“HAWA NAFSU KEPADA TAHTA, HARTA DAN WANITA”
اَلْحَمْدُ ِللهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ الْمُبِيْنِ،
الَّذِي حَبَانَا بِالْإِيْمَانِ واليقينِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّد،ٍ خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِين، وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيِن، وَأَصْحَابِهِ
الأَخْيَارِ أَجْمَعِين، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ
Sodara-sodara
kaum muslimin rahimakumullah.
Salah satu kelebihan mahluk bernama manusia, yaitu bahwa Allah SWT.
menghiasi hidup manusia ini dengan syahwat atau yang lazimnya kita sebut
sebagai hawa nafsu. Inilah tenaga yang merupakan daya dorong yang melahirkan
dinamika dalam kehidupan manusia yang menyebabkan teus menerus terjadinya
perkembangan dalam sejarah peradaban dan kehidupan manusia. Hawa nafsu bisa
melambungkan seseorang kepada puncak kejayaan dan haw anafsu dapat
menenggelamkan seseorang kedalam dasar jurang kehancuran yang paling dalam.
Pada surah Ali-Imran ayat 14 Allah SWT. berfirman:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ
مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ
وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Artinya: “Dijadikan indahpada
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”.
Mari kita perhatikan ayat ini lebih dekat lagi, Allah SWT.
menjelaskan, زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ
mahluk manusia itu di hiasi dengan hawa nafsu dengan kata lain hawa nafsu
adalah perhiasan. Manusia tanpa hawa nafsu sama saja dengan orang yang tidak
berhias, monoton. Tidak mengalami perkembangan dalam kehidupannya, tetapi bahwa
hawa nafsu adalah perhiasan, maka jika kita bebricara tentang perhiasan ada dua
hal yang harus menjadi catatan pokok:
Pertama, kapan suatu
perhiasan itu kita pakai.
Kedua, dimana
perhiasan itu harus kita pakai.
Kalau sodara berdandan rapi pake sepatu dengan
kaos kaki, celana, jas, pake dasi segala macam, tapi itu sodara lakukan pada
saat sodara akan pergi ke WC maka sodara sudah memakai perhiasan tidak pada
waktu yang tepat. Begitupun sebaliknya, kalo jam tangan sodara pake di kaki,
kopiah sodara pasang di kaki, dasi sodara ikat pinggang, lalu sepatu naik
keatas jidat, maka sodara memakai perhiasan tidak pada tempatnya yang tepat.
Demikian juga sifat yang bernama nafsu, kapan dia boleh diperturutkan, dimana
dia boleh di salurkan, adalah tugas dari pada Agama untuk mengatur syahwat atau
hawa nafsu.
Lihatlah kehidupan malaikat, malaikat mahluk
yang di ciptakan tanpa hawa nafsu maka kehidupan malaikat monoton. Malaikat tidak
mempunyai peradaban dan kebudayaan, malaikat adalah mahluk yang di ciptakan
secara intinsif untuk bertasbih, tidak ada alternatif atau pilihan lain. sodara
lihat, ada malaikat yang sejak di ciptakan di perintahkan untuk sujud, maka
kerjaannya sujud saja sampai sekarang gak bangun-bangun. Ada malaikat yang
sejak di ciptakan diperintahkan untuk bertasbeh, tasbih saja kerjaannya tidak
ada yang lain. ada malaikat yang sejak di ciptakan di perintah untuk mencabut
nyawa, maka nyawa saja kerjaannya tidak ada yang lain. pekerjaannya monoton,
tetapi memang karena tidak ada hawa nafsu, tidak ada kecendrungan malaikat
untuk nyeleweng. Belum pernah kita dengar
ada misalnya malaikat jibril korupsi ayat, “ini kelihatannya ayat ini
bagus, tidak usah di sampaikan kepada bawahan Muhammad, dipakai sendiri saja,
ah”. Kita juga belum pernah dengar malaikal maut keliru mencabut nyawa orang
yang belum waktunya modar, belum pernah. Malaikat itu:
لَا
يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: “…….tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
(Qs. At-Tahrim: 6).
Maka
kehidupan malaikat adalah monoton, dinamika tidak ada peradaban dan kebudayaan
juga tidak ada. Andai kata bumi dan seluruh isinya di serahkan kepada malaikat
untuk mengisinya barangkali sodara tidak akan pernah lihat yang namanya Monas,
Ancol. Sodara tidak akan mengenal gedung-gedung pencakar langit. Semua yang
menggerakan itu karena manusia mempunyai hawa nafsu.
Kemudian
pada kalimat yang berikutnya Allah memberikan rincian. Nafsu kepada apa yang
paling menonjol dalam kehidupan manusia itu?
Pertama, مِنَ النِّسَاءِ (Kepada Wanita).
Ini tentu yang di tujukan laki-laki dimanapun
saja mahluk bernama laki-laki kalau dia normal, tidak impoten mesti suka kepada
perempuan, itu wajar bin pantas alias normal. Tetapi tadi saya katakana di awal
nafsu kepada perempuan adalah perhiasan kapan makenya dimana makenya itulah
tugas agama memebrikan tuntunan dan aturan.
Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah.
Nafsu kepada wanita dapat mengantarkan
seseorang kepada puncak kejayaan tapi nafsu kepada wanita bisa menenggalamkan
seseorang kejurang kehancuran. Bergantung kepada latar belakang apa yang
mendorong timbulnya syahwat tadi. Dengan kata lain motivasi syahwat tadi di
gerakan oleh iman dan takwa atau semata-mata karena memang syahwat yang
merupakan kendaraan iblis.
Penyelawangan pertama di dalam sejarah
kehidupan manusia adalah penyelawangan yang dilakukan oleh Nabi Adam A.S. pada
saat ia memetik buah khuldi. Kenapa itu dilakukan oleh Nabi Adam? Karena
terdorong oleh rasa sayang dan rasa cinta terhadap istrinya hawa. Sebenarnya
hawalah yang merajuk, siti hawalah yang membujuk dan nabi Adam karena rasa
syahwatnya kepada istrinya memperturutkan bujukan siti Hawa itu, peristiwa nabi
Adam ribuan tahun yang lalu akan terus relevan sampai pada zaman sekarang ini.
Berapa banyak orang-orang yang karena terlalu ingin menyenangkan
istrinya lalu tidak segan-segan melakukan sesuatu perbuatan yang menyimpang baik itu merugikan orang lain
merugikan masyarakat bahkan merugikan bangsa dan Negaranya. Seorang pedagang
tidak tidak akan segan-segan menipu, sebaliknya begitu tidak jarang wanita di
dalam kelemahannya bisa menenggalamkan dunia. Seorang suami yang jujur polos,
lupuh, sederhana bisa jadi menjadi koruptor ulung karena di dorong-dorong oleh
istrinya, istrinya bisa saja di bakar-bakar oleh tetangganya. Suaminya jujur,
sederhana kepala bagian tempatnya bata, tapi melarat. Istrinya tidak sabar
melihat gaya hidup yang makin konsumtif, persaingan yang semakin tajam,
suaminya di kipas-kipasin kata istrinya, “bang tetangga sebelah kita lakinya
pegawai kecil bang, tapi gelangnya kayaaa, kaya gelang meja. Abang ini kepala
bagian tidak bisa membelikan saya macam itu percumalah”. Kata suaminya, “lah
bagaimana ya gaji saya cuman segitu-gitunya ya namanya kepala bagian apa’an ke
pake dulu”. Kalau sudah berfikir kearah itu artinya ngipasi suaminya untuk
melakukan tindakan yang tidak wajar.
Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah
Sejak zaman purba kala sampai jaman sekarang
ini, kita melihat kecendrungan syahwat kepada wanita ini, Julius Caesar yang
katanya gagah perkasa, ternyata tunduk di bawah kaki Cleopatra. Napoleon
Bonaparte The lion of Europe, singa daratan Eropa yang luas
kekuasaannya, gagah perkasa tentaranya, kepada siapa dia tunduk? Di bawah
kakinya seorang wanita yang bernama Margaret Josephine de Beauharnais.
Demikianlah di jaman kita sekarang ini, kita
melihat di jepang betapa perdana mentri Uno di desak mengundurkan diri dari
jabatan perdana mentrinya, oleh karena terlibat skandal dengan Geisha, kita
juga melihat di amerika betapa senator Gary Hart dari partai Democrate yang
masih muda, jenius di harapkan masa
depan amerika lahir dari tangannya terpaksa mengundurkan diri dari calon
presidenoleh karena terlibat skandal dengan Donna Rice. Kita juga melihat
betapa parlemen di ingris sempat geger oleh skandal Pamela porden pelacur kelas
kakap yang melang-lang buana mencari sasaran-saran kakap.
Ini adalah kisah kejatuhan yang di akibatkan
oleh حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ
oleh karenanya benar jika nabi kita mengatakan:
اَلنِّساء
عِمَادُ الْبِلَاد
Artinya, “Wanita itu tiang Negara”
Wanita
itu tiang Negara, jika baik wanita maka baik Negara. Tapi jikalau hancur Negara
maka rusak wanita hancur Negara. Kalau syahwat kepada wanita itu semata-mata
syahwat maka seorang laki-laki akan emmandang wanita Cuma sekedar alat pemuas
nafsu nilainya rendah. Sedangkan agama
mengajarkan:
Ma akroman nisa illa kariim wa la ahaana hunna ila la’im
Tidak
akan mengormati kaum wanita kecuali orang-orang yang terhormat dan tidak akan
merendahkan derajat wanita kecuali memang orang-orang yang rendah moralnya.
Dengan kata lain apabila syahwat kepada wanita itu di landasi dengan semangat
iman dan takwa maka kehidupan rasulullah saw. Sungguh menjadi figure dan contoh
dala kehidupan sehari-hari. Perkawinanya bukan akrena wajah yang cantik
semata-mata tapi lebih merupakan nilai ibadah kepada Allah SWT. Dengan
demikian kecendrungan kepada حُبُّ
الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ di control oleh nilai iman, barometernya, tolak ukurnya adalah
iman. Di jaman sekarang, banyak kasus kawin campur yang pada akhirnya akan
embingungkan kita sendiri. Padahal Al-Quran secara jelas dan tegas memberikan
bimbingan orang itu kalau sudah kata imam syafi’i:
Wa Ainur Ridho An Kulli Aibin Kalilatun, Kama Anna Ainas Sukhti,
Tubdi al-Masawiya
Artinya:
“Bila kita melihat sesuatu dengan pandangan positif (Positive Thinking),
maka semuanya akan terlihat baik, tetapi bila kita melihat sesuatu dengan pandangan
negative (Negative Thinking).
Mata
kalau di balut cinta dia buta terhadap nista, tapi mata kalau di balut benci
hanya melihat yang keji-keji saja. Biasanya cinta kepada wanita memang
bisa menimbulkan dorongan yang positif tapi juga bisa membuat seseorang buta
sama sekali,. Dorongan yang positif sebagai contoh dari segi penampilan, coba
lihat lelaki kalau lagi demen wanita lenjeh banget dah, (sisiran rambutnya
rapih, triskaan bajunya lanjip, sepatunya mengkilap, kantong celananya tebal
perkara handuk isinya bukan soal,yang peting gaya). Lalu dinamis kreativitasnya
ada saja timbul.
Tapi pada sisi lain jikalau orang sudah kehilangan
pertimbangan juga kadang-kadang tidak segan mengorbnankan nilai-nilai
iman, padahal ini taruhan utama sampai al-Quran dengan tegas memberikan
peringatan:
وَلَأَمَةٌ
مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ ۗ
Artinya: “…..Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita
musyrik, walaupun dia menarik hatimu….” (Qs.
Al-Baqarah: 221).
Perempuan budak yang hitam legam beriman itu lebih baik
dinikahi daripada wanita cantik tapi musyrik. Budak hitam legam beriman lebih
baik daripada wanita cantik berkulit kuning langsat berhati bangsat. Tapi kita
terkadang hilang pertimbangan karena cinta agama digadaikan,karena cinta aqidah
terjual, karena cinta keyakinan jadi korban.
Nafsu kepada wanita ini memang perhiasan, tapi juga bisa
jadi boomerang dalam kehidupan manusia. Berapa banyak penyelewengan terjadi
karena pengaruh wanita yang tidak bisa jadi bisa, ini pengaruh dalam kehidupan
memang sedemikian besarnya sehingga inilah yang perlu dikendalikan dalam
kehidupan kapan dan dimana ?,kalau nafsu adalah perhiasan kapan dan dimana
nafsu itu kita pakai dan dimana harus kita tempatkan. Begitupun nafsu kepada
wanita, kapan? yang jelas kalau sudah menikah. Dimana? yang jelas bukan
ditempat umum.
Kedua, وَالْبَنِينَ (anak
laki-laki).
Dihiasi juga manusia dengan walbannin makna disini walbannin
adalah al awlad (anak-anak laki) kenapa disebut bannin karena :
Pertama, sering anak laki itu lebih menjadi
kebanggan daripada anak perempuan sebabnya karena faktor nasab silsilah lebih
kuat kepada laki-laki ketimbang perempuan.
Kedua, faktor cita-cita,orang tua kalau
punya anak laki-laki cita-citanya panjang, “nak, kamu nanti jadi dokter ya.
Nak, jadi insiyur ya. Nak, jadi pengusaha ya. Nak, jadi presiden ya”. Tapi
kalau dia punya anak perempuan, “yah, nak, mudah-mudahan nanti kamu dapat jodoh
orang baik nak,dapat jodoh orang soleh”.
Ketiga, anak perempuan itu kalau sudah
berkeluarga biasanya pindah kepada lingkungan keluarga lain. Sehingga orang
berkata punya anak perempuan banyak seperti agen artinya ada yang mau? bawa. Ada
yang minta? ambil. Ada yang berminat ? buntel. Paling-paling dia nengokin orang
tuanya lebaran, ya syukur kalau seminggu sekali atau sebulan sekali tapi
minimnya kan lebaran. Dengan demikian dari garis nasab ini lebih kuat albannin
ketimbangan albannat, manusia dihiasi dengan kecintaan kepada anak-anak.
Sering karena terlalu cinta kepada anak kita menjerumuskan anak, terlalu sayang
kepada anak, segala maunya kita perturutkan tanpa kendali dan kendala. Akhirnya
sifat yang demikian itu malah mendorong anak untuk manja, tidak percaya dengan
kemampuan yang dimilikinya selalu mengandalkan kepada kebesaran, kemampuan
daripada orang-orang yang dibanggakan nya itu, dan dengan kondisi demikian
kedewasaan dan tanggung jawabnya akan lambat berkembang. Maka Allah swt. memperingatkan
bahwa harta dan anak bisa menjadi fitnah,dalam ayat lain Allah juga
memperingatkan:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ
عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ
Artinya: “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan
anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah”. (Qs. Al-Munafiqun: 9).
Jangan samapai kesibukanmu kepada anak dan harta benda
menyebabkan kamu sampai lupa mengingat Allah swt. Berapa banyak manusia yang
tenggelam dengan melupakan Allah, jauh dari agama, jauh dari syariat oleh
karena disibukkan persoalan anak dan harta benda, maka satu-satu nya jalan
jikalau kita tidak ingin anak kita sampai memalingkan kita daripada mengingat
Allah. Nilai-nilai keimanan harus ditanamkan kepada mereka sedini mungkin,
dengan bekal ini maka anak-anak kita in sya Allah tidak akan membuat kita orang
tua berpaling daripada mengingat Allah, memang karena anaklah kita orang tua
peras keringat banting tulang, pergi pagi pulang sore cari nafkah. Karena
anaklah kita orang tua kepala jadi kaki, kaki jadi kepala asal mereka bisa
menikmati masa depan yang lebih baik daripada yang kita nikmati sekarang ini.
Tapi berapa banyak juga orang tua yang tidak sadar akan
amanah berupa anak ini, mereka lalai, mereka bersikap masa bodoh, padahal tidak
akan ada yang tidak akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah swt. Orang tua
bisa mendapatkan pensiunan pahala kalau anaknya tumbuh menjadi anak yang soleh,
tapi orang tua bisa masuk neraka karena anaknya menjadi kurang ajar karena
orang tuanya tidak pernah memberikan pendidikan sebagaimana mestinya. Kita
tentu berharap mendapatkan pensiunan pahala dan bukan mendapatkan tambahan dosa
dari kekurangajaran anak-anak kita akibat kita sebagai orang tuannya
tidak pernah mendidik mereka. Dalam hadist ada diriwayatkan:
Ada anak kurang ajar, solat tidak, puasa tidak, ibadah tidak,
kenal Allah tidak, berimanpun tidak, dosa kelewat banyak. Kejahatanpun
berkarat, diakherat nanti disidang dia, ditanya malaikat ”kamu kenal siapa
tuhanmu?”, “ Tidak”. “Kamu tau siapa nabimu?”, “Tidak”. “Kamu tau kitabmu?”, “ Tidak tau”. “Kiblatmu dimana?”, “Tidak ada”. “Kamu solat?”, “Tidak pernah”. “Wah, kalau begitu kamu rusak sekali,kamu
ke neraka”.
Anak ini mengajukan protes, “saya menuntut keadilan, benar
saya tidak kenal siapa tuhan saya, saya tidak tau apa kitab suci saya, saya
tidak pernah mendirikan solat, tidak pernah menjalankan puasa, pendeknya tidak
ibadah dan tidak iman. Tapi itu semua terjadi sebab-sebab nya orang tua
saya tidak pernah mendidik dan mengajarkan saya, orang tua saya tidak pernah
mengarahkan saya kejalan itu, sampailah saya seperti keadaan sekarang
ini, orang tua saya enak-enakan ngaji saya teler di diamin aja. Orang tua saya
pegang kitab, saya pengang botol. Dia tau, dia diam saja, dan dia tidak memberikan
peringatan karena orangtua saya lah maka saya jadi seperti sekarang ini, kalau
saya harus masuk kedalam neraka saya menuntut keadilan agar orangtua saya juga
ikut dengan saya gabung kedalam neraka”.
Orangtua yang baik-baik dipanggil sudah mau berangkat
kesurga nih orang tua dipanggil malaikat,”ntar dulu mas, sini dulu. Mas, mau
kemana? kenceng bangetttt”. Di jawab orangtua itu,”kesurga pak”. Kata malaikat,
“nanti dulu, urusan belum beres. Ini benar anakmu?”. Orangtua itu melihat
anaknya lalu mengatakan, “iya, anak saya ini”. Di Tanya sama malaikat, “waktu
didunia gak pernah diajarin ngaji?” di jawab orangtua itu, “nggak pernah”, lalu
di tanya lagi, “sampai dia gak kenal tuhannya, gak kenal nabinya, gak kenal kiblatnya,
gak kenal kitabnya?”. Di jawab orangtua itu, “iya”. Lalu di tanya lagi, “dia gak
sholat kamu diamin aja?”, Di jawab sama orangtua itu, “iya kali!”, kata
malaikat, “kenapa pake kali yang benar kalau ngomong!”. Di tanya lagi sama
malaikat, “ramadhan dia gak puasa kamu gak tegur kamu diamin aja?”, Di jawab
lagi sama orang tua itu, “iya!”. Kata malaikat, “wahh, kamu gak tanggung jawab.
Kamu tau anak itu adalah amanah, menyia-nyiakan amanah adalah khianat dan khianat
adalah dosa besar”. Lalu Tanya orangtua itu, “jadi bagaimana saya?”. Di jawab
oleh malaikat itu, “ya kamu gabung sama anakmu join keneraka berdua, lantaran
kamu tidak mendidik mereka anak-anakmu maka jadilah anak-anakmu seperti
sekarang ini.
Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah
Sebaliknya jikalau anak-anak yang kita cintai, yang merupakan
buah hati belahan jantung tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang soleh, yang
bermanfaat bagi masyarakatnya, bagi agama, bangsa dan negaranya. Kita
orangtuanya bolehlah tentram menerima pensiunan pahala. Alangkah nikmatnya
mendapatkan pensiunan pahala, terbaring kita dibawah pohon kamboja nilai
kebaikan kita dikenal orang, nama kita akan tetap hidup oeh karena meninggalkan
anak-anak kita yang tumbuh menjadi generasi yang soleh bukan anak yang salah. Oleh
karenanya kecintaan kepada anak jangan sampai membuat kita lalai dari
mengarahkan mereka kepada kehidupan beragama.
Di jaman sekarang ini kecendrungan kita mengarahkan anakpun
sudah merupakan kecendrungan yang berbau materalistis, maka yang ramai
bagaimana anak bisa mengejar program MBA (Master of Bussines Administration), supaya
keluar bisa menjadi managerrrrrr, bagaimana anak lalu kursus komputer, supaya
keluar bisa menjadi tenaga yang ahli dibidang komputerrrr, jikalau anak
perempuan cantik, bagaimana dia bisa masuk akademi sekertaris and management
supaya bisa jadi sekertaris. Atau bagaimana dia bisa masuk sekolah nyanyi, supaya
jadi penyanyi dengan suara uang mengalir jutaan nilainya, maka yang
ramaipun hal-hal yang semacam itu.
Dalam pada itu pengajian, kursus-kursus keagamaan,
studi-studi club yang membicarakan masalah agama ramainya kadang-kadang kalau
bulan ramadhon, dianggap training center la lumayanlah daripada tidak
sama sekali mah, lumayan. Tapi dengan demikian ini merupakan bagain
terpokok dalam kehidupan manusia, alangkah idealnya jika mengantongi gelar MBA
tapi punya nilai iman yang tangguh, ahli komputer tapi mempunyai keyakinan
agama yang mantap.
Kecintaan kepada anak-anak sering mendorong seseorang untuk
menimbulkan sifat nepotisme, segalanya berdasarkan garis keturunan, sejak jalur
birokarsi sampai kehidupan sehari-hari. Nepotisme ini bisa terlihat, orang kehilangan
kondisi obyektivitasnya, mampu atau tidak soal lain, bidangnya atau tidak bukan
soal, yang penting masih ada hubungan keturunan. Maka timbulah tumpang tindih
untuk sesuatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Di
desa-desa kita melihat ada masjid, ketua masjid bapaknya, bendahara anaknya, sekertaris
mantunya, bilal besannya, pukul bedug engkongnya, pokoknya asal masih ada garis
keturunan masukk! tidak ada minggirrr! ini pada akhirnya kurang menciptakan
pemerataan kesempatan. Iyalah, kalu profesinya, tapikan jarang yang demikian
itu, kita boleh mencitai anak-anak kita, tapi jangan mempergunakan posisi yang
kebetulan kita gunakan untuk menempatkan anak-anak kita lebih dari kemampuan
yang mereka miliki.
Nepotisme yang akan lahir sehingga ini bukan saja tidak
mendidik, tidak lagi berprinsip The right man the right job bahwa
seseorang tidak ditempatkan sesuai dengan keahliannya, tapi kita sudah berpikir
subjektif, ahli atau tidak ahli asal masih berbau keturunan ayo silakan.
Oleh karenanya mencintai anak adalah sesuatu yang merupakan
perhiasan di dalam kehidupan, wajar. Tetapi kita harus menempatkan sesuai
dengan semestinya.
Ketiga, وَالْقَنَاطِيرِ
الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ (nafsu kepada harta benda yang banyak
daripada emas dan perak).
Ini tentu sesuai dengan situasi dan kondisi, kecintaan untuk
mengumpulkan harta benda yang sebanyak-banyaknya baik itu berupa emas maupun
berupa perak, ini cuma penyebutan dari beberapa jenis kecendrungan manusia
cinta kepada harta benda. Bukankah sering dikatakan orang, bahwa manusia
didalam berhadapan dengan harta itu seperti meminum air laut, semakin diminum
makin kering tenggorokan makin haus kita dibuatnya. Apabila watak ini kita
perturutkan maka manusia tidak akan pernah kenal puas. Nabi kita
memberikan peringatan:
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ
وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ
إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Artinya: “Seandainya manusia diberi dua
lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa
memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat
bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6436)
Andaikata manusia
mempunyai 2 buah ladang yang seluruh isinya berupa emas akan puaskah manusia?
Tidak. Mereka akan cari ladang emas yang ketiga, sungguh mulut manusia ini
tidak akan pernah penuh terisi kecuali kalau sudah disumpel dengan tanah, artinya
kalau sudah dia dipedam di liang lahat, tetapi sepanjang dia masih bergerak
masih hidup dan bernyawa masih bisa berusaha dan berbuat dia tidak akan pernah
mengenal puas.
Ini akan mendorong manusia terjebak pada menghalalkan segala
cara untuk mencapai tujuan, yang peting kaya menurutnya. Soal cara? “kalau
jujur aja mah, sampai kapan bisa kaya, perkara itu rentenir bukan soal, perkara
itu judi tidak jadi masalah, perkara itu korupsi menyangkut orang banyak bukan
soal, yang peting cepat kaya”. Dan anehnya lagi tidak malu menumpuk kekayaan
dengan cara yang tidak wajar.
Orang hidup bermasyarakat itu kan bisa di analisa toh,
usahanya apa sih? gajinya sebulan berapa sih? kok bisa gitu-gitu benar sih?
darimana sih?. Secara langsung orang tidak berani bertanya tapi dari mulut ke
mulut akhirnya tersebar jadi rahasia umum, “si anu kan punya anu, si anu anunya
se anu”. Ini bisa jadi gunjingan dalam kehidupan, orang sekarang sudah tidak
peduli dari mana kekayaan itu diperoleh yang penting kaya!, dan terjebaklah
dalam cara-cara mafia, terjebaklah dalam cara-cara yang tidak bijaksana, memperkuat
klik dengan menghantam yang lain, sikut sana dan sikut sini.
Manusia punya nafsu ingin kaya itu boleh. Agama
memberikan tuntunan tidak sekedar hanya asal kaya, malahan hadist menyatakan:
لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَع ٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ
وَعَنْ جِسْمِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أيْنَ اكْتَسَبَهُ
وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وعنْ عِلْمِهِ ماَذاَ عَمِلَ بهِ
Artinya: “Telah bersabda Rasulullah Saw.Belum beranjak
telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sihingga ditanya tentang empat hal
: Tentang Umur kemana dihabiskan, Tentang tubuh kemana dipakai, Tentang harta
dimana didapat dan keman dimanfa'atkan dan tentang Ilmu kemana diamalkan”.
Kalau saudara diberikan umur panjang pertanyaan akhirat cuma
satu kok,”umurmu kau habiskan dimana?, kalau saudara diberikan amanah ilmu pengetahuan
pertanyaan akhirat juga cuma satu kok,”ilmumu kau amalkan untuk apa?, tapi
kalau saudara diberikan amanah berupa harta benda, pertanyaan akhirat itu ada
dua,”darimana harta yang kau dapatkan dan kemana hartamu kau belanjakan?”, depan
belakangnya ditanya. Dan kalau mempergunakan harta untuk kesenangan shaywat
orang berani bukan main, tapi untuk kepetingan agama yang hakekatnya untuk
kepetingan dirinya sendiri berat seperti nyabut bambu dari ujung.
Orang menyumbang masjid 100ribu itukan zohirnya memberikan
panitia masjid tapi hakekatnya kan dia nabung buat dirinya sendiri, malah
tabungan ini menjadi SDBS (Sumbangan Dana Berhadiah Surga), seolah-olah dia
cuma berkata, “pak, tolong saya titip 100ribu ini untuk kepentingan saya di
akhirat nanti”. Coba kalau orang main golf sewa lapangan golf itu 1jt sebulan
paling 4x main, beli stick golfnya aja sampai jutaan, datang panitia masjid
100ribu, minta didoain lagi, minta didoain masuk surge, surgaaa cuman 100
rebu.
Saudara-saudara kaum muslimin rakhimahkhumullah,
Kecintaan terhadap harta benda yang banyak mendorong orang
untuk berlomba-lomba, dan Allah peringatkan dalam al-Quran:
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ . حَتَّىٰ
زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
Artinya: “Bermegah-megahan telah melalaikan
kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur”.
(Qs. At-Takasur: 1-2).
Kamu telah lalai akibat kamu berlomba-lomba, memperbanyak
materi dunia, sampai kamu dekat sampai keliang kubur baru kau sadar, bahwa perlombaan
ini tidak pernah sampai kegaris finish. Betapapun jauhnya rally paris dakar
garis finishnya pasti ada, namun jikalu kita berlomba memperbanyak harta kita
tidak akan pernah mencapai kegaris finish. Contoh yang kecil-kecilan aja deh
dimasyarakat kalau orang ditanya, “kamu kenapa sih belom mau solat?”, lalu di
jawab, “ya, bagaimana mau solat pak, tinggal aja masih kontrak mana habis taun
dikejar-kejar yang punya rumah, yahh, kalau punya rumah sendiri walaupun
kecil-kecil saya mau solat pak”. Lalu di berikan rejeki oleh Allah bisa bikin
rumah walaupun kecil-kecilan belum juga mau solat, ditanya lagi “kok, blum juga
solat?”, di jawab lagi sama dia, “iya pak, rumah sih sudah punya sendiri cuman
kecil pak, atasnya aja atap kalau hujan aja bocor, yahhh kalau bisa punya rumah
yang permanen pak, tenang saya ibadah, solat saya rajin”. Kemudian diberikan
lagi rejeki oleh Allah swt. bisa bikin rumah permanen bagus rumahnya lain lagi
jawabnya, “yahh, rumah dah permanen, tembok, ubin. Cuma, isinya belum ada pak
(perabotannya) kalau punya perabotan rumah tangga yang memadai tenang saya
ibadah”. Dan di beri lagi rejeki oleh Allah sudah bisa membelikan perabotan
yang lumayan, mebelnya spagethi, tempat tidurnya alga sring bed, dunlopillow, ada
kulkas, diatas kulkas ada kunci mobil, kuncinyaaa saja mobilnya mah belum ada!.
Ditanya lagi “bagaimana sekarang sudah cukup perabotan?” dia jawab, “perabotan
sudah ada pak. Cuma kendaraan belum punya ini, kemana-mana masih ngukur jalanan
aja. Ahh, kalau punya kendaraan mah enak kemana-mana juga deket mau
kemasjid juga rajin dah!”. Diberikan rejeki bisa beli kendaraan, lain lagi
nanti jawabnya.
Sudah punya sepeda pengen punya motor, punya motor pengen
punya mobil, punya mobil pengen punya pesawat terbang, punya pesawat terbang
pengen punya kapal induk, sudah punya kebon pengen punya sawah, sudah punya
sawah pengen punya gunung sudah punya gunung laut kalo di jual mau di borong.
Perlombaan materi tidak akan pernah membawa kita kegaris
finish karena sifatnya sangat abstrak bahkan mendorong kita seperti gurita, cenderung
akan mengidap penyakit tamak alias rakus bin serakah. Dengan demikian bahwa
kecintaan terhadap harta itu adalah nafsu dan nafsu itu adalah perhiasan dia
bisa menjadi daya dorong positif kalau dalam memperoleh harta itu kita tidak
keluar didalam tujuan keridhoan aAllah swt. Saya mencari nafkah tapi yang Allah
ridho, saya ingin kaya tapi dengan cara yang Allah ridho, ini kunci yang
menyelamatkan kita manusia dari perangkap menghalalkan segala cara.
Keempat, وَالْخَيْلِ
الْمُسَوَّمَة (Hawa nafsu kepada kuda yang bagus, kendaraan yang bagus).
Almusawamah ada yang mentafsirkan arroiyah itu maksudnya yang
digembalai, binatang ternak yang digembalai atau kuda yang digembalai artinya kalau
dulu kan yang namanya tuan-tuan tanah itu baru dibilang bejegger kalau
kemana-mana naik kuda, jetsetnya jaman dulu, kalau sekarang bebi ben dah, dulu
mah kuda ben.
Manusia punya kecenderungan suka kendaraan, apalagi dijaman
sekarang ini wahh, iklan-iklan itu kan sangat menggoda kita, contoh :”melayani
segala macam bentuk penjualan” ini lalu terangsang biar duit cekak kalau
dah baca itu wahh berani banget dah, tau duit gak cukup kalau udah baca
“melayani penjualan dengan fasilitas ringan”nah, jadi dah, jadi juga punya
mobil. Perkara utang itu bakal nyekek leher bukan soal. Dan kasihan kepada
saudara-saudara kita didaerah yang terjebak oleh iklan-iklan yang merangsang
diluar kemampuan sehingga dia terjebak tidak mampu bayar, barang disita, uang
hangus, nyengir deh, mmm (berkipas sembari tahlil).
Bahwa kita menginginkan kendaraan, silakan. Tiap akhir taun
ganti merek, keluar yang baru ganti lagi, itu kalau kita mampu bagi yang tidak
mampu kenapa kita tidak bersyukur melihat yang lebih rendah dibawah kita. “Alhamdullillah
kita punya mobil tetangga kita cuma punya motor”, yang punya motor, “alhamdullillah
kita punya motor tetangga kita cuma punya sepeda”, yang punya sepeda bilang, “Alhamdullillah
punya sepeda tetangga sebelah kemana-mana jalan kaki ke kejek melulu”, yang
jalan kaki, “syukur masih bisa jalan tetangga sebelah lumpuh bertahun-tahun gak
bisa jalan”, kata yang lumpuh, “Alhamdullillah masih hidup tetangga sebelah
kemaren out gak balik lagi!”.
Saya pikir menegok keatas itu perlu supaya ada rangsangan
kita untuk maju tapi menegok kebawahpun juga lebih perlu agar kita mensyukuri
yang ada dan tidak suudzhon terhadap Allah. Apa yang diberikan Allah sekarang
ini itu lah yang terbaik menurut Allah untuk kita. Ada sebuah riwayat dahulu
ada seorang pemuda mata nya buta, dia mengeluh, “ya Allah kenapa saya
dilahirkan dalam keadaan buta, apa dosa saya? andai saya tidak buta saya
melihat keindahan alam ini saya akan lebih bersyukur kepadamu“. Suatu hari raja
badui (saudi arabia) dipedalaman mengerahkan tentaranya menculik anak-anak
muda. Raja badui ini kanibal, anak-anak mudanya diculik termasuk yang buta tadi
kena culik juga. Sebelum di sembelih dirawat lah diistana diberikan makanan
serba enak supaya badannya gemuk, setelah gemuk nanti dipotong dan disop lezat
rasanya. Setelah beberapa bulan kemudian mau diambil anak-anak muda itu, raja
sendiri yang milih mana yang mau disop duluan, sampai giliran anak muda yang
buta itu raja geleng-geleng kepala, kata raja “yang begini mah buta
dangingnya gak enak, lepas aja nih satu, lepas aja, lepas makan daging orang
buta”.
Pulang nih anak muda bathinnya bersyukur, sujud syukur,
“ya Allah katanya untung saya buta coba kalau saya tidak buta sudah abis saya
disop sama raja kanibal itu”. Padahal beberapa bulan lalu dia mengeluh, “ya
Allah kenapa saya dilahirkan buta, sekarang dalam perjalan menuju kerumah dia
berkata, “Alhamdullillah andai saja saya tidak buta abis saya disop oleh raja
kanibal itu”.
Dengan demikian pola hidup yang konsumtif sesungguhnya
sangat tidak mendidik apabila dilatari oleh kemampun yang tidak menunjang, dengan
demikian setidaknya mendidik orang untuk berkahyal. Anak-anak muda sama merek
mobil ngerti banget dahh, punya kagak! “ni mobil bmw model terakhir nih, kemaren
gw kesana gw liat gw pegang”. Pengang doang, punya kagak!. Penyakit ini adalah tulul
ammal (panjang angan-angan) ini kalau tidak diimbangin dengan saluran yang
positif dia akan terjebak oleh penyakit tulul amal seperti ini.
Kelima, وَالْخَيْلِ
الْمُسَوَّمَةِ (kecintaan kepada binatang-binatang ternak dan sawah lading).
Cinta kepada binatang ternak, manusia ini kan punya
kecendrungan macam-macam, setelah rumahnya bagus, harta banyak, kendaraannya
cukup, pengen berternak jadilah pertenak wajar saja selama didapat dengan
cara-cara yang wajar. وَالْحَرْثِ
cinta kepada tumbuh-tumbuhan, bertani, berladang itu kecendrungan daripada
manusia dan keseluruhan itu kata Allah kecintaan kepada wanita, kepada anak, kepada
harta benda, kepada kendaraan, kepada binatang ternak, kepada tumbuh-tumbuhan.
Semua itu مَتَاعُ
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا (merupakan kesenangan hidup
didunia). Berapa lama kesenangan hidup dunia? sebentar, seumur manusia bahkan
kadang-kadang pada saat dia masih hiduppun orang tidak sepenuhnya sempat
menikmati kesenangan hidup dunia. Apabila ajal datang selesailah kehidupan
dunia sampai disitu, orang-orang kafir buat mereka surga nya di dunia ini bila
kehidupan dunia selelsai, selesailah surganya sampai disitu. Kesemuanya
itu kata Allah merupakan kesenangan dunia وَاللَّهُ
عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ (dan Allah mempunyai tempat kembali
yang sangat baik)
Nah, setelah Allah menjelaskah kesemua itu pada ayat yang ke
15 surah al imran Allah memberikan jalan keluarnya. Memperturutkan nafsu kepada
wanita, anak-anak, harta benda, kendaraan, binatang ternak, tumbuh-tumbuhan, bijaksanakah
itu? Dalam ayat ke 15 Allah memberikan penjelasan tuntas:
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ
ذَٰلِكُمْ ۚ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ
رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا
وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Artinya: “Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu
apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". Untuk orang-orang yang
bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir
dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai)
isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya”.
Katakan kepada mereka Muhammad, mau kamu aku beritahu yang
lebih baik dari yang demikian itu? untuk orang orang yang bertakwa pada sisi
tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal
didalamnya, dan mereka dikarunia isteri-isteri yang disucikan dan diridho
Allah dan Allah maha melihat akan hamba-hambanya. Kalau kamu wahai orang-orang yang
beriman menyangka nafsu kepada wanita, anak-anak, harta benda, kendaraan,
binatang ternak dan tumbuh-tumbuhan itulah lebih baik untuk kesenangan dunia,
tapi nih!, seolah-olah kata Allah, “aku beritahu kamu yang lebih baik dari
semua itu adalah takwa kepada alloh swt”.
Kecintaan kepada wanita jikalau takwa dasarnya orang gak
amburadul dan ngak sembrawut, nggak lalu, “pokoknya asal perempuan, sikattt!”,
Tapi punya kaidah dan norma. Demikian juga kepada anak-anak nya, demikian juga
kepada harta benda, semuanya harus dilandasi oleh ketakwaan kepada Allah swt. Nah
ketakwaan ini akan menghasilkan apa? عِنْدَ
رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ (menghasilkan surga yang dibawahnya mengalir sungai sungai).
Jika kita menyangka bahwa wanita bisa memberikan kesenangan? Iya kesenagan
dunia. Jika kita menyangka, bahwa harta bisa memberikan kesenangan dunia? Iya kesenangan
dunia, tapi kita juga tidak ingin cuma itu, kita ingin itu semua bisa membawa
kita kepada kesenangan akhirat, caranya landasi dengan takwa. Jika kesenangan
kepada wanita di landasi dengan takwa, makanya jangan jadikan wanita sebagai
alat pemuas hawa nafsu, jika kesenangan kepada anak-anak dilandasi dengan takwa
maka anak-anak diarahkan kepada jalan yang di ridhoi oleh Allah swt. Jika
kesenangan kendaraan dilandasi dengan takwa maka kendaraan selalu menuju jalan
takwa diridhoi oleh Allah swt, kalau tidak tuh mobil kalau urusan maksiat
kenceng banget dah, tapi kalau diarahkan ke masjid mogok mulu tuh kendaraan.
Jika semua kecintaan dilandasi dengan taqwa, dengan demikian
tidak hanya surga didunia ini tapi lebih-lebih surga di akhirat nanti yang
kekal kita dapatkan. Di dunia ini kan zilzun zail (bayangan) hari ini
kita jaya, besok kita bangkrut siapa yang dapat menghalangi, hari ini kita
melambung besok kita nyungsep siapa yang bisa menarik, tidak kekal, berubah, temporer,
relative. Tapi diakhirat mendapat surga yang kekal didalamnya dan mendapatkan
istri-istri yang suci (suci dalam arti belum pernah dijamah orang lain, suci
dalam arti tidak pernah terkena Mens, baik menstruasi maupun mencrett, itu
tidak). aswazun muthaharah, konon makna mothoharrah ini juga
artinya bisa selalu gadis (bidadari) selalu perawan tidak pernah janda walaupun
tiap hari dipake, perawan truss. Dan yang lebih peting mendapatkan ridho Allah
swt.
Jadi hawa nafsu yang dilandasi takwa itulah sesungguhnya yang
dikehedaki oleh surah alimron ayat 14 dan 15. Dengan demikian manusia dengan
ketakwaannya mengendalikan hawa nafsu dan bukan malah dikendalikan oleh hawa
nafsunya, sehingga dengan demikian seluruh fasilitas yang dimilikinya baik itu
berupa istri, anak-anak, harta benda, kendaraan, binatang ternak, seluruhnya
bisa semakin meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.
Mungkin
sampai disini saja pembicaraan kita, terima kasih atas segala perhatian dan
mohon maaf atas segala kekurangan.
۞ وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَ كَا تُهُ ۞