Jumat, 13 Juli 2018

Bahaya pergaulan Bebas (Free sex).



TEMA : BAHAYA PERGAULAN BEBAS (FREE SEX).
 السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَ كَا تُهُ
 اَلْحَمْدُ لله اْلمَلِكِ اْلحَقَّ الْمُبِينِ. الَّذِي حَبَانَا باِلْإِيْمَانِ وَاْليَقِيْنِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, خَاتَمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنِ, وَأَصْحَابِهِ اْلاَخْيَارِ أَجْمَعِيْن, وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىٰ يَوْمِ الدِّيْنِ. أمّابعد.
       Hadirin-Hadirat ma’siral muslimin rahima kumullah.
       Segala puji bagi Allah, Al-Malik Al-Haqq, Al-Mubin yang memberikan kita iman dan keyakinan sehingga kita dapat memeluk islam yang kita cintai dan banggakan
       Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah dan limpahkan kepada baginda agung, penutup para nabi, penyempurna risalah, Baginda Rasulullah Muhammad Saw.
       Hadirin-Hadirat ma’siral muslim rahima kumullah.
       Di jaman rasulullah saw. ada seorang pemuda bernama Ikaf bin Khalid. Ia seorang pemuda yang ganteng, sehat, tidak impoten, suka bergaul dengan wanita, suka pesta dan ia memang orang kaya. Ia selalu menunda-nunda perkawinan dengan berbagai alasan-alasan yang tidak syar’i. Sampailah keadaan Ikaf bin Khalid ini kepada Baginda Nabi sehingga ia dipanggil oleh Baginda Nabi. Setelah sampai ditanyalah Ikaf bin Khalid ini.
Rasul: Hai Ikaf !
Ikaf: Saya, Ya Rasullullah.”
Rasul:“Kau sudah punya istri?”
Ikaf: Belum, Ya Rasulullah.”
Rasul: Juga tidak punya budak sahaya?”
Ikaf: Tidak, Ya Rasulullah.”
Rasul: Dan badanmu sehat?”
Ikaf: Sehat, Ya Rasulullah.”
Rasul:” Kalau demikian kau adalah teman setan. Ada dua pilihan, Ikaf. Engkau menjadi Nashrani, dalam arti meninggalkan hidup perkawinan. Atau jika kamu ikut golongan kami, kau harus mengikuti tata cara kehidupan kami. Dan salah satu tata cara kehidupan kami ialah dengan melaksanakan perkawinan.” Kemudian Rasulullah mencarikan seorang gadis untuk Ikaf yang bernama Karimah Binti Kultsum Al-Humairi dan akhirnya menikahlah ikaf bin khaliq ini.
        Dari riwayat singkat ini, Rasulullah SAW. melihat bahwa Ikaf bin Khalid ini  lazimnya barangkali di zaman sekarang dinamakan kehidupan dari orang-orang yang gemar melakukan free sex, hidup bersama tanpa melakukan pernikahan, ia sehat, ia kaya dan ia suka bergaul dengan wanita sehingga gaya hidup yang demikian ini dikecam oleh Rasulullah SAW. Dua pilihan ditawarkan, menjadi pendeta Nashrani yang bebas dari ikatan perkawinan atau kalau mau menjadi muslim ikutlah cara hidup kami, kata Rasul. Dan salah satu cara hidup orang islam adalah dengan melakukan perkawinan.
       Sebagaimana yang kita maklum, bahwa manusia adalah makhluk berketurunan terus-menerus, makhluk dengan dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Keduanya jelas saling memerlukan dan juga saling membutuhkan. Kita laki-laki perlu perempuan. Perempuanpun memerlukan laki-laki. Walaupun perempuan lebih pintar berpura-pura daripada laki-laki. Biasanya kalau laki-laki jika sudah jatuh cinta paling kurang satu RW tahu. Kesana bicara, kesini bicara. Sedangkan perempuan lebih pandai menyimpan perasaannya.
       Pada laki-laki diciptakan zat yang bernama spermatozoa dan pada perempuan terdapat indung telur yang dinamakan ovum. Kedua zat itu harus bertemu, dan untuk itu Allah Subhanahu Wata’ala menciptakan kekuatan tarik menarik antara laki-laki dan perempuan. Diciptakan laki-laki dalam biologis yang laki-laki. Dan diciptakan perempuan dalam biologis yang perempuan, lemah gemulai, lembut, menarik, ayu, denok, geboy.
Diciptakan maghnet yang merupakan kekuatan tarik-menarik antara laki-laki dan perempuan. Dan bila ada persesuaian maka terjadilah persatuan tubuh yang disebut coitus. Bila pada saat itu kebetulan terjadi pengeluaran ovum maka kedua zat itu akan bertemu dalam diri perempuan, dan inilah yang dinamakan konsepsi yakni permulaan pembinaan jasmaniah makhluk baru dalam rahim seorang perempuan. Inilah makna firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 1 yang berbunyi :
يآٰ يُّهَاالنَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْ جَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاًكَثِيْرًا وَّنِسَآءَۚ وَاتَّقُوْاللهَ الَّذِي تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَالْأَرْحَامَۗ اِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا (النّسآء : 1 )
Artinya:Wahai manusia bertaqwalah kamu kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, kemudian diciptakan dari diri yang satu itu pasangannya dan dari keduanya berkembang biaklah manusia menjadi bersuku-suku dan berbangsa-bangsa.” ( Q.S. An-nisa : 1)
Pada contoh lain, dari proses pembentukan jasmaniah makhluk manusia dalam rahim ini Al-Baqarah ayat 223 menjelaskan bahwa seorang laki-laki adalah seperti petani. Seorang perempuan adalah seperti ladang. Petani adalah yang mencangkul sawah, menebarkan benih. Sementara ladang adalah tempat bersemayam benih-benih itu, tempat dia tumbuh dan berkembang membawa manfaat bagi kehidupan ini. Dengan bahasa yang indah Al-Qur’an mengatakan:
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلَاقُوهُ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
Artinya: “Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman”. (Qs. Al-Baqarah: 223).
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah.
Belakangan ini orang-orang sering membicarakan pendidikan sex bagi anak-anak. Menurut pendapat saya, walaupun itu diperlukan tapi tidak harus dilakukan secara menggebu karena masih banyak hal-hal mendesak lainnya yang lebih perlu dibicarakan daripada memikirkan bagaimana memberikan pendidikan sex kepada anak-anak kecil.
Barangkali yang sering bertanya tentang sex hanya terbatas kepada anak-anak kecil di kota-kota besar, yang oleh perkembangan teknologi dan komunikasi, daya pikirnya sudah sedemikian maju, tetapi berapa ribu jumlah anak kecil yang semacam itu? Selebihnya puluhan juta anak-anak kecil yang tinggal di daerah-daerah terpencil di provinsi-provinsi lain di luar keramaian, yang sama sekali belum perlu untuk hal-hal yang semacam itu.
Haruskah untuk membela yang seribu atau dua ribu orang ini saja lalu kita mengabaikan yang puluhan juta adanya? Kita harus bisa membicarakan bagaimana kurikulum yang mapan. Kita harus membicarakan bagaimana sistem pendidikan yang memadai.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah.
Al-Qur’an sendiri berbicara soal sex tapi gaya bahasanya sopan, ajaran yang terkandung di dalamnya luhur dan tidak terbuka blak-blakan. Tidak seperti pendidikan seks saat ini yang bebas. Jika cara mengajar seperti ini dilanjutkan, saya khawatir disalahgunakan nantinya. Maklum ya, yang namanya anak-anak, sifat yang menonjol pada dirinya itu adalah hubbuttaqlid, yaitu senang meniru. Apa yang dia lihat, apa yang dia baca, apa yang dia tonton biasanya ingin ia terjemahkan dalam kehidupannya. Kadang-kadang kalau habis baca komik Superman, dia kepengen jadi Superman. Itu anak kecil. Habis baca buku Si Buta dari Gua Hantu, pengen jadi Si Buta dari Gua Hantu, dia nyari kayu bikin tongkat. Biasa. Itu yang namanya watak hubbutaqlid.
Sekarang kalau kepada anak-anak seperti itu sudah diberikan pendidikan sex, saya khawatir, kadang-kadang tidak diberitahu saja sudah lancang apalagi kalau sampai dilakukan pendidikan sex, khawatir disalahgunakan.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah.
Kesenangan melakukan hubungan seksual digerakkan oleh satu energi, oleh satu kekuatan dalam diri manusia yang dinamakan insting seksuil atau libido. Dan libido merupakan energi yang terbesar dalam tubuh manusia. Ini harus disalurkan. Sebab kalau tidak itu sangat bahayyyyyaaaa. Sodara tahu bahayya itu lebih bahaya dari yang bahaya pake tasydid dia, Bahayya.
Insting seksuil apabila tidak disalurkan bisa menimbulkan berbagai macam gejala-gejala yang bisa mengganggu kesehatan diri atau mengganggu lingkungan. Nah, islam tahu itu. Islam pun tidak ingin menghilangkan nafsu. Islam memberikan legitimasi penyaluran libido, penyaluran insting seksual melalui pintu yang disebut nikah. Dengan demikian nikah merupakan pintu legitimasi untuk manusia di dalam ia menyalurkan insting seksual atau libidonya atau kecenderungan melakukan hubungan seksual.
Tetapi, Saudara-saudara oleh karena yang namanya nikah itu tidak hanya berisi tentang hubungan seksual juga berisi tanggung jawab dan kewajiban, berisi hak dan pengertian, berisi ketenangan dan sebagainya maka orang pada umumnya biasanya ingin mencari resiko yang lebih ringan.
Hubungan seksnya mau, nikahnya ogah. Sebab apa? Karena nikah itu tidak hanya tentang hubungan seksual saja karena harus berisi tanggung jawab, hak dan kewajiban, penyantunan sandang pangan, perlindungan dan lain sebagainya. Namun banyak orang yang mengambil jalan pintas sehingga terjadilah kecendurangan gaya hidup yang disebut samen liven. Yang berangkat dari free love, untuk kemudian mengarah kepada free sex, hidup bersama tanpa diikat oleh tali pernikahan. Akhirnya apa? Kalau dirasakan cocok, ya terus. Kalau tidak cocok, ya bubar. Tidak ada satu ikatan spiritual.
Kalau demikian halnya maka manusia tidak berbeda nilainya daripada makhluk bernama binatang, yang penyaluran insting seksuilnya tidak perlu diikat dengan pintu yang bernama nikah. Orang ingin mengambil jalan pintas, potong kompas, mau enak lalu tidak mau resiko. Hubungan seksualnya mau, tapi kemudian pernikahannya tidak mau. Akibatnya terjadilah prostitusi, pelacuran meningkat dan atau terjadi pergaulan bebas.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah.
Islam pada hakekatnya memberikan alternatif sehingga nabi mengajarkan dalam satu hadits:
عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ لَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ ! مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ , فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ , وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ , وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ; فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: ”Abdullah Ibnu Mas’ud رضي الله عنه berkata: Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda pada kami: “Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu.” [Muttafaq Alaihi].
َلْبَاءَةَ disini diartikan nafkah, nafkah apa? Nafkah zohir, nafkah batin itu arti ba’ah. Jadi jangan lupa ini barangsiapa diantara kamu para pemuda yang sudah mampu memberikan nafkah, baik zohir maupun batin hendaklah ia melakukan perkawinan.
Kadang-kadang ada anak muda nekad banget, dia tidak memahami yang namanya ba’at tapi tetap ingin menikah. Ba’at ini adalah nafkah dzohir dan bathin. Nafkah dzohir adalah tercukupinya sandang, pangan, papan dan perlindungan. Sedangkan nafkah bathin adalah kasih sayang, pengertian dan hubungan seksual. Kalau hanya dasarnya hubungan seksual saja maka pada dasarnya setiap orang akan mampu. Tapi kan tidak hanya itu modal untuk perkawinan.
وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ  Apabila tidak mampu memberikan nafkah maka hendaklah berpuasa.  Sebab apa? Esensi puasa adalah kemampuan mengendalikan hawa nafsu. Umpamanya ada pemuda, badannya sehat, tidak sakit tetapi dia belum mampu memberikan nafkah sementara temperamennya ternasuk ‘tegangan kelas tinggi’. Nggak boleh kecolek sedikit mau ngederdet aja maka yang semacam ini oleh nabi فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ Maka pemuda itu harus berpuasa. Karena puasa dapat mengendalikan diri.
Saudara-saudara, apabila puasa ini pun dirasakan berat maka ada cara lain untuk menetralisir libido. Kecenderungan melakukan hubungan seksual dapat diredam dengan melakukan olahraga. Dengan melakukan olahraga maka hormon yang membentuk libido tersalurkan dan terkuras melalui energi pada saat melakukan gerakan-gerakan olahraga. Atau dengan cara lainnya yaitu menjauhi hal-hal yang dapat merangsang hubungan seksual.
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra Ayat 32 yang berbunyi:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. (Qs. Al-Isra: 32).
Jangan mendekati zina. Mendekati zina artinya mendekati hal-hal yang bisa membawa kita kepada perbuatan zina. Termasuk misalnya membaca tulisan porno, menonton blue film atau film seks, ngintip perempuan, nah ini juga penyakit. Hal tersebut merupakan larangan mendekati zina.
Kalau hal-hal tersebut didekati maka besar kemungkinan kita akan terperosok ke dalamnya. Sehingga pepatah bilang, kalau takut jatuh ke sungai jangan main di pinggir sungai, kalau takut ombak jangan berumah di tepi pantai. Kalau takut zina maka janganlah melakukan hal-hal yang dapat membawa kita ke dalam perzinahan.
Nah, saya merasa prihatin bahwa di mana pun di dunia ini, modernisasi dan kemajuan sering membawa proses pergeseran nilai dan cepatnya arus komunikasi. Apa yang terjadi di Amerika hari ini akan kita tahu hari ini. Apa yang terjadi di Eropa hari ini dapat kita saksikan hari ini. Proses komunikasi yang sedemikian canggih membawa dampak proses pergeseran nilai dalam diri dan kehidupan manusia. Akibatnya dia banyak tahu, dia banyak melihat, dia banyak mendengar. Kalau dia tidak punya filter maka dia akan mudah terhanyut dan tergeser dari nilai-nilai dan tuntunan ajaran agamanya.
Maka dengan demikian, saudara-saudara, islam memberikan legitimasi terhadap penyaluran insting seksual melalui pintu yang disebut nikah. Dan islam mencela apa yang disebut dengan samen liven, free love, atau free sex alias hidup bersama tanpa melakukan pernikahan. Apa yang akan terjadi dalam kehidupan ini? Apabila manusia bergaul sebebas-bebasnya tanpa terikat lagi oleh norma dan kaedah kehidupan beragama. Sudah cukup banyak korban bergelimpangan dari arus yang namanya pergaulan bebas dengan dalih new morality, kebudayaan moral baru yang terlepas dari bimbingan kehidupan beragama.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah.
Dulu zaman kakek kita, itu kalau pacaran biasanya yang lelaki di luar, yang perempuan di dalam. Paling-paling pagar dibolongin. Yang laki-laki memasukkan jarinya ke pagar, nanti perempuan itu memegang jari si lelaki dari dalam. Cuma beradu tangan doang, endahnya bukan maen.
Sekarang, saudara-saudara, saya lihat seperti membeli sepatu. Orang beli sepatu curang banget, beli mah belum tentu jadi, nyadengin hayoo ajha. Kalau sepatu barangsekali di sedengin tidak ada bekasnya, tapi kalau anak orang disedengin, Allahuakbar yah sedeng sih sedeng.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah.
Terhadap pintu legitimasi ini boleh dilakukan pernikahan jika manusia sudah sanggup memberikan nafkah dzohir atau bathin. Kalau itu tidak bisa ia lakukan maka hendaklah ia menjaga diri dari hal-hal yang dapat menjerumuskan dia ke dalam zina. Bisa dengan puasa, bisa dengan memperbanyak olahraga, bisa dengan menggiatkan belajar, study club atau diskusi.
Pepatah mengatakan, ada tiga hal yang dapat membawa kerusakan. Disebutnya 3 kosong yaitu kosong iman, kosong kantong, kosong perut. Tiga kosong ini yang sering membawa kerusakan dalam diri manusia. Motif dari berbagai kejahatan yang terjadi adalah karena ketiga kosong ini. Orang bisa jatuh ke tempat zina, bisa jatuh kepada korupsi, perampokan, pencurian dan berbagai macam tindak kriminal lainnya.
Pertama, kosong iman. Kalau sudah kosong iman, ini adalah kosong yang paling berbahaya. Dia tidak ada lagi yang ditakuti. Polisi? Apakah selamanya polisi mengikuti dia? Jelas tidak. Kalau sudah kosong iman maka sudah tidak ada lagi norma yang diindahkannya.
Kedua, kosong kantong. Jika orang kosong kantong maka ia mudah gelap mata. Bawaannya sudah uring-uringan.
Ketiga, kosong perut. Kosong perut ini berupa lapar, kemiskinan. Kosong perut dapat membuat orang jadi jahat, bisa membuat orang jadi pelacur, bisa membuat orang jadi koruptor, bisa membuat orang jadi penjahat. Semua hal tersebut didasari motif karena kosong perut.
Dari tiga kosong ini yang berbahaya adalah kosong iman. Perut kosong, kantong kosong tapi iman penuh maka masih ada rem. Kantong kosong, perut kosong dan iman kosong juga maka dia tidak memiliki rem lagi dalam kehidupannya. Hampir segala macam motif kejahatan yang terjadi di pentas dunia ini umumnya karena tiga kosong ini tadi.
Sekarang ini pergaulan bebas bukan semata-mata karena orang lapar, bukan karena orang perlu uang, tapi kadang-kadang ada karena motif memperturutkan hawa nafsu. Kalau sudah kesana maka itu adalah kosong iman. Ada tante-tante girang atau ada om-om senang.  Kurang uangkah mereka? Tidak, mereka punya uang. Laparkah mereka? Tidak, perut mereka kenyang. Lalu apa yang kosong? Kantung penuh, perut penuh. Tapi iman mereka yang kosong. Maka terjadilah proses-proses yang bernama penyimpangan-penyimpangan seksual dari pintu legitimasi yang diberikan oleh agama tadi. Kadang-kadang iman juga tertekan. Karena perut, perosalan ekonomi atau memang karena kosong dari kesibukan-kesibukan lain.
Kosong katong, motivasi ekonomi ini seluruhnya bisa menjadi motivasi utama seluruhnya dari terjadi berbagai macam penyimpangan karenanya islam memberikan pintu legitimasi lewat jalan yang disebut nikah, sehingga nabi mengajarkan, ‘Hai pemuda siapa diantara kamu yang sudah mampu memberikan nafkah baik dhohir maupun batin hendaklah dia melakukan perkawinan lebih memelihara pandangan, lebih memelihara kehormatan diri. Dari segi pandangan lebih terpelihara, dari segi kehormatan diri juga lebih terpelihara diberikan pintu legitimasi yang halal yang bernama nikah.
Sesuatu yang di dapat dengan cara yang halal menikmatinyapun enak, tetapi sesuatu yang di dapat dari cara yang yang tidak halal menikmatinyapun tidak enak. Contoh yang paling dekat kucing, kucing ya! Kalo memang ikan boleh nyolong dia, nyolong dia curi di dapur ikan itu, makannya gak tenang dia, matanya platat plotot, ada kaleng jatuh lari kenceng benner dia. Rupanya kucing sendiri tau kalau yang dimakan barang curian. Tapi, kalau ikan kita kita yang kasih, kita yang kasih tu ikan, kucing gledek bunyi anteng aja dia. Kenapa? Dia tahu benar ikan yang dia makan itu, ikan yang di dapat dari pemberian orang, resmi, formal, sah.
Begitu juga hubungan seksual ini kalau resmi di ikat dengan tali pernikahan, orang tenang-tenang saja, aman, nyaman, enak, tentram. Tapi kalo yang nyolong-nyolong liatin dah, lagi di bawah pohon pisang mana nyamuk gede-gede bangat, grusak-grusuk, hansip lewat kabur dia, padahal hansipmah lagi ronda. Tapi ada semacam perasaan bahwa ini belum waktunya, itu yang tidak bisa mendatangkan ketenangan dalam menikmati hubungan seksual itu tadi.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah.
 Lalu, apa akibat yang timbul dari pergaulan bebas atau free sex ini?:
Pertama, hilangnya ketentraman hidup. Mungkin orang lain tidak tahu, hansip tidak lihat, orang tua bisa kita bohongi tapi ketentraman atau was-was apalagi kalau kita merasa bahwa ini akan menimbulkan suatu akibat misalnya terjadi kehamilan. Si laki-laki tidak tenang, khawatir kalau nanti dituntut. Si perempuan juga setelah melakukan free sex akan mengalami ketidaktentraman hidup.
Apalagi kalau dia harus kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya yaitu kegadisan/keperawanannya katakanlah seperti itu. Sesuatu yang semestinya dijaga dan dijunjung tinggi tapi kadang-kadang memang cinta. Inilah yang namanya cinta, sehingga cinta itu katanya buta, apa saja terasa jadi indah, apa saja diserahkan. Akibatnya mahkota yang paling berharga sering hancur berantakan sebelum pada waktunya. Akhirnya ketentramannya hilang, hidupnya gundah dan gelisah.
Pada mulanya memang dia tidak merasa, cerah, segalanya menjanjikan dan menyanyikan keindahan namun setelah proses pergaulan itu terjadi dia kehilangan kegadisannya, si pemuda resah dan si gadis pun gelisah. Apa yang dia tunggu? Jangan-jangan, jangan-jangan, jangan-jangaaan, biasanya di tanggal sekian si gadis itu haid tapi sekarang tidak, wadduh jangan-jangan, jangan-jangan ini. Maka makin meranalah dia. Tidak ada lagi ketentraman dalam hidupnya. Akibatnya kegelisahan itu lalu tumbuh dalam hidupnya. Kerjanya tiap hari hanya termangu-mangu.  Menunggu dan menunggu dari waktu ke waktu tapi yang ditunggu tak mau tahu. Akan bicara lidahnya terasa kelu. Sedang waktu terus berlalu, hatinya terasa pilu bagaikan diiris dengan sembilu. Mau keluar rasanya malu. Salah elu. Kenapa gak sabar nunggu penghulu. Iya toh? Salah ellu, kenapa nggak sabar nunggu penghulu.
Bacalah surat-surat kabar, sudah berapa banyak gadis-gadis bergelimpangan jadi korban. Berapa banyak sudah bayi-bayi yang lahir ke dunia ini tanpa tahu kemana ia harus memanggil bapak. Apakah deretan jumlah korban ini masih harus terus bertambah, bertambah dan bertambah?  Dengan dalih modernisasi, dengan dalih kemajuan zaman, dengan dalih kebebasan pergaulan, dengan dalih emansipasi lalu menginjak moral yang seharusnya kita junjung tinggi-tinggi sampai kemudian merendahkan harga diri kita sebagai manusia. Semua hal tersebut dapat membuat hilangnya ketentraman dalam hidup.
Kedua, berjangkitnya penyakit kelamin. Penyakit yang saudara-saudara tentu tahu namanya yaitu Raja Singa. Barangkali sekarang sudah ada suntikan pinisilin, boleh jadi. Atau pil KB untuk mengatur saat-saat seorang perempuan untuk menstruasi, boleh jadi. Tapi obat atau alat-alat itu jika disalahgunakan bisa merangsang terjadinya pergaulan bebas dan terjadinya penyakit kelamin.
Pada lain segi, Saudara lihat saja, sering dicontohkan jika pagi-pagi PLN buat pengumuman, “nanti malam listrik akan mati di seluruh kota”. Kita menjadi tahu. Ini nanti malam listrik bakalan mati. Pagi-pagi kita sudah beli batrei senter. Dari pagi sampai sore kita nyalakan terus itu lampu senter dan batreinya di sorotin teruus. Padahal masih siang.
Apa yang terjadi? Nanti magrib datang dan malam tiba ketika kita menyalakan lampu senter, baterainya sudah lemah dan lampu senternya sudah tidak menyala dengan terang. Kenapa? Karena dari siang lampunya menyala terus. Belum waktunya dinyalakan tetapi sudah dinyalakan. Hal tersebut sama dengan kita. Belum nikah, dipakeeee… terus. Mumpung masih siang, nyorooot terus lampunya. Itu nanti kalau sudah malam dan masuk pintu pernikahan, ‘batre si cowok’ bisa soak. Mau nyorot lagi? Lah remeng-remeng. Sudah tidak punya daya ketika dia nikah. Cuma celam-celam doang. Kata orang cuma assalamualaikum doang. Gak masuk udah keluar lagi udeh, permisi doang.
Saudara-saudara  hadirin yang saya hormati.
Jadi itu juga termasuk salah satu jenis penyakit yang nantinya tentu akan merusak dan mengganggu keharmonisan hidup berumah tangga. Apalagi kalau sudah di tempat-tempat prostitusi umum yang segala macam jenis orang bisa tumplek blek disana. Kita bisa bayangkan jenis penyakit yang dapat tumbuh disana. Jadi dengan demikian, saudara-saudara, bahaya kedua dari free sex ini adalah bisa menimbulkan penyakit kelamin.
Ketiga, kelangsungan keturunan. Apalah dosanya anak-anak kita kalau mereka harus terlahir dengan membawa penyakit yang diwariskan oleh orang tuanya. Sudah kita ini bersalah, kesalahan itu diteruskan kepada anak kita. Alangkah kejamnya kelangsungan dari keturunan. Sehingga dengan demikian saudara-saudara, kalau islam membuka pintu legitimasi pernikahan maka itu memang untuk kepentingan dari kemanfaatan manusia itu sendiri.
Keempat, adalah kecanduan sex. Kita tahu bahwa free sex itu dasarnya adalah karena manusia memperturutkan hawa nafsunya dan hal tersebut sama dengan bayi. Bayi kalau tidak disapih atau diberhentikan menyusu, itu sampai SMP atau SMA dia akan ngempeng terus. Kadang-kadang seorang ibu berkata, “Aduh berat sekali lihat anak saya kalau harus disapih, kasihan dia.” Kemudian bayi tersebut tidak ia sapih hingga dewasa. Nafsu juga seperti itu. Kalau diperturutkan, tidak diblokir, ya terus, terus dan terus akan mengikuti hawa nafsunya.
Pada umumnya, tidak ada orang yang tidak ketagihan kalau sudah melakukan hubungan seksual. Sehingga ada orang terlambat nikah, ketika ditanya, “Bagaimana kamu nikah?”  Dia menjawab, “Nyesel saya.” Kemudian ditanya lagi, “Menyesal kenapa?” Dia menjawab. “Kalau tahu enak kenapa gak dari dulu aja saya nikah.”
Nah, sekarang kecanduan terhadap hubungan seksual ini akan membawa dampak.
Pertama, dia lari ke tempat prostitusi. Kalau punya uang. Andaikata pun dia kaya, hal ini jelas mengganggu ekonomi keluarganya. Kalau dia tidak termasuk orang kaya, dia bisa melakukan perbuatan negatif. Sepatunya dia jual dulu. Celananya digadai dulu. “Gak tahu ah nih, gua udah ngebet banget nih pengen…” Itu sudah mengarah kepada ekonomi.
Kelima, adalah bahwa free sex ini bisa membawa kehancuran karir. Saudara lihat ya, walaupun tidak karena free sex sepenuhnya tapi pengaruhnya dapat dirasakan. Konon Julius Caesar yang begitu gagah perkasa, dia takluk dan bertakluk lutut kepada Cleopatra. Konon Napoleon Bonaparte, Singa Daratan Eropa, kekuasaannya sangat luas, tentaranya banyak namun dia tunduk di bawah kaki Margareth Josephine. Bahkan konon Adolf Hitler yang begitu luar biasa cuma tunduk kepada Eva Brown.
Baiklah, itu sejarah masa lalu. Yang sekarang yang kita alami, betapa seorang senator seperti Gery Hart, calon presiden unggulan di Amerika, brilian, jenius, cerdas, diunggulkan, masih muda namun dia harus mundur dan hancur karir politiknya karena skandalnya dengan seorang hostes bernama Dona Rise.
Ini di Amerika lho. Di satu negara yang katanya menganut liberalisme tapi begitu tingginya dijunjung nilai moral. Kalau dia terlibat begitu, bagaimana kalau dia jadi presiden nanti. Bahkan paling belakang, Saudara-saudara, John Tower yang oleh Presiden Bush dicalonkan menjadi menteri pertahanan terpaksa ditolak oleh senat. Oleh karena skandalnya dengan minuman keras dan wanita. Saya katakan lagi, hal ini terjadi di negara yang kita katakan, yang kita tuding sebagai negara liberal, di negara yang menganut muda-mudinya pergaulan bebas namun nilai moral dituntut sedemikian luhur. Sehingga seseorang bisa mengundurkan diri dari calon presiden karena terlibat skandal. Di Inggris, pernah terjadi. Di Italia juga pernah terjadi. Seorang perdana menteri terlibat skandal dengan seorang pramugari. Sampai kemudian dia dan seluruh kabinetnya membubarkan diri. Hal ini membuat kehancuran karir bagi dirinya. Bagaimanapun lemahnya seorang perempuan, lelaki yang segede apapun mampu ia telan. Itu namanya perempuan.
Saudara-saudara. Seseorang bisa bangkit ke panggung sejarah memegang peranan dari yang tidak pernah diperhitungkan bisa menjadi kekuatan yang diperhitungkan pun karena perempuan. Tapi seseorang bisa amblas atau hancur ditelan perut sejarah juga karena perempuan. Hal ini membuat kehancuran karir. Sebab pangkat yang tinggi, badan yang sehat bukan merupakan jaminan bahwa seseorang akan mampu menghadapi bujuk rayu dari seorang perempuan.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah.
            Oleh karena itu mari sayangi diri, sayangi karir, sayangi ekonomi rumah tangga. Bertahun-tahun kita pergi pagi pulang sore, peras keringat, cari nafkah, menghidupi anak dan istri, haruskah jadi hancur hanya karena kecanduan oleh pelacur? Memang yang namanya pelacur tentu saja memikat, memesona, memperdaya. Karena apa? Karena yang dicari oleh pelacur adalah uang. Mereka dagang. Taktik orang dagang tentu harus mampu memikat pembeli. Jangan lalu merasa senang. “Haduh nih malam mujur banget. Dapet yang baek banget ama gue. Ramah lagi orangnya. Hmm.. endah aja udah.”
Ya wajar saja, namanya juga orang dagang. Kalau Anda termasuk orang yang jarang senyum maka jangan jadi pedagang. Jika pedagang manyun mulu, siapa yang mau beli? Itu kan termasuk psychology of salesman. Memang caranya orang dagang ya mesti begitu. Dia membujuk, dia merayu, dia memperdaya, dia mempesona. Jika kita jatuh ke dalam rayuannya maka akan sulit untuk bangkit kembali. Karena itu jangan dibiasakan. Yang sudah terlanjur, tidak ada kata terlambat untuk menarik diri. Adalah lebih baik kita gila dulu baru benar, daripada benar dulu kemudian jadi orang gila. Kalau orang gila mau benar, gampang ngaturnya. Tapi kalau sudah benar lalu gila, ini repot Saudara-saudara. Diberitahu apa-apa, dia sudah pernah jadi orang benar. Lebih baik kita memulai hidup ini dengan lembaran kelabu, kalau pada akhirnya kita bisa mengganti dengan lembaran-lembaran putih daripada kita mulai dengan lembaran putih kalau akhirnya jadi kelabu. Yang lebih baik kita putih sejak lembaran pertama sampai kepada lembaran terakhirnya.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah.
Lalu selain zina, apa penyimpangan-penyimpangan seksuil itu? Penyimpangan yang umum yang tidak dilakukan oleh pasangan suami-istri dinamakanlah ia dengan zina. Tapi kadang orang mencari jalan lain untuk menyalurkan insting seksualnya itu. Dia termasuk orang dengan ‘tegangan tinggi’ atau libido/gairah seksnya tinggi, ditambah dia baca buku porno, dia senang. Kalau ngomong dia selalu yang nyerempet-nyerempet tentang sex. Akibatnya apa? Dia bisa jatuh kepada onani atau masturbasi.
Ada ulama yang mengharamkan onani, ada yang memakruhkan saja. Tapi bagaimanapun itu merupakan perbuatan dosa. Sungguh pun oleh ilmu kedokteran dipandang sebagai sesuatu hal yang tidak membahayakan tapi pada umumnya lahir rasa minder, rasa rendah diri dan masturbasi atau onani itu termasuk zina tangan. Ya walaupun dosanya tidak sebesar zina biasa. Sebab jangan lupa, mata bisa zina. Zina mata yaitu memandang sesuatu yang haram. Tangan bisa zina. Zina tangan contohnya onani. Hidung bisa zina. Zina hidung? Ya Saudara lebih tahu lah. Hal-hal ini termasuk jenis penyimpangan.
Atau kemudian ada lagi jenis lain. Seseorang yang menyalurkan insting seksualnya kepada mahkluk sejenisnya. Laki-laki kepada laki-laki. Itu yang kita kenal dengan homoseksual. Itu bukan barang baru. Di zaman Nabi Luth itu sudah terjadi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT. Homoseksual itu termasuk dosa besar. Sekarang ini, orang malah menuntut dilindungi haknya. Sehingga kaum gay di Amerika itu pernah demonstrasi menuntut perlindungan hak. Bahkan mereka sudah tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi. Bahkan ada yang hidup berumah tangga.
Terlepas dari penyakit kejiwaan yang memang harus disembuhkan dan perlu pengobatan khusus tapi homoseksual dilihat dari segi agama merupakan satu perbuatan yang berdosa. Dan dosanya besar. Atau perempuan dengan perempuan. Itu yang kita kenal dengan istilah lesbian. Kadang-kadang karena patah hati, lihat lelaki bawaannya sudah sebel saja. Tadinya kebangetan digombalin, kebangetan percaya penuh, Habis itu rayuan 17 lapangan keluar semua. Namun pada akhirnya ia harus menghadapi kenyataan yang membuat ia kecewa, broken heart, hingga ia benci kepada laki-laki. Kemudian ada yang bersimpati sesama jenisnya, yaitu perempuan juga. Lalu terjadilah pergaulan intim antar sesama perempuan. Hal ini disebut dengan lesbian. Dan lesbian merupakan dosa besar.
Kemudian ada penyimpangan lain yang disebut dengan eksibionisme. Yaitu perilaku seseorang yang memperoleh kepuasan seksual apabila ia memamerkan auratnya kepada orang lain. Dia merasakan suatu kepuasan. Jangankan memamerkan, dalam artian memperlihatkan, melihat aurat saja sudah berdosa apalagi sampai memamerkan.
Penyimpangan seks selanjutnya adalah masosisme. Yaitu perilaku seseorang yang baru mendapatkan kepuasan seksual melalui penderitaan, penyiksaan. Dia melakukan hubungan seksual melalui penyiksaan, penghinaan, penderitaan. Hal ini merupakan penyimpangan yang berbahaya. Hubungan seksual di luar pernikahan yang ia lakukan sudah berbahaya dan berdosa besar ditambah jika dia menyiksa orang lain dalam hubungan seksnya. Dia mendapatkan dua dosa.
Penyimpangan lainnya adalah pedofilia. Belakangan ini kita sering baca surat kabar atau majalah, ada orang tua yang berhubungan intim dengan anak kandungnya sendiri. Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun. Ini bapak moyangnya dosa. Sudah zinanya dosa yang ia lakukan terhadap anak kandungnya. Bahkan ada berita, dua orang anak kandung yang masih SMP disetubuhi oleh bapak kandungnya sendiri. Laa haula walaa quwwata illa billah. Sudah seperti apa hati orang tua tersebut. Anaknya sendiri ia setubuhi. Ini bapak moyangnya dosa. Ia sampai hati memperkosa anak kandungnya yang dilahirkan oleh istrinya.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah.
Begitulah memang, makin maju zaman, makin canggih teknologi, makin canggih juga kriminalitas di dunia ini. Namun seperti kita maklum, polisi punya satu teori, kejahatan bisa terjadi karena dua faktor yang dinamakan faktor N dan K (Niat dan Kesempatan). Jika niat ada dan kesempatan tidak ada maka sulit untuk melakukan kejahatan. Sebaliknya jika kesempatan ada dan niat tidak ada maka tidak jadi seseorang untuk melakukan kejahatan. Tapi diantara kedua faktor ini yang paling utama adalah faktor N. Faktor niat. Kalau niat sudah kuat maka kesempatan bisa diciptakan. Waktu bisa ditunggu. Momen bisa dinantikan. Tapi kalau niat tidak ada, walaupun banyak kesempatan maka kita tidak akan mungkin melakukan kejahatan.
Oleh karena itu, agama mengajarkan:
Dalam hadits Nu`man bin Basyir bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ

            Artinya: "Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka seluruh tubuh juga baik. Jika segumpal daging itu rusak, maka seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati". (HR Muslim, no. 1599. Hadits ini juga diriwayatkan oleh al-Bukhari, at-Tirmidzi, an-Nasâ`i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, dan ad-Darimi, dengan lafazh yang berbeda-beda namun maknanya sama. Hadits ini dimuat oleh Imam an-Nawawi dalam Arba’in an-Nawawiyah, hadits no. 6, dan Riyadhush-Shalihin, no. 588)
Jadi kalau tubuh manusia ibarat suatu kerajaan besar maka yang menjadi raja adalah hati. Seluruh anggota tubuhnya yang lain adalah prajurit yang hanya tunduk kepada Komando Sang Hati. Bila hati baik maka seluruh anggota tubuh dan panca inderanya akan baik pula. Tapi jika hati rusak maka seluruh anggota tubuh akan melakukan kerusakan. Tangan akan melakukan kerusakan. Kaki akan berjalan ke tempat yang rusak. Lidah akan membicarkan yang rusak. Mata akan memandang yang rusak. Telinga akan mendengar yang rusak dan selanjutnya.
Maka bicara soal hati artinya bicara soal niat. Bicara soal niat artinya berkaitan erat dengan faktor keimanan. Oleh karena itu di tengah kemajuan zaman, kesempatan bisa diciptakan. Yang menjadi kendali dan kendala utama dari terjerumus melakukan kejahatan, tidak lain adalah faktor iman. Kita harus punya filter dalam kehidupan ini, Allah SWT. Memberikan pilihan:
أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ
Artinya: “Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata”
وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ
Artinya: “lidah dan dua buah bibir”.
وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ
Artinya: “Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan”. (Qs. Al-Balad 8-10).
            Kami memberikan dua jalan, yaitu jalan kanan dan jalan kiri. Jalan kanan kau tempuh ke syurga, jalan kiri yang kau tempuh maka akan mengantarkanmu ke neraka. Sementara jalan ke kanan memang menanjak, banyak onak dan duri, sementara jalan kekiri emmang kelihatannya menurun bertabur bunga di kanan kirinya harumj dan mewangi:
فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ
Artinya: “Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar”. (Qs. ALBalad: 11).
            Kenapa kau tidak menempuh jalan yang menanjak? Ini kecendrungan manusia, “ngapain nanjak?, capek, ini ajha yang turun nggak pake bertenaga”, kadang dalam kehidupan, “ngapain kawin repot cari nafkah pake kerja ntar punya anak ribet sama juga, mending kesono 2 rebu bersih udah”. Falak tahamal aqabah? Kenapa kau tidak menuju jalan yang menanjak ini, padahal di ujungnya ada pancaran sinar kebahagiaan, kau turuni jalan yang menurun ini padahal di bawahnya menunggu jurang kehancuran.
            Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah.
Dengan demikian apabila islam melarang manusia dengan larangan yang keras untuk jangan terjebak dalam pergaulan bebas, jangan berendam di dalam free sex. Hal tersebut sesungguhnya untuk kepentingan manusia itu sendiri. Untuk martabatnya sebagai makhluk yang mulia tetap terjaga. Ketenangan dan ketentraman hidupnya tetap terjaga. Jauh dari segala macam penyakit kelamin yang bisa membahayakan dirinya dan keturunannya, membawa kemantapan dan kemapanan ekonomi, dan juga jenjang karir yang ditempuh menjadi cemerlang.
Dunia ini memang kesenangan atau permata. Dan permata yang baik adalah perempuan yang sholehah. Sebagaimana dijelaskan oleh hadis:
الدنيا متاع وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة
Artinya: “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah.” (HR. Muslim)
Perempuan yang sholehah tidak hanya memberikan kenikmatan jasmani tapi juga memberikan ketentraman rohani. Yang diikat dengan satu tali formal yang dinamakan dengan pernikahan atau perkawinan. Sah dan baik menurut agama. Juga menurut negara.
Kita bisa menikmati kecenderungan insting seksual tadi dalam satu nada yang tenang, aman dan tentram, memberikan kebahagiaan serta kepuasan dzohir dan batin. Tapi kalau jalan pintas yang kita tempuh. Potong kompas yang kita pilih. Kita lebih suka jajan. Lebih suka ngeteng. Seseorang berkata, “Ah nikah kan berat, bayar mas kawin, bawa uang belanja dan segala macam.”
Ya memang benar, Tapi bayar sekaligus. Setelah itu Saudara boleh pakai seumur hidup. Asal masih ada nafasnya masih bisa dipakai. Tapi apabila potong kompas tadi, dengan jajan yang kita tempuh, kelihatannya memang ringan. Seratus ribu, lima ratur ribu atau jika perempuannya kelas VIP harganya bisa jutaan rupiah. Kalau jajan hanya sekali. Lalu jika dua, tiga atau puluhan kali, dia bisa bangkrut dan tidak memiliki uang sama sekali.
Maka agama ini diturunkan untuk kepentingan manusia guna membawa kebahagiaan hidup sejak di dunia hingga akhirat. Kepada adik-adik remaja, para pemuda, jika kalian sudah mampu memberikan nafkah maka laksanakanlah pernikahan. Jika belum mampu maka jauhilah hal-hal yang dapat menimbulkan rangsangan seksual. Bisa dengan jalan puasa, memperbanyak olahraga, menggiatkan study club di sekolah, diskusi dan sebagainya sehingga kita selamat dari arus pergaulan bebas yang akan merendahkan martabat kita sebagai manusia.
Inilah yang kita bicarakan dalam pertemuan hari ini. Terima kasih atas segala perhatian. Mohon maaf atas segala kekurangan. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syarhil "NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM".

"PERSATUAN DAN KESATUAN DARI TEMA NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM” Sebagai hamba yang beriman, marilah kita tundukan kepala seraya...