Senin, 05 November 2018

Syarhil "NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM".

"PERSATUAN DAN KESATUAN DARI TEMA NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM”

Sebagai hamba yang beriman, marilah kita tundukan kepala seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Illahi Rabbi atas limpahan rahmat-Nya sehingga kita semua dapat menghadiri Medan Musabaqah Syarhil Quran ini sebagai salah satu Syiar Islam. Seiring dengan itu Shalawat serta Salam kita kirimkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam kekasih Allah, pembawa rahmat dan pemersatu umat, semoga kita menjadi umatnya yang bersatu padu bahu membahu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Amin Yaa Rabbal Alamiin. 

Hadirinn ..... 

Rasa persatuan dan kesatuan amat sangat dibutuhkan di zaman demokrasi dan reformasi ini, keadaan umat Islam sadar atau tidak sadar, setuju atau tidak setuju klta sedang  diadu domba dan diuji kemapanannya. Hampir setiap saat kita dipertontonkan kehidupan yang sangat kontras dengan apa yang di syari'atkan oleh Allah dan Rasulnya. Kita semua menghirup udara demokrasi tanpa menyaring dan menganalisa resistensi dari virus yang ditebarkan. Euforia demokrasi yang membei  kebebasan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia bukan tidak punya resiko dan tujuan, tapi merupakan sebuah konspirasi bagi kekuatan musuh-musuh Bangsa dan Islam. Kita lihat pemilihan langsung mulai dari Kepala Desa sampai Kepala Negara telah menorehkan warna perbedaan dan permusuhan di antara sesama yang amat sulit untuk di satukan. Belum Iagi dengan munculnya partai politik bagaikan jamur di musim hujan semakin mewarnai perbedaan hingga saudara dengan saudara, jiran atau tetangga bahkan suami isteri pun berpisah lantaran perbedaan dukungan dan pilihan tak jarang terjadi perbedaan dan perselisihan yang menimbulkan pertikaian yang akhirnya nyawapun melayang di ujung pedang. 





Hadirin... 

Melihat betapa pentingnya menjaga rasa nasionalisme dan persatuan bangsa ,maka pada kesempatan ini izinkanlah kami menyampaikan syarhil Qur'an yang berjudul :
“PERSATUAN DAN KESATUAN DARI TEMA NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM”. 
Berkaitan dengan uraian tersebut mari kita dengarkan firman Allah Subhanahu Wata'ala Al-Quran Surah Ali-Imran ayat 103 sebagai berikut: 

((((((((((((((( (((((((( (((( (((((((( (((( ((((((((((( ( ((((((((((((( (((((((( (((( (((((((((( (((( ((((((( (((((((((( (((((((( (((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((( (((((((((( ((((((((( (((((( ((((( (((((((( ((((( (((((((( (((((((((((( (((((((( ( ((((((((( ((((((((( (((( (((((( ((((((((((( (((((((((( ((((((((((( (((((   

Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bemusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, Lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Hadirin yang dimuliakan Allah .............. 

Menurut lbnu masud yang dimaksud kata:  
((((((((((((((( (((((((( (((( (((((((( , dalam tafsir al-qurtubi jilid IV hal 159. menyatakan bahwa sesungguhnya Allah memerintahkan supaya bersatu padu dan melarang berpecah belah, karena perpecahan itu adalah kerusakan dan kebersamaan (Al Jamaah) adalah keselamatan. Sedangkan dalam hadits Abdulah yang diriwayatkan oleh Ibnuh Mardawaih, bahwasannya Rasulluhlah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: sesungguhnya Al-Quran adalah tali Allah yang kokoh, cahaya yang menerangi, penawaran yang memberi manfaat, sebagai penjaga bagi orang-orang yang berpegang teguh dengan-Nya dan penyelamat bagi yang mengikutinya. 

Dapat kita banyangkan, bagaimana Rasullulah Shallallahu 'alaihi wasallam dengan pengikutnya yang hanya dihitung jari, di tengah rongrongan dan tekanan kaum kafir Quraisy dapat lolos bahkan memenangkan berbagai pertempuran, hanya dengan satu teka: bersatu teguh dalam ikatan tali agama Allah Subhanahu Wata'ala ".

Jika kita menengok ke belakang , betapa para pendiri bangsa/The Faunding Father membangun rasa kebersamaa dari berbagai kalangan yang berbeda agama, suku, dan budaya untuk bersama melawan penjajah dengan semboyang "lebih baik mati berkalang tanah dari pada hidup dijajah" Allahu Akbar 3x" maka ceceran darah mengalir membasahi bumi pertiwi tak dipedulikan bahkan nyawapun dikorbankan demi persatuan dan kesatuan  bangsa. Hanya berekal bamboo runcing, siap berhadapan dengan moncong senapan mesin, itu hanya dibakan semangat persatuan untuk merebut kemerdekaan.

Namun pada akhir-akhir ini bangsa indonesia tercinta seakan tercabik-cabik oleh pemahaman demokrasi yang kebablasan. Persoalan sepele dapat membias menjadi pertikaian horizontal yang melibatkan perkampungan dan wilayah yang lebih Iuas . Perkelahian antara pelajar menjadi tontonan yang memalukan sekaligus memilukan, bukan mustahil akan menjadi akar yang menjalar yang memporak porandakan rasa persatuan dan kesatuan bangsa ini. Betul tidak ? Padahal Allah Subhanahu Wata'ala menegaskan sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran surah Al-Hujurat 13 yang berbunyi: 
((((((((((( (((((((( ((((( (((((((((((( (((( (((((( ((((((((( ((((((((((((((( (((((((( (((((((((((( ((((((((((((((( ( (((( (((((((((((( ((((( (((( ((((((((((( ( (((( (((( ((((((( ((((((( ((((   
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari searang laki-laki dan seorang  perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahul lagi Maha Mengenal.

Hadirin.. 

Dari ayat tersebut mengisaratkan bahwa pada hakikatnya manusia di dunia ini berasal dari satu, kemudian berkembang dan tersebar menempati bumi Allah Subhanahu Wata'ala entah sudah berapa banyak banyaknya hingga saat ini, di negara kita saja sudah 250 juta jiwa yang menempati bumi pertiwi berjejer dari Sabang sampai Merauke, berbagai suku bangsa, adat dan budaya, beragam agama dan bahasa dapat hidup rukun di bawah panji kebineka  tunggal ika-an" kita harus sadar bahwa diri kita telah mengalir darah yang sama. mengemban amanah yang sama sebagai Khalifah Fil Ardi, menyembah Tuhan yang sama dan beibadah dengan tata cara dan bacaan yang sama pula, entalah dia orang Arab atau bukan, Afrika atau Amerika,  Islam meletakkan persamaan derajat antara manusia tanpa  membedakan keturunan dan warna kulit kecuali tingkat ketaatanya. Setuju tidak ?

Hadirin... 

Rasa kebersamaan umat Islam selalu diuji dengan berbagai cara silih berganti seakan tak pernah usai, semnetara orang-orang di luar Islam tertawa girang sembari betepuk tangan menyaksikan perbedaan, perpecahan dan pertikaian di antara umat Islam. Mengapa ? Karena mereka merasa umpan kebebasan yang mereka taburkan, kita telan tanpa rasa curiga dan prasangka. Keberanian yang mereka sebarkan kini berbuah anarkis, tatanan negara ini lama-kelamaan hancur berkeping-keping.

Jika kita umat Islam tidak segera menyadarinya, maka jangan heran bangunan Islam di negeri ini akan menjadi bangunan yang tanpa atap, bertiang namun tak berdinding, kita akan kehilangan identitas diri. 
Sebagai akhir dari uraian ini, dapat kami simpulkan bahwa pada hakikatnya manusia berasal dari zat yang satu, mengalir darah yang sama dan menjadi saudara diantara sesama di dalam menjaga keutuhan NKRI.
Demikian....
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

1 komentar:

Syarhil "NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM".

"PERSATUAN DAN KESATUAN DARI TEMA NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM” Sebagai hamba yang beriman, marilah kita tundukan kepala seraya...