“Misteri Jin dan Relasinya Dengan Kehidupan Manusia”
Oleh: Syahrul Ramadhan (Mahasiswa PAI Universitas Islam Negeri Syahid Jakarta)
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Misteri Menurut KBBI sesuatu yang masih belum jelas (Masih menjadi teka-teki; masih belum terbuka rahasianya. Menurut Wikipedia Misteri adalah sesuatu yang belum diketahui dengan pasti dan menarik keingintahuan orang-orang dan misteri biasanya di kaitkan dengan kejadian-kejadian horot supranatural. Saya pribadi lebih mengartikan Misteri adalah sesuatu ungkapan terhadap peristiwa atau kejadian yang snagat minim sumbernya, yang belum jelas asal usul, penyebab dan kejelasannya sehingga memicu keingintahuan manusia terhadap suatu peristiwa atau kejadian.
Jin Menurut Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dalam tulisannya, bahwa Jin berasal dari tiga huruf yaitu Jim, Nun, Nun yang berarti ketertutupan dan ketersembunyian. Secara istilah adalah sekelompok mahluk halus yang tersembunyi dari pandnagan mahluk manusia.[1] Saya pribadi lebih mengartikan Jin adalah Mahluk ciptaan Allah yang unsur ciptaannya terbuat dari api yang diciptakan lebih dahulu dari pada mailaikat dan manusia yang dimana alam kehidupannya antara langit dan bumi hanya saja dimensinya yang berbeda dengan manusia.
Manusia Menurut Prof. DR. H.M. Amin Syukur, MA adalah mahluk biologis, psikologis dan sosial yang dimana ketiganya harus dikembangkan dan diperhatikan hak maupun kewajibannya secara seimbang dan sellau berada dalam hukum-hukum yang berlaku (sunnatullah).[2] Saya pribadi cenderung mengartikan manusia adalah mahluk yang di ciptakan dari api, angin, air dan tanah yang dimana bentuknya terdiri dari jasmani, ruh dan jiwa yang itu semua diberikan oleh Allah swt. Sebagai bekal menjadi khalifah di muka bumi.
Setelah kita mendefiniskan topik bahasan kita kali ini, maka pembicaraan akan kita tingkatkan dengan pertanyaan apakah jin itu ada atau tidak?
Di dalam membicaraan pertanyaan ada atau tidak adanya yang dalam bahasa kita itu eksitensinya maka terdapat beberapa perbedaan pendapat ada yang yang mengatakan jin itu ada dan ada yang mengatakan tidak. Saya tidak ingin mengatakan mana yang benar dan mana yang salah antara ada atau tidak ada tapi saya menganjurkan dari perspektif mana anda melihat dan pendekatan apa yang anda pakai maka itu akan menentukan pendapat mana yang akan anda pakai dan ambil menjadi rujukan temanku sekalian.
Pertama sebagian sebagian besar filosuf menolak eksitensi jin ini, alasan mereka adalah jika jin mempunyai wujud maka ia akan menganbil bentuk, halus atau kasar. Kalau halus ia dapat dirobek oleh angin kencang, kalau ia kasar maka ia dapat dilihat.
Kedua mayorita agama mengakui adanya jin, namun mereka berbeda pendapat menyangkut hakikat jin itu diantara pendapat tersebut menurut Prof. Dr. Quraisy syihab adalah:
- Jin adalah potensi negatif manusia sedangkan malaikat adalah potensi positif yang mengarahkan manusia kearah kebajikan.
- Jin adalah virus dan kuman-kuman penyakit. Dan jin bukanlah mahluk berakal apalagi muallaf. Muhammad abduh[3] dan rasyid rida[4] penganut paham ini, walaupun mereka berpendapat bahwatidak semua jin itu adalah virus-virus.
- Jin adalah mahluk manusia liar yang belum berperadaban.
Saya pribadi dalam memahami eksitensi jin ini lebih mengacu kepada perspektif islam dimana dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 34 ketika disuruh sujud oleh Allah kepada Adam dia enggan maka di usirlah dia dari syurga karena kesombongannya. Dari ayat ini saya pribadi mengatakan bahwa eksitensi jin itu ada dan jin itu bermacam-macam ada syetan, iblis, genduwo, kuntilanak, tuyul itu cakupan smeua dari jin yaitu mahluk halus. Karena kalau jin itu manusia liar maka adam manusia apa? Dan jika jin itu virus atau kuman tentu malaikat habi-habisan dikejar kuman sama virus dan saya yakin sepertinya masyarakat langit harus menyediakan Rumah sakit untuk menangani itu.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar orang bilang kerasukan jin atau kemasukan jin, saya berteori bahwa kemasukan jin dalam diri manusia adalah karena keterbukaan dimensi dalam tubuh manusia baik yang dibuka oleh dia sendiri maupun dibuka oleh orang lain. Dibuka oleh dirinya sendiri yaitu dengan melakukan tapa atau dzikir atau kegiatan tertentu yang dia lakukan sehingga dimensi ghaib dalam dirinya terbuka, adapun di buka oleh orang lain saya lebih mencontohkan pada anak indigo, dimana anak indigo ini bisa melihat jin karena di dalam rahim ibunya dia di titipi oleh nenek moyangnya baik kakek atau sodaranya yang lain seuatu jin untuk menjaganya atau bersamanya atau mejadi temannya sehingga ketika dia masih dalam rahim ibunya maka jin itu telah membuat sarang di dalam dirinya begitu dia besar mata batinnya di buka oleh jin yang ada dalam dirinya sehingga ia dapat melihat berbagai mahluk halus, dan itu sebenarnya jika jin itu pergi dari tubuhnya maka dia tidak akan bisa melihat lagi mahluk halus.
Namun, perlu diingat sejauh pengamatan yang saya lihat yang saya baca dan amati baik ketika saya berada di Bima,NTB maupun ketika berada di Jakarta, bahwa mahluk yang bernama jin itu jika sudah tinggal dan bersarang di dalam diri kita maka dia akan merasa nyaman dan tidak akan mau pindah di pohon laut atau dimanapun, dan menurut saya pribadi tidak apa dia berdiam di dalam diri kita, tapi jika itu akan menggangu kita itu yang sudah diluar jalur dan batas.
Pernah terjadi suatu kejadian dimana seorang laki-laki saya inisialkan “T” ketika dia berhadapan dengan seorang wanita atau berpacaran maka wanita itu tidak akan lama berpacaran dengan dia dan alasan wanita itu memutuskan dia bahwa kadang kala tubuh atau bau badan laki-laki itu sangat bau sekali dan aura laki-laki itu menjadi tidak enak di mata si wanita itu, padahal laki-laki itu seorang yang ganteng dan setiap ingin bertemu dengan pacarnya di selalu memakai parfum dan mandi dan tentunya saya kira pakai sabun mandi.
Kadangkala ada kasus dan ini terjadi dengan teman saya sendiri katakanlah inisialnya “R” dia selalu menyendiri dan tidak ingin pada keramaian, sebetulnya saya tidak langsung mengatakan bahwa dia kemasukan jin atau ada mahluk yang mengikutinya sebab begini teman, saya melihatnya dengan dua pendekatan yaitu pendekatan Spiritual dan pendekatan Psikologi, dengan pendekatan spiritual saya memaknainya dia ada jin yang menyukainya dan secara psikologi dia masuk dalam teori yang dikemukakan oleh Howard Gardner dimana dia mengemukakan ada 8 teori kecerdasan yang dikenal dengan istilah Multiple Intelegensi dan itu dinamakan Kecerdasan Intrapersonal dimana sikapnya selalu menyendiri dan menyukai kesunyian.
Namun ketika teman-teman menghadapi berbagai peristiwa yang janggal, jangan berkesimpulan itu langsung berkaitan dengan jin dan akibat perbuatan jin. Ex: Muka nggak ganteng lalu kita berkata “Wah, gara-gara jin nih gua nggak ganteng!”, tidak jadi ada indikasi dan beberapa teori serta pendekatan yang harus kita punya untuk menilai dan menentukan suatu kejadian.
Bagi saya sih kalo laki-laki itu sebenarnya bukan masalah ganteng atau tidaknya tapi ada atau tidak adanya isi dompet, kalau masalah muka itu urusan kita laki-laki dalam menilai perempuan. Sebab laki-laki seganteng apapun akan kalah dengan laki-laki biasa saja mukanya, tapi dompetnya belipat. Kok gua ngomongin itu yah kwkwk..
Mungkin demikian saja Artikel saya kali ini in sha Allah dilain waktu akan saya bahas lagi tentang jin ini sebab dimensi jin itu lebih luas dan jumlahnya lebih banyak dari mansuia. Semoga bermanfaat teman-temanku seklaian.
Waktu: 15.31 WIB, jumat 16 febuari 2018,
Tempat: Komplek Grand Puri Laras Blok H, Nomor. 94 Legoso, pisnagan.
Sumber bacaan:
1. Guru tabib dan misteri jin
2. Ilmu sihir dan perdukunan
3. Ilmu hikmah di banten
4. Tulisan prof. Dr. Ahmad thib raya dalam tausyiahnya di masjid agung at-tiin jakarta.
Footnote:
[1]. Tulisannya yang berjudul Memahami seluk beluk Jin dan dismapaikan di masjid Agung At-tin TMII Jakarta, tanggal 20 April 2003.
[2]. Prof. Dr. H.M, amin syukur, MA, Pengantar Study Islam (semarang: Pustaka, 2010) h. 9
[3]. Lahir di kampung mahallat nashr provisi Al-Bahirah, mesir, tahun 1266 H (1849). Lihat, toto suharto, Filsafat pendiidkan islam, (yogyakarta: Arruzz, 2006), h. 215.
[4]. Rasyid rida lahir di daerah Qalamun (sebuah desa yang tidka jauh dari kota tripoli, lebanon) pada 27 jumadil al-awwal 1282 H/ 23 september 1865 M. Lihat, Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (semarang: PT. Karya Thohah putra, 1994) h. 179
[5]. Ini menurut ahmad khan (1817-1898) dari india, wallau dalam Al-Qur’an ada 5 ayat tapi tidka dapat dijadikan bukti adanya jin, jin itu manusia liar yang ada di gunung, laut, hutan, dll.