Senin, 05 November 2018

Syarhil "NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM".

"PERSATUAN DAN KESATUAN DARI TEMA NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM”

Sebagai hamba yang beriman, marilah kita tundukan kepala seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Illahi Rabbi atas limpahan rahmat-Nya sehingga kita semua dapat menghadiri Medan Musabaqah Syarhil Quran ini sebagai salah satu Syiar Islam. Seiring dengan itu Shalawat serta Salam kita kirimkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam kekasih Allah, pembawa rahmat dan pemersatu umat, semoga kita menjadi umatnya yang bersatu padu bahu membahu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Amin Yaa Rabbal Alamiin. 

Hadirinn ..... 

Rasa persatuan dan kesatuan amat sangat dibutuhkan di zaman demokrasi dan reformasi ini, keadaan umat Islam sadar atau tidak sadar, setuju atau tidak setuju klta sedang  diadu domba dan diuji kemapanannya. Hampir setiap saat kita dipertontonkan kehidupan yang sangat kontras dengan apa yang di syari'atkan oleh Allah dan Rasulnya. Kita semua menghirup udara demokrasi tanpa menyaring dan menganalisa resistensi dari virus yang ditebarkan. Euforia demokrasi yang membei  kebebasan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia bukan tidak punya resiko dan tujuan, tapi merupakan sebuah konspirasi bagi kekuatan musuh-musuh Bangsa dan Islam. Kita lihat pemilihan langsung mulai dari Kepala Desa sampai Kepala Negara telah menorehkan warna perbedaan dan permusuhan di antara sesama yang amat sulit untuk di satukan. Belum Iagi dengan munculnya partai politik bagaikan jamur di musim hujan semakin mewarnai perbedaan hingga saudara dengan saudara, jiran atau tetangga bahkan suami isteri pun berpisah lantaran perbedaan dukungan dan pilihan tak jarang terjadi perbedaan dan perselisihan yang menimbulkan pertikaian yang akhirnya nyawapun melayang di ujung pedang. 





Hadirin... 

Melihat betapa pentingnya menjaga rasa nasionalisme dan persatuan bangsa ,maka pada kesempatan ini izinkanlah kami menyampaikan syarhil Qur'an yang berjudul :
“PERSATUAN DAN KESATUAN DARI TEMA NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM”. 
Berkaitan dengan uraian tersebut mari kita dengarkan firman Allah Subhanahu Wata'ala Al-Quran Surah Ali-Imran ayat 103 sebagai berikut: 

((((((((((((((( (((((((( (((( (((((((( (((( ((((((((((( ( ((((((((((((( (((((((( (((( (((((((((( (((( ((((((( (((((((((( (((((((( (((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((( (((((((((( ((((((((( (((((( ((((( (((((((( ((((( (((((((( (((((((((((( (((((((( ( ((((((((( ((((((((( (((( (((((( ((((((((((( (((((((((( ((((((((((( (((((   

Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bemusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, Lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Hadirin yang dimuliakan Allah .............. 

Menurut lbnu masud yang dimaksud kata:  
((((((((((((((( (((((((( (((( (((((((( , dalam tafsir al-qurtubi jilid IV hal 159. menyatakan bahwa sesungguhnya Allah memerintahkan supaya bersatu padu dan melarang berpecah belah, karena perpecahan itu adalah kerusakan dan kebersamaan (Al Jamaah) adalah keselamatan. Sedangkan dalam hadits Abdulah yang diriwayatkan oleh Ibnuh Mardawaih, bahwasannya Rasulluhlah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: sesungguhnya Al-Quran adalah tali Allah yang kokoh, cahaya yang menerangi, penawaran yang memberi manfaat, sebagai penjaga bagi orang-orang yang berpegang teguh dengan-Nya dan penyelamat bagi yang mengikutinya. 

Dapat kita banyangkan, bagaimana Rasullulah Shallallahu 'alaihi wasallam dengan pengikutnya yang hanya dihitung jari, di tengah rongrongan dan tekanan kaum kafir Quraisy dapat lolos bahkan memenangkan berbagai pertempuran, hanya dengan satu teka: bersatu teguh dalam ikatan tali agama Allah Subhanahu Wata'ala ".

Jika kita menengok ke belakang , betapa para pendiri bangsa/The Faunding Father membangun rasa kebersamaa dari berbagai kalangan yang berbeda agama, suku, dan budaya untuk bersama melawan penjajah dengan semboyang "lebih baik mati berkalang tanah dari pada hidup dijajah" Allahu Akbar 3x" maka ceceran darah mengalir membasahi bumi pertiwi tak dipedulikan bahkan nyawapun dikorbankan demi persatuan dan kesatuan  bangsa. Hanya berekal bamboo runcing, siap berhadapan dengan moncong senapan mesin, itu hanya dibakan semangat persatuan untuk merebut kemerdekaan.

Namun pada akhir-akhir ini bangsa indonesia tercinta seakan tercabik-cabik oleh pemahaman demokrasi yang kebablasan. Persoalan sepele dapat membias menjadi pertikaian horizontal yang melibatkan perkampungan dan wilayah yang lebih Iuas . Perkelahian antara pelajar menjadi tontonan yang memalukan sekaligus memilukan, bukan mustahil akan menjadi akar yang menjalar yang memporak porandakan rasa persatuan dan kesatuan bangsa ini. Betul tidak ? Padahal Allah Subhanahu Wata'ala menegaskan sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran surah Al-Hujurat 13 yang berbunyi: 
((((((((((( (((((((( ((((( (((((((((((( (((( (((((( ((((((((( ((((((((((((((( (((((((( (((((((((((( ((((((((((((((( ( (((( (((((((((((( ((((( (((( ((((((((((( ( (((( (((( ((((((( ((((((( ((((   
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari searang laki-laki dan seorang  perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahul lagi Maha Mengenal.

Hadirin.. 

Dari ayat tersebut mengisaratkan bahwa pada hakikatnya manusia di dunia ini berasal dari satu, kemudian berkembang dan tersebar menempati bumi Allah Subhanahu Wata'ala entah sudah berapa banyak banyaknya hingga saat ini, di negara kita saja sudah 250 juta jiwa yang menempati bumi pertiwi berjejer dari Sabang sampai Merauke, berbagai suku bangsa, adat dan budaya, beragam agama dan bahasa dapat hidup rukun di bawah panji kebineka  tunggal ika-an" kita harus sadar bahwa diri kita telah mengalir darah yang sama. mengemban amanah yang sama sebagai Khalifah Fil Ardi, menyembah Tuhan yang sama dan beibadah dengan tata cara dan bacaan yang sama pula, entalah dia orang Arab atau bukan, Afrika atau Amerika,  Islam meletakkan persamaan derajat antara manusia tanpa  membedakan keturunan dan warna kulit kecuali tingkat ketaatanya. Setuju tidak ?

Hadirin... 

Rasa kebersamaan umat Islam selalu diuji dengan berbagai cara silih berganti seakan tak pernah usai, semnetara orang-orang di luar Islam tertawa girang sembari betepuk tangan menyaksikan perbedaan, perpecahan dan pertikaian di antara umat Islam. Mengapa ? Karena mereka merasa umpan kebebasan yang mereka taburkan, kita telan tanpa rasa curiga dan prasangka. Keberanian yang mereka sebarkan kini berbuah anarkis, tatanan negara ini lama-kelamaan hancur berkeping-keping.

Jika kita umat Islam tidak segera menyadarinya, maka jangan heran bangunan Islam di negeri ini akan menjadi bangunan yang tanpa atap, bertiang namun tak berdinding, kita akan kehilangan identitas diri. 
Sebagai akhir dari uraian ini, dapat kami simpulkan bahwa pada hakikatnya manusia berasal dari zat yang satu, mengalir darah yang sama dan menjadi saudara diantara sesama di dalam menjaga keutuhan NKRI.
Demikian....
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Rabu, 08 Agustus 2018

STUDY BANDING STAI MA’ARIF LAMPUNG DAN UIN JAKARTA


STUDY BANDING STAI MA’ARIF LAMPUNG DAN UIN JAKARTA
Oleh: SYAHRUL RAMADHAN
Tanggal: Rabu, 8 Agustus 2018
Tempat: Lt.3 fakultas tarbiyah.

            Sejarah berdirinya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
            1 juni tahun 1957 Cikal bakal UIN Jakarta ini bernama ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama). Pada awalnya ADIA menempati kampus Universitas Islam Jakarta (UIJ) di Jln. Madura dan tahun kedua di jln. Limau kampus UHAMKA sekarang. Pada tahun ketiga baru menempati kampus di ciputat yang disebut kultur sentrum (KS) kampus UIN sekarang. Pimpinan ADIA pada saat itu Prof. Dr. H. Mahmud Yunus sebagai Dekan dan Prof. H. Bustami A. Gani sebagai wakil dekan.
            24 agustus 1960 berdasarkan PP No II Tahun 1960 ADIA bergabung dengan PTAIN yang berada di Yogyakarta menjadi IAIN al-Jamiah al-Hukumiyah. ADIA menjadi IAIN cabang Jakarta dengan dua fakultas yaitu Tarbiyah dan Adab dengan Prof. Mahmud yunus dekan tarbiyah dan Prof Bustami A.Gani dekan adab.
25 Febuari 1963 PP No II Tahun 1960, mengingat perkembangannya yang pesat dan berdasarkan PP No 27 Tahun 1963 bahwa IAIN yang telah memiliki 3 fakultas (tambahan yaitu Ushuludin tgl 15 November 1962 dengan dekan Prof. HM. Toha Yahya umar)  maka sudah dianggap mampu untuk berdiri sendiri. Maka 25 febuari ini 1963 IAIN cabang Jakarta menjadi IAIN al-jamiah al-hukumiyah syarif hidayatullah Jakarta. Dan Prof. Drs. H. zSunardjo sebagai rector IAIN Jakarta.
Pada masa kepemimpinan Prof. harun nasution (1973-1984) IAIN syarif Jakarta menjadi kampus pembaharu karena beliau mengadakan banyak perubahan denagn memasukan matakuliah filsafat dan mengirim dosen IAIN belajar ke Barat.
Pada masa Prof. Dr. azumardi azra tahun 1988 dengan konsep “Iain with wider mandate (IAIN denagn mandate yang lebih luas menjadi dasar menuju terbentuknya UIN syahid Jakarta)”. Tahun 1998/1999 di buka jurusan psikologi dan matematika di tarbiyah dan ekonomi dan perbankan syariah pada fakultas syariah.
20 mei 2002 IAIN syahid resmi menjadi UIN syahid Jakarta keputusan presiden No. 031 tanggal 20 mei 2002. Pada saat itu 9 fakultas (tarbiyah, ushuludin, adab, syariah, dakwah, dirasat, psikologi, ekonomi dan ilmu social, sains dna tekhnologi).
Langkah integrasi ilmu umum dan agama mendasari berdiri Fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan (FKIK) 2004/2005.
Sambutan pertama
Dr. Muhammad zuhdi M, pd, P.hd
1957 ADIA cikal bakal UIN, dan kemudian ptkin jogja dan Jakarta, jogja syariah dan agama, Jakarta tarbiyah. Baru setelah itu masing2 berdiri menjadi IAIN.
Madrasah Aliyah pada tahun 1994 bukan lagi sekolah agama setelah keluar PP No. 2 tahun 1989 dan seiring dengan kurikulum 1994 menjadi sekolah umum berciri khas islam, kenapa? Karena kurikulum lebih banyak umum. Kalau tahun sebelum 90an itu lebih banyak pelajaran agamanya.
Tantangannya, yang masuk IAIN siapa? Kecuali Aliyah dan itupun jurusan Agama. Trus lulusan Aliyah yang jurusan IPA, IPS, Bahasa mereka akan lanjut kemana? Gak cukup di UI, maka ini mnjadi tuntunan bagi IAIN untuk membuka program study baru. Tahun 2000 prof. azumardi azra IAIN diperluas bukan hanya agama tapi juga jurusan umu, psikologi di tarbiyah, ilmu social di syariah dan Fdi kerjasama denagn al-azhar.
Fakultas kdokteran  tidak mudah karena harus ada lab, mayat, dll. Tetapi berhasil di buka dengan prof. azumardi azra memanggil prof. m. tajudin (mantan rector UI) menjadi dekan kedokteran llau beliau menarik dosen ui yah namanya mantan rektornya.
Tahun 2015 UIN bukan hanya ingij di akui secara nasional tapi juga Regional (Asia Tengara) maka kami berusaha untuk asia. Pak majid berusaha di ASEAN dan tahun 2016 kita dapat sertifikat Asia tenggara dan yang mendapat pertama kali adalah PAI (Akreditasi AUN QA (Asean Universty Network). Dan kita dapat menerima mahasiswa dari berbagai Negara maka di buka kelas bidingmual.
Masalah utama di PAi adalah operubahan input mahasiswa, kalo dahulu mahasiswa dari dulu Aliyah keagmaan sudah mengerti hadis, tafsir, sehingga masuk PAI tinggal di poles. Sekarang banyak lulusan SMA Aliyah yang prodi IPA, IPS mungkin ini waktu lihat pindah huruf dari IPA lihatnya PAI.
Bonus demografi kondisi penduduk ketika jumlah usia kerja 20-50 tahun lebih banyak dari usia non produktif. Usia pension 60 ketasa dan anak-anak di bawah 20. Tetapi modal ini bisa menjadi dua:
Pertama, anugrah apabila umur 20-50 tahun ini cerdas, kreatif, percaya diri dan unggul
Kedua, musibah umur 20-50 tahun apabila mereka minder, tidak cerdas, tertinggal bahkan kerja di kampong tidak bisa. Akhirnya Negara yang biayai mereka. Dan orang luar yang akan kerja di daerah itu, bayangkan di kampong kita yang kerja orang lain dan yang bayar adalah Negara kita? Gedung di kuningan disana orang asing, india, afrika, ada nggak yang jadi gojek? Obe? Mereka itu minimal manager. Bandingkan Indonesia juga banyak yang kerja di luar negeri, jabatan apa? Domestic asisten. Ini terjadi artinya kita tidak kompetitif. Nah, bagaimana kita yang berkecimuk di pendidikan bisa berkontribusi, maka kuncinyan itu pendidikan. Pension? Makan saja dirumah dan di gaji oleh Negara, tapi pengobatan? Anaknya. Di amerika terjadi go0ncangan dengan pajak tinggi yah untuk bayar pensiuanan, beli rumah pajaknya tinggi yah untuk bayar pensiunan ini. Mc Donald punya maerika dimana saja diluar negeri, coca cola orang amerika yah untuk mereka bayar pensiun.
Sekarang byukan kuliah dimana? Tapi bisa akese informasi apa saja, Karen ailmu ini tebruka, skripsi atau tesis uin jkt bisa di baca jadi tergantung kita.
Sambutan kedua
Dr. warisno M. pdi (wakil ketua III) stai al-maarif.
Prof. Dede rosyada dosen saya di lampung, dan yang ikut romboongan semester 7. Kedatangan kami ada dua tujuan:
a.       Tridarma perguruan tinggi
b.      Kami termotifasi hadis, kami ini termasuk perguruan tinggi muda merintis 2008 dan 2012 mandiri. Sangat tepat ini yang muda sowan kepada yang tua, kami butuh arahan dan bimbingan. Khususnya arahan untuk belajar mandiri, kami minta drongan untuk belajar pake aplikasi, belajar dengan dosen itu terbatas. Mengingat UIN jkarta barometer untuk perguruan tinggi islam.
Sambutan ketiga
Dr. abdul majid khon, M.Ag.
Untuk menjadi guru professional maka harus menempuh PPG 1 tahun untuk level 7, dan kampusnya di parung, bogor. Tahun ini di rancang modulnya, daftaranya online. Kalo dulu kurikulum KBK (mahasiswa tahu apa?), kalau sekarang KKNI (mahasiswa bisa apa?) Tantangan PAI yaitu bahasa guru ASEAN Bahasa ingris dan arab.
Sambutan keempat
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A
Sekolah NU al-Ghazali, al-ma’arif inikan sekolah NU kenapa nggak STAI NU al-ma’arif lampung? Terbuka saja dan usah tertutup. Di makasara al-ghazali. Tarbiyah tahun ini 190 ribu yang tes yang diterima cuman 7 ribu. PAI nilai 4,2 AUN-QA.

Minggu, 29 Juli 2018

Hawa nafsu


“HAWA NAFSU KEPADA TAHTA, HARTA DAN WANITA”
اَلْحَمْدُ ِللهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ الْمُبِيْنِ، الَّذِي حَبَانَا بِالْإِيْمَانِ واليقينِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد،ٍ خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِين، وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيِن، وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ أَجْمَعِين، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ
          Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah.
Salah satu kelebihan mahluk bernama manusia, yaitu bahwa Allah SWT. menghiasi hidup manusia ini dengan syahwat atau yang lazimnya kita sebut sebagai hawa nafsu. Inilah tenaga yang merupakan daya dorong yang melahirkan dinamika dalam kehidupan manusia yang menyebabkan teus menerus terjadinya perkembangan dalam sejarah peradaban dan kehidupan manusia. Hawa nafsu bisa melambungkan seseorang kepada puncak kejayaan dan haw anafsu dapat menenggelamkan seseorang kedalam dasar jurang kehancuran yang paling dalam.
Pada surah Ali-Imran ayat 14 Allah SWT. berfirman:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Artinya: “Dijadikan indahpada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”.
Mari kita perhatikan ayat ini lebih dekat lagi, Allah SWT. menjelaskan, زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ mahluk manusia itu di hiasi dengan hawa nafsu dengan kata lain hawa nafsu adalah perhiasan. Manusia tanpa hawa nafsu sama saja dengan orang yang tidak berhias, monoton. Tidak mengalami perkembangan dalam kehidupannya, tetapi bahwa hawa nafsu adalah perhiasan, maka jika kita bebricara tentang perhiasan ada dua hal yang harus menjadi catatan pokok:
Pertama, kapan suatu perhiasan itu kita pakai.
Kedua, dimana perhiasan itu harus kita pakai.
Kalau sodara berdandan rapi pake sepatu dengan kaos kaki, celana, jas, pake dasi segala macam, tapi itu sodara lakukan pada saat sodara akan pergi ke WC maka sodara sudah memakai perhiasan tidak pada waktu yang tepat. Begitupun sebaliknya, kalo jam tangan sodara pake di kaki, kopiah sodara pasang di kaki, dasi sodara ikat pinggang, lalu sepatu naik keatas jidat, maka sodara memakai perhiasan tidak pada tempatnya yang tepat. Demikian juga sifat yang bernama nafsu, kapan dia boleh diperturutkan, dimana dia boleh di salurkan, adalah tugas dari pada Agama untuk mengatur syahwat atau hawa nafsu.
Lihatlah kehidupan malaikat, malaikat mahluk yang di ciptakan tanpa hawa nafsu maka kehidupan malaikat monoton. Malaikat tidak mempunyai peradaban dan kebudayaan, malaikat adalah mahluk yang di ciptakan secara intinsif untuk bertasbih, tidak ada alternatif atau pilihan lain. sodara lihat, ada malaikat yang sejak di ciptakan di perintahkan untuk sujud, maka kerjaannya sujud saja sampai sekarang gak bangun-bangun. Ada malaikat yang sejak di ciptakan diperintahkan untuk bertasbeh, tasbih saja kerjaannya tidak ada yang lain. ada malaikat yang sejak di ciptakan di perintah untuk mencabut nyawa, maka nyawa saja kerjaannya tidak ada yang lain. pekerjaannya monoton, tetapi memang karena tidak ada hawa nafsu, tidak ada kecendrungan malaikat untuk nyeleweng. Belum pernah kita dengar  ada misalnya malaikat jibril korupsi ayat, “ini kelihatannya ayat ini bagus, tidak usah di sampaikan kepada bawahan Muhammad, dipakai sendiri saja, ah”. Kita juga belum pernah dengar malaikal maut keliru mencabut nyawa orang yang belum waktunya modar, belum pernah. Malaikat itu:
لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: “…….tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. At-Tahrim: 6).
Maka kehidupan malaikat adalah monoton, dinamika tidak ada peradaban dan kebudayaan juga tidak ada. Andai kata bumi dan seluruh isinya di serahkan kepada malaikat untuk mengisinya barangkali sodara tidak akan pernah lihat yang namanya Monas, Ancol. Sodara tidak akan mengenal gedung-gedung pencakar langit. Semua yang menggerakan itu karena manusia mempunyai hawa nafsu.
Kemudian pada kalimat yang berikutnya Allah memberikan rincian. Nafsu kepada apa yang paling menonjol dalam kehidupan manusia itu?
Pertama, مِنَ النِّسَاءِ (Kepada Wanita).
Ini tentu yang di tujukan laki-laki dimanapun saja mahluk bernama laki-laki kalau dia normal, tidak impoten mesti suka kepada perempuan, itu wajar bin pantas alias normal. Tetapi tadi saya katakana di awal nafsu kepada perempuan adalah perhiasan kapan makenya dimana makenya itulah tugas agama memebrikan tuntunan dan aturan.
Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah.
Nafsu kepada wanita dapat mengantarkan seseorang kepada puncak kejayaan tapi nafsu kepada wanita bisa menenggalamkan seseorang kejurang kehancuran. Bergantung kepada latar belakang apa yang mendorong timbulnya syahwat tadi. Dengan kata lain motivasi syahwat tadi di gerakan oleh iman dan takwa atau semata-mata karena memang syahwat yang merupakan kendaraan iblis.
Penyelawangan pertama di dalam sejarah kehidupan manusia adalah penyelawangan yang dilakukan oleh Nabi Adam A.S. pada saat ia memetik buah khuldi. Kenapa itu dilakukan oleh Nabi Adam? Karena terdorong oleh rasa sayang dan rasa cinta terhadap istrinya hawa. Sebenarnya hawalah yang merajuk, siti hawalah yang membujuk dan nabi Adam karena rasa syahwatnya kepada istrinya memperturutkan bujukan siti Hawa itu, peristiwa nabi Adam ribuan tahun yang lalu akan terus relevan sampai pada zaman sekarang ini.
Berapa banyak orang-orang  yang karena terlalu ingin menyenangkan istrinya lalu tidak segan-segan melakukan sesuatu perbuatan  yang menyimpang baik itu merugikan orang lain merugikan masyarakat bahkan merugikan bangsa dan Negaranya. Seorang pedagang tidak tidak akan segan-segan menipu, sebaliknya begitu tidak jarang wanita di dalam kelemahannya bisa menenggalamkan dunia. Seorang suami yang jujur polos, lupuh, sederhana bisa jadi menjadi koruptor ulung karena di dorong-dorong oleh istrinya, istrinya bisa saja di bakar-bakar oleh tetangganya. Suaminya jujur, sederhana kepala bagian tempatnya bata, tapi melarat. Istrinya tidak sabar melihat gaya hidup yang makin konsumtif, persaingan yang semakin tajam, suaminya di kipas-kipasin kata istrinya, “bang tetangga sebelah kita lakinya pegawai kecil bang, tapi gelangnya kayaaa, kaya gelang meja. Abang ini kepala bagian tidak bisa membelikan saya macam itu percumalah”. Kata suaminya, “lah bagaimana ya gaji saya cuman segitu-gitunya ya namanya kepala bagian apa’an ke pake dulu”. Kalau sudah berfikir kearah itu artinya ngipasi suaminya untuk melakukan tindakan yang tidak wajar.
Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah
Sejak zaman purba kala sampai jaman sekarang ini, kita melihat kecendrungan syahwat kepada wanita ini, Julius Caesar yang katanya gagah perkasa, ternyata tunduk di bawah kaki Cleopatra. Napoleon Bonaparte The lion of Europe, singa daratan Eropa yang luas kekuasaannya, gagah perkasa tentaranya, kepada siapa dia tunduk? Di bawah kakinya seorang wanita yang bernama Margaret Josephine de Beauharnais.
Demikianlah di jaman kita sekarang ini, kita melihat di jepang betapa perdana mentri Uno di desak mengundurkan diri dari jabatan perdana mentrinya, oleh karena terlibat skandal dengan Geisha, kita juga melihat di amerika betapa senator Gary Hart dari partai Democrate yang masih muda, jenius  di harapkan masa depan amerika lahir dari tangannya terpaksa mengundurkan diri dari calon presidenoleh karena terlibat skandal dengan Donna Rice. Kita juga melihat betapa parlemen di ingris sempat geger oleh skandal Pamela porden pelacur kelas kakap yang melang-lang buana mencari sasaran-saran kakap.
Ini adalah kisah kejatuhan yang di akibatkan oleh حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ oleh karenanya benar jika nabi kita mengatakan:
اَلنِّساء عِمَادُ الْبِلَاد
Artinya, “Wanita itu tiang Negara”
Wanita itu tiang Negara, jika baik wanita maka baik Negara. Tapi jikalau hancur Negara maka rusak wanita hancur Negara. Kalau syahwat kepada wanita itu semata-mata syahwat maka seorang laki-laki akan emmandang wanita Cuma sekedar alat pemuas nafsu nilainya  rendah. Sedangkan agama mengajarkan:
Ma akroman nisa illa kariim wa la ahaana hunna ila la’im
Tidak akan mengormati kaum wanita kecuali orang-orang yang terhormat dan tidak akan merendahkan derajat wanita kecuali memang orang-orang yang rendah moralnya. Dengan kata lain apabila syahwat kepada wanita itu di landasi dengan semangat iman dan takwa maka kehidupan rasulullah saw. Sungguh menjadi figure dan contoh dala kehidupan sehari-hari. Perkawinanya bukan akrena wajah yang cantik semata-mata tapi lebih merupakan nilai ibadah kepada Allah SWT. Dengan demikian  kecendrungan kepada حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ di control oleh nilai iman, barometernya, tolak ukurnya adalah iman. Di jaman sekarang, banyak kasus kawin campur yang pada akhirnya akan embingungkan kita sendiri. Padahal Al-Quran secara jelas dan tegas memberikan bimbingan orang itu kalau sudah kata imam syafi’i:
Wa Ainur Ridho An Kulli Aibin Kalilatun, Kama Anna Ainas Sukhti, Tubdi al-Masawiya
Artinya: “Bila kita melihat sesuatu dengan pandangan positif (Positive Thinking), maka semuanya akan terlihat baik, tetapi bila kita melihat sesuatu dengan pandangan negative (Negative Thinking).
Mata kalau di balut cinta dia buta terhadap nista, tapi mata kalau di balut benci hanya melihat yang keji-keji saja.  Biasanya cinta kepada wanita memang bisa menimbulkan dorongan yang positif tapi juga bisa membuat seseorang buta  sama sekali,. Dorongan yang positif sebagai contoh dari segi penampilan, coba lihat lelaki kalau lagi demen wanita lenjeh banget dah, (sisiran rambutnya rapih, triskaan bajunya lanjip, sepatunya mengkilap, kantong celananya tebal perkara handuk isinya bukan soal,yang peting gaya). Lalu dinamis kreativitasnya ada saja timbul.
Tapi pada sisi lain jikalau orang sudah kehilangan pertimbangan juga  kadang-kadang tidak segan mengorbnankan nilai-nilai iman, padahal ini taruhan utama sampai al-Quran dengan tegas memberikan peringatan:
وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ ۗ
Artinya: “…..Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu….” (Qs. Al-Baqarah: 221).
Perempuan budak yang hitam legam beriman itu lebih baik dinikahi daripada wanita cantik tapi musyrik. Budak hitam legam beriman lebih baik daripada wanita cantik berkulit kuning langsat berhati bangsat. Tapi kita terkadang hilang pertimbangan karena cinta agama digadaikan,karena cinta aqidah terjual, karena cinta keyakinan jadi korban.
Nafsu kepada wanita ini memang perhiasan, tapi juga bisa jadi boomerang dalam kehidupan manusia. Berapa banyak penyelewengan terjadi karena pengaruh wanita yang tidak bisa jadi bisa, ini pengaruh dalam kehidupan memang sedemikian besarnya sehingga inilah yang perlu dikendalikan dalam kehidupan kapan dan dimana ?,kalau nafsu adalah perhiasan kapan dan dimana nafsu itu kita pakai dan dimana harus kita tempatkan. Begitupun nafsu kepada wanita, kapan? yang jelas kalau sudah menikah. Dimana? yang jelas bukan ditempat umum.
Kedua, وَالْبَنِينَ (anak laki-laki).
Dihiasi juga manusia dengan walbannin makna disini walbannin adalah al awlad (anak-anak laki) kenapa disebut bannin karena :
Pertama, sering anak laki itu lebih menjadi kebanggan daripada anak perempuan sebabnya karena faktor nasab silsilah lebih kuat kepada laki-laki ketimbang perempuan.
Kedua, faktor cita-cita,orang tua kalau punya anak laki-laki cita-citanya panjang, “nak, kamu nanti jadi dokter ya. Nak, jadi insiyur ya. Nak, jadi pengusaha ya. Nak, jadi presiden ya”. Tapi kalau dia punya anak perempuan, “yah, nak, mudah-mudahan nanti kamu dapat jodoh orang baik nak,dapat jodoh orang soleh”.
Ketiga, anak perempuan itu kalau sudah berkeluarga biasanya pindah kepada lingkungan keluarga lain. Sehingga orang berkata punya anak perempuan banyak seperti agen artinya ada yang mau? bawa. Ada yang minta? ambil. Ada yang berminat ? buntel. Paling-paling dia nengokin orang tuanya lebaran, ya syukur kalau seminggu sekali atau sebulan sekali tapi minimnya kan lebaran. Dengan demikian dari garis nasab ini lebih kuat albannin ketimbangan albannat, manusia dihiasi dengan kecintaan kepada anak-anak. Sering karena terlalu cinta kepada anak kita menjerumuskan anak, terlalu sayang kepada anak, segala maunya kita perturutkan tanpa kendali dan kendala. Akhirnya sifat yang demikian itu malah mendorong anak untuk manja, tidak percaya dengan kemampuan yang dimilikinya selalu mengandalkan kepada kebesaran, kemampuan daripada orang-orang yang dibanggakan nya itu, dan dengan kondisi demikian kedewasaan dan tanggung jawabnya akan lambat berkembang. Maka Allah swt. memperingatkan bahwa harta dan anak bisa menjadi fitnah,dalam ayat lain Allah juga memperingatkan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ
Artinya: “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah”. (Qs. Al-Munafiqun: 9).
Jangan samapai kesibukanmu kepada anak dan harta benda menyebabkan kamu sampai lupa mengingat Allah swt. Berapa banyak manusia yang tenggelam  dengan melupakan Allah, jauh dari agama, jauh dari syariat oleh karena disibukkan persoalan anak dan harta benda, maka satu-satu nya jalan jikalau kita tidak ingin anak kita sampai memalingkan kita daripada mengingat Allah. Nilai-nilai keimanan harus ditanamkan kepada mereka sedini mungkin, dengan bekal ini maka anak-anak kita in sya Allah tidak akan membuat kita orang tua berpaling daripada mengingat Allah, memang karena anaklah kita orang tua peras keringat banting tulang, pergi pagi pulang sore cari nafkah. Karena anaklah kita orang tua kepala jadi kaki, kaki jadi kepala asal mereka bisa menikmati masa depan yang lebih baik daripada yang kita nikmati sekarang ini.
Tapi berapa banyak juga orang tua yang tidak sadar akan amanah berupa anak ini, mereka lalai, mereka bersikap masa bodoh, padahal tidak akan ada yang tidak akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah swt. Orang tua bisa mendapatkan pensiunan pahala kalau anaknya tumbuh menjadi anak yang soleh, tapi orang tua bisa masuk neraka karena anaknya menjadi kurang ajar karena orang tuanya tidak pernah memberikan pendidikan sebagaimana mestinya. Kita tentu berharap mendapatkan pensiunan pahala dan bukan mendapatkan tambahan dosa dari kekurangajaran anak-anak kita akibat kita sebagai orang tuannya tidak pernah mendidik mereka. Dalam hadist ada diriwayatkan:
Ada anak kurang ajar, solat tidak, puasa tidak, ibadah tidak, kenal Allah tidak, berimanpun tidak, dosa kelewat banyak. Kejahatanpun berkarat, diakherat nanti disidang dia, ditanya malaikat ”kamu kenal siapa tuhanmu?”, “ Tidak”.Kamu tau siapa nabimu?”, “Tidak”.Kamu tau kitabmu?”, “ Tidak tau”.Kiblatmu dimana?”, “Tidak ada”.Kamu solat?”, “Tidak pernah”. “Wah, kalau begitu kamu rusak sekali,kamu ke neraka”.
Anak ini mengajukan protes, “saya menuntut keadilan, benar saya tidak kenal siapa tuhan saya, saya tidak tau apa kitab suci saya, saya tidak pernah mendirikan solat, tidak pernah menjalankan puasa, pendeknya tidak ibadah  dan tidak iman. Tapi itu semua terjadi sebab-sebab nya orang tua saya tidak pernah mendidik dan mengajarkan saya, orang tua saya tidak pernah mengarahkan saya kejalan  itu, sampailah saya seperti keadaan sekarang ini, orang tua saya enak-enakan ngaji saya teler di diamin aja. Orang tua saya pegang kitab, saya pengang botol. Dia tau, dia diam saja, dan dia tidak memberikan peringatan karena orangtua saya lah maka saya jadi seperti sekarang ini, kalau saya harus masuk kedalam neraka saya menuntut keadilan agar orangtua saya juga ikut dengan saya gabung kedalam neraka”.
Orangtua yang baik-baik dipanggil sudah mau berangkat kesurga nih orang tua dipanggil malaikat,”ntar dulu mas, sini dulu. Mas, mau kemana? kenceng bangetttt”. Di jawab orangtua itu,”kesurga pak”. Kata malaikat, “nanti dulu, urusan belum beres. Ini benar anakmu?”. Orangtua itu melihat anaknya lalu mengatakan, “iya, anak saya ini”. Di Tanya sama malaikat, “waktu didunia gak pernah diajarin ngaji?” di jawab orangtua itu, “nggak pernah”, lalu di tanya lagi, “sampai dia gak kenal tuhannya, gak kenal nabinya, gak kenal kiblatnya, gak kenal kitabnya?”. Di jawab orangtua itu, “iya”. Lalu di tanya lagi, “dia gak sholat kamu diamin aja?”, Di jawab sama orangtua itu, “iya kali!”, kata malaikat, “kenapa pake kali yang benar kalau ngomong!”. Di tanya lagi sama malaikat, “ramadhan dia gak puasa kamu gak tegur kamu diamin aja?”, Di jawab lagi sama orang tua itu, “iya!”. Kata malaikat, “wahh, kamu gak tanggung jawab. Kamu tau anak itu adalah amanah, menyia-nyiakan amanah adalah khianat dan khianat adalah dosa besar”. Lalu Tanya orangtua itu, “jadi bagaimana saya?”. Di jawab oleh malaikat itu, “ya kamu gabung sama anakmu join keneraka berdua, lantaran kamu tidak mendidik mereka anak-anakmu maka jadilah anak-anakmu seperti sekarang ini.
Sodara-sodara kaum muslimin rahimakumullah
Sebaliknya jikalau anak-anak yang kita cintai, yang merupakan buah hati belahan jantung tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang soleh, yang bermanfaat bagi masyarakatnya, bagi agama, bangsa dan negaranya. Kita orangtuanya bolehlah tentram menerima pensiunan pahala. Alangkah nikmatnya mendapatkan pensiunan pahala, terbaring kita dibawah pohon kamboja nilai kebaikan kita dikenal orang, nama kita akan tetap hidup oeh karena meninggalkan anak-anak kita yang tumbuh menjadi generasi yang soleh bukan anak yang salah. Oleh karenanya kecintaan kepada anak jangan sampai membuat kita lalai dari mengarahkan mereka kepada kehidupan beragama.
Di jaman sekarang ini kecendrungan kita mengarahkan anakpun sudah merupakan kecendrungan yang berbau materalistis, maka yang ramai bagaimana anak bisa mengejar program MBA (Master of Bussines Administration), supaya keluar bisa menjadi managerrrrrr, bagaimana anak lalu kursus komputer, supaya keluar bisa menjadi tenaga yang ahli dibidang komputerrrr, jikalau anak perempuan cantik, bagaimana dia bisa masuk akademi sekertaris and management supaya bisa jadi sekertaris. Atau bagaimana dia bisa masuk sekolah nyanyi, supaya jadi penyanyi dengan suara uang mengalir jutaan nilainya, maka yang ramaipun  hal-hal yang semacam itu.
Dalam pada itu pengajian, kursus-kursus keagamaan, studi-studi club yang membicarakan masalah agama ramainya kadang-kadang kalau bulan ramadhon, dianggap training center la lumayanlah daripada tidak sama sekali mah, lumayan. Tapi dengan demikian ini  merupakan bagain terpokok dalam kehidupan manusia, alangkah idealnya jika mengantongi gelar MBA tapi punya nilai iman yang tangguh, ahli komputer tapi mempunyai keyakinan agama yang mantap.
Kecintaan kepada anak-anak sering mendorong seseorang untuk menimbulkan sifat nepotisme, segalanya berdasarkan garis keturunan, sejak jalur birokarsi sampai kehidupan sehari-hari. Nepotisme ini bisa terlihat, orang kehilangan kondisi obyektivitasnya, mampu atau tidak soal lain, bidangnya atau tidak bukan soal, yang penting masih ada hubungan keturunan. Maka timbulah tumpang tindih untuk sesuatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Di desa-desa kita melihat ada masjid, ketua masjid bapaknya, bendahara anaknya, sekertaris mantunya, bilal besannya, pukul bedug engkongnya, pokoknya asal masih ada garis keturunan masukk! tidak ada minggirrr! ini pada akhirnya kurang menciptakan pemerataan kesempatan. Iyalah, kalu profesinya, tapikan jarang yang demikian itu, kita boleh mencitai anak-anak kita, tapi jangan mempergunakan posisi yang kebetulan kita gunakan untuk menempatkan anak-anak kita lebih dari kemampuan yang mereka miliki.
Nepotisme yang akan lahir sehingga ini bukan saja tidak mendidik, tidak lagi berprinsip The right man the right job bahwa seseorang tidak ditempatkan sesuai dengan keahliannya, tapi kita sudah berpikir subjektif, ahli atau tidak ahli asal masih berbau keturunan ayo silakan.
Oleh karenanya mencintai anak adalah sesuatu yang merupakan perhiasan di dalam kehidupan, wajar. Tetapi kita harus menempatkan sesuai dengan semestinya.
Ketiga, وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ  (nafsu kepada harta benda yang banyak daripada emas dan perak).
Ini tentu sesuai dengan situasi dan kondisi, kecintaan untuk mengumpulkan harta benda yang sebanyak-banyaknya baik itu berupa emas maupun berupa perak, ini cuma penyebutan dari beberapa jenis kecendrungan manusia cinta kepada harta benda. Bukankah sering dikatakan orang, bahwa manusia didalam berhadapan dengan harta itu seperti meminum air laut, semakin diminum makin kering tenggorokan makin haus kita dibuatnya. Apabila watak ini kita perturutkan maka manusia tidak akan  pernah kenal puas. Nabi kita memberikan peringatan:
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Artinya: “Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6436)
 Andaikata manusia mempunyai 2 buah ladang yang seluruh isinya berupa emas akan puaskah manusia? Tidak. Mereka akan cari ladang emas yang ketiga, sungguh mulut manusia ini tidak akan pernah penuh terisi kecuali kalau sudah disumpel dengan tanah, artinya kalau sudah dia dipedam di liang lahat, tetapi sepanjang dia masih bergerak masih hidup dan bernyawa masih bisa berusaha dan berbuat dia tidak akan pernah mengenal puas.
Ini akan mendorong manusia terjebak pada menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, yang peting kaya menurutnya. Soal cara? “kalau jujur aja mah, sampai kapan bisa kaya, perkara itu rentenir bukan soal, perkara itu judi tidak jadi masalah, perkara itu korupsi menyangkut orang banyak bukan soal, yang peting cepat kaya”. Dan anehnya lagi tidak malu menumpuk kekayaan dengan cara yang tidak wajar.
Orang hidup bermasyarakat itu kan bisa di analisa toh, usahanya apa sih? gajinya sebulan berapa sih? kok bisa gitu-gitu benar sih? darimana sih?. Secara langsung orang tidak berani bertanya tapi dari mulut ke mulut akhirnya tersebar jadi rahasia umum, “si anu kan punya anu, si anu anunya se anu”. Ini bisa jadi gunjingan dalam kehidupan, orang sekarang sudah tidak peduli dari mana kekayaan itu diperoleh yang penting kaya!, dan terjebaklah dalam cara-cara mafia, terjebaklah dalam cara-cara yang tidak bijaksana, memperkuat klik dengan menghantam yang lain, sikut sana dan sikut sini.
Manusia punya nafsu  ingin  kaya itu boleh. Agama memberikan tuntunan tidak sekedar hanya asal kaya, malahan hadist menyatakan:
لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَع ٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وعنْ عِلْمِهِ ماَذاَ عَمِلَ بهِ
Artinya: “Telah bersabda Rasulullah Saw.Belum beranjak telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sihingga ditanya tentang empat hal : Tentang Umur kemana dihabiskan, Tentang tubuh kemana dipakai, Tentang harta dimana didapat dan keman dimanfa'atkan dan tentang Ilmu kemana diamalkan”.
Kalau saudara diberikan umur panjang pertanyaan akhirat cuma satu kok,”umurmu kau habiskan dimana?, kalau saudara diberikan amanah ilmu pengetahuan pertanyaan akhirat juga cuma satu kok,”ilmumu kau amalkan untuk apa?, tapi kalau saudara diberikan amanah berupa harta benda, pertanyaan akhirat itu ada dua,”darimana harta yang kau dapatkan dan kemana hartamu kau belanjakan?”, depan belakangnya ditanya. Dan kalau mempergunakan harta untuk kesenangan shaywat orang berani bukan main, tapi untuk kepetingan agama yang hakekatnya untuk kepetingan dirinya sendiri berat seperti nyabut bambu dari ujung.
Orang menyumbang masjid 100ribu itukan zohirnya memberikan panitia masjid tapi hakekatnya kan dia nabung buat dirinya sendiri, malah tabungan ini menjadi SDBS (Sumbangan Dana Berhadiah Surga), seolah-olah dia cuma berkata, “pak, tolong saya titip 100ribu ini untuk kepentingan saya di akhirat nanti”. Coba kalau orang main golf sewa lapangan golf itu 1jt sebulan paling 4x main, beli stick golfnya aja sampai jutaan, datang panitia masjid 100ribu, minta didoain lagi, minta didoain  masuk surge, surgaaa cuman 100 rebu.
Saudara-saudara kaum muslimin rakhimahkhumullah,
Kecintaan terhadap harta benda yang banyak mendorong orang untuk berlomba-lomba, dan Allah peringatkan dalam al-Quran:
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ . حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
Artinya: “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur”. (Qs. At-Takasur: 1-2).
Kamu telah lalai akibat kamu berlomba-lomba, memperbanyak materi dunia, sampai kamu dekat sampai keliang kubur baru kau sadar, bahwa perlombaan ini tidak pernah sampai kegaris finish. Betapapun jauhnya rally paris dakar garis finishnya pasti ada, namun jikalu kita berlomba memperbanyak harta kita tidak akan pernah mencapai kegaris finish. Contoh yang kecil-kecilan aja deh dimasyarakat kalau orang ditanya, “kamu kenapa sih belom mau solat?”, lalu di jawab, “ya, bagaimana mau solat pak, tinggal aja masih kontrak mana habis taun dikejar-kejar yang punya rumah, yahh, kalau punya rumah sendiri walaupun kecil-kecil saya mau solat pak”. Lalu di berikan rejeki oleh Allah bisa bikin rumah walaupun kecil-kecilan belum juga mau solat, ditanya lagi “kok, blum juga solat?”, di jawab lagi sama dia, “iya pak, rumah sih sudah punya sendiri cuman kecil pak, atasnya aja atap kalau hujan aja bocor, yahhh kalau bisa punya rumah yang permanen pak, tenang saya ibadah, solat saya rajin”. Kemudian diberikan lagi rejeki oleh Allah swt. bisa bikin rumah permanen bagus rumahnya lain lagi jawabnya, “yahh, rumah dah permanen, tembok, ubin. Cuma, isinya belum ada pak (perabotannya) kalau punya perabotan rumah tangga yang memadai tenang saya ibadah”. Dan di beri lagi rejeki oleh Allah sudah bisa membelikan perabotan yang lumayan, mebelnya spagethi, tempat tidurnya alga sring bed, dunlopillow, ada kulkas, diatas kulkas ada kunci mobil, kuncinyaaa saja mobilnya mah belum ada!. Ditanya lagi “bagaimana sekarang sudah cukup perabotan?” dia jawab, “perabotan sudah ada pak. Cuma kendaraan belum punya ini, kemana-mana masih ngukur jalanan aja. Ahh, kalau punya kendaraan mah enak kemana-mana juga deket mau kemasjid juga rajin dah!”. Diberikan rejeki bisa beli kendaraan, lain lagi nanti jawabnya.
Sudah punya sepeda pengen punya motor, punya motor pengen punya mobil, punya mobil pengen punya pesawat terbang, punya pesawat terbang pengen punya kapal induk, sudah punya kebon pengen punya sawah, sudah punya sawah pengen punya gunung sudah punya gunung laut kalo di jual mau di borong.
Perlombaan materi tidak akan pernah membawa kita kegaris finish karena sifatnya sangat abstrak bahkan mendorong kita seperti gurita, cenderung akan mengidap penyakit tamak alias rakus bin serakah. Dengan demikian bahwa kecintaan terhadap harta itu adalah nafsu dan nafsu itu adalah perhiasan dia bisa menjadi daya dorong positif kalau dalam memperoleh harta itu kita tidak keluar didalam tujuan keridhoan aAllah swt. Saya mencari nafkah tapi yang Allah ridho, saya ingin kaya tapi dengan cara yang Allah ridho, ini kunci yang menyelamatkan kita manusia dari perangkap menghalalkan segala cara.
Keempat, وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَة (Hawa nafsu kepada kuda yang bagus, kendaraan yang bagus).
Almusawamah ada yang mentafsirkan arroiyah itu maksudnya yang digembalai, binatang ternak yang digembalai atau kuda yang digembalai artinya kalau dulu kan yang namanya tuan-tuan tanah itu baru dibilang bejegger kalau kemana-mana naik kuda, jetsetnya jaman dulu, kalau sekarang bebi ben dah, dulu mah kuda ben.
Manusia punya kecenderungan suka kendaraan, apalagi dijaman sekarang ini wahh, iklan-iklan itu kan sangat menggoda kita, contoh :”melayani segala macam  bentuk penjualan” ini lalu terangsang biar duit cekak kalau dah baca itu wahh berani banget dah, tau duit gak cukup kalau udah baca “melayani penjualan dengan fasilitas ringan”nah, jadi dah, jadi juga punya mobil. Perkara utang itu bakal nyekek leher bukan soal. Dan kasihan kepada saudara-saudara kita didaerah yang terjebak oleh iklan-iklan yang merangsang diluar kemampuan sehingga dia terjebak tidak mampu bayar, barang disita, uang hangus, nyengir deh, mmm (berkipas sembari tahlil).
Bahwa kita menginginkan kendaraan, silakan. Tiap akhir taun ganti merek, keluar yang baru ganti lagi, itu kalau kita mampu bagi yang tidak mampu kenapa kita tidak bersyukur melihat yang lebih rendah dibawah kita. “Alhamdullillah kita punya mobil tetangga kita cuma punya motor”, yang punya motor, “alhamdullillah kita punya motor tetangga kita cuma punya sepeda”, yang punya sepeda bilang, “Alhamdullillah punya sepeda tetangga sebelah kemana-mana jalan kaki ke kejek melulu”, yang jalan kaki, “syukur masih bisa jalan tetangga sebelah lumpuh bertahun-tahun gak bisa jalan”, kata yang lumpuh, “Alhamdullillah masih hidup tetangga sebelah kemaren out gak balik lagi!”.
Saya pikir menegok keatas itu perlu supaya ada rangsangan kita untuk maju tapi menegok kebawahpun juga lebih perlu agar kita mensyukuri yang ada dan tidak suudzhon terhadap Allah. Apa yang diberikan Allah sekarang ini itu lah yang terbaik menurut Allah untuk kita. Ada sebuah riwayat dahulu ada seorang pemuda mata nya buta, dia mengeluh, “ya Allah kenapa saya dilahirkan dalam keadaan buta, apa dosa saya? andai saya tidak buta saya melihat keindahan alam ini saya akan lebih bersyukur kepadamu“. Suatu hari raja badui (saudi arabia) dipedalaman mengerahkan tentaranya menculik anak-anak muda. Raja badui ini kanibal, anak-anak mudanya diculik termasuk yang buta tadi kena culik juga. Sebelum di sembelih dirawat lah diistana diberikan makanan serba enak supaya badannya gemuk, setelah gemuk nanti dipotong dan disop lezat rasanya. Setelah beberapa bulan kemudian mau diambil anak-anak muda itu, raja sendiri yang milih mana yang mau disop duluan, sampai giliran anak muda yang buta itu  raja geleng-geleng kepala, kata raja “yang begini mah buta dangingnya gak enak, lepas aja nih satu, lepas aja, lepas makan daging orang buta”.
Pulang nih anak muda bathinnya bersyukur, sujud syukur, “ya Allah katanya untung saya buta coba kalau saya tidak buta sudah abis saya disop sama raja kanibal itu”. Padahal beberapa bulan lalu dia mengeluh, “ya Allah kenapa saya dilahirkan buta, sekarang dalam perjalan menuju kerumah dia berkata, “Alhamdullillah andai saja saya tidak buta abis saya disop oleh raja kanibal itu”.
Dengan demikian pola hidup yang konsumtif sesungguhnya sangat tidak mendidik apabila dilatari oleh kemampun yang tidak menunjang, dengan demikian setidaknya mendidik orang untuk berkahyal. Anak-anak muda sama merek mobil ngerti banget dahh, punya kagak! “ni mobil bmw model terakhir nih, kemaren gw kesana gw liat gw pegang”. Pengang doang, punya kagak!. Penyakit ini adalah tulul ammal (panjang angan-angan) ini kalau tidak diimbangin dengan saluran yang positif dia akan terjebak oleh penyakit tulul amal seperti ini.
Kelima, وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ (kecintaan kepada binatang-binatang ternak dan sawah lading).
Cinta kepada binatang ternak, manusia ini kan punya kecendrungan macam-macam, setelah rumahnya bagus, harta banyak, kendaraannya cukup, pengen berternak jadilah pertenak wajar saja selama didapat dengan cara-cara yang wajar. وَالْحَرْثِ cinta kepada tumbuh-tumbuhan, bertani, berladang itu kecendrungan daripada manusia dan keseluruhan itu kata Allah kecintaan kepada wanita, kepada anak, kepada harta benda, kepada kendaraan, kepada binatang ternak, kepada tumbuh-tumbuhan. Semua itu  مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا  (merupakan kesenangan hidup didunia). Berapa lama kesenangan hidup dunia? sebentar, seumur manusia bahkan kadang-kadang pada saat dia masih hiduppun orang tidak sepenuhnya sempat menikmati kesenangan hidup dunia. Apabila ajal datang selesailah kehidupan dunia sampai disitu, orang-orang kafir buat mereka surga nya di dunia ini bila kehidupan dunia selelsai, selesailah surganya sampai disitu. Kesemuanya  itu kata Allah merupakan kesenangan dunia وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ  (dan Allah mempunyai tempat kembali yang sangat baik)
Nah, setelah Allah menjelaskah kesemua itu pada ayat yang ke 15 surah al imran Allah memberikan jalan keluarnya. Memperturutkan nafsu kepada wanita, anak-anak, harta benda, kendaraan, binatang ternak, tumbuh-tumbuhan, bijaksanakah itu? Dalam ayat ke 15 Allah memberikan penjelasan tuntas:
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَٰلِكُمْ ۚ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Artinya: “Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”.
Katakan kepada mereka Muhammad, mau kamu aku beritahu yang lebih baik dari yang demikian itu? untuk orang orang yang bertakwa pada sisi tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya, dan mereka dikarunia  isteri-isteri yang disucikan dan diridho Allah dan Allah maha melihat akan hamba-hambanya. Kalau kamu wahai orang-orang yang beriman menyangka nafsu kepada wanita, anak-anak, harta benda, kendaraan, binatang ternak dan tumbuh-tumbuhan itulah lebih baik untuk kesenangan dunia, tapi nih!, seolah-olah kata Allah, “aku beritahu kamu yang lebih baik dari semua itu adalah takwa kepada alloh swt”.
Kecintaan kepada wanita jikalau takwa dasarnya orang gak amburadul dan ngak sembrawut, nggak lalu, “pokoknya asal perempuan, sikattt!”, Tapi punya kaidah dan norma. Demikian juga kepada anak-anak nya, demikian juga kepada harta benda, semuanya harus dilandasi oleh ketakwaan kepada Allah swt. Nah ketakwaan ini akan menghasilkan apa? عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ (menghasilkan surga yang dibawahnya mengalir sungai sungai). Jika kita menyangka bahwa wanita bisa memberikan kesenangan? Iya kesenagan dunia. Jika kita menyangka, bahwa harta bisa memberikan kesenangan dunia? Iya kesenangan dunia, tapi kita juga tidak ingin cuma itu, kita ingin itu semua bisa membawa kita kepada kesenangan akhirat, caranya landasi dengan takwa. Jika kesenangan kepada wanita di landasi dengan takwa, makanya jangan jadikan wanita sebagai alat pemuas hawa nafsu, jika kesenangan kepada anak-anak dilandasi dengan takwa maka anak-anak diarahkan kepada jalan yang di ridhoi oleh Allah swt. Jika kesenangan kendaraan dilandasi dengan takwa maka kendaraan selalu menuju jalan takwa diridhoi oleh Allah swt, kalau tidak tuh mobil kalau urusan maksiat kenceng banget dah, tapi kalau diarahkan ke masjid mogok mulu tuh kendaraan.
Jika semua kecintaan dilandasi dengan taqwa, dengan demikian tidak hanya surga didunia ini tapi lebih-lebih surga di akhirat nanti yang kekal kita dapatkan. Di dunia ini kan zilzun zail (bayangan) hari ini kita jaya, besok kita bangkrut siapa yang dapat menghalangi, hari ini kita melambung besok kita nyungsep siapa yang bisa menarik, tidak kekal, berubah, temporer, relative. Tapi diakhirat mendapat surga yang kekal didalamnya dan mendapatkan istri-istri yang suci (suci dalam arti belum pernah dijamah orang lain, suci dalam arti tidak pernah terkena Mens, baik menstruasi maupun mencrett, itu tidak). aswazun muthaharah, konon makna mothoharrah ini juga artinya bisa selalu gadis (bidadari) selalu perawan tidak pernah janda walaupun tiap hari dipake, perawan truss. Dan yang lebih peting mendapatkan ridho Allah swt.
Jadi hawa nafsu yang dilandasi takwa itulah sesungguhnya yang dikehedaki oleh surah alimron ayat 14 dan 15. Dengan demikian manusia dengan ketakwaannya mengendalikan hawa nafsu dan bukan malah dikendalikan oleh hawa nafsunya, sehingga dengan demikian seluruh fasilitas yang dimilikinya baik itu berupa istri, anak-anak, harta benda, kendaraan, binatang ternak, seluruhnya bisa semakin meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.
            Mungkin sampai disini saja pembicaraan kita, terima kasih atas segala perhatian dan mohon maaf atas segala kekurangan.
۞ وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَ كَا تُهُ ۞

Syarhil "NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM".

"PERSATUAN DAN KESATUAN DARI TEMA NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM” Sebagai hamba yang beriman, marilah kita tundukan kepala seraya...