, kalau dia minang pasti orang menolak, siapa yang mau kawin sama kere
begini?”, “kalau dia nolong orang pasti tidak berhasil, kalau dia bicara pasti
tidak ada yang mendengarkan. Siapa yang mendengarkan orang susah ngomong!”.
Setelah
orang tersebut lewat apa kata Rasul? Orang yang terakhir ini, atau yang barusan
lewat tadi, jauuh lebih baik dari yang pertama lewat tadi, jauh baik.
Maksud
dari ucapan Rasul ini, sebenarnya Rasul mendidik para Sahabat, “Jangan tertipu
oleh penampilan!”. Sebab penampilan tidak selamanya mencerminkan keaslian,
apalagi dijaman sekarang, salon dimana-mana bejibun, alis mata bisa dibikin,
pipi bisa dibikin, yang pinggir kuning dan yang tengah merah, disebelah merah
ada yang kehitam-hitaman persis seperti orang kepentok tiang listrik.
Kencatikan
yang bukan artifisial, kecantikan yang bukan alami. Karena itu silahkan saja
mencari calon istri yang cantik, tapi jangan terpaku sampai disitu. Sebab
kecantikan selain dia mudah berubah oleh pergeseran masa dan pertukaran waktu,
ternyata penampilan tidak selamanya mencerminkan keaslian.
Lain
hari seorang sahabat pernah mengadu, Sahabat : “Ya Rasul”, Rasul : “Ada apa?”, Sahabat:
“Inna Imro atii Yadullamis (Ya Rasul Istri saya tidak pernah menolak
tangan laki-laki yang menjamahnya, yang mengajak salaman kepadanya)”, Apa
jawaban rasul?, Rasul: “Ceraikan Saja”, Sahabat: “Tapi hati saya bera ya Rasul,
saya cinta benar sama dia”, Rasul: “Ya kalau hatimu merasa berat jagalah dia
baik-baik!”.
Nah dari
riwayat singkat ini kita ambil satu perbandingan, memang punya istri berwajah
cantik itu kadang-kadang simalakama, kalau istri kita imannya tidak kuat,
Simalakam!. kita diamkan saja, makan hati, binal tidak aman, hati tidak tentram.
“Jangan-jangan
saya berangkat ke kantor dia ngompreng”, buah simalakama, seperti cerita
sahabat Rasul tadi, istri saya kok kelihatannya kok?. Sebenarnya tidak negatif,
cuma salaman saja, cuma terlalu ngobral " Yatuladdu Yadullamis",
Tidak pernah menolak orang laki-laki yang mengajak bersalaman. ya sekedar
bersalaman, tapi kan awalnya dari salaman, kalau sudah bersalaman setrum bisa
ngedreedet dari tangan salaman tadi.
Kata
Rasul sederhana saja, ya kalau memang begitu ya ceraikan saja. tapi saya tidak
kuat ya Rasul, saya cinta betul sama dia, ya kalau memang kamu tidak kuat
berpisah dengan dia, jagalah dia baik-baik. diajar dan dididik, tanamkan rasa
keagamaan didalam hatinya.
Saudara-saudara
kaum muslimin.
Jadi,
rupa yang cantik tanpa didasari oleh nilai-nilai agama, akan membuat seorang
suami didalam rumah tangganya seperti simalakama. seperti berhadapan dengan
buah simalakama, kalau tidak diiringi dengan nilai-nilai moral yang luhur, dan
bekal agama yang tangguh. ketika pergi jatuh dari rumah rasanya tidak aman.
sedangkan dirumah saja siapa yang mencari nafkah, dan begitu selanjutnya, orang
tadi jelas berhadapan dengan buah simalakama.
Didiamkan,
makan hati, sebab maaf-maaf, kalau seorang suami sudah tidak punya rasa cemburu
terhadap istrinya, itukan yang dinamakan "Dayyus", Dayus itu
jangankan masuk surga, bau sorga saja dia tidak dapat. Dalam suatu hadis di katakan:
ثلاثةٌ
قد حَرّمَ اللهُ - تَبَارَكَ وَتَعَالَى - عليهم الجنةَ : مُدْمِنُ الخمر ،
والعاقّ ، والدّيّوثُ الذي يُقِرُّ في أَهْلِهِ الخُبْثَ . رواه أحمد والنسائي .
Artinya : “Tiga yang telah Allah haramkan baginya Syurga : orang yang ketagih arak, si penderhaka kepada ibu bapa dan Si Dayus yang membiarkan maksiat dilakukan oleh ahli keluarganya". ( Riwayat Ahmad )
Artinya : “Tiga yang telah Allah haramkan baginya Syurga : orang yang ketagih arak, si penderhaka kepada ibu bapa dan Si Dayus yang membiarkan maksiat dilakukan oleh ahli keluarganya". ( Riwayat Ahmad )
Tapi perlu di catat, bahwa cemburu dalam
artian bukan cemburu buta, tapi cemburu dalam artian yang wajar.
Dia
cemburu, mau dikerasin takut istrinya minta cerai, sedangkan dia cintanya sudah
terlanjur medok bener, simalakama jadinya. nah ini juga satu riwayat yang
memberikan sebuah gambaran kepada kita, silahkan cari jodoh istri cari rupanya
yang cantik saja, tapi jika itu dijadikan motif utama, tanpa didasari
nilai-nilai agama, saya khawatir nanti rumah tangga kita akan berhadapan dengan
buah simalakama.
Jadi
adik-adik remaja, usaha, ikhtiar cari yang cantik kalau kita pandang tidak
membosankan, supaya kita betah dirumah, supaya kita ada tempat berbagi rasa,
ada tempat kita bernaung, sebab kalau cari bini, sebini-binya mah, “yah..
jodoh mah ditangan tuhan, saya tidak mencari juga, kalau sudah jodoh mah entar
juga datang sendiri”.
Umpamanya...
umpamanya.. iya kalau yang datang nenek peyot. Orang harus berusaha, walau toh
pada akhirnya jodoh ditentukan Allah. Ada tiga hal yang kita tidak bisa
tentukan: Maut, Rejeki, Jodoh.
Itu yang
termasuk mysterious problem (problem yang misterius), Maut Misterius
kapan kita meninggal, kita sendiri kita tahu, Tahun depan?, lima puhun Tahun
lagi?. seratus Tahun lagi?. Tidak pernah seorangpun diberi tahu, tapi yang
pasti dia (maut) akan datang, kapan dan dimananya kita tidak tahu.
Bisa di
rumah, bisa di Masjid ya Alhamdulillah, bisa di Majelis Taklim syukur, bisa di
medan perang membela agama bagus, pasti dia akan dating. Maut misterius
problem, sesuatu yang kita tidak tahu, kapan datangnya.
Rizki
gitu juga, sehingga orang sering bilang rezeki katanya kayak bayangan, kita
uber-uber dia lari,kita kita diam eh dia juga malah diam, setengah mati kita
uber-uber, emang ukuran segitu ya dapatnya segitu. begitu kita nggak
ngapa-ngapain ada yang bawain rezeki, namanya rezeki itu misterius problem.
Kadang-kadang kita sudah ngobyek kiri-kanan, segala tanah orang kita
ukur-ukurin. Tapi memang bayangan kalau memang belum rejeki ya belum.
Kadang-kadang
sudah tidur dikuburan mencari kode, sudah blepotan tanah kuburan, lebih aneh
kadang-kadang orang gila kita tanyain. Allahuakbar ini kode-kode jaman sekarang
ini, sampai orang waras bertanya malah sama orang gila, ini sudah efek yang
benar-benar negative. Sudah jelas-jelas orang gila, ditanya. Apa yang nanya
tidak lebih gila dari pada yang di Tanya?
Saudara-saudara
kaum Muslimin terutama adik-adik remaja dan para pemuda.
Silakan
saja cari rupa yang cantik, karena dia kan jadi tautan hati, buah hati belahan
jantung, tempat kita berbagi rasa, tempat kita pulang dan tinggal di rumah
tangga kita, tapi hendaknya kecantikan rupa itu diiringi juga dengan kecantikan
budi pekerti, karena itu cari rupa yang cantik ini pilihan utama.
Kedua, kata
Nabi. Harta, cari yang kaya, tetapi jangan lupa!. Jangan dijadikan pilihan
utama, karena kekayaan sering mendatangkan kesombongan, apalagi kalau seorang
pemuda mendapat istri orang kaya, hidupnya dimodali oleh istrinya, maka
biasanya wibawanya sebagai seorang suami akan hilang, akhirnya komando di tangan
istri, di kala Itulah suami tidak lebih daripada prajurit, yang taat kepada
komando istrinya. Padahal menurut konsep Quran:
لرِّجَالُ
قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ
وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
Artinya:”Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),
dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”.
(Qs. An-Nisa: 34).
Ayat ini
memberikan tuntunan bahwa memang laki-laki itu pemimpin dan pembimbing dari
wanita, bukan malah suami menjadi komando dari pada istrinya.
Nanti
saat terjadi benturan, sedangkan modal diberikan oleh istri, terjadilah
pengungkitan, kata istrinya: Apa lu jangan betingkah lu kan kawin sama gua
modal kolor doing, sekarang betingkah Silahkan keluar rumah!. Pergilah Seperti
kau datang dulu kemari. Hilanglah wibawa seorang suami suami, kalau udah
dibentak sama istri begitu ngelumpuruk kayak ayam sampar, di mana lagi letak
wibawanya.
Harta
sering mendatangkan kesombongan. Oleh karena itu walaupun di diperintahkan cari
yang keturunan orang kaya, tapi maksudnya jangan mendompleng, sebab kepribadian
seorang suami akan ditentukan oleh sifatnya sendiri, keberadaannya ditentukan
oleh karya dan perbuatannya Sendiri. itulah yang akan menampilkan kepribadian
dia, dalam kehidupan dimasyarakat ini.
Saudara-saudara
kaum muslimin, terutama adik-adik remaja dan para pemuda,
Di jaman
sekarang kan kelas-kelas gigolo, playboy-playboy, yang nyari tante-tante
kesepian, mejeng-mejeng di pinggir-pinggir jalan, dengan harapan apa?. ya
barter lah!. tukar tambah, supaya dapat roko, dibelikan pakaian, motor dan
sebagainya, tapi yang jelas hilang harga diri sebagai laki-laki dan itu yang
paling mahal, kalau seorang laki-laki sudah tidak punya harga diri apalagi yang
bisa dibanggakan dalam kehidupan ini.
Apa
artinya naik mobil kalau kepala tertunduk kebawah, apa artinya berjalan ditenga
masyarakat kalau tidak bisa menengadah dengan satu kebanggaan, hilangnya harga
diri merupakan kehancuran awal dari sebuah pribadi, yang untuk jangka panjang
kita tidak akan bisa lagi berbuat banyak, tanpa harta orang memang sulit untuk
bahagia, tapi harta semata-mata bukan jaminan bahwa orang lantas akan bahagia.
Saya
barangkali harus berkata, banyak orang miskin yang kaya, tapi tidak sedikit
orang kaya yang miskin, Saya ulangi ini: banyak orang miskin yang kaya, tapi
tidak sedikit orang kaya yang miskin. Bagaiman ini pengertiannya ini, nah orang
miskin yang kaya, materinya sederhana, peralatan rumah tangga sederhana, tapi
hatinya kaya, oleh karena hatinya kaya, jiwanya lapang.
Sebaliknya
orang kaya yang miskin, di tengah kelimpahan materi yang berlimpah, segalanya
serba ada, hatinya yang miskin, kelimpahan materi tidak akan sanggup mengobati
kemiskinan hatinya, sehingga di tengah kehidupan yang serba ada dia masih
merasa kurang. maka dia tidak pernah cukup ditengah kemilauan dan gemerlapan,
serta glamornya rumah mewah, dia merasa hidup di tengah gurun pasir yang
gersang dan tandus, karena itu biarlah miskin harta tapi kaya budi, daripada
kaya harta tapi miskin budi.
Lebih
utama lagi kaya harta kaya budi, Itu idealnya. Dasar pilihan yang ketiga
sesudah Rupa dan Harta menurut nabi keluarga faktor keturunan Sangat
menentukan.
Ketiga,
Memilih karena factor keturunan. Pepatah mengatakan buah apel akan jatuh tidak
terlalu jauh dari pohonnya, biasanya kalau bapak kalong anak kampret, bapak
nyolong anak nyopet, itu fotocopy.
Saudara-saudara
sunguhpun demikian faktor keluarga bukan merupakan yang paling dominan, karena
segalanya memang bergantung kepada Hidayah dari Allah subhanahu wa ta'ala,
kalau Hidayah datang bisa saja anak maling bisa jadi Kyai, kalau Hidayah datang
bisa saja anak Nabi malah ikut bersama orang-orang kafir.
Pada
akhirnya orang mau besar atau tidak, bukan dengan jalan mengampanye kepada
keturunan orang lain, tapi ditentukan oleh kepribadian dirinya sendiri, tidak
bisa kita menjadi besar dengan menyebut kebesaran orang lain. Itu sebabnya
dicontohkan oleh Imam Ali pada saat Beliau berkata:
لىس
الفتى من ىقول كان أبى ولكنّ الفتى من ىّقول هاأناذا
Artinya: ”Anak muda yang gentleman adalah anak muda yang berkata, inilah saya!. Bukan anak muda yang membanggakan leluhurnya”.
Artinya: ”Anak muda yang gentleman adalah anak muda yang berkata, inilah saya!. Bukan anak muda yang membanggakan leluhurnya”.
Ini kan
jaman sekarang ini, lagi ngetop ngetopnya lagu-lagu cengeng katanya, sebenarnya
menurut saya bukan cuma lagu ini yang jadi masalah, lagu cengeng cuma satu efek
dari sikap. Yang lebih utama dari itu yaitu Mental Cengeng, kalau sudah cengeng
apapun yang kita lakukan akan jadi cengeng, kebudayaan yang lahir akan
kebudayaan cengeng, jadi pengusaha-pengusaha cengeng, jadi pejabat-pejabat
cengeng, kyai-kyai cengeng.
Kenapa
mental cengeng, diantara mental cengeng itu mengandalkan fasilitas atasan,
kalau tidak ada fasilitas dari atasan lantas tidak bisa berbuat apa-apa,
Cengeng!. Menjadi besar bukan karena karir pribadi, tapi karena Nasib katrolan,
itu pun termasuk mental cengeng, sedikit gagal beh bagaimana beh, Sedikit jalan
buntu babeh.., sedikit deadlock babeh.. lu ngapain babe lu melulu?.
Saudara
hadirin yang saya hormati.
Jadi
lebih penting dari sekedar lagu-lagu cengeng, saya malah lebih suka bicara soal
mental cengeng ini, mental yang cepat putus asa, mental yang tidak mau
mengeluarkan usaha maksimal, mental yang hanya mengandalkan fasilitas,
sedangkan pribadinya tidak lebih daripada pribadi sumuhun dawuh, pribadi Kulon
nuwun, pribadi kumaha juragan wae, pribadi oke bos, pribadi Asal bapak senang.
Bukankah
itu semua merupakan cermin dari mental mental yang cengeng. Yang untuk jangka
panjang, tidak akan pernah menguntungkan daripada pembangunan bangsa dan negara
yang kita cintai ini, seseorang mau besar atau tidak bukan dengan jalan
mengampanye kepada kebesaran orang lain.
Bahkan
Souqy dalam sebait syairnya yang lebih tegas mengatakan: “Generasi yang paling
jelek adalah generasi pemalas, kalau kelihatan orang lain lebih hebat dari dia,
disebut-sebutnya kehebatan nenek moyangnya”.
Kerjanya
cuma menggelayuti fasilitas orang tuanya tanpa itu dia tidak akan punya nilai
dan harga sama sekali ini generasi paling jelek. Keluarga yang baik-baik. Tapi
jangan jadikan tendensi utama, jangan dengan niat untuk mendompleng kepada
kebesarannya, tapi paling tidak dengan niat agar mudah-mudahan dari benih yang
baik ini, akan lahir keturunan-keturunan yang yang baik pada akhirnya nanti,
itu yang kita harapkan.
Bukan
lalu dengan pertimbangan, “Woeeeh, Mertua gue bos nih kali aja begitu gua kawin
dia mampus!, ini semua warisan kan jatuh kemari semua”. Kalo itu niatnya sudah
jelas salah, kita mencari perempuan dengan keturunan yang baik dengan berharap
agar anak-anak kita nanti akan merupakan benih cucunya akan melahirkan
kebaikan-kebaikan seperti leluhurnya dulu.
Keempat,
Nikahilah wanita itu karena Agama nya. Dan ini yang paling penting, kenapa?
Agama itu motivasinya moral, disini segalanya di tentukan. Rupa yang baik,
harta yang banyak, keluarga yang luhur, kalau sudah dilandasi oleh Agama yang
rapuh bahkan tidak beragama sama sekali. Ketiga hal diatas tadi hanya akan
mendatangkan malapetaka, sekarangkan kita tertipu oleh penampilan, padahal
penampilan belum, tentu kenyataan.
Di
jalan-jalan kita akan terpesona melihat gadis pake minisket diatas lutut
ketimbang kita meliat gadis-gadis yang pake jilbab. Kalo sudah pake jilbab
lewat yang usil banyak bangat, “Umhhh bau syorga nih!”. Bau syurga katanya.
Tapi, kalau yang lewat pake minisket itu yang lewat, itu dari ujung ke ujung
mata kagak mau kedip. Lalat nemplok di mata kagak dirasain.
Kita
terpesona oleh penampilan dhohir, padahal penampilan belum tentu menampilkan
hal yang sebenarnya, tapi memang itulah watak manusia. Saya katakana watak
manusia tanpa terkecuali, tetapi tergantung kepada pemikiran jangka pendek dan
jangka panjang, kalau jangka panjang yang kita pikirkan ya tentu kita tidak
akan mudah terpesona oleh hal yang dhohir. Sampai-sampai Al-Qur’an sendiri
mengatakan:
وَلا
تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ
مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى
يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ
أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ
وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ
يَتَذَكَّرُونَ
Artinya :
Dan janganlah kamu
menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita
budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu.
Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin)
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah
mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran. (Qs. Al Baqarah [2]:
221)
Ayat ini memberikan pesan kepada kita bahwa budak yang
hitam legam sekalipun, tapi beriman lebih baik untuk dinikahi daripada wanita
musyrik walaupun cantik, denok, lemok, gebboy. Ada lagi nggak Bahasa yang lebih
dari tu? Cantik, denok, lemok, gebboy, bahenol, nerkom, tapi jika kafir masih
lebih baik budak yang hitam legam sekalipun, kalo dia beriman, kenapa? Rumah
tangga untuk jangka panjang.
Sebab itu, islam tidak
membolehkan kawin campur dengan lain agama, walaupun ada ayat yang mengatakan
boleh kawin dengan Ahlul kitab, tapi sebagian mufassir menjelaskan, bolehnya
kawin dengan ahli kitab itu dalam kondisi darurat. Dalam kondisi normal, tidak
bisa, kenapa? Kalo sudah berlainan agama akan terjadi kerancauan rumah tangga
untuk jangka panjang. Bagaimana membina dalam keharmonisan rumah tangga?
Bagaimana nasib anak-anak nanti?.
Kadang-kadang ada
keluarga, “Ah, kamisih keluarga modern, anak-anak kami berikan kebebasan untuk
memilih agama apa saja”, bapaknya islam, ibunya Kristen, anaknya ada yang
hindu, budha. Bagus nih keluarga pecel namanya. Bagaimana keluarga modern kok
bisa gitu, padahal seorang suami bertanggung jawab di hadapan Allah diakan
ditanya tentang istrinya, dia akan dimintai pertanggung jawaban tentang
anak-anaknya. Jika istri kita berlainan agama mungkin terjadi pengkaplingan,
“pokoknya kalau anak perempuan ikut ibu, anak laki ikut bapak”.
Administrasi dunia bisa
begitu, tapi akhirat? pertanggung jawaban di hadapan Allah. Bisakah kita
berkata, “sorry aja tuhan emang janjinya begini!”.
Sodara hadirin kaum
muslimin rahima kumullah.
Oleh karena itu budak
yang hitam legam kalo beriman masih lebih baik dari pada orang-orang yang tidak
beriman walaupun cantik dan mempesona, kenapa? Ini factor agama. Yah mungkin
buat 1 atau 2 bulan bisa terwujud rumah tangga yang tentram, 2 sampai 3 tahun
mungkin masih bisa bertahan tapi sampai kapan? Samapai kapan itu akan terwujud
pada akhirnya akan muncullah dilemma yang akan sulit buat kita atasi.
Oleh karena itu, motiv
agama di jadikan street oleh nabi.
فَاظْفَرْ
بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكْ….
Artinya:…”Pilihlah
yang beragama, maka kau akan beruntung, (jika tidak, semoga kau) menjadi miskin”
Pilihlah
agama sebagai titik sentral, sebagai pilihan utama. Kalo agamanya kuat walaupun
rupanya sederhana, tapi karena nilai agamanya kuat dia bisa menyenangkan hati
suaminya dia bersolek untuk kepentingan suaminya dia taat kepada suaminya,
berharta anak orang kaya untuk membantu perjuangan suaminya. Tapi, kalau tidak
ada modal agama, rupa yang cantik bisa menyengsarakan suami, apalagi suami kere
sedangkan istrinya sudah cantik kaya, ataupun tidak kaya. Kadang-kadang udah
suaminya suruh ngempu dirumah, bininya yang kerja. Yah kalo kerja sih mending,
tapi kalo dikerjain? Ituh !!, itu yang repot.
Sodara
hadirin dan hadirat yang saya hormati.
Dan hal
semacam ini bukan satu atau dua kasus. Alangkah malangnya kalo sudah terkena
hal seperti itu, akhirnya seperti pengakuan sahabat kepada nabi itu, mau
diceraikan cinta saya sudah kadong medok benner rosul, fak di ceraikan hati
saya ngebet, pegel. Simalakama jadinya.
Jadi,
oleh karenanya agama. Kalaupun dia cantik walaupun miskin tapi agamanya kuat
dia bisa memelihara kehormatan diri. Dia kaya, agamanya kuat hartanya di
salurkan di jalan Allah. Karen aitu agama jadikan pilihan utama.
Dan
ukuran agama itu bukan jilbab loh, ya kadang-kadang ada juga yang jilbabnya gak
pernah lepas, tapi kamoflase saja itu. Itupun penampilan sekedar penampilan
saja, cuman dari segi aurat memnag lebih baik dan lebih utama dan saya kira
lebih mengundang penasaran toh. Durenkan kalo udah di buka kliatankan isinya,
“Eh model begitu, udah!”. Tapi kalau masih rapat itu yang yang rasanya kita pengen
buka timbul tantangan, ‘Gua pengen tau isinya’, rasanya juga begitu.
Sama
saja dengan pakaian klao di bungkus dengan plastic di taro di etalase adanya di
took mol serba ada, tau kita itu kalo itu barang mahal nih. Biar punya duit
kita mau nawar ragu-ragu takut nggak cukup, tapi kalau barang sudah di buka di
jalanan di obral di pinggir jalan, murahan. Seribu tiga biji masih di campur
odol yang begituan sih biar nggak punya duit kita berani bangat nanya, nawar,
megang lagi nyemek!. Berapa duit ni bang? Kenapa? Barang sudah terbuka.
Jadi,
sodara-sodara syukur kalau keempat-empatnya terkumpul dalam jodoh yang sodara
cari, sudah rupanya cantik, kaya, keturunan orang baik-baik, agamanya kuat.
Nah, syurga dunia itu, yang begitu cari. Kalo ada yang begitu saya juga mau
nambain atu lagi.
Tapi
yang kumpul keempat-empatnya ini terus terang saja langkah sodara, termasuk
mahluk langkah ini. Kadang-kadang cantik, kaya, keluarganya hebat, agamanya
Nol, ahlaknya kaya setan. Tapi yang paling celaka kalo keempat-empatnya kagak
ada, rupanya jelek, melarat, bapaknya biang maling, kagak beragama lagi apanya
yang mau dipilih? Mampus saja mendingan.
Sudah
nggak ada pilihan sama sekali toh? Sudah nggak ada sama sekali,.
Sodara
hadirin yang saya hormati terutama adik-adik remaja.
Nah,
motivasi agama dalam pembinaan ini apa? Agama inikan memberikan contoh bahwa
perempuan yang baik itu, yang ingin kita jadikan sebagai ideal dalam pencarian
jodoh tandanya ada tiga:
Dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau
berkata:
قِيلَ: يَا
رَسُولَ اللهِ، أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ ؟ قَالَ: ” الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا
نَظَرَ، وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلَا تُخَالِفُهُ فِيمَا يَكْرَهُ فِي
نَفْسِهَا وَمَالِهِ
“Ditanyakan kepada Rasulullah:
“Wahai Rasulullah, siapa yang
disebutkan sebagai wanita yang baik?”
Maka Rasulullah pun
bersabda:
“Yakni yang
menyenangkan suami apabila dipandang, mentaati suami apabila diperintah, dan
tidak menyelisihi suami dengan sesuatu yang tidak disukainya pada dirinya serta
hartanya.” (Musnad Ahmad, no. 7421, 9586, 9658. Sunan
An-Nasaa’i, no. 3231)
Dari
hadis diatas ada tiga hal yang mejadi tanda perempuan yang ideal dalam
pencarian jodoh:
Pertama,
menyenangkan hati apabila dipandang, dia bisa menggembirakan hati hati suaminya
ketika suaminya memandangnya. Kan ini yang penting buat seorang suami kalo sodara nanti jadi suami mempunyai istri
yang menjadi partner setia mendampingi suaminya. Kalo dilihat nggak mbosenin,
kenapa? Dia berdandan untuk nyenangin hati suaminya, nggak mbosenin. Kan
kadang-kadang ada bini kalo kita pulang demmek aja potongannya. Ini yang bikin
suami nggak betah dirumah, karena yang begini ini.
Adapun
perempuan yang beragama apabila dipandang oleh suaminya dia pandai menyenangkan
hati suaminya, andaikata suaminya dalam kesulitan dia tidak menambah beban
dalam kesulitan paling tidak bisa memberikan satu bantuan moril untuk
mengurangi beban kesulitan daripada suaminya.
Suami
pulang dagang, misalnya dan Rugi kata istrinya, ”Romantika bang,
sekali-sekalilah masa selamnya dagang mau untung besok siapa tahu untung lebih
besar”. Kan meringankan toh?. Ini kadang-kadang nggak, suami pulang dagang dari
pasar, panas, rugi, sampai rumah bini pidato platar-plotor, “Lu dagang rugi,
emank lu laki goblok!”. Sudahlah dio pasar rugi dirumah di goblok-goblokin ini
nanti kena penyakit Broken Home yang begini ini.
Padahal
kesuksesan di kantor, kesuksesan dui pasar, kesuksesan di medan tugas selalu
dimulai dari kesuksesan dan ketenangan dari rumah tangga. Dia berhias untuk
kepentingan suaminya tidak terlalu berlebihan dan suaminyapun pandai menghargai
isterinya dengan kata-kata yang menimbulkan gairah dan semangat, melihat
istrinya bersolek “Ah, kamu makin cantik saja” jangan juga kadang-kadang suami
ngeliat suami pulang kantor liat istrinya dandan rapi, “tumben lu mau mbekasin
amau mbekasin katanya. Artinya apa ini? Pandai menggembirakan bisa tenggang rasa, bisa berbagi rasa,
sehingga suami merasa ada tempat dia bertukar pikiran, ada tempat dia
membicarakan persoalan dialog dalam kehidupan berumah tangga itu sangat
diperlukan.
Dikasih
uang lima ratus senyum, lima ribupun ketawa, menggembirakan dia bisa walau taro
kata hatinya kesel, tapi mulutnya senyum. Nah ini yang sulit ini, senyum tapi
kesel kesel tapi senyum, lah kadang-kadang isterikan kalo kesel suami pulang ndak
bisa dia menyembunyikan kekesalahnnya. Dari jauh suami sudah tahu ini, ‘ini
yang nyambut bemo ini, udah monyong, serem!.
Kedua, Bila
diperintah dia taat, ini pengaruh Agama sehingga nabi mengatakan:
لَوْ كُنْتُ آمِرًا لِأَحَدٍ أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ
الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
Artinya: “Seandainya aku boleh memerintahkan
seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku akan memerintahkan istri
untuk sujud kepada suaminya.” (Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan ia berkata,
“Hadits ini hasan.”)
Kenapa
sampai disuruh untuk sujud kepada suaminya oleh nabi? Karena begitu besar hak
suami atas dirinya. Untung saja sujud kepada manusia tidak boleh, seandainya
boleh maka seorang istri disuruh sujud kepada suaminya. Jaman sekarang
boro-boro sujud cium tangan saja minta rido suami kadang-kadang perempuan
sekarang berat paling banter setahun sekali lebaran doing. Laki pulang
sembahyang, numbruk cium tangan minta rido nangis segala macam tiga hari habis
lebaran beras habis monyong lagi saja.
Ketiga,
Dia sanggup memelihara kehormatan diri, dan sanggup menjaga harta suaminya
memelihara kehormatan diri baik pada saat suaminya dirumah ataupun pada saat
suaminya tidak ada dirumah.
Sodara
hadirin yang saya hormati.
Ini motivasi
agama agama, jadi kecantikan dhohir yang diimbangi dengan kecantikan batin,
oleh karena penmgaruh agama tadi kalo sudah kemari orang ndak perlu mikir-mikir
operasi plastic. Orang tidak perlu lagi pake susuk-susukan, di pasang di bibir
supaya kalo senyum orang gempor supaya kalo ngomong orang percaya di pake di
kuping tidak peru lagi. Pake jampi-jampi pellet-peletan supaya kalo di ludahin
orang ngikut, nggak perlu lagi. Kenapa? Cinta itu nature sesuatu yang alamiah
yang tidak bisa dipaksakan dia kudrati
karunia dari Allah, tidak bisa cinta di
paksakan kalopun bisa dipaksakan dengan ilmu pellet sodara bisa membuat orang
jatuh cinta yah dua tiga hari, kesananyaapa yang akan terjadi? Kelanggengan tidak
akan pernah terwujud, kenapa? Keterpaksaan yang akan timbul dalam kondisi
semacam itu rumah tangga tidak akan mengalami ketenangan dan ketentraman. Jadi,
biarkan cinta berjalan secara alamiah karena dia memnag alamiah.
Sodara-sodara
kaum muslimin rahimakumullah.
Nah,
sekarang jika sudah ketemu nih yang empat tadi, apa yang harus kita lakukan? Apa
pake pepatrah sekarang? Aku lihat, aku pikat, aku dapat, aku sikat, aku
minggat, bangsat !. itukan ada moto cinta kilat itu, cinta kilat katanya. Atau kita
harus hanyut dalam frilex, free sex, samaliven, eksperimen dulu? Tidak!. Islam menganjurkan
kalau memang srek, “nah ini rasanya ininih mantep gue nih” bukan begitu, apa
yang diajarkan islam? Meminang.
Sodara-sodara,
meminang adalah langkah awal untuk
mengikat tali pernikahan, di izinkan meminang dan di dalam meminangpun
diizinkan untuk melihat Cuma kalo boleh ya syaratnya itu waktu melihat itu
jangan sampe ketauan si perempuan yang akan kita pinang itu, untuk apa
meminang?
Pertama,
untuk yakin, yakin bahwa perempuan yang akan kita inginkan ini sudah kumpul
syaratnya itu tidak ada cacatnya. Kedua, untuk memperkuat tekad hidup
berumah tangga diperlukan meminang, adapun akad itu berbeda. Tapi, bahwa konsep
meminang itu ada dalam islam, itu jelas. Yaa kalo mesti bawa pisang raja, pake
roti buaya, pake martabak segede ban mobil trek segala itu adat saja tapi yang
rill meminang itu ada dalam islam.
Nah, bagaimana adat meminang? Setelah
kita tahu anak ini, cantiknya iya, keterunan baik, ya kekayaan lumayan agamanya
kuat. Pinanglah dia caranya boleh liat langsung, lihat langsung tampa setahu
perempuan dan batas yang boleh dilihat itu, muka dan tangan itu saja.
Jadi, jangan gerusak gerusuk minta
permisi, “Pak, saya mau lihat anak bapak seutuhnya soalnya buat saya ini nanti”,
lalu apanya saja di bedolin, jangan!. Kira-kira yang boleh itu muka sama tangan
andai kata kita rishi, sebab nanti kalo nggak jadi akan timbul rasa malu dan si
perempuan juga kasian boleh mengutus perempuan lain yang kita percaya.
“coba kamu kesana lihat kondisinya
yang sebenarnya bagaimana, kalo ngelihat dari jauh sih utuh siapa tahu nanti
tangannya kurang sebelah coba lihat sana”, sodara-sodara, kemudian boleh juga
di tanyakan kepada orang tuanya dan dalam hal ini orang tua si gadis tidak
boleh menyembunyikan aib atau cacat yang dimiliki oleh anaknya. Dia harus menceritakan
apa adanya sampaipun kekurangan anaknya yang kecil sekalipun, sebab apa? Jangan sampai ada istilah pepatah beli kucing
dalam karung kedengaran suaranya doing meong-meong begitu di buka tu kucing
sebelah kakinya nggak ada.
Tentunya kita tidak pengen kecewa di
belakang hari itulah perlunya meminang, sebagai jembatan untuk menuju kepada
pernikahan. Nah, dengan demikian kalo usaha meminang ini sudah dilaksanakan
jangan merasa sudah setengah resmi.
Ini yang kadang-kadang jadi
penyakit, malah sesudah meminang harus masing-masing lebih menjaga diri menjaga
kehormatan, menjaga pergaulan. Kenapa? Agar saat memasuki jenjang pernikahan
nanti merupakan jenjang yang sangat di tunggu-tunggu. Ada keinginan untuk tahu,
kalau tidak? Yaudah biasa, nggak giroh lagi ngadap perkawinan, kenapa? “Kemarin-marin
gue dah cobain”.
Hilang gairah lagi, sebab itu kalau
sudah meminang jangan merasa sudah merasa setengah halal, “ah udah minang ini
ah, kadang-kadang orang tua juga konyol, sudah di pinang diumbar “lu mau bawa
kemana kek lu udah pinang”. Padahal meminang itu langkah awal, sedangkan
selanjutnya harus lebih berusaha menjaga diri masing-masing.
Demikianlah yang bisa saya
sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan.
وَ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar